[Part 6] Mokpo In Love :: I Gonna Be Crazy

mokpo-in-love-1

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

“Tapi kita di jalan, Donghae. Bagaimana kalau sudah sampai saja?” tanyaku lagi. Kupasang raut wajah polos dan tak bersoda, eh bukan.. berdosa yang kumiliki.

“Oh.. baiklah” jawabnya. “Tapi lebih lama ya ciumannya…”

JLEBB

Aku mendengus keras saat mengetahui bahwa lelaki yang berada di sampingku mengambil keputusan yang tepat. Dia mengetahui saat – saat dimana aku hendak membuka pintu mobil dan lari sejauh mungkin. Donghae telah terlebih dahulu mengaktifkan autolock yang menyebabkan aku tidak dapat turun dan terkunci di dalam mobil. Dan semua ini hanya karena satu… Ciuman.

 

Gila.

 

Donghae memang kissing addict yang mengerikan. Bisa – bisa kalau sudah menikah nanti, dia akan mengunciku dalam kamar mandi dan memaksaku… Hiiii~

 

“Ayolah. Kau sudah berjanji padaku tadi” Oke. Ada yang tau sudah keberapa kali dia mengatakan hal ini padaku? Baiklah aku hitung. Satu, dua, tiga… Ah, delapan kali. Sungguh, lelaki ini memang mengerikan.

 

Shireo!” ucapku tegas dengan tangan bersedekap di depan dada dan wajah dipalingkan ke luar jendela. Kudengar Donghae menghela nafas lelah. Biarkan saja.

 

“Kalau kau menciumku sesuai permintaanku, aku akan memenuhi permintaanmu.” Ucapnya kemudian. Huh, dia berusaha merayuku?

 

Aku menggeleng tegas. “Tidak.”

 

“Atau bagaimana kalau kita makan di restoran Italia kesukaanmu? Eommanim mengatakan bahwa kau sangat menyukai pasta kan?” Pikiranku bergelayut sekarang. Pasta~ Aku mau. Tapi aku juga tidak mau dia melecehkanku dengan cara seperti ini. Dia pikir aku perempuan murahan apa? Hanya dibayar dengan pasta lagi. Menyedihkan.

 

Aku menggeleng lagi. “Enggak mau!” Kali ini dengan penuh penekanan. Kemudian, hening sejenak.

 

“AH! Aku tau!” seru Donghae tiba – tiba dan sukses membuatku terkejut setengah mati. Kali ini matanya menatapku penuh harapan dan berbinar. Astaga. Lucu sekali. Aku jadi ingin mencopot matanya dan memajangnya di rumah.

 

Donghae memegang kedua pundakku secara tiba – tiba. Senyum lebar terpampang jelas disertai seringaian licik. Tuhan, tolong selamatkan aku dari terkamannya. “Beberapa waktu lalu, sebelum bertemu denganmu, aku pergi ke mall..”

 

Lah? Lalu hubungannya denganku?

 

“Dan aku melihat toko khusus Keroro disana. Semua barangnya ada Keroro! Bahkan ada boneka Keroro yang besarnya hampir mencapai tinggi badanmu! Jika kau menciumku, aku tidak keberatan membelikannya untukmu” lanjut Donghae yang membuatku nyaris pingsan. Keroro! Animasi favoritku~ Boneka sebesar diriku? Astaga.

 

Aku yakin kini mataku ikut menyerupai matanya. Aku menatapnya penuh harap dan berbinar. Tubuhku yang semula sedikit ngeri dengan sikap Donghae berubah antusias dengan perkataannya. “Kau yakin?!!” seruku semangat.

 

Donghae mengangguk mantap. Lelaki itu berkata lagi, “Hanya dengan ciuman lembut, maka boneka itu akan ada di tanganmu”

 

Entah apa yang merasuk diriku saat mendengar Keroro. Aku menyetujuinya dan menyuruhnya memejamkan mata selagi aku menciumnya. Donghae menuruti dan melakukan seperti apa yang kusuruh. Lelaki itu memejamkan matanya sembari menungguku yang hendak menciumnya. Aku mendekatkan wajahku pada wajahnya dan menatap detail wajahnya yang tercipta sempurna. Beberapa detik, aku terpaku ditempat melihat betapa tampannya Donghae. Jantungku berdegup kencang secara mendadak. Tubuhku bergetar melihat indera tubuhnya yang begitu sempurna di mataku.

 

CUPP

 

Bibirku mendarat sempurna pada bibirnya. Hanya bibir yang saling menempel. Namun, tangan Donghae perlahan mendekap tubuhku. Tangannya yang satu menekan kepalaku agar ciuman ini semakin dalam. Bibirnya mulai melumat dan mengecup bibirku beberapa kali. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, kami terlibat dalam ciuman yang panas.

 

Donghae’s POV

 

Aku sudah pernah mengatakan bukan kalau bibirnya sangat manis. Dan sepertinya semakin hari, bibirnya semakin manis dan membuatku ketagihan menciumnya. Aku masih dapat merasakan sentuhan bibirnya saat bersatu dengan bibirku. Sungguh manis dan… menggoda.

 

“YAK! Kenapa kau memegang bibirmu terus?!!” bisik Seohyun sambil menyikut perutku keras. Aku hanya meringis kesakitan karena memang sikunya itu tajam sekali. Auww

 

Tapi memang benar. Sedari tadi sejak Seohyun mendorongku hingga kepalaku terbentur kaca mobil dan menutup bibirnya dengan cepat hingga ciuman itu terpaksa berakhir, aku terus memegang bibirku. Berharap rasa itu tidak akan hilang. Dan sepertinya, gadis ini merasa risih karena melihatku yang terus menyentuh bibirku.

 

Seohyun mendelik ke arahku tajam, namun kemudian matanya berubah bersinar – sinar terang. Benar dugaanku. Dia akan gila di toko khusus Keroro ini. Oke, sesungguhnya aku tidak ada niat sedikitpun untuk mengajaknya ke miniatur  habitat kodok berwarna hijau yang jelek ini. Tujuan utamaku adalah taman bermain. Karena aku tau, cewek itu paling senang kalau diajak kencan ke tempat yang ramai. Berbeda jauh dengan kesenangan cowok. Setidaknya, aku yakin kalian mengerti maksud ‘kesenangan cowok’ itu.

 

Seohyun memandangi setiap benda yang dijual di toko ini dengan penuh rasa ingin. Beberapa kali dia bahkan bergelayut manja di lenganku hingga mencium pipiku beberapa kali agar aku membelikannya barang – barang Keroro lain, diluar boneka sebesar tubuhnya itu.

 

“Donghae oppa~” Tumben sekali dia memanggilku ‘oppa’ dengan nada seperti itu. Dasar cewek kalau ada maunya.

 

Aku balas menatapnya dengan malas. Kedua tanganku tersimpan rapi di dalam kantong mantel yang kugunakan. “Kenapa?”

 

“Belikan aku itu semua ya. Ya ya ya?” CUP. Dia mencium pipiku lagi. Memang cewek kalau ada maunya pasti pintar banget ngerayunya. Dia menekankan kedua pipiku dengan tangannya dan mengecup bibirku cepat. Astaga. Dia memang aneh!

 

Aku mengangguk malas namun dapat membuatnya mengangkat kedua tangan dan berteriak, “Hooray!!!”.

 

Gomawo Donghae oppa~!” Dan dia mencium bibirku cepat. Aku hanya dapat tersenyum kecil dan terpana saat dia melemparkan senyum padaku sambil menarikku ke arah kasir. Bagaikan ada sihir yang menguasaiku, aku mengeluarkan dompet dari saku celanaku dan membayar semua belanjaannya.Yah, semoga saja dompetku tidak kosong.

 

Eomma!!!” seru Seohyun sambil menghambur pada pelukan ibunya. Aku hanya dapat tersenyum dan bersikap cool di sofa ruang tamu milik keluarganya. Sepulang dari menemani Seohyun berburu benda – benda berbau Keroro dan pergi ke restoran sushi di dekat mall itu, Eommanim menyuruh kami agar segera pulang untuk bersiap makan malam bersama. Oh… Ini baru jam 3 sore dan kita disuruh segera bersiap. Oke, ini cukup lucu.

 

Aigoo… Yang baru saja pulang dari berkencan. Kau belanja banyak sekali, Seo-ah” komentar Eommanim dengan nada bercanda. Seohyun hanya tersenyum lalu menghempaskan tubuhnya disampingku di sofa.

 

“Donghae yang membelikanku itu semua”

 

Eommanim tertawa kecil melihat belanjaan Seohyun yang ternyata berisi barang – barang Keroro semua. Dia melirikku dengan tatapan lembut dan tersenyum padaku. Aku balas tersenyum pada wanita yang akan menjadi orang tuaku beberapa waktu lagi. Sungguh menyenangkan memiliki ibu seperti Eommanim.

 

Beberapa saat kemudian, Eommanim kembali ke kamarnya dan membiarkan kami berdua sendiri di ruang tamu yang besar ini. Sedangkan Seohyun dengan santainya bersandar pada lenganku yang terbuka. Gadis itu menutup matanya sejenak hingga tertidur. Tawa kecil keluar dari mulutku. Melihat gadis yang akan menjadi pendampingku sedang tertidur memang sangat mengasyikkan. Aku dapat melihat setiap lekuk wajahnya dengan jarak sedekat ini. Sempurna sekali.

 

Entah sudah berapa lama aku tetap dalam aktivitas ini, hingga secara tidak sadar mataku terasa berat dan aku tertidur. Kepala kami saling bersandar satu sama lain dan tanganku yang bebas menggenggam tangan Seohyun erat.

 

Author’s POV

Kedua insan itu menggeliat pelan secara bersamaan. Mereka menguap karena kantuk yang masih menyerang, namun mata mereka enggan kembali menutup. Seohyun mengedarkan pandangannya ke sekitar. Matanya membulat begitu menyadari ruangan di sekitar mereka gelap, walau dia tau dia masih berada di rumahnya dengan aman.

 

Mwoya?!” pekik gadis itu dan segera beranjak. Mencari sakelar lampu dan menyalakan lampu ruang tamu itu. Donghae yang masih setengah mengantuk juga ikut beranjak. Lelaki itu mengucek matanya dan mengerjap – ngerjapkannya beberapa kali.

 

Wae, Seohyun?”

 

Seohyun tidak menjawab. Dia melangkahkan kakinya dan menaiki tangga rumahnya menuju kamar orang tuanya. Seohyun mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada jawaban sama sekali. Dia mendengus kesal, orang tuanya ternyata meninggalkan mereka berdua.

 

“Ada apa sih?” tanya Donghae ketika sampai di lantai dua. Matanya masih terlihat berat dan lemas.

 

Appa dan Eomma meninggalkan kita.”

 

“Apa?!”

 

“Kita ditinggal”

 

“Kok bisa?!”

 

“Mana aku tau. Yang pasti tadi saat aku bangun, lampu ruang tamu dimatikan. Berarti bibi Gong sudah pulang dan orang tuaku pergi.”

 

Donghae melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam 8 malam. Pantas saja mereka ditinggal. Donghae melirik Seohyun yang berjalan menuju kamarnya dan segera mengikutinya.

 

Seohyun’s POV

 

Sudah ditinggal makan malam oleh orang tua, kini aku harus menghadapi ‘bayi besar’ yang tengah memelukku dari belakang. Menyebalkan. Apa dia pikir dengan orang tuaku yang pergi dari rumah, berarti dia dapat berbuat sesukanya begitu? Tidak.

 

“Seobaby-ah~” Aku memutar kedua bola mataku kesal. Kukerahkan seluruh tenagaku dan melepaskan pelukannya. Donghae menatapku dalam dan tangannya terangkat mengelus lembut pipiku. Aku tetap tak bereaksi apapun. Tidak menyerah, Donghae mulai mendekatkan wajahnya pada wajahku dan mengecup pipiku lama.

 

DEG DEG DEG

 

Aku dapat merasakan jantungku berdetak dengan cepat. Astaga, ada apa ini? Jantungku berdegup kencang dan darahku mendesir. Kecepatan detak jantungku bertambah kencang saat bibir Donghae berpindah menuju bibirku tanpa melepas sentuhan bibirnya pada kulitku. Ada sensasi lain yang kurasakan saat kulitku bersentuhan dengannya. Donghae mencium bibirku dan melumatnya perlahan. Aku membalasnya dengan ciuman lembut. Dan lagi, kami terlibat dalam ciuman panas juga… penuh nafsu.

 

Donghae perlahan menuntun tubuhku pada kasur dan menghempaskannya disana. Kedua lengannya digunakan untuk menopang tubuhnya di atasku sedangkan bibirnya terus melumat bibirku. Beberapa saat kemudian, dia melepas tautan bibir kami dengan pelan. Matanya bertemu pandang dengan mataku.

 

“Aku mencintaimu~”

 

Author’s POV

 

“Aku mencintaimu~” ucap Donghae pelan namun lembut. Tangan kanannya mengusap pelan puncak kepala Seohyun dan mencium keningnya. Seohyun memejamkan matanya menikmati kecupan pelan Donghae tersebut. Dia dapat merasakan bibir Donghae yang kembali meluncur di atas permukaan kulitnya dan mencium seluruh wajahnya hingga berakhir pada bibirnya. Bibir mereka kembali bergulat panas. Tangan Donghae kembali bergerak menelusupkan tangannya ke dalam kaos Seohyun dari belakang. Menyentuh dan mengelus punggung Seohyun yang tanpa cela dan sukses membuat Seohyun mendesah pelan. Dia melepaskan ciuman mereka dan mulai beraksi.

 

———— SKIP —————

Sinar matahari masuk dan memenuhi seluruh sudut kamar bernuansa keroro itu. Sinar itu juga menyinari sepasang insan yang masih tengah tertidur bersama. Namun tidak menunggu waktu yang lama, si gadis menggeliat dan membalikkan tubuhnya karena matanya silau. Matanya mengerjap pelan hingga terbuka sempurna.

 

Omo. Apa yang sudah aku lakukan?!” jerit Seohyun kaget saat melihat tubuh Donghae berada di tepatnya. Yang lebih membuatnya terkejut, Donghae tengah bertelanjang dada. Dia segera mengecek dirinya tetapi kemudian bernafas lega. Dia masih berpakaian lengkap.

 

Sesudah itu, dia memalingkan pandangannya pada lelaki yang masih terlelap di sampingnya. Tubuhnya berbalik hingga berhadapan dengan lelaki itu. Bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman indah kala matanya menatap detail wajah lelaki itu. Sempurna. Hanya satu kata dengan delapan huruf yang dapat menggambarkan lelaki itu. Lee Donghae, entah kenapa setiap memikirkan nama itu jantung Seohyun berdetak dua kali lebih cepat.

 

Tangan Seohyun terangkat, mengelus puncak rambut Donghae yang berantakan. Bahkan kali ini seperti ada getaran listrik yang membuat tubuhnya seperti tersetrum. Lagi – lagi Seohyun tersenyum sambil menatap Donghae. Dia ingin sekali bisa seperti ini terus dan selamanya. Menatap lelaki yang tercipta sempurna selama yang dia mampu.

 

“Aku tampan kan?” Seohyun tersentak ketika secara tiba – tiba lelaki di hadapannya mengeluarkan suara kemudian membuka mata. Rupanya dia sudah bangun dari tadi.

 

Wajah Seohyun seketika itu juga memerah. Malu karena ketahuan tengah menatapnya dalam keadaan tidur. Gadis itu mencoba mengelak, “Apa maksudmu? Percaya diri sekali-“

 

“Pembohong. Jelas – jelas kau mengelus rambutku dan tersenyum. Tuh, wajahmu memerah!” seru Donghae sambil bangkit duduk. Sedangkan itu, Seohyun membelakakan matanya dan langsung berbalik menutup wajahnya dengan selimut.

 

Seohyun’s POV

 

Uggh! Kenapa wajahku harus memerah disaat seperti ini?! Memalukan sekali. Sekarang Donghae malah menertawaiku dan berusaha membuka selimut yang kugunakan untuk menutup wajah. Dia mengejekku!

 

“Nona kodok ketahuan~ Cieee. Ayo buka selimutnya-” godanya dengan senyum tak bersalah membuatku ingin sekali menggorengnya di atas wajan. Dia kan ikan. Jadi pasti enak sekali jika digoreng.

 

ANIYO!”

 

“Seohyunnie~” Tiba – tiba aku merasakan tubuhku terasa begitu berat. Seperti ada beban di atas tubuhku. Penasaran, aku membuka selimut secara perlahan dan oke. Ini membuat jantungku berusaha melompat keluar. Aku melihat Donghae tengah menatapku sarkatis dan membaringkan tubuhnya di atasku.

 

“Apa yang kau lakukan!!???”

 

“Menggodamu?”

 

Oke. Laki – laki ini memang sudah tidak waras. Perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku, berusaha menciumku. Aku hanya dapat menutup mata tanpa berbuat apa – apa, karena lelaki ini telah mengunci pergerakan tubuhku. Dalam hati, aku hanya dapat berdoa agar dia tidak berbuat macam – macam seperti kemarin malam. Apa kau tau? Kemarin aku hampir saja kehilangan kesucianku karena tindak bodohnya. Untung saja aku berhasil membantingnya ke lantai saat dia hendak membuka bajuku. Ternyata ilmu bela diri dari Appa sangat berguna di saat – saat seperti itu.

 

Dan kali ini juga, jika dia hendak membuka bajuku lagi, aku akan membantingnya ke lantai seperti kemarin. Itu pemikiranku yang pertama. Tapi saat aku menyadari dia telah mengunciku, aku hanya dapat pasrah.

 

1…2..3…

 

Jantungku kembali berdemo saat hidung kami saling bersentuhan dan kulitku merasakan hembusan nafas yang hangat darinya. Dia memang selalu dapat membuatku gila. Hanya tinggal beberapa cm lagi maka bibir kami akan saling bergulat kembali. Aku bersiap diri.

 

“Seohyun, ayo turun mak-“ Pandangan kami berdua sontak beralih pada Eomma yang terkejut melihat kami berdua. Wajahku kembali memerah. Ketahuan.

 

“Ya ampun!!!” Eomma membulatkan matanya dan berteriak hingga membuat Appa yang saat itu baru saja keluar dari kamar berlari ke kamarku.

 

“Ada apa, sayang? Astaga!” seru Appa kaget. Kedua orang tua itu segera menatap kami dengan pandangan tak percaya. Kami segera memperbaiki posisi kami menjadi duduk. Aku khawatir mereka berpikiran yang macam – macam. Apalagi melihat penampilan Donghae yang acak – acakkan dan bertelanjang dada.

 

Ya Tuhan.. semoga saja tidak terjadi sesuatu hal yang buruk.

 

Aku hanya dapat menggigit bibir khawatir sambil menundukkan kepala. Hatiku tidak kuat melihat Eomma yang sepertinya akan menangis karenaku. “Kalian sudah membuatkan kami cucu?”

 

Errr… Pikirkan perasaanku kali ini. Seorang Appa mampu mengatakan hal itu? Pada anaknya yang bahkan belum bertunangan atau menikah? Hey! Ini gila!

 

Kulihat Donghae hanya menyengir polos. Lelaki itu berdiri dan menjawab, “Belum, Abeoji. Seohyun menolak. Dia bilang lebih baik kami melakukannya saat malam pertama nanti”. Tubuhku merinding ngeri saat dia mengerlingkan matanya padaku. Dua lelaki dalam kehidupanku ini memang sudah gila.

 

“Ah… Sayang sekali. Padahal sebentar lagi, kupikir aku akan menimang cucu.” Desahan kecewa keluar dari mulut orang yang melahirkanku. Aku menatap kaget Eomma tak percaya. Bahkan Eomma sendiri berpikiran seperti itu?!

 

EOMMA!!!” pekikku keras. Membuat manusia – manusia di sekitarku mengangkat tangan mereka dan menutup kedua telinganya. Apakah suaraku begitu nyaring sampai harus seperti itu, huh?

 

Donghae’s POV

 

Seperti yang sudah kupikirkan sebelumnya, orang tua Seohyun pasti akan menyerahkan kendali Seohyun sepenuhnya padaku. Toh aku juga yang akan mendampingi hidupnya beberapa saat lagi. Tapi entah kenapa, gadis di sebelahku ini selalu memasang wajah cemberut sejak ‘ketahuan’ tadi. Tanganku merangkul pundaknya mesra sedang wajahku terus tersenyum. Membuat seakan kami adalah pasangan romantis, tapi bukankah kami memang pasangan yang sangat romantis?

 

Tidak. Jika Seohyun terus memasang wajah seperti itu.

 

“Seohyun-ah~”

 

“Hmm…” Hanya begitu?! Keterlaluan.

 

“Marah, eoh?”

 

Ani.”

 

“Bohong. Katakan sejujurnya padaku. Bagaimana bisa kita besok bertunangan kalau kau sendiri lagi marah padaku?”

 

“Aku tidak marah.” Bohong. Dia bahkan tidak mau melihat mataku. Ada yang bilang kalau jika seseorang tidak berbohong, maka dia dapat melihat mata orang yang bertanya padanya. Sedangkan jika orang itu menolak atau berusaha tidak melihat mata kita, artinya dia bohong. Dan, kau bisa lihat sendiri…

 

“Baik kalau tidak mau jujur. Lebih baik kita batal bertunangan.” Ujarku dan langsung berjalan meninggalkannya. Aku dapat melihat Seohyun membulatkan matanya tak percaya dan segera mengejarku dengan buru – buru.

 

Oppa~” rajuknya padaku. Dia menggelayut manja pada lenganku dan menampakkan puppy eyes miliknya. Err… aku jadi tak tahan.

 

“Jangan memasang ekspresi menjijikkan seperti itu” seruku penuh dusta. Tentu saja. Mana bisa aku bertahan melihat matanya yang membulat dan berbinar lucu seperti itu.

 

Seohyun tersenyum lebar. Gadis itu mencium pipiku kilat. “Gomawo oppa

 

Ne.” Aku menghentikan langkahku saat melihat suatu stand permen kapas yang berdiri di taman ini. Timbul suatu ide dalam otakku untuk membelikan gadis ini permen kapas. Pasti dia senang. Setelah mengeluarkan uang dan memegang satu permen kapas berukuran besar, aku segera berbalik untuk kembali pada tempat Seohyun. Gadis itu tadi kusuruh untuk diam disana karena ada suatu urusan. Semoga saja dia dapat menurut dengan baik.

 

Oppa! Donghae oppa?!” Aku menghentikan langkahku saat mendengar sebuah suara dari sampingku. Aku menoleh dan mendapatkan seorang gadis menatapku penasaran. Siapa dia? Yang pasti dia bukan Seohyun.

 

“Hm.. Ne. Tapi, kau siapa?” tanyaku pelan. Gadis itu terkikik geli lalu memukul lenganku dengan kepalan tangannya. “Kau masih pintar bercanda ya, oppa. Lucu sekali”

 

Dahiku mengernyit tak mengerti. Apa maksudnya? “Maaf tapi-“

 

“Masa kau lupa padaku? Aku Im Yoona. Kita pernah pacaran”

 

“Eh? Yoona?”

 

Yoona mengangguk semangat. Dia segera mengaitkan lengannya pada lenganku dan tersenyum lebar. “Aku senang dapat bertemu denganmu lagi. Setidaknya aku percaya kalau kita berjodoh” serunya girang. Kedua mataku membulat secara spontan mendengar jawabannya.

 

“Jodoh?”

 

“Kau masih sendiri kan? Aku juga.” Hanya satu kata yang dapat aku jelaskan mengenai penampakan gadis ini. Agresif. Jujur saja, aku bahkan tidak ingat siapa dirinya.

 

“Umh? Aku-“

 

Oppa pasti menungguku terus kan? Ngaku deh~”

 

Tangaku mengusap wajahku frustasi. Gadis siapa ini? Mengaku pernah berpacaran denganku dan mengatakan aku sedang menunggunya? Astaga. Sayang sekali, cantik – cantik tapi agak miring.

 

“Maaf, tapi aku-“

 

Oppa!!! Kau romantis sekali. Aku makin cinta padamu deh”

 

YAK! GADIS YANG BERNAMA YOONA INI BISA DIAM GAK SIH?!

 

“Kau-“

 

“Bagaimana kalau kita makan malam bersama hari ini? Kau masih senang dengan Fresco cafe yang sering kita datangi dulu kan?”

 

“UGH! BISA BIARKAN AKU BICARA GAK?!” Jangan marah jika Yoona tiba – tiba menatapku kaget dan menangis secara perlahan. Dia terlalu menyebalkan dan itu tentu saja membuat emosiku naik ke ubun – ubun.

 

Matanya pun berair membuat siapa saja lelaki akan merasa kasihan padanya. Tapi tidak denganku. “O-oppa. Kau-?”

 

“Errr… Maaf, tapi aku sama sekali tidak mengingatmu! Siapa kau?!” bentakku dengan nada suara meninggi. Dan dapat kupastikan Yoona tersentak dengan cara bicaraku. Mungkin agak sedikit kasar.

 

“Donghae? Kenapa?” Aku menoleh dan mendapatkan Seohyun menatapku penuh tanya.

 

Oh bagus…

 

Kini aku dikelilingi dua wanita yang menatapku dengan pandangan menusuk. Yoona menatapku marah, sedangkan Seohyun menatapku penuh tanya. Aku menghela nafas dan mendongakkan wajah memandang langit. Hal sepele ini membuatku frustasi saja.

 

“Kau kenapa, Donghae?” tanya dua gadis itu dalam waktu yang hampir bersamaan namun dengan nada bicara yang berbeda.

 

“Aku-“ Pandanganku teralih pada Seohyun. Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung. “Gadis ini mengaku mengenaliku. Padahal aku sungguh tidak mengenalinya” ujarku sambil mengarahkan telunjukku pada Yoona.

 

“Bohong! Kau tidak mungkin lupa padaku, Oppa!” jerit Yoona tiba – tiba. Air mata sudah membanjiri permukaan pipinya. Lagi – lagi, aku mendesah keras. Gadis ini benar – benar… “Tidak mungkin kau melupakan malam pertama kita saat itu kan?!!”

 

HEH?!!

 

Malam pertama?

 

Dari sudut pandang mataku, aku dapat merasakan Seohyun menundukkan kepalanya. “Malam pertama?”

 

TBC

 

A/N: YaTuhan *ngelap muka* Konfliknya jadi ribet dan gak jelas gini? *nengok ke atas*

Sungguh ini FF yang aneh. Btw, kalau ada yang merasa ini gaje, aku mengerti. Tapi aku hanya menuliskan apa yang dipikirkan oleh otakku. Yah, bisa dibilang gak ada rencana buat kayak gini juga *plak*.

Hehe… But, Thank’s for your time to read this fanfic! I’m so happy! God bless :* 🙂

11 komentar di “[Part 6] Mokpo In Love :: I Gonna Be Crazy

  1. Waduh udah kyupa ilang dari peredaran sekarang malah yoona tiba2 datang aigoya,..dan apa dia bilang malam pertama jangan2 hae oppa?

  2. aku suka ma ceritax… tetap lanjut ya thor… ditunggu…;)
    seohae 1 love u
    seohae dsini lcu banget dgn sikap kekanakanx…Hehehe
    skli lgi di lnjut ya thor

  3. Yoona itu siapanya donghae sih??
    Pake nyebut malam pertama lagi.. Penasaran ma yoona..
    Donghae suka banget ya nyium seo..

  4. new reader…………..
    mian thor komennya darii part ini….
    nie modem kgk bisa diajak kompromi
    LOLA abizz……..
    apaun yg penting SEOHAE…..#plakk

Tinggalkan komentar