Vitamin

vitamin (SeoHae)

Title : Vitamin

Author : Nam

Main Cast : Seo Joo Hyun SNSD – Lee Dong Hae SuJu

Supporting Cast : Kim Hyo Yeon and Kim Tae Yeon SNSD
Cho Kyu Hyun and Lee Hyuk Jae SuJu

Genre : Romance, Friendship

Length : Drabble

Rating : T

A/N : haiiiii~ aku admin baru di page ini 🙂
aku ingin membagikan fanfic SeoHae untuk kalian para SeoHae shipper ^^

————————-

VITAMIN

————————-

Baca lebih lanjut

[Twoshot] Remember

remember

REMEMBER

Writing by Priskila (@priskilaaaa)

Seo Joo Hyun [GG] – Cho Kyuhyun [SJ] | Lee Sunkyu [GG] – Park Chanyeol [EXO K] as cameo’s

Twoshoot | Sequel of Last Time | Romance – Angst – Life Drama – Little bit comedy

Disclaimer:

I don’t own the cast. But the storyline and the plot is mine. Everything here belongs to God and their family, their agency too. I just used their physical representation

 

Note:

Semula aku belum ada niat untuk membuat sequel dari Last Time, berhubung ideku yang dulu udah hilang-.- Tapi tadi saat aku sedang mengecek daftar Ffku, lihat deh tuh FF yang endingnya tragis minta ampun. Beruntung aku segera dapat ide baru untuk FF ini. And here, Remember. Sebenarnya FF ini oneshot, hanya saja-___- malah kepanjangan gini makanya aku bagi dua. Dan satu lagi, cerita disini perbedaan waktunya 5 tahun setelah SeoKyu berpisah ya ^^

Already post in my blog

  Baca lebih lanjut

[Ficlet] Sunset

Untitled-1

Sunset

By. Little Rainbow (IreneVirtonia08)

Ficlet || Romance, Happy, etc. || T[Teen]

Main Cast :

Seo JooHyun as Seohyun
Cho Kyuhyun as Kyuhyun

Copyright : A fan fiction by. Irene Virtonia © 2013, All Rights Reserved
Note : Sorry for typo(s) and mistake(s). Fan fiction ini murni dari otakku. Maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, bahkan alur cerita. Itu hanyalah ketidak sengajaan semata. Semua main cast disini murni milik SM Ent, Orangtua, dan Tuhan. Saya hanya meminjam namanya untuk memperindah fan fiction ini. Baca lebih lanjut

[Part 3] My Lost Sister :: Jealous

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@Art Factory

Tatapan yang dapat membuatku meleleh. Atau memang aku telah jatuh dalam pesonanya? Ah tidak. Seohyun, kau harus sadar siapa dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang baru bekerja hari ini. Dan tidak mungkin kau menyukainya. Jangan sampai. Sadar akan dirimu, Seohyun. Kau tidak pantas dengan Donghae. Kau tidak pantas bersaingan dengan Yoona yang bahkan 180o berbeda dari dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang dipekerjakan karena belas kasihan. Dirimu, tidak, pantas, dengan, Donghae. Bahkan mencintainya pun kau tidak pantas!

 

“Kumohon jangan buat aku jatuh dalam pesonamu, Donghae-ssi”

Wajahku yang semula terus tersenyum karena dirinya berubah bingung saat mendengar bisikan pelan yang kuyakini darinya. Spontan, kakiku berhenti berdansa hingga menyebabkan Seohyun tertabrak tubuhku. Tanganku yang melingkar pada pinggangnya mengerat. Genggaman kami berdua terlepas dan tangan kananku memegang pipi kanannya pelan.

“Maksudmu apa?” kataku pelan dan lirih. Pikiran dan hatiku dibuat bingung oleh ucapannya barusan. Jangan membuatnya jatuh dalam pesonaku? Apa maksudnya?

Seohyun menundukkan wajahnya, membuat rambut panjangnya tergerai menutupi wajahnya dari kedua sisi. Aku tetap menatapnya penuh tanya. “Maafkan aku-“

Baca lebih lanjut

[Part 2] My Lost Sister :: It’s Beginning

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@ArtFactory

A/N: Annyeong. Ini Part 2nyaa~ Mianhae lamaa

Sebenarnya part ini sudah selesai lama banget. Tapi aku baru nyadar saat ngecek ternyata disini baru aku posting part 1><

Hehhee.. So, come on read this story~

“Memang. Saat melihat Yoona, aku hanya menilainya dari fisiknya. Tapi saat aku mengenalnya lebih dalam, aku sadar, bahwa dia hanya pantas diperlakukan sebagai seorang adik. Berbeda dengan Seohyun, sejak melihatnya, aku selalu ingin dapat bersamanya. Selalu berada di sisinya dan melindunginya. Aku benar – benar menyukainya, hyung.”

 

Eunhyuk tersentak, ‘Hyung’? Donghae memanggilnya ‘hyung’? Eunhyuk menepuk dahinya, astaga… rupanya anak ini benar – benar jatuh cinta!

 

Donghae tersenyum riang begitu Seohyun menyapanya dengan senyuman hangat. Seperti kupu – kupu yang terbang dalam perutnya, Donghae tak henti – hentinya memasang wajah ramah pada Seohyun. Ditopangnya dagunya pada kedua tangan, sedang matanya terus menelusuri setiap kegiatan Seohyun yang sedang asyik memasak.

“Apa aku aneh pagi ini? Kau memperhatikanku terus, Donghae-ssi” suara lembut nan halus milik Seohyun membuat Donghae tersentak dari lamunannya. Donghae tersenyum garing melihat Seohyun yang sedang menatapnya bingung. Dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tak gatal.

Baca lebih lanjut

[Part 8] Mokpo In Love :: Standing Because Loving You

mokpo-in-love

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

Aku membuka kotak beludru berwarna merah tua itu dan tampaklah sepasang cincin yang dilapisi emas putih. Cincin yang terlihat begitu biasa tetapi mengandung banyak makna bagi kami. Perlahan, aku menarik tangan kanan Seohyun dan memasukkan cincin putih itu pada jari manisnya. Begitu juga dia melakukan hal itu padaku.

 

Dan dengan terpasangnya cincin itu pada jari kami, maka artinya. Kami telah resmi menjadi sepasang tunangan.  Aku dan Seohyun.

“Selamat ya! Kalian pasangan yang serasi sekali”

 

“Lelaki yang romantis dan gadis yang manis. Kalian cocok!”

Baca lebih lanjut

Mokpo In Love [Part 5]

mokpo-in-love-5

Mokpo In Love 5 [Growing Up]

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

A/N:

Halo… Apa kabar? Lanjutan Mokpo In Love balik lagi nih~ Pasti readers pengen banget bunuh aku sekarang. Hehehe… Aku memang author paling lemoot. Maafkan aku 😦 Maafkan aku jika ceritanya makin berantakan dan tidak jelas-_- aku sendiri bingung mau ngelanjutin gimana. Yang pasti ini masih berlanjut. Mungkin akan sampai chapter 10. Wkwkwk…

Ya sudah, segini dulu cuap cuap tidak pentingnya. Terima kasih~

—-

Tunggu dulu.. Donghae merupakan permata hidupku? Apa yang kupikirkan! Ini konyol. Apa artinya aku memang telah jatuh cinta padanya? Oh God… It’s impossible! But, maybe it’s will be possible.

“Aku memang seharusnya sudah sadar dengan sikapmu yang berbeda akhir – akhir ini, babe” ujar Kyuhyun kemudian. Alisku berkerut menjadi satu saat mendengar ucapan tersebut, berbeda? Apa yang beda dariku? Sepertinya aku selalu sama setiap harinya.

Layaknya dapat membaca pikiranku, Kyuhyun melanjutkan perkataannya, “Akhir – akhir ini kau jarang sekali mengirimiku pesan seperti dulu. Palingan hanya satu atau dua sms saja yang kau kirimkan. Itupun untuk mengajakku jalan tetapi aku tidak bisa karena pekerjaan. Haa.. kau berbeda, Seohyun-ah” dan untuk pertama kalinya Kyuhyun memanggilku dengan panggilan formal seperti itu.

“Hanya itu? Tapi itu tidak menunjukkan bahwa aku sudah tidak mau berhubungan denganmu bukan? Ayolah chagiya… aku masih menyanyangimu” kata – kata itu meluncur dari mulutku. Kenapa aku terdengar lebih agresif disini?

“Perjodohan itu pasti sudah tidak bisa dielakkan lagi, kan. Jadi lebih baik, kita berakhir” Kyuhyun meletakkan beberapa lembar uang di atas meja lalu beranjak pergi setelah meneguk habis minumannya yang sudah dingin.

Aku membatu di sana. Melihat punggung Kyuhyun yang pergi dengan pemandangan yang cukup tidak enak kulihat. Kyuhyun meremas pundak pelayan yang tadi melayani pesanan kami, tersenyum padanya seakan memberi kode, lalu berjalan keluar. Tidak lama kemudian juga, pelayan itu segera mengambil tas dan jaketnya lalu pergi keluar. Entah apa yang merasukiku, tapi aku seperti merasa Kyuhyun ada hubungan dengan pelayan itu.

Dan satu hal lagi, bukankan perkataan tadi menunjukkan bahwa aku dan Kyuhyun tidak ada hubungan lagi? Hey.. harusnya aku sakit hati bukan? Kenapa tidak ada rasa seperti itu sama sekali? Aku memegang dadaku, mencoba merasakan detak jantungku, biasa saja, tak ada degupan kencang atau melambat. Semua biasa saja. Hubungan ini memang sejak awal terasa sangat hambar walaupun kami sering berseru – seru kata cinta.

Tanpa pikir panjang, aku merogoh tas putih yang sedari tadi tergeletak di sampingku. Mencari nama kontak Donghae dan menekan tombol hijau untuk memulai panggilan. “Yeobseo?” Aku terpaku.

Suara yang mengangkat telepon ini pastilah bukan suara Donghae. Melainkan ini adalah suara seorang perempuan.

“Hallo? Siapa disana?” seru perempuan yang menjawab tadi itu. Mulutku mencoba berbicara, melontarkan beberapa kata singkat, “Donghae mana? Dan kau siapa?”

“Donghae? Oh.. jadi nama pria nafsuan itu Donghae? Dia sedang mandi sekarang. Maaf tapi aku harus memang jujur kalau kemarin malam kami bermain dengan sangat hebat. Haha… aku ini gadis yang menemaninya semalam, perkenalkan Choi SooKyung. Kau sendiri, siapanya? Aku melihat nama kontakmu itu ‘Princess Frog’. Hahaa… konyol sekali”

Berpuluh bahkan beratus – ratus pertanyaan melayang di kepalaku. Nafsu? Bermain? Gadis yang menemaninya semalam? Astaga. Apa maksudnya Donghae melakukan itu dengannya semalam?

“YAKK!! Kenapa kau mengangkat ponselku?!” Suara Donghae terdengar dari seberang.

“Maafkan aku, sayang. Tapi nada deringmu itu sangat ribut. Aku tidak bisa melanjutkan tidurku jika terus membiarkannya. Oh ya, morning kiss!” Bunyi kecupan dan decakan lidah menjadi suara yang selanjutnya kudengar. Tidak lama kemudian, panggilan itu dimatikan dari sana. Aku menjauhkan ponselku dari telinga. Hatiku terasa sangat sesak. Air mataku sudah membendung di pelupuk.

Tidak perlu menunggu waktu lama, aku pun mengangis frustasi. Depresi. Apa ini artinya aku kehilangan dua pria sekaligus? Kyuhyun telah berakhir denganku dan sekarang Donghae… laki – laki itu berkhianat, eoh?

DongHae POV

Setelah mengempiskan dompetku untuk membayar gadis yang menemaniku untuk ‘bermain’ semalam, aku segera meluncurkan mobilku di permukaan aspalnya jalan raya. Aku mengambil ponselku yang ada di dalam saku jaketku, lalu mengecek panggilan masuk. Bukannya tadi gadis yang bernama Soo.. SooKyung tadi itu mengangkat panggilan dari seseorang?

Panggilan masuk. Seohyun!

Yang tadi menelponku itu Seohyun. Astaga.

Mampus.

Setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan untuk bertemu dengannya. Semoga saja dia tidak pulang ke rumah dengan air mata bercucuran dan wajah kemerahan. Lalu membanting semua barang pecah belah yang sangat banyak di rumahnya. Tapi tunggu… bukankah aku sendiri yang narsis kalau berpikir seperti ini. Dia tidak mencintaiku. Aku harus sadar soal itu. Dia tidak mencintaiku, melainkan mencintai Kyuhyun. Ya… itu pasti. Dia mungkin akan sangat senang karena ada alasan kuat untuk membatalkan perjodohan ini.

Aku harus siap masuk ke rumah mereka dan dilempar dengan guci keramik yang sangat besar itu. Harus siap dicercoki dengan kata – kata pedas dan makian.

Sekian lama mengkhayal membuatku tak sadar telah sampai di rumah kediaman keluarga Seo. Tiba – tiba suatu perasaan gugup menderaku. Galau. Bingung antara mesti masuk ke dalam rumah ini dan mendapat caci maki atau tetap diam dalam mobil hingga salah satu dari anggota keluarga mereka keluar atau masuk ke dalam rumah dan mencegat mereka lalu menjelaskan semua.

“Aisshh-“ aku mengacak rambutku kasar. Ini semua kebodohanku! Tolol sekali diriku ini.

Drrrrt Drrrt

Handphoneku yang tergeletak di kursi penumpang depanku bergetar. Menandakan bahwa ada pemanggil di seberang sana. Aku mengangkat ponsel berwarna putih itu dan melihat nama pemanggilnya, Lee Ahjumma

“yeobseo?” tanyaku ragu – ragu. Terdengar suara helaan nafas di seberang sana, “Donghae-ah.. apa yang kau lakukan? Mengkihanati Seohyun, eoh?” suara parau Lee Ah Ahjumma membuatku tak dapat berkata – kata. Seohyun melaporkan hal ini padanya?

“Seohyun menangis padaku, Donghae. Dia kecewa padamu. Sangat kecewa.. Padahal, dia telah mencoba menyayangi dan mencintaimu” Penuturannya membuatku terpaku. Seakan Ahjumma dapat membaca pikiranku. Aku tertegun, Seohyun mencoba mencintaiku? Apakah ini mimpi? Oh.. Donghae, kau adalah pria terbobrok sedunia!

“Donghae- kenapa kau lakukan ini? Bibi sangat tak percaya kau melakukan hal ini pada Seohyun. Bibi pikir kau akan merubahnya menjadi lebih baik, bukan lebih terpuruk seperti ini, Hae”

“Aku minta maaf, ahjumma. Jeongmal mianhaeyo.. Aku benar – benar tidak menggunakan akal dan nalar saat itu-” Kalimat penyesalan yang keluar dari mulutku dengan sendirinya membuatku kembali tertegun. Aku memang tidak menggunakan akal dan nalar saat melakukan itu. Nafsu mengelabuiku. Wanita itu benar – benar seperti iblis.

Wait… Kenapa aku jadi memaki wanita jalang itu? Aku juga yang salah… Aissh~

“Ahjumma juga kecewa padamu, hae. Untung saja Seohyun tidak melaporkan hal ini pada orangtuanya. Kau beruntung sekali Donghae-ah..”

“Mianhae ahjumma..” sesalku sekali lagi.

“Baiklah.. Ahjumma harap kau dapat berubah, Hae. Jangan seperti ini lagi. Minta maaflah pada Seohyun..”

“Ne ahjumma. Gomawo” panggilan terputus. Aku  menghela nafas kasar. AH! Kenapa aku begitu tolol dan bodoh sekarang?! Aku berpikir sejenak, menimbang – nimbang untuk turun dari mobil dan mengetuk pintu atau menunggu saja. Tetapi… Sepertinya turun dan meminta maaf pada Seohyun adalah hal terbaik. Ya.. Aku mesti siap apapun konsekuensinya.

Aku berjalan menuju pintu rumah Seohyun. Ada sedikit keraguan menyelinap saat aku hendak menekan bel. Apa dia akan marah padaku? Memukulku? Atau akan terlihat depresi . Entahlah. Aku tak dapat menebak.

TING TONG

Bunyi bel akhirnya terdengar saat jari telunjukku menekan benda bulat tersebut. Tiba-tiba aku merasa jantungku berdegup kencang, terlalu gugup. Tidak menunggu beberapa waktu lamanya, pintu berukuran besar itu terbuka secara perlahan.

“Donghae-“ Tanpa pikir panjang, aku mendekap gadis berambut panjang dan berwajah cantik itu. Memeluknya sedalam mungkin. Seohyun sedikit terkejut, dapat kurasakan dirinya yang sedikit memberontak pada awalnya. Tapi semakin dalam aku menahannya dalam pelukanku, dia akhirnya luluh dan berhenti memberontak. Aku tetap memeluknya sambil menggumamkan kata – kata maaf.

“Mianhae .. Jeongmal mianhae Seohyun. Aku tau aku bodoh. Maafkan aku” ucapku dengan penyesalan yang amat dalam. Seohyun terdiam, tidak menjawab ucapanku sepatah katapun.

“Seo-“ Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya dalam. Dia balik menatapku dengan raut wajah yang tidak dapat kuartikan. Matanya terlihat sedikit bengkak dan kemerahan, apakah dia menangis?

“Kenapa.. kenapa kau membuatku ragu atas kepercayaan yang hendak kuberikan kepadamu, Hae? Aku sudah mencoba menyukaimu secara perlahan, tetapi kenapa kau malah menusukku dengan cara seperti ini. Aku salah apa…” suaranya terdengar serak begitu keluar dari mulutnya.

Rasanya seperti beribu jarum yang menyesakkan begitu tuturan kata itu terdengar olehku. Betul kata ahjumma, Seohyun telah mencoba mencintaiku tapi dengan bodohnya aku membuatnya ragu kembali. Hah! Bodoh!

“Kau tidak punya salah apa – apa” aku memberanikan diriku berbicara. “Aku yang tolol. Aku dikuasai hawa nafsu saat itu. Tolong jangan berburuk sangka dulu, aku dikuasai nafsu dan efek minuman beralkohol. Jangan marah padaku, Seo-“

“Kenapa kau meminum alkohol?”

“Aku- aku depresi. Depresi karena sebelumnya kau belum kunjung menjawab pernyataan cintaku. Aku pergi ke club malam beserta temanku. Tapi aku tidak ada maksud untuk bermain dengan wanita. Hanya minum – minum saja.”

“Dan akhirnya kau tergoda untuk bermain? Ha- dasar pria berhidung belang” nada suara Seohyun mulai menaik hingga terkesan ketus. Tangannya terlipat di depan dada dan wajahnya berubah menampakkan kecurigaan.

“Atau jangan – jangan selama ini sifatmu seperti itu? bermain dengan para wanita jalang?”

“Itu tidak benar!” Nada suaraku sedikit meninggi mendengar ucapan tidak berdasar dari Seohyun. Dia kira aku apa sehingga sering bermain dengan para wanita? Walaupun aku lelaki normal, aku masih akan tetap menjaga harga diriku. Aku tidak ingin di cap sebagai lelaki hidung belang.

“Kau bahkan mulai membentakku sekarang” Seohyun memandangiku tajam. Aku tau, dia marah.

Author’s POV

“Aku mulai menaruh cintaku padamu. Aku ingin percaya padamu. Aku hendak menerima perjodohan ini dengan perasaan tenang. Tapi kenapa… kenapa kau malah seperti ini?!” tangan yang semula terlipat di depan dada Seohyun melemas hingga terlepas. Matanya terlihat tergenang oleh air mata yang dia tahan. Wajahnya memerah, menahan amarah yang bergejolak.

Donghae terdiam. Lelaki itu tak mengucapkan sepatah katapun menunggu Seohyun menyelesaikan pembicaraannya. Donghae maju selangkah mendekati Seohyun, tangannya mengelus puncak kepala Seohyun lembut, Donghae membalas dengan nada suara menenangkan “Aku memang bajingan. Tapi kumohon, jangan benci padaku. Cinta yang hendak kau percayakan padaku, jangan ditarik kembali. Aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi lelaki yang kau inginkan.”

Seohyun terperangah, air matanya sukses merembes keluar hingga membuatnya menangis dengan suara keras. Dirinya langsung memeluk Donghae erat seakan tidak ingin melepaskannya. “Aku- percaya padamu”

Kedua insan itu hanya terdiam sejak tiba di depan Sungai Han. Hanyalah suara kunyahan dari mulut masing – masing yang terdengar disana. Roti yang sedari tadi mereka beli kini telah sisa setengah. Seohyun mengunyah roti sembari memandang pemandangan indah Sungai Han dengan diam, dirinya sesungguhnya tidak fokus mengagumi keindahan sungai itu. itu hanyalah kamuflase dari dirinya agar membuat Donghae tidak menganggunya yang seakan sedang menganggumi lampu – lampu malam yang menerangi.

Dalam pikirannya Seohyun berseteru. Ada keinginan dalam hatinya untuk mulai mempercayai Donghae, mencintai dia, dan memperlakukannya sebagai orang terpenting dalam hidupnya. Tapi egonya juga tak kalah penting. Dimana Seohyun yang sangat egois dan cuek? Kenapa dia jadi mellow begini.

“Aku-“ Mereka berdua mengucapkan kata itu bersamaan. Seohyun tersentak, “kau duluan” ucapnya.

“Aniyo. Ladies always first” balas Donghae dengan wajah yang sedikit memerah. Astaga… kenapa jadi awkard begini?

“Ani- kali ini biarlah kau dulu yang berbicara. Topikku tidak terlalu penting.” Jawab Seohyun seraya tersenyum. Pandangannya terfokus pada pemandangan sungai Han yang sangat indah. Sepertinya dia baru menyadari keindahan ini.

“Baiklah” Donghae menghela nafasnya kemudian memegang tangan kanan Seohyun.

“Aku telah berpikir. Berpikir bahwa aku harus berubah demi dirimu. Aku harus berusaha membuatmu mencintaiku agar pernikahan kita nanti lancar. Oke… Mungkin aku terdengar egois tapi aku jujur. Aku memang menyukaimu walau pertama – tama aku sangat menolak perjodohan ini. Tapi lama – kelamaan terasa berbeda, semua terasa begitu hangat bila ada disisimu”

Seohyun membulatkan matanya begitu Donghae menyelesaikan omongan itu. Dia begitu terkejut. Atau mungkin terperangah karena ucapan yang sangat lembut itu. “Jinjjayo? Bukankah kau mengatakan aku dulu itu bawel minta ampun?” tanya Seohyun dengan nada sedikit meledek.

“Itu dulu. Bukan sekarang. Keputusanku sekarang sudah kupikir baik – baik karena itu juga demi masa depanku.”

“Apa kau demam? Kemarin kau seperti orang gila, sekarang malah romantis.” Donghae mencibir begitu tangan Seohyun melekat pada dahinya. Sempat terpikir olehnya bahwa Seohyun sangat lemot.

“Setiap orang berhak untuk berubah. Begitu juga aku. Biarpun kemarin aku seperti orang gila, lalu hari ini romantis, dan besok entah apa itu. Itu hakku!” protes Donghae. Seohyun menarik tangannya kembali dan menoyor kepala Donghae sedikit keras.

“Aku mencoba untuk khawatir padamu!”

“Oh ya? Kalau begitu, jika kau khawatir padaku, katakan apa yang mau kau katakan tadi”

“Yang aku ingin katakan sama halnya dengan perkataanmu, jadi tidak perlu lagi” Seohyun beranjak dari posisi duduk dan merentangkan kedua tangannya di hadapan Sungai Han. Dia menghirup udara pada malam itu sebanyak mungkin, mengisi pasokan udara segar bagi paru – parunya.

GREPP

Seohyun terpaku pada posisinya saat menyadari sepasang tangan melingkar pada pinggangnya. Hembusan nafas seorang yang diyakininya adalah Lee Donghae itu membuatnya bergidik geli karena mengenai lehernya yang tidak tertutupi rambut pada saat itu.

“Aku tebak, tadi kau ingin berkata hal yang sama denganku bukan?” celetuk Donghae bermaksud bercanda. Tetapi Seohyun tetap menutup mulut. Dia terlalu terkejut karena perlakuan Donghae.

“Apa kau tidak punya mulut? Jawab aku, nona bawel” kata Donghae seraya menyeringai penuh kejahilan. Dia ingin mencairkan suasana yang begitu canggung saat ini. Dia ingin membuat Seohyun kesal dengan godaannya.

“YAKK!!!” Sukses. Seohyun berteriak kesal. “Kenapa mengataiku nona bawel lagi?! Tadi bilang ingin berubah, tapi kenapa malah mengataiku lagi?!” Seohyun memanyunkan bibirnya tanda dia kesal setengah mati. Tangannya bergerak mencubit lengan Donghae dengan gemas.

“Awww! Appo!” Kini Seohyun tersenyum penuh kemenangan. Donghae meringis kesakitan akibat cubitannya.

“Rasakan!” Seohyun menjulurkan lidahnya –mengejek- lalu segera berlari menjauhi Donghae. “Kejar aku kalau bisa! Dasar siput…”

“Awas kalau kau tertangkap, Seo Joo Hyun. Kau akan habis di tanganku!” balas Donghae lalu berlari mengejar Seohyun. Dan aksi saling kejar antara kedua manusia itu akhirnya tidak terelakkan. Bak sepasang anak kecil yang bandel, mereka saling meledek satu sama lain tanpa henti.

“Jangan mengataiku sipuuut!!!” Donghae menangkap tubuh Seohyun dan memeluknya dari belakang. “You’re lose.” Ucapnya jahil. Dan dengan kejahilannya itu juga, Donghae memutuskan untuk melakukan suatu hal.

CUP

Seohyun yang semula berniat untuk memberontak dan kabur, mengurungkan niatnya begitu dia merasakan suatu kecupan mendarat di cuping telinganya. Dia yakin, pasti sekarang wajahnya telah berwarna merah padam.

Donghae POV

Aku tertawa dalam hati begitu merasakan Seohyun berhenti memberontak. Dia benar – benar kalah dalam hal seperti ini. Tapi aku terkadang bingung, kenapa dia begitu terlihat polos jika bersama denganku? Tapi kenapa dia bisa terlihat begitu liar dan agresif saat dengan Kyuhyun? Ah sudahlah, mungkin karena pengaruh Kyuhyun yang terlalu terbiasa dalam kehidupan malam.

“Kenapa diam? Terkejut?”

Seohyun membalikkan badannya menghadapku. Sesaat kemudian pandangan kami bertemu. Oh my… Dia terlihat begitu manis di bawah sinar rembulan juga lampu – lampu yang ada di daerah sekitar sungai Han ini. Pretty.

Kuberanikan diriku untuk mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Berniat untuk mencium bibirnya yang mungil dan terlihat manis itu. Perlahan aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang menderu. Dia gugup? Hey… bukankah gadis satu ini sering berciuman dengan si Kyuhyun itu? Bibirku dengan bibirnya menyatu secara lembut. Kami berciuman dalam waktu yang cukup lama. Aku dapat merasakan betapa manis bibirnya itu, bahkan lebih manis daripada buah ceri. Aku menyukainya. Sangat menyukainya.

Author POV

Waktu pada malam itu telah menunjukkan pukul 7 malam. Kehangatan malam mengantarkan dua anak manusia itu ke tempat masing – masing. Namun layaknya seorang laki – laki jantan, Donghae mengantarkan Seohyun sampai di depan rumahnya.

“Kau yakin tidak mau makan malam bersama dengan orang tuaku? Bukankah dulu kau paling senang menggencar perhatian appa dan eomma?” Seohyun berhenti berjalan tepat di depan pintu rumahnya. Dia berbalik menatap Donghae yang mengekorinya dari belakang setelah menekan bel.

Donghae menggeleng, “Aniyo. Aku bukan mencari muka dari abeoji dan eommanim. Itu semua semata – mata supaya aku mendapat perhatian darimu, hyun”.

Ucapan Donghae sukses membuat pipi Seohyun memerah malu.

“Ashhh- kenapa kau jadi suka menggombal seperti ini?!!” sentak Seohyun sembari memukul lengan Donghae cukup keras hingga sukses membuat lelaki itu mengaduh.

“Sudahlah! Aku mau masuk. Sampai jumpa, Lee Donghae” ucap Seohyun sembari membuka pintu rumahnya. Sebelum menutup pintu, tidak lupa dia memberikan senyum manis yang dapat membuat Donghae terpesona.

“Sampai jumpa, hyun”

Seohyun POV

Karena sinar matahari yang begitu menyengat mataku, dengan sangat terpaksa aku harus bangkit dari tempat tidur dan meninggalkan mimpi indah bersama keroro. Aish, sungguh menyebalkan. Setelah menyelesaikan semua aktivitas pagi, seperti mandi, sarapan, dan lain, aku kembali masuk ke dalam kamar untuk melepas lelah sejenak.

Tiba – tiba saja, ponselku bergetar tanda adanya pesan masuk. Segera kuraih ponselku dan membaca pesan itu tanpa melihat nama pengirimnya.

Bersiaplah jam 9, aku akan menjemputmu dan kita pergi jalan – jalan. Mau kan, princess?

Eh? Seingatku tidak ada orang yang pernah memanggilku dengan sebutan Princess. Siapa ini?

AH! Lee Donghae!!! Gila… lelaki ini semakin agresif saja. Tapi tanpa kusadari, aku tersenyum kecil begitu membaca nama kontaknya di pesan itu. Jari – jariku segera menari di atas layar ponselku, mengetikkan sesuatu untuk dikirimkan padanya.

Boleh saja, kebetulan aku tidak ada kerjaan.

 

“Seohyun, kau harus berdandan agar tampil cantik!” ujarku pada diriku sendiri. Tidak perlu menunggu waktu lama, aku segera mengobrak abrik lemariku dan mendandani diriku sebaik mungkin. Sebenarnya tanpa memperlukan make up pun, aku sudah cantik. Tapi tidak ada salahnya bukan kalau aku mencoba lebih baik lagi?

Kurang lebih 15 menit waktu yang kuhabiskan untuk bersiap. Setelah meyakinkan diri bahwa penampilanku ini tidak berlebihan namun indah dipandang, aku melirik jam dinding yang tergantung di kamarku. Sepuluh menit lagi baru jam 9, pantas saja dia belum menjemputku.

TOKK TOKK

“Seohyun-ah, ada Donghae di bawah. Dia mencarimu” seru Eomma dari luar. Ah, itu dia.

“Ne. Aku segera turun”

Donghae POV

Dasar cerewet. Entah kenapa sedari tadi mulutnya ini tidak bisa berhenti bertanya kemana aku akan mengajaknya pergi. Aku yang semula memang berniat membuat kejutan padanya, hanya dapat menjawab dengan jawaban – jawaban pendek. “Lihat saja nanti.”

“Donghae, katakan saja padaku kemana kita akan pergi! Aku sangat penasaran” sahutnya sedikit kesal. Bibirnya mengerucut lucu membuatku ingin sekali menciumnya. Argh! Kenapa aku jadi mesum seperti ini sih.

“Lihat saja nanti. Yang pasti aku yakin kau akan berteriak histeris saat melihat tempat ini” jawabku sok misterius. Dalam hati, tawaku meledak saat melihat wajahnya yang sedikit memucat. “Aku? Berteriak histeris? Kau mau membawaku ke kandang  buaya?!”

Kusunggingkan senyum tanpa dosa, bersikap seolah – olah tempat itulah tujuanku saat ini. Lagipula siapa juga yang mau masuk ke kandang buaya. Gadis bodoh! “Bukankah itu menarik?” tanyaku tanpa dosa.

“YAKK!! DONGHAE!!!”

“Kenapa? Kencan di kandang buaya itu sangat keren, hyun”

“Eh? Kencan? Kau mengajakku kencan?” tanyanya bingung. Matanya membulat sempurna karena terkejut.

“Tidak. Aku mengajakmu berpetualang” sahutku kesal. Gadis ini… kapan penyakit lemotnya akan menghilang?

“Ahh… Donghae-ah ngambek. Donghae…” Seohyun mengerjap – ngerjapkan matanya dan mencoba membuat gaya yang imut. Tidak taukah dia, tanpa melakukan seperti itu pun dia sudah sangat imut. Kupertahankan diriku untuk tidak tertawa ataupun tersenyum. Mencoba memasang wajah sedatar mungkin.

Seohyun mengerucutkan bibirnya, “Kau benar – benar marah?”

“Aniyo.” Jawabku pendek namun dengan suara datar.

Seohyun terdiam sebentar. Dia seperti tengah memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, dia memalingkan wajahnya kepadaku dan memandangku penuh harap, “Kalau begitu, kau mau aku melakukan apa agar mau memaafkanku dan tidak marah lagi?”

Eh? Beneran nih cewek? Dia sungguhan?

Aha! Tiba – tiba saja sebuah ide terlintas di otakku. Ide yang akan sangat menguntungkan diriku. Ohohoho…

“Jinjjayo?” tanyaku memastikan, tetap dengan suara datar.

“Ne. Asalkan kau tidak marah lagi” katanya sambil tersenyum manis.

“Apa saja?”

“Ne, Donghae-ah”

Aku membalas senyumannya dengan senyuman lebar dan penuh arti, membuatnya sedikit terkejut namun kembali menatapku riang. “Apa saja kan. Jadi, cium aku.”

Seohyun POV

“Apa saja kan. Jadi, cium aku.”

TOEENGG

Gila. Sangat gila. Sepertinya cowok ini makin hari, ah tidak.. makin jam ke jam pemikirannya semakin menggila. Apakah otaknya sudah tidak tepat posisi lagi? Astaga. Padahal tadi aku berniat hanya untuk menghiburnya, tapi aku tidak menyangka dia akan memintaku untuk menciumnya. Dia bahkan lebih agresif dari Kyuhyun.

“Hey. Kau kenapa? Ayo cium aku…” ujarnya dengan raut wajah tanpa dosa. Aku hanya dapat menatapnya jengkel. “Seohyun harus konsisten donk. Tadi bilang apa saja yang aku mau pasti kau kabulkan. Ya udah, aku mau kau menciumku” lanjutnya lagi. Ugh! Laki – laki ini memang minta ditonjok.

“Di pipi kan?” tanyaku asal untuk mengulur waktu. Mungkin saja kalau misalnya kita sudah tiba di tempat tujuan, dia akan melupakan hal ini. Atau tidak, aku bisa lari dari padanya.

“Aniyo. Di sini” ujarnya sambil menunjuk bibirnya dengan jari. Pipiku langsung memanas begitu melihat bibirnya. Oke, ini memang bukan ciuman pertama kami. Tapi tetap saja, aku ini wanita dan aku malu. Wanita sangat sensitif dengan hal – hal seperti itu.

“Tapi kita di jalan, Donghae. Bagaimana kalau sudah sampai saja?” tanyaku lagi. Kupasang raut wajah polos dan tak bersoda, eh bukan.. berdosa yang kumiliki.

“Oh.. baiklah” jawabnya. “Tapi lebih lama ya ciumannya…”

JLEBB

[5 Songs Challenge] Complete

 

Title: Complete Me

Author: Priskila

Length: Drabble

Rating: PG-13

Genre: Mix :p

Author Note: Hi kawan… lama tak bertemu XD kali ini aku datang dengan konsep yang sedikit aku contek *plakk* dari salah satu author di exoshidae.wordpress.com alias author idwinaya. Aku tertantang banget buat ini karena konsepnya yang memang unik. Mungkin ada beberapa cerita yang gak nyambung dengan ceritanya karena aku memang masih pemula banget. Hehehe :p. Juga mungkin ada beberapa pair yang readers kurang suka atau mungkin gak pas … aku maklumi. toh selera pasangan setiap orang beda – beda kan >< Happy reading readers! ^o^

***

5 SONGS CHALLENGE

 How it works:

 1. Pick a character, pairing or fandom you like.

 2. Put iTunes or equivalent media player on random.

 3. For each song that plays, write something related to the theme you picked inspired by the song. You have only the time frame of the song: no planning beforehand: you start when it starts, and no lingering afterward; once the song is over, you stop writing. (No fair skipping songs either; you have to take what comes by chance!)

***

Just The Way You Are – Bruno Mars

When I see your face, this not thing I would change. Cause girl, you’re amazing

Kyuhyun – Seohyun

 

Kyuhyun menatap wajah gadis di hadapannya dengan tatapan kagum. Gadis yang baru saja menolongnya dari kecelakaan yang mungkin akan berakibat fatal itu. Gadis yang sangat manis dan pemberani, tipe Kyuhyun.

 

“Ah… Apa kau baik saja? Ada luka?” tanya gadis itu dengan khawatir.

 

Kyuhyun menggeleng pelan, ,”tidak ada.. terima kasih.”

 

Gadis itu menghembuskan nafas lega dan tersenyum pada Kyuhyun, “sama – sama… aku senang kau selamat.” Perlahan gadis itu melangkah menjauhi Kyuhyun.

 

“Oiii!!!” Kyuhyun berteriak membuat gadis itu berbalik.

 

“Siapa namamu?”tanya Kyuhyun dengan senyum yang sangat manis.

 

“Seo Joo Hyun. Panggil saja Seohyun!” seru gadis itu lalu pergi. Kyuhyun ber-oh-ria. Seohyun? Nama yang bagus.

 

Sorry – Wonder Girls

Baby, i’m sorry

Tiffany – Siwon

 

Tetesan air mata itu menetes itu kesekian kalinya pada pipi Tiffany. Tubuhnya bergetar hebat, walau begitu, pigura foto yang sedang digenggamnya tidak terjatuh. Tiffany memegangnya kuat.

 

“Siwon~” suara Tiffany yang serak itu terdengar begitu memilukan. Penyesalan yang amat dalam menguasai hatinya. Ya… dia sangat menyesal.

 

Dia tau dia egois. Tidak peduli pada Siwon yang begitu mencintainya. Hatinya tertutup akan cinta Siwon. Dia tidak pernah membalas cinta pria idaman para wanita itu. Dan kini… lihat akhirnya.

 

Tiffany menyesal. Karena dirinya dengan bodoh menolak Siwon. Membuat Siwon depresi berat hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan mencelakakan kendaraan yang sedang dikendarainya.

 

Kejadian itu terjadi, saat Tiffany sadar. Tiffany sadar bahwa dia ternyata sangat mencintai Siwon. Dan dia menyesal.

Lovin’ ice cream – As One ft Ez Life

dagawa neukkyeobwa My sweetest love

Taeyeon – Leeteuk

 

Koridor itu terlihat begitu sepi di malam hari. Tak ada seorang siswa pun yang berlalu lalang di sana. Ah tidak.. ada seorang. Seorang gadis yang masih berseragam lengkap sekolah itu. Gadis itu duduk di salah satu kursi disana, seperti sedang menunggu seseorang.

 

“Lama sekali-“ gerutu Taeyeon –gadis itu- saat seorang lelaki menghampirinya dengan nafas terengah – engah. Bibirnya mengerucut lucu membuat siapa saja yang melihatnya gemas.

 

Leeteuk tersenyum melihat gadisnya itu, dengan perlahan ia mengeluarkan sesuatu dari kantong kemeja yang dikenakannya, “Hadiah untukmu karena telah bersabar menungguku”

 

Mata Taeyeon seketika itu juga berbinar – binar ceria saat melihat sejuntai kalung dengan liontin berbentuk ice cream. “Sungguh? Ah…. Terima kasih!” Taeyeon mengambil kalung itu dan segera mengenakannya dengan buru – buru.

“Repot sekali.” Ledek Leeteuk sambil menyampirkan rambut Taeyeon yang tebal itu ke depan dan membantunya mengenakan kalung itu di lehernya . setelah selesai, Leeteuk memandangi Taeyeon dari atas sampai bawah dengan tatapan seperti menilai penampilan Taeyeon. “Cantik sekali” puji Leeteuk seraya mengacak – acak poni Taeyeon sehingga membuat Taeyeon menggembungkan pipinya kesal karena mesti merapikan poninya lagi.

 

“Aissh.. jangan diberantakin!” gerutu Taeyeon lalu merapikan poninya itu. Sedetik kemudian, “Ayo!” Taeyeon menggandeng tangan Leeteuk dengan semangat, menimbulkan rasa bertanya – tanya dari Leeteuk. “Kau sudah memberiku ice cream.. tapi aku mau ice cream yang asli. Ayo.. temani aku!” ucap Taeyeon dan segera menyeret Leeteuk pergi dari sekolah yang sepi itu.

 

“Ya.. baiklah! Asal kau yang bayar yaa…”

 

“MWO?!”

My Heart – Irwansyah ft Acha Septriasa

Could i stay in my heart?

Donghae – Jessica

 

PLAKK

 

Entah apa yang dirasakannya, tanpa menggunakan akal sehat, Donghae melayangkan tangannya hingga menampar pipi Jessica yang berstatus istrinya itu.

 

“DONGHAE!” pekik Jessica setelah tangan kekar suaminya itu menyakiti pipinya. Air matanya mengalir deras. Dia tidak pernah memikirkan pernikahannya dan Donghae akan berada di ambang kehancuran seperti ini. Jessica terduduk lemah di lantai, sedangkan Donghae menatapnya bengis, penuh dengan amarah.

 

“Jangan pernah kau mengatai YeonHee itu perempuan pengganggu! Asal kau tau saja, kau lah yang orang ketiga dalam hubungan kami!” aku Donghae dengan nada suara yang sangat mengerikan. Donghae meremas kerah kemeja Jessica dan menghempaskannya.

 

Jessica tetap tidak berbicara sepatah katapun, dirinya memilih untuk diam sambil terus menangis, bukan karena rasa sakit akibat tamparan itu melainkan rasa sakit di hatinya. Hatinya serasa tertusuk oleh beribu jarum tertajam di dunia. Rumah tangga yang telah mereka bangun selama kurang lebih dua tahun lebih, terpaksa akan kandas di tengah jalan karena keegoisan satu pihak. Kenangan indah yang pernah dilewati kini hanya kenangan yang tak berarti. Mereka pernah saling mencintai.. tapi dimana cinta itu? dimana kasih sayang yang pernah melingkupi mereka?

 

“Aku salah pernah menilaimu adalah lelaki terbaik yang pernah kutemui! Asal kau tau saja, kau bahkan lebih buruk dari sampah!” Emosi Jessica meledak kembali saat Donghae melemparkan kata – kata kasar padanya. Jessica tau, tentu saja Donghae akan semakin marah karena perkataannya itu.

 

“Perempuan jalang! Tutup mulut tidak tau diri itu!!!” teriak Donghae lalu berlalu pergi. Sebelum itu dia melemparkan vas bunga yang ada di meja ruang tengah itu dan membanting pintu rumah.

 

“Kita bercerai!”

 

Jessica terduduk lemas. Air matanya kembali mengalir deras seraya mengelus perutnya yang masih rata itu.

 

Mungkinkah…  cinta yang pernah ada di antara mereka hadir kembali? Akankah dia dapat mempertahankan rumah tangganya yang memang sudah hancur ini? Mungkinkah.. bayi yang dikandungnya kini memiliki seorang ayah nantinya?

 

Oh! – Girls Generation

Oh oh oh oh.. oppareul saranghae

Yoona – Kibum

 

Aku menontonnya dari kejauhan. Dirinya yang sedang memasukkan bola basket ke dalam ring itu. Jantungku serasa berdegup dengan kencang saat melihat wajahnya yang bercucuran keringat seperti itu. Aku hanya dapat menggigit jari melihatnya. Ingin sekali aku pergi kesana dan mencium aroma tubuhnya yang menggoda itu, tapi.. hey.. itu sangat tolol!

 

Kibum berjalan ke tepi lapangan. Tempat aku duduk menontonnya di antara kerumunan yeoja yang berteriak histeris melihat para pemain basket yang ganteng – ganteng itu. Dia mengambil salah satu sapu tangan yang disodorkan para penggemarnya –aku termasuk penggemarnya- dan mengelap keringatnya yang bercucuran itu. Ah.. penggemar yang beruntung

 

Aku terpaku.

 

Hey.. bukankah itu sapu tangan berwarna biru langit kepunyaanku? Aku menyadari sesuatu. Akulah penggemar beruntung itu. Aku menyodorkan sapu tangan itu dan dia mengambilnya, sebelum itu juga dia memberikan senyuman hangat padaku.

 

Sial… jantungku berdegup kencang lagi. Bahkan dua kali lebih hebat dari sebelumnya. Kibum kembali ke tengah lapangan dan larut dalam permainan basket yang berlangsung itu. Aku memandanginya.

 

Kibum-ah… kapan kau akan membalas cintaku ini? Aku mencintaimu. Sangat.

 

 

Mokpo In Love [Part 4]

Mokpo In Love 4 [Oh My God!]

 

Annyeong~

Setelah meditasi sekian abad *lebay*, aku kembali lagi melanjutkan FF abal – abal yang aneh ini.

Mungkin para pembaca udah pada lupa ya dengan jalan ceritanya? Gak papa deh. Aku maklumi T-T

Oke.. daripada bacot-bacotan lebih banyak lagi, Here we aree… Mokpo In Loveee!! *lebay again-_-*

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

Don’t to be a silent reders please…

If you don’t like the pair, don’t read

I accept a bash… but don’t bash the couple please.

“5” mataku malas sekali untuk terbuka.

“4” waktu tidurku semalam sangatlah minim. Kira – kira hanya 5 atau 6 jam saja. Oh tidak.. ini bisa merusak kecantikan wajahku!

“3” tapi seperti ada dorongan bagiku untuk membuka mata. Namun.. aaaahh.. mataku terasa sangat berat.

“2” kenapa tiba – tiba ada rasa gugup ya mendengar ancaman bodoh itu? Issh.. kenapa pula suara ikan busuk itu masih terdengar? Aissh… Tuhaaan, aku ingin bermimpi yang lebih baik dan bermutu.

“1”

PART 4

Author POV

“1”

“AAAAAAAAAAAAAA….!!!! APPAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” mata Seohyun seketika itu juga terbuka lebar. Dirinya memekik dengan begitu kencang keras melihat tubuh Donghae yang hanya tinggal beberapa cm saja dari dirinya dan bibir Donghae yang mencoba menciumnya.

BRUK

“appoyo! Kau gila ha?!” maki Donghae sambil menahan sakit di punggungnya akibat terbentur dengan lantai.

“kenapa kau dekat – dekat denganku?! Ha! Kau mau melakukan hal yang tidak wajar kan?! Ayo mengaku” ujar Seohyun dengan nada mengintimidasi. Dia masih mengatur nafasnya yang putus – putus karena terkejut.

Donghae bangkit dengan sedikit menahan sakit lalu berdiri di depan Seohyun yang masih duduk di kasurnya. Matanya menatap tajam yeoja yang ada di hadapannya ini. “hal tidak wajar bagaimana? Lagipula salah sendiri tidak bangun cepat!” bentak Donghae dengan tangan terlipat di depan dada. Jujur saja, dia sangat kesal dengan yeoja ini. Sudah telat bangun, masih saja bisa marah – marah hingga mendorongnya ke lantai. Berbeda dengan pikiran Seohyun, yeoja ini berpikir, bila ia terlambat sedetik saja, dirinya akan menjadi korban kelakuan tidak wajar atau bisa dibilang pelecehan dari lelaki hidung belang yang tak lain dan tak bukan adalah Donghae.

“salahku? Hey ahjussi genit!”

“mwo??”

“ingat ya! Walau aku dijodohkan dengan lelaki hidung belang sepertimu, itu bukan berarti aku pasrah jika kau melakukan hal yang tidak sewajarnya padaku!” telunjuk Seohyun mendarat keras pada hidung mancung Donghae yang masih melongo mendengar penuturannya.Seohyun memencet hidung Donghae keras lalu pergi berlalu ke kamar mandi yang ada di kamarnya. “Awww…”  saat itu juga, kesadaran Donghae pulih sepenuhnya. Otaknya sudah mampu menangkap maksud perkataan Seohyun tadi.

“ YAH! GADIS GILA!!!”

~~~

“appa tadi dengar ada keributan di kamar Seohyun. Ada apa?” tanya Tuan Seo kepada dua orang yang telah duduk bersebelahan di meja makan, pagi itu. Donghae dan Seohyun saling memandang sebentar, seakan berbicara lewat pandangan mata, raut wajah mereka berubah sekali – kali.

Donghae menajamkan matanya melihat Seohyun, menyuruh agar yeoja itu menjelaskan pada Tuan Seo tentang keributan kecil di kamar tadi. Seohyun menjawab dengan menggelengkan kepalanya dan mengedikkan kepalanya kepada Tuan Seo.

“apa yang kalian lakukan?” suara lembut dari Ny Seo membuat Donghae dan Seohyun berhenti melakukan aktivitas tanpa suara tersebut. Donghae dan Seohyun tersenyum kikuk pada Ny Seo, mereka sungguh tak tau harus menjawab apa.

“Seohyun.. “

“ne appa”

“jawab pertanyaan appa tadi. Kenapa tadi appa mendengar keributan di kamarmu? Dan.. kenapa Donghae meneriakimu gadis gila? Apa yang terjadi?” tanya Tuan Seo beruntun. Seohyun menggigit bibir bawahnya namun sesaat kemudian dirinya tersenyum kecil lalu menjawab ucapan appanya itu, “itu appa … Donghae-ah. Dia hendak melakukan sesuatu yang tak wajar kepadaku” jawab Seohyun dengan nada melapor. ‘ini bisa jadi trik untuk membatalkan perjodohan ini. mungkin appa akan membenci Donghae karena hendak melakukan pelecehan padaku’ batin Seohyun berucap licik.

“jinjjayo Donghae? Hal tidak wajar bagaimana?” tanya Ny Seo pada Donghae yang tengah menatap kesal Seohyun. ‘apa hobinya itu menuduh orang? Jelas – jelas aku hanya akan menciumnya karena tidak bangun – bangun’ pikir Donghae. Bukannya Donghae yang menjawab, malah Seohyun yang menjawab pertanyaan Ny Seo, “pelecehan seksual, eomma”

“mwo?? Pelecehan seksual? Donghae, kau…”

“ani… aniyo abeoji, eommanim. Aku sungguh tidak ada maksud melakukan hal seperti pada Seohyun. Itu tidak benar..” sergah Donghae cepat. Matanya mendelik marah pada yeoja yang hanya bisa tersenyum kemenangan disebelahnya itu.

“astaga kalian ini.. belum menikah saja sudah ribut” Tuan Seo menghela nafasnya setelah memasukkan pasokan oksigen melalui rongga hidungnya. Beliau mengambil gelas bening berisi air putih dan meneguknya sedikit, “kenapa tidak kau lanjutkan saja tindakanmu tadi, Donghae-ah? Bukankah itu bagus supaya kami cepat meminang cucu?”

Seohyun POV

APPA GILA!!! APPA GILA!!!

Sudah menjodohkanku seenaknya dengan ikan busuk ini, sekarang malah memperbincangkan masalah menimang cucu? Sulit dipercaya

Kulirik ikan berwujud manusia yang ada di sampingku, dia tertawa. Apa dia pikir itu lelucon yang pantas

Ditertawai? Haahaa.. tidak lucu!

“hahaha.. abeoji, itu tidak mungkin. Kami belum terikat hubungan suami istri seperti yang seharusnya. Tapi saya janji, jika sudah menikah, kami akan membuat anak selusin” Gurau Donghae yang sukses membuat tawa eomma dan appa pecah. Saking keras tawanya, nasi yang sedang dikunyah appa pun tersedak pada tenggorokannya. Ckck -_-

Tapi tunggu dulu. Apa yang dia katakana tadi? Anak selusin? Satu lusin sama dengan 12 buah? Berarti.. WHAT THE HELL!!!

“jeongmal miccheseo namja” desisku yang membuat tatapannya berpaling padaku. “terserah kau.. weeek” Donghae memeletkan lidahnya padaku. bibirku mengerucut karenanya, menyebalkan.

~~~

To: Kyuhyun Oppa

From: Seobaby

 

Oppaku sayang, bisakah kau menemani yeojamu ini sebentar?

Rumah bagaikan neraka sekarang bagiku. Jemput aku jam 3 ya oppa…

Sampai bertemu ^^

Kutekan tombol send. “huuhh..” tubuhku terhempas ke kasur dan tanganku terentang lebar. Hidungku menarik oksigen sebanyak mungkin lalu menghembuskannya melalui mulut. 5 menit kemudian, aku bangkit dari kasur lalu berlalu ke kemar mandi. Mandi untuk menyegarkan badan agar terlihat tidak buruk di depan kekasih tak apa kan?

  Setelah selesai mandi dan bersiap, aku mengecek ponselku untuk melihat pesan. Siapa tau Kyuhyun membalas pesanku bukan?

1 New Message

Betul kan kataku. Aaah.. feeling dari sepasang kekasih memang hebat dan tak pernah salah.

To: Seobaby

From: Kyuhyun Oppa

 

Hari ini aku tak ada waktu. Aku tidak bisa

Ada urusan yang mesti aku selesaikan hari ini juga. Lain kali saja ya, sayang.

Kecewa. Tentu saja. Aku sudah berdandan dan memakai dress biru langit yang manis supaya dia senang, tapi sekarang dia malah menghancurkan harapanku. Menyedihkan sekali aku hari ini. aku melangkahkan kaki menuju ruang tv, semoga saja ada acara bagus seperti keroro misalnya.

“rapi sekali.. mau kemana?” tanya Donghae yang duduk manis di atas sofa setelah menyesap sedikit teh hangat yang ada. Aku merenggut kesal dan duduk di sebelahnya dengan tatapan menyebalkan. “kenapa sih?” tanya Donghae agak jengah karena aku tidak menjawab malah memasang tampang menyebalkan namun imut *(?)*.

“aku ingin jalan – jalan” jawabku sekenanya.

“lalu?”

“lalu Kyuhyun tidak bisa mengantarku karena ada pekerjaan”

“oh..” OH? HANYA OH??!! Oke.. mungkin aku agak lebay. Tapi asal tau aja, aku adalah salah satu tipe orang yang paling tidak suka jika suatu perkataan dijawab dengan dua huruf ‘oh’. Benar – benar terkesan seperti tidak penting omongan itu. Tapi bukankah aku ini salah satu orang penting? Otomatis segala apa yang aku lakukan dan ucapkan adalah penting dan camkan satu hal ini, JANGAN MENJAWAB DENGAN OH!

“dasar pria menyebalkan…” desisku tajam. Donghae mendengarnya dan balas menatapku bingung, “kau ini kenapa sih? Aku sedang tidak mood berdebat dan mencari masalah denganmu”

“tapi segala sikapmu itu mengundang perdebatan, tau!” tanganku bersedekap di depan dada dan mataku mendelik padanya. Lihat saja pria ini, sudah tau aku lagi mati kesal, dia malah enak – enakan menonton tv dan mencomot satu per satu keripik kentang asin kesukaanku.

“oh.. aku tidak tau. Janji deh lain kali tidak lagi” jawabnya tanpa menatapku dan dengan mulut asyik mengunyah keripik. Tangan kanannya masuk ke dalam toples hendak mengambil keripik lagi, “HEY!” teriaknya karena tanganku yang juga masuk ke dalam toples dengan sengaja. Kusunggingkan senyum jail, “enak saja mengambil keripik kentangku” kucubit tangannya dari dalam hingga keripik yang semula berada dalam genggamannya terjatuh.

“aduh.. sakit tau” rintihnya mengusap – usap bekas cubitanku pada tangannya.

“oh.. aku tidak tau. Gak janji deh kalau lain kali tidak seperti itu lagi” jawabku sengaja mengcopy ucapan sebelumnya. Aku merebut toples kaca dari tangannya, “ini milikku.. jangan sembarangan makan!” tidak hanya itu, tanganku mengambil remote tv dan mematikan siaran berita yang sedang ditontonnya, “ini tv keluargaku, jangan sembarangan nonton!”

“pelit banget jadi cewek” cibirnya. Tubuhnya bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur. Sepertinya sih untuk mengambil minum.

“mau apa?” tanyaku menghampirinya yang sibuk mengeluarkan pan pancake dan beberapa bahan dapur yang tidak kuketahui. Cabut pendapatku bahwa dia mau mengambil minum. Pan pancake dan madu bukan sejenis minuman, kan? Jadi dia bukan mau minum.

“buat chocolate pancake. Aku masih lapar” jawabnya dengan tangan sibuk mencampur adukkan berbagai bahan ke dalam satu mangkuk. “pantas saja gendut… makannya banyak banget” celetukku. Tapi diam – diam aku menaruh sedikit rasa kagum pada Donghae. Bukan karena apa ya, tapi lihat saja, dia bahkan bisa membuat pancake dan aku yakin dia bisa membuat yang lain. Bandingkan denganku yang tidak tau memasak sekalipun. Benar – benar menyedihkan. Walaupun aku sering membantu mengantar susu saat di mokpo dulu, itu bukan berarti aku mandiri dan bisa melakukan pekerjaan rumah dengan handal. Itu tidak benar.

Sekian lama dia membuat, asyik masyuk membulak balik pancake dan menaruhnya dipiring, menghiasnya sedemikan rupa dengan madu dan beberapa toping yang ada. Dia menaruh piringnya di meja. Aku tersenyum bersemangat, segera mengambil pisau dan garpu untuk menyantap pancake cokelat yang kebetulan kesukaanku ini.

“mari makaan!!” seruku semangat. Madu yang mengalir di sisi pancake membuatku menjadi sangat lapar. Pancake cokelat yang tersedia di hadapanku tiba – tiba menghilang. Kupalingkan pandanganku pada Donghae yang menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kubaca.

“enak saja. Aku hanya membuatnya untuk diriku sendiri” ujarnya lalu memotong pancake itu menjadi potongan yang kecil – kecil. Bibirku mengerucut karena ucapannya, benar – benar menjengkelkan. Tapi jujur saja, aku ingin sekali makan pancake itu.

“mau?” tawarnya tiba – tiba. Mataku membesar dan aku mengangguk penuh semangat.

“poppo..” ucapnya sambil menunjuk pipi kanannya. MWO!! APA DIA SUDAH GILAA?!!!

“Mwo?!! Ani.. Andwaeyo!” tolakku saat itu juga. Donghae hanya mengendikkan bahunya lalu kembali makan.

“Pelit sekali jadi laki – laki. Oh Tuhan, kenapa aku harus punya calon suami yang sepelit ini? Mana bisa aku tahan dengannyaa.. Arggh!” ucapku sedikit menyindir Donghae. Tanganku mengipas – ngipas leherku seperti kepanasan. Tapi hal itu berhasil membuat Donghae berhenti makan dan menyorongkan piring itu ke tengah meja.

Dalam hati, aku tersenyum penuh kemenangan. Dia tersinggung? Haha..

“Baiklah – baiklah. Tapi aku tetap tidak akan menyerahkan pancake ini padamu.” HAHH!!

“Untuk lebih adilnya, mau ikut jalan – jalan bersamaku?”

“JINJJAYO?”

~~~

Author POV

“Keroroooo!” seru Seohyun heboh saat melihat berbagai pernak – pernik bertemakan kartun favoritnya itu di sebuah toko. “AHH!! Lucu sekalii”

Donghae memutar mata malas melihat tingkah kekanakkan dari Seohyun. Astaga, wanita ini umurnya berapa sih? Kenapa masih saja udik melihat pernak – pernik yang menurut Donghae sangat menggelikan?

“Donghae, lihat ini. Sangat lucu, bukan? AH! Aku mauuu” Seohyun menarik kerah baju Donghae dan memperlihatkan kepadanya sebuah lampu tidur berbentuk sersan keroro sedang hormat. Donghae menghela nafasnya, apa wanita ini sedang merajuk minta dibelikan? Ayolah.. Donghae mau membelikannya perhiasan yang mahal asal bukan mainan anak – anak seperti ini.

“Hae-ah.. belikan yaa…” pinta Seohyun pada Donghae. Donghae menatap Seohyun yang tengah memohon padanya dengan membuat jurus ‘puppy eyes’. Astaga, jujur saja, Seohyun sangat lucu dengan tingkah seperti ini.

“Aissh.. baiklah baiklah. Ambil itu dan bawa ke kasir. Tapi ingat, pastikan barang itu kau gunakan!” Seohyun bersorak senang saat melihat Donghae mengeluarkan dompetnya untuk membayar lampu tidur tersebut.

“Yeei..”

Donghae mengunyah spagetthi dengan rakus. Entah kenapa dia sangat lapar sekarang. Mungkin karena faktor menemani Seohyun berbelanja hingga capek setengah mati. Ouch, kakinya seperti mati rasa karena terus berjalan kesana kemari mengelilingi mall yang sangat besar ini.

“Uh.. pelan – pelan makannya. Saosnya sampai belepotan di sekitar mulutmu, tau” ujar Seohyun yang duduk di hadapannya. Seohyun mengambil tisu dalam tasnya lalu mengelap saos tomat yang menempel di sekitar mulut Donghae sebelum Donghae bertindak. Donghae terdiam sesaat ketika tangan Seohyun dengan lembut membersihkan saos – saos itu. Astaga, kenapa tiba – tiba jantungnya terasa begitu cepat berdetak? Hey, apa dia gugup?

Hingga Seohyun menarik kembali tangannya dan kembali memakan lasagna miliknya. Donghae melirik Seohyun yang tengah asyik memakan lasagnanya itu. Gadis bawel yang cerewet ini entah kenapa terlihat begitu manis sekarang. Kalau dilihat lebih dalam, Seohyun juga bukan merupakan anak yang menjengkelkan dan cuek. Bahkan dia terbilang mandiri karena mau menghabiskan waktu liburnya untuk bekerja pada Lee Ahjumma. Jika boleh berkata, Donghae ingin mengatakan Seohyun adalah wanita tersempurna yang pernah ditemuinya. Tapi, tunggu dulu, sempurna? Apa perasaan ini? Apa jangan – jangan Donghae sudah mulai menaruh hati pada calon istrinya ini? Ah tidak – tidak, ini tidak mungkin. Mana mungkin dia suka pada wanita yang sudah mengatainya dengan sebutan ‘ikan busuk’ dan ‘ahjussi genit’?

“Hey! Kenapa kau menatapku seperti itu? Jangan melamun!” ucapan Seohyun yang tiba – tiba membuat Donghae tersadar dari lamunannya. Astaga, kenapa Donghae bisa melamun seperti itu? Ayolah Donghae.. jangan seperti ini.

“AH! A-aku? Aku tidak melamun!”

“Bohong. Sedari tadi kau itu melamun sambil menatapku terus. Aku jadi risih, tau” ujar Seohyun lalu menyedot minuman dinginnya. Donghae menelan ludah, jadi sedari tadi dia menatap Seohyun terus? Ini memalukan.

“Kalau suka padaku bilang saja” lanjut Seohyun lagi.

Donghae mencoba menjawab, “Percaya diri sekali. Aku tidak menyukaimu.”

Seohyun tersenyum, tetapi bukan senyuman manis yang biasa ditampilkannya, senyuman kali ini seperti sebuah senyuman licik, “Betulkah? Oh baiklah.. tapi lihat saja nanti, kau pasti akan menyukaiku cepat atau lambat” ucap Seohyun seperti menantang.

“Benar – benar narsis. Aku tidak menyukaimu, calon nyonya Lee. Aku hanya mencintaimu”

JLEB

Seohyun terpaku. Donghae pun terpaku. Perkataan macam apa yang tadi keluar dari mulutnya itu. Donghae merutuk mulutnya saat itu juga. Tapi ini sangat aneh, entah kenapa saat kata – kata itu keluar dari mulutnya, Donghae menjadi merasa sangat gugup. Hey.. apa dia gugup menunggu jawaban Seohyun? Apa itu sebuah pernyataan cinta, ha? ASTAGA! APAKAH DUNIA SUDAH KIAMAT?!

“Donghae? Kau serius?” tanya Seohyun dengan suara pelan. Wajahnya ditundukkan ke bawah hingga rambutnya yang panjang itu berjatuhan menutupi pundaknya.

Lagi – lagi, Donghae menelan ludah, dia bingung mau menjawab apa. Ya? Sepertinya Donghae harus siap masuk rumah sakit saat itu juga. Tidak? Hatinya seperti berdemonstrasi jika ia hendak mengucapkan kata ‘tidak’.

“Hae..” panggil Seohyun sekali lagi.

Donghae memberanikan diri menatap Seohyun, memasang tampang setenang mungkin, dan menjawab, “Hm.. Ya. Aku harus mencintaimu karena sebentar lagi kau akan menjadi istriku. Menjadi seorang nyonya Lee. Mau tidak mau aku harus menyayangi dan mencintaimu, bukan? Jadi… Ya, aku mencintaimu, Seo”

Kini giliran Seohyun yang gugup setengah mati. Perasaan galau tiba – tiba menderanya. Menjawab Ya atau Tidak. Ya? Seohyun mesti ingat kalau dia masih memiliki Kyuhyun yang berstatus sebagai orang nomor satu di hatinya. Tidak? Seperti perkataan Donghae tadi, mau tidak mau dia harus mencintainya. Ya atau tidak?

“Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Lagipula kau memang harus mencintaiku, tapi bukan sekarang. Kau bisa mencobanya secara perlahan.” Kata – kata Donghae membuat Seohyun bernafas lega. Ya benar,, dia tidak harus mencintai Donghae sekarang. Sekarang adalah saat untuk bersenang – senang, bukan?

“Oh.. Thanks, Hae”

—-

 Malam itu, perasaan tak enak mendera Seohyun. Pasalnya sejak kejadian tadi, Donghae terus menutup mulut padanya. Tidak berbicara banyak seperti biasa, padahal kalau dipikir, Donghae merupakan salah satu pria cerewet selama hidup Seohyun setelah Appanya. Palingan tadi dia hanya berbicara, ‘Ya’, ‘Selamat malam abeoji, eommanim’, dan lainnya. Tapi Donghae tidak menyapanya sama sekali.

“Aisssh~” Seohyun menutup mukanya dengan bantal. Lalu sesaat kemudian mengangkat bantal itu dan membalikkan tubuhnya hingga posisinya seperti orang tengkurap. Kenapa dirinya jadi uring – uringan begini saat Donghae tidak menyapanya? Astaga.

Beberapa menit kemudian, Seohyun bangkit dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Mengambil ponsel miliknya dan mengirimkan sms ke Kyuhyun, kekasihnya itu.

To: Kyuhyun Oppa

From: Seobaby

 

Oppa.. besok bisa bertemu sebentar?

Lalu kembali membaringkan tubuhnya ke kasur. Tidak perlu waktu lama, akhirnya Seohyun pun tertidur.

~~~

DongHae POV

Kuteguk gelas alkohol yang sudah keempat kalinya. Menghabiskan seluruh isi minuman itu. Dentuman musik yang keras dan banyak orang yang asyik berdansa di atas lantai dansa yang ada dihadapanku. Beberapa pasangan tengah duduk manis sambil minum – minum dan saling menyentuh satu sama lain di kursi – kursi berwarna merah hati yang tersedia di club malam ini.

Aku sendiri sebenarnya tidak datang sendirian disini. Aku bersama seorang temanku yang cerewetnya minta ampun dan tingkat keyadongannya tidak dapat tertandingi, HyukJae. Seperti yang kubilang, sebagai seorang yang tingkat keyadongannya tidak dapat tertandingi, dia sudah menghampiri beberapa gadis genit yang berpakaian mini hingga menampilkan bagian – bagian yang seharusnya tidak layak dilihat orang banyak. Aku bingung padanya, sebenarnya apa yang bisa didapatkan dengan bermain bersama para gadis yang umurnya masih muda tetapi wajah dan sikapnya sudah seperti tante – tante? Kepuasan nafsu? Itu omong kosong. Lelaki tak pernah puas.

Seperti diriku, aku tak pernah puas. Tak pernah puas meminum alkohol yang entah sudah keberapa gelas ini. Jujur, aku jarang sekali pergi ke club malam dan meminum alkohol dalam porsi banyak. Jika aku masih waras, aku akan mengontrol diriku untuk meminum alkohol. Tetapi sekarang, lihatlah, aku tak waras. Dan ini semua karena gadis kodok itu.

Seorang gadis berpakaian mini sekali –hampir telanjang malahan. Aku tak bohong- menghampiri tempat aku duduk. Mengambil kursi di sebelahku dan menatapku secara seduktif. “Hai..” sapanya dengan nada yang seperti dibuat – buat agar menimbulkan kesan mendesah dan sexy. Tapi hey,, aku takkan pernah terangsang dengan suara seperti itu.

“Oh.. hai” jawabku pendek lalu kembali fokus pada sepasang pasangan yang sedang berciuman panas. Bukan HyukJae, tapi Kyuhyun. Ya.. Kyuhyun, kekasih dari gadis yang mampu membuatku seperti ini. Dia memang hidung belang, sudah punya kekasih sesempurna Seohyun, masih tidak puas juga kah dia? Benar – benar hebat. Tapi harusnya dia bersyukur, aku mungkin akan menyembunyikan rahasia ini dari Seohyun dulu.

Sesaat kemudian, aku merasakan pundakku sedang diraba oleh gadis yang duduk disebelahku ini. Kupalingkan tatapanku dari HyukJae kepada gadis itu. Gadis itu tersenyum senang saat aku menatapnya penuh tanya, dia mendekatkan tubuhnya padaku lalu berbisik tepat di telingaku dengan mendesah, “Temani aku malam ini sayang. Aku akan memuaskanmu seperti Daerin yang memuaskan temanmu yang satunya”

Alisku terangkat saat mendengarnya, jadi mereka pekerja disini? Apa dia berpikir aku seperti HyukJae yang senang bermain begitu? Tangan gadis itu kembali menari – nari di perutku yang hanya berbalut kaos putih. Aku berusaha untuk cuek. Tetapi gadis itu tidak menyerah, dia berdiri lalu memelukku dari belakang. Tangannya menyusup dari kaos putihku, dan meraba abs-ku. Kubalikkan tubuhku menghadap gadis itu, balas menatapnya dengan tatapan semenggoda mungkin.

Eitss.. tapi tunggu dulu. Jangan berpikir aku akan menerima tawaran ‘bermain’ dari gadis ini. Aku hanya ingin sedikit mengerjainya.

Tanganku mulai bergerak, mengelus pipi gadis itu lalu mengecup bibirnya sekilas. Tanganku yang satu lagi, meraba punggungnya yang terbuka, membuat gadis itu mendesah hebat –asal kalian tau saja, aku ini cukup hebat dalam bermain seperti ini, tapi bukan berarti aku sering melakukannya!-. Sedang aku asyik mengerjainya, gadis itu memegang kedua tanganku, melingkarkannya di pinggangnya, menjilat bibirku perlahan, dan berbisik “Jangan disini, sayang. Akan lebih nikmat jika kita melakukannya di ruangan”

Gadis itu menuntunku ke salah suatu ruangan yang memang tersedia di club malam ini. Dia mengunci pintu dan duduk di bed sofa dengan posisi yang sanggup membuat semua kaum adam terangsang –tapi tidak denganku-. Aku mendekatinya, mengelus daerah sekitar pahanya. Menariknya agar dia bangkit dan mencium bibirnya ganas.

Sepertinya, aku bukan hanya akan mengerjai gadis ini, tapi benar – benar bermain dengannya. Mungkin aku akan melupakan kejadian tadi siang dengan cara seperti cara HyukJae melupakan masalahnya.

~~~

SeoHyun POV

Aku mengaduk American Hot Coffee ku dengan malas. Aku sudah menunggu Kyuhyun sejak sejam yang lalu tetapi batang hidungnya saja pun tidak kelihat sejak tadi. Aku mungkin sudah menghabiskan 3 gelas American Hot Coffee sekarang.

Ponsel putih yang sedari tadi kuletakkan di atas meja pun tidak menunjukkan tanda – tanda aka nada panggilan atau sms. Apa jalanan sedang macet? Kenapa lama sekali. Tumben juga, tadi Donghae tidak datang ke rumah seperti biasanya. Menelpon pun tidak hingga membuat eomma khawatir tak jelas.

Kuangkat gelas coffeeku lalu menyesapnya perlahan karena masih cukup panas.”Babe.. Sorry, I’m late” suara berat Kyuhyun menyadarkanku. Aku tersenyum menatapnya. Kyuhyun segera duduk di kursi di hadapanku dan memesan salah satu minuman pada pelayan yang mengikutinya tadi.

“How with your day? Fine?” tanyanya perhatian. Aku tersenyum kemudian menjawab, “Not bad, but not good too. How with you? You look so messy, dear”. Yap, Kyuhyun memang terlihat sangat berantakan pagi ini. Rambutnya yang biasanya disisir rapi, acak – acakkan dan terlihat hanya dirapikan dengan tangan. Lehernya juga penuh dengan bercak kemerahan. Apa yang dia lakukan semalam?

Kyuhyun terlihat cukup kelabakkan saat kulontarkan pertanyaan itu, “Oh.. I’m fine. Don’t worry. Aku hanya lembur semalam”

“Jinjja? Bagaimana dengan bercak merah di lehermu? What you do last night?” tanyaku mulai curiga.

“ini..Oh! ini karena nyamuk. You know? Di kantorku semalam nyamuknya sangat banyak. Leherku hampir semuanya menjadi sasaran gigitan nyamuk. Maybe because my blood has a sweet taste, right? Hehehe” jawabnya. Aku tertegun, sejak kapan nyamuk dapat menilai rasa darah seseorang? Bukannya darah itu amis ya?

“Oh.. yes. You’re right” timpalku lalu menyesap kembali coffeeku. Beberapa saat kemudian, minuman dan cemilan yang Kyuhyun pesan datang. Entah apa karena mataku yang bermasalah atau apa, aku melihat Kyuhyun mencolek pinggang si pelayan dengan genit lalu menyelipkan sesuatu di kantong rok pelayan itu.

Saat Kyuhyun menyadari aku tengah menatapnya penuh pertanyaa, dia mulai berbicara “Oh ya, bagaimana keadaan abeoji dan eommanim? Apa mereka baik?”

“Ne.. mereka baik saja. Kyu…” jawabku dan memfokuskan pandangku padanya.

“Hm?”

“I have something to tell you..”

“What?”

“Aku dijodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pria. Pria yang dulu pernah menjemputku saat aku di club bersamamu”

“WHAATT?!!! Are you serious?!” pekik Kyuhyun saat aku menyelesaikan omonganku. Kyuhyun terlihat sangat terkejut. Aku hanya dapat menggigit bibir bawahku dan menundukkan kepalaku. Dengan sedikit ketakutan, aku menganggukan kepalaku.

“What the hell with this…. Arghh! Bagaimana bisa” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Aku tak berani membuka suara, entah kenapa suaraku seperti tertahan di tenggorokanku.

“Apa kita harus berakhir disini?” lanjutnya setelah menenangkan emosinya. Aku mendongakan kepalaku, menggelengkannya sekuat tenaga tanda aku menolak untuk putus dengannya. Demi apapun, aku mencintai Kyuhyun sangat. Tapi disisi lain, aku bimbang dan ragu. Aku tau perjodohan ini tidak dapat dielakkan lagi. Semua persiapan telah dipersiapkan appa dan dalam waktu dekat ini aku akan berubah marga menjadi Lee bukan Seo lagi.

Mengenai perasaanku, aku tidak mau berpisah dari Kyuhyun. Tetapi aku juga tidak mau kehilangan Donghae. Dua lelaki ini sangat berbeda sifat tetapi sangat berpengaruh bagi hidupku. Kyuhyun yang bagiku seperti pangeran dari negeri dongeng, dan Donghae yang seperti malaikat pencabut nyawa yang keji, kedua pria ini merupakan hartaku. Permata hidupku. Aku tidak mungkin melepas salah satu dari mereka. Tapi..

Tunggu dulu.. Donghae merupakan permata hidupku? Apa yang kupikirkan! Ini konyol. Apa artinya aku memang telah jatuh cinta padanya? Oh God… It’s impossible! But, maybe it’s will be possible.

TBC ._.v

Note: Lalalalaaaa~ Bagaimana readers? Panjang kan? Kayaknya udah lama banget ya aku posting cerita lanjutan dari FF series ini. Konflik kayaknya udah mulai bermunculan ya. Donghae juga udah nyatain perasaannya pada Seohyun. Dan Seohyun galaaaau~ *lebay*. FF ini pun seharusnya ratingnya aku naikkin, soalnya ada beberapa yang nc. Tapi setelah aku pikir juga, nc hanya ada di beberapa part aja. Itupun gak terlalu panas, hanya ciuman dan sebagainya. Next story mungkin akan lebih cepat ya.. berhubung tugas sekolahku masih belum menumpuk.

Oh ya, follow twitterku donk, mention for follback 😉 @priskilaaaa [http://twitter.com/priskilaaaa]

Dan dibawah ini. ada polling yang aku harap banget readers mau menyempatkan waktu untuk ngisi polling ini. Ada 2 FF yang sebenarnya masih ngutang banget, dan aku mutusin untuk ngelanjutin salah satunya, tapi FF apa itu, aku serahin ke readers.

Mokpo In Love [3]

MOKPO IN LOVE [3]

ImageSeo

 

Annyeong~

 

Author comeback nih dengan karya terbaru author..

Di FF ini memang bukan SeoHyun-KyuHyun seperti biasa, tapi SeoHyun-DongHae

Nah.. bagaimana dengan part sebelumnya? DongHae udah resmi dijodohin dengan SeoHyun nih.

Ada KyuHyun juga disini. Nah… gimana gimana gimanaaaa *maksud?-_-*

Dan ini adalah part terpendek yang pernah saya buaat. hahahaaa *bangga*

Okee.. cekidoot

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

Don’t to be a silent reders please…

If you don’t like the pair, don’t read

I accept a bash…

~~~

Drrt.. drrrt.. getaran dari ponsel cerdas milikku membuatku segera melihat pesan masuk. Sudut bibirku tersungging naik saat membaca pesan itu

 

From: Kyuhyun oppa

 

Chagi.. aku sudah tiba di Korea. Maukah kau ke club untuk bertemuku?

Aku mencintaimu :*

~~~

Aku mengganti bajuku yang tadi formal menjadi santai dan pantas untuk pergi ke sebuah club. jangan berpikir bahwa aku adalah anak yang alim. Aku sering pergi ke club, tapi itupun jika memang aku ada keinginan meminum champagne disana. Yah.. bisa dibilang aku ini anak yang tidak nakal, tapi juga tidak terlalu baik. Tengah – tengahlah..

 

Dress ketat berwarna hitam menjadi pilihanku *anggap aja SeoHyun di cabi song yang dipesta itu ya*. Aku harus berpenampilan sebaik mungkin untuknya. Untuk namjachinguku, KyuHyun.

 

“kau mau kemana?” suara ikan itu membuat langkahku terhenti namun tidak berbalik menatapnya. “malam begini dengan pakaian seseksi itu, mau kemana?” lanjutnya lagi. Aku lupa bahwa dia sedari tadi masih ada di rumah. Mampuslah aku! Ottokhae?!

 

Aku berbalik menatapnya, “apa hakmu menanyakan urusanku? Aku mau pergi kemanapun terserah aku” jawabku sinis. Bagus Seohyun…

 

“yak! Walaupun memang kita saling tidak menyukai, tapi setidaknya hargai aku donk. Aku bisa dipenggal abeoji jika kau kenapa – napa!” balasnya sengit. Aku sudah tau, pasti dia akan mengatakan soal appa.

 

“aku hanya ke club!” balasku lagi.

 

Dia sedikit terperingah mendengar perkataanku, “ka-kau ke club?” aku mengangguk. “MICHOSEO!!! KAU ITU MASIH KULIAH SEO JOO HYUN! TIDAK BOLEH!!!” pekiknya. Sombong sekali dia melarangku. Dia pikir dia siapa.

 

“jangan urusi aku!!!! aku mau kemanapun itu terserah aku!” ucapku lalu  membanting pintu rumah dengan keras. Aku memukul stir mobil dengan keras lalu melajukan mobil ini menuju club yang dimaksud Kyuhyun.

 

~~~

“Oppa!” panggilku pada namja berbaju biru gelap yang sedang meminum wine. Kyuhyun menatapku lalu memelukku erat, “aku sangat merindukanmu chagiya…”. Aku tersenyum saat ia melepaskan pelukannya, “aku juga rindu oppa… bagaimana sekolah oppa di London?”

 

Dia duduk di salah satu sofa berwarna merah lalu menyesap sedikit winenya, “kurang  bagus” jawabnya singkat. “mwo? Apa yang kurang bagus oppa? Itu kan sekolah terkenal…” jawabku. Kyuhyun meletakkan gelasnya lalu menatapku sembari menggenggam erat tanganku, “kurangnya itu karena tidak ada kau disana. Aku sungguh merindukanmu… setiap malam kau selalu datang di mimpiku.” Ucapnya yang berhasil membuat pipiku bersemu merah.

 

“jeongmal?” dia mengangguk. Aku tersenyum balik dan mengambil gelas dan menuangkan sedikit wine ke dalamnya. Sebenarnya aku kurang suka meminum wine, tapi tak apalah. Toh ini juga buat kesenangan kekasihku. Aku meminum wineku sedikit tanpa mengalihkan pandanganku ke wajahnya yang tampan itu. “wae?” tanyanya saat melihatku terus menatapnya.

 

“kau makin tampan, oppa” jawabku jujur. Kyuhyun tertawa lalu mendekatkan kepalanya kepadaku, “kau juga makin cantik, My SeoLady” ucapnya sambil menyeringai, evil smile khas miliknya. dia merengkuh tengkukku lalu melumat bibirku secara tiba – tiba. Aku menyambut bibirnya dengan senang hati lalu membalas lumatan demi lumatan bibirnya. Tak puas dengan bibirku, bibirnya turun ke arah leherku. Menghisap kulit leherku dan memberi kissmark disana. Sepertinya malam ini akan berakhir bahagia.

~~~

DongHae POV

 

Aissh.. ada apa denganku?! Kenapa aku terus memikirkan kodok itu? Aku sedari tadi terus mondar – mandir di depan ruang tv. Rambutku sudah berantakan sejak mobilnya melaju di jalan raya. Entah kenapa pikiranku merasa tidak tenang. Aku sudah mencoba menghubunginya setelah meminta nomornya di abeoji. Tapi sama saja, dia tidak mau mengangkatnya. Apa lagi abeoji tadi menyuruhku untuk menjaganya malam ini karena tidak bisa pulang ke rumah. Matilah aku!

 

Seohyun berpakaian cukup terbuka. Membuat pikiranku melayang lebih ke arah negatif, apalagi tadi dia menyatakan bahwa dia akan ke club. aku masih tidak percaya.. mukanya sangat polos tapi sudah sering ke club? wow..

 

Aku segera merogoh kunci mobilku lalu pergi mencari club yang mungkin menjadi singgahannya ini. Club demi club menjadi singgahanku untuk mencarinya, tapi tetap tidak ada. Hingga aku tiba di salah satu club terkenal di Seoul untuk mencari Seohyun, dan.. YAKK!!!! APA – APAAN INI!!!

 

Author POV

 

Batin Donghae benar – benar berperang melihat apa yang disuguhkan di pandangannya. Seohyun, gadis yang dijodohkan dengannya tengah mabuk berat hingga tertidur di salah satu sofa club dan seorang namja yang menyeringai nakal melihat kondisi Seohyun yang benar – benar tidak berdaya.

 

Tangan namja itu mulai mengelus wajah Seohyun dari kening hingga bibir. Lalu mengecup dan melumatnya. Donghae segera berlari menuju tempat itu dan mengambil paksa Seohyun di sofa. “YAK! APA YANG KAU LAKUKAN!” teriak namja yang bernama Kyuhyun itu. Kyuhyun berdiri dan berdesis geram melihat seorang yang tidak dikenalnya mengambil paksa gadisnya itu.

 

Donghae meletakkan Seohyun di pundaknya –posisi seperti orang yang sedang berpelukan- lalu memandang tajam ke Kyuhyun, “laki – laki kurang ajar! Berani – beraninya kau menyentuh wanita yang tengah mabuk berat seperti ini?! Biadab!!” maki Donghae dengan suara keras, tak diperdulikannya jika Seohyun terbangun karena terganggu dengan suaranya. Kyuhyun berdecak kesal lalu mengambil langkah untuk pergi meninggalkan Donghae, namun sebelum itu dia mengucapkan “dia kekasihku.. terserah aku mau melakukan apapun kepadanya” desisnya lalu menggandeng salah satu yeoja berpakaian seksi di club itu dan pergi entah kemana. Donghae hanya dapat terdiam, mencoba mencerna perkataan Kyuhyun barusan, “kekasih? Jadi… “

 

~~~

Donghae POV

 

Aku memandangi tubuhnya yang telah berganti baju ini. Baju hitam pendek yang tadi dikenakannya telah diganti dengan piyama lengan panjang bergambar kodok. Tentu saja bukan aku yang menggantinya, tapi seorang pegawai mereka yang kebetulan ada di rumah. Cari mati jika aku melakukan itu.

 

Aku masih tidak dapat percaya dengan kejadian di club tadi. Bayanganku soal lelaki tadi yang mengatakan bahwa kodok ini adalah kekasihnya lalu pergi menggandeng salah satu yeoja disana, membuatku berpikir bahwa dia adalah namja playboy.

 

Aku juga masih tidak dapat percaya jika kodok seperti dia bisa meminum minuman keras. Wajah polosnya ternyata sangat menipu orang – orang di sekitarnya, apa abeoji dan eommonim tau soal hal ini? Aku tidak tau.

 

“errr…” tubuh Seohyun sedikit menggelinjang tanda ia terusik. Aku tetap diam pada posisiku, terus memandanginya. Aku merasa kasihan pada dirinya kini. Aku terkekeh pelan, mengingat kejadian malam ini yang seperti video kilat di otakku. Seohyun yang menendang body mobilku saat di Mokpo, saat itu aku benar – benar ingin agar tidak bertemu dengan dirinya lagi. Tapi takdir berkata lain, harapanku sangatlah jauh dengan kenyataan yang terjadi. Aku malah dijodohkan oleh ahjumma dan abeoji dengan dia. Yang secara tidak langsung, dia akan menjadi salah satu bagian dari hidupku yang harus kulindungi.

 

~~~

Seohyun POV

 

Mataku berkedip – kedip berusaha menerima silaunya sinar matahari yang masuk melalui celah jendela yang masih tertutupi korden berwarna klasik itu. Tubuhku bangkit dan duduk di atas tempat tidur, kepalaku masih terasa sangat pusing karena efek alcohol yang kemarin kukonsumsi bersama Kyuhyun.

 

Tunggu.. aku berada di kamarku? Ini kamarku kan? Kenapa bisa? Deretan pertanyaan itu patut terjawab melihat kondisiku yang telah memakai baju keroro.

 

Aku keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan. Disana ada appa dan eomma yang sedang sarapan pagi. Eomma mendongakkan kepalanya melihatku lalu tersenyum, “selamat pagi, sayang. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” aku hanya tersenyum menanggapinya. Tanganku memegang sandaran kursi makan, “kenapa aku bisa di kamar?”

 

“Donghae yang membawamu pulang” jawab eomma. Kulirik appa, appa hanya fokus pada koran yang menjadi bacaannya kini tanpa melihatku sama sekali. Dia marah?

 

“Donghae? Apa dia yang ….” Seakan tau akan apa yang ada di pikiranku, eomma kembali menjawab “tenang saja, istri asisten park yang mengganti bajumu”

 

“kau cepat berganti baju. Donghae akan mengantarmu ke butik baju pertunangan kalian nanti” appa akhirnya membuka suaranya setelah terus terdiam. Aku memandangi pria botak setengah ini dengan tidak percaya, “tunangan?”

 

“minggu depan kalian bertunangan”

 

“APA?!!!!”

 

~~~

“bagaimana? Bagus tidak? Atau kurang cocok? Tapi aku suka sih dengan baju ini. Bagaimana? ” deretan pertanyaan kulempar pada namja ikan mokpo yang berdiri memandangiku dari atas sampai bawah. Dia duduk di sofa cream butik dengan meregangkan tangannya dan memangku kaki kanannya di kaki kirinya seperti lelaki mapan. Padahal kenyataannya, ya ampuun -_-

 

Aku yang berdiri dengan mengenakan gaun hitam hanya memandanginya kesal karena tidak kunjung memberikan pendapat. “hey!”

 

“kurang bagus” aku menganga mendengarnya, aku menunggu pendapatnya selama 5 menit dan dia menjawab kurang bagus? Hey! Ini pilihan favoritku!

 

“ganti yang lain..” aku mendengus kesal mendengarnya lalu memasuki kamar ganti lagi untuk mengganti gaun ini. “dasar ikaaaaan!!!”

 

Donghae POV

 

Aku hanya tersenyum meledek mendengar dia berteriak kesal dari dalam ruang ganti. Sesungguhnya gaun yang dia pakai tadi cukup bagus dikenakannya, hanya aku yakin, pasti ada gaun lain yang lebih baik dari itu. Tak lama kemudian, dia keluar dengan mengenakan dress putih tanpa lengan sepaha. Aku terpana melihat yeoja ini, nyaris saja mulutku membuka lebar dan mengeluarkan liur saking kagum *ikan jorok-_-*, sempat terbersit pikiran ‘apakah dia malaikat?’

 

Dress itu sangatlah manis dikenakannya. Aku suka suka,,, sangat suka melihat dirinya mengenakan dress itu. Dia tersenyum malu saat melihatku seperti sangatlah terpesona melihatnya. “bagaimana?”

 

“kau… cantik.” Ucapku kemudian. Dia seperti tersipu mendengarnya, karena dia memegang tangannya dan memainkan kuku-kukunya, juga menundukkan kepalanya seraya tersenyum.

 

“ambil yang ini?” tanyanya. Aku spontan mengangguk lalu bangkit menuju kasir untuk membayar tagihan gaun itu.

 

Saat kami telah berada di mobil, Seohyun terus memandang ke luar jendela mobil. Matanya menangkap segala pandangan yang ia capai. Aku hanya melihatnya sekali – kali memastikan bahwa dia tidak melamun, “kodok.” Kubuka pembicaraan dengan perkataan yang mungkin akan membuat dia emosi seperti ahjumma – ahjumma.

 

“YAK! JANGAN MEMANGGILKU KODOK!!!” lengkingan suara darinya memekakan telingaku. Guratan emosi terlihat jelas di wajahnya.

 

“siapa suruh melamun?!”

 

“ani.. aku tidak melamun. Hanyaa… oh ya Donghae!”

 

“wae?”

 

“kau yang membawaku pulang kemarin malam?” aku mengangguk lalu berbicara “kau itu benar – benar menjijikkan ya.. dari luar tampangmu sangat polos seperti orang tidak berdosa, walaupun bacotanmu kadang membuatku nyaris mati. Tapi ternyata sifatmu itu bertolak belakang, kau benar – benar seperti anak tersesat arah”

 

“Ck! Bisakah kau menggunakan kata yang lebih baik dari itu?!”

 

Aku tetap tidak menggubrisnya dan tetap melanjutkan perkataanku, “kupikir kau itu anak yang tidak tau apa – apa soal dunia keglamouran, tapi ternyata sangat mengenal. Mungkin pertemuan kita terkesan terburu – buru, tapi aku sudah bisa menyimpulkan sikap apa yang harus kukeluarkan untuk menghadapimu”

 

“kau pikir aku manusia bodoh apa?!”

 

“lelaki itu siapa? Namja kurang ajar yang menggerayangi tubuhmu saat kau sedang mabuk berat? Dia bilang dia itu kekasihmu. Jinjja?” aku membuka pertanyaan. Dia menatapku sejenak lalu menjawab “ne.. dia kekasihku. Kyuhyun.” Seohyun menghela nafas berat. Apakah ini sudah sering terjadi?

 

SeoHyun POV

 

“jinnjayo? Lelaki hidung belang sepertinya?” sontak aku menatap geram ke arahnya. Kurang ajar sekali ikan ini mengatakan Kyuhyun lelaki hidung belang. Menjengkelkan.

 

“jaga omonganmu!”

 

“kau benar – benar mencintainya?” ujarnya tidak mengindahkan omonganku. Aku mendengus kesal mendengar ikan bawel ini berbicara. Sok tau!

 

“kalau aku tidak mencintanya, aku takkan menjadi kekasihnya!” dia terdiam. Setidaknya aku cukup lega tidak mendengar cerewetnya yang tidak ketulungan itu. Selama perjalanan pulang ke rumah, tak ada pembicaraan penting yang kami lewati. Hingga saat kami makan malam bersama appa dan eomma di rumahku. Entah kenapa anak ini selalu makan bersama keluargaku terus. Apa dia tidak punya rumah? Hingga sekarang appa menawarinya untuk menginap.

 

“Donghae-ah… bagaimana jika kau menginap di rumah ini? Aku yakin Seohyun pasti senang jika kau menginap”ujar appa.

 

“uhukk uhukk…” aku terbatuk mendengar ucapan appa. Eomma segera memberiku air putih, aku meneguknya hingga habis. Donghae melirikku sesaat lalu fokus kembali pada appa. “aniyo abeoji.. lebih baik jangan. Seohyun tidak akan senang jika aku menginap” ucapnya pada appa plus menyindirku.

 

“oh… tidak Donghae. Seohyun sangat senang kok jika kau menginap. Iya kan Seohyun?” aku bergidik ngeri mendengar nada bicara appa. Ini nada pemaksaan. Aku tersenyum kecut lalu mengangguk, “ne appa… Donghae-ssi, menginaplah malam ini di rumah, di luar sudah larut” ucapku dengan tidak ikhlas.

 

Donghae menatapku dengan tatapan kau-pikir-aku-mau-?-! tetapi beda dengan kata – kata yang keluar dari mulutnya, “ jinjja? Ne.. aku akan menginap”

 

“wah.. baguslah kalau begitu. Oh ya, Seohyun..”

 

“nde?”

 

“jangan lagi memanggil Donghae dengan embel – embel ssi. Panggillah dia oppa..”

 

“MWO?”

~~~

“hey! Kodok! Ayo bangun!!” aku merasa pipiku seperti baru ditampar orang saja. Terasa perih.

 

“KODOK!” kenapa mimpiku enek begini sih. Bukannya memimpikan hal – hal indah, malah bermimpi mendengar suara ikan bawel itu. “cepat bangun.. kalau tidak aku akan melapor pada abeoji” suaranya menyebalkan sekali.

 

“kalau tidak bangun dalam waktu 5 detik, aku cium nih!” Ya Tuhan.. berikanlah mimpi yang lebih baik daripada mimpi tentang ikan busuk dari mokpo ini. setidaknya bermimpi menjadi putri kerajaan dan kyuhyun oppa pangerannya, itu terdengar lebih baik.

 

“5” mataku malas sekali untuk terbuka.

 

“4” waktu tidurku semalam sangatlah minim. Kira – kira hanya 5 atau 6 jam saja. Oh tidak.. ini bisa merusak kecantikan wajahku!

 

“3” tapi seperti ada dorongan bagiku untuk membuka mata. Namun.. aaaahh.. mataku terasa sangat berat.

 

“2” kenapa tiba – tiba ada rasa gugup ya mendengar ancaman bodoh itu? Issh.. kenapa pula suara ikan busuk itu masih terdengar? Aissh… Tuhaaan, aku ingin bermimpi yang lebih baik dan bermutu.

 

“1”

 

TBC

 

HALOOOO!!! APA KABAR?? Part 3 udah muncul nih. Gaje banget ya part ini. aku yang buat aja merasa sangat memalukan. Hehehee.. maaf kalau pendek. Aku tau kalau respon ff ini dikit banget -_-. Mungkin karena SeoHae shipper masih segelintir orang ya. Tapi untuk info aja *gakadayangmau! Plak*, aku ini SeoHae shipper setelah SeoKyu. Tapi ini juga wires sejati lho. SeoHae itu bisa dibilang hanya kesukaan kedua setelah SeoKyu. Menurutku, bila memang Kyuhyun bukan jodohnya Seohyun *merekajodoh!!!*, Donghae juga cocok dengan Seohyun. Aku bukan Goguma shipper seperti kebanyakan. Entah kenapa kalau aku melihat YongSeo itu seperti tidak ada chemistry tersendiri, beda dengan SeoKyu *mianhaebuatparashippernyaYongSeo*. Aku juga bukan YoonHae shipper, aku HaeSica atau HaeFany. Kalau untuk Yoona, aku lebih suka dia dengan Kibum. YoonBum!!!

 

Kok malah jadi curhat ya? Hehehe.. mianhae. Oh ya, untuk I love my rival, oppa saranghaeyo, dan love hurt, aku masih dalam proses buat kok. Soalnya kan beberapa minggu lalu dataku pada hilang semua, jadi yang sebenarnya sudah harus di publish malah ikutan hilang. Jadi harus cari ide yang sempat hilang itu. Hehehe… buat My Lost Sister…. SABAR YAA!!! Semua dalam proses kok >< kayaknya aku author paling lelet nih. Hehehe

 

RCL yaaa… aku senang banget kalau ada yang comment. Ngelanjutin juga jadi semangat! OKE OKEE!!! JANGAN JADI SIDERS YAAA… DOSA *plaak*