[Part 2] My Lost Sister :: It’s Beginning

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@ArtFactory

A/N: Annyeong. Ini Part 2nyaa~ Mianhae lamaa

Sebenarnya part ini sudah selesai lama banget. Tapi aku baru nyadar saat ngecek ternyata disini baru aku posting part 1><

Hehhee.. So, come on read this story~

“Memang. Saat melihat Yoona, aku hanya menilainya dari fisiknya. Tapi saat aku mengenalnya lebih dalam, aku sadar, bahwa dia hanya pantas diperlakukan sebagai seorang adik. Berbeda dengan Seohyun, sejak melihatnya, aku selalu ingin dapat bersamanya. Selalu berada di sisinya dan melindunginya. Aku benar – benar menyukainya, hyung.”

 

Eunhyuk tersentak, ‘Hyung’? Donghae memanggilnya ‘hyung’? Eunhyuk menepuk dahinya, astaga… rupanya anak ini benar – benar jatuh cinta!

 

Donghae tersenyum riang begitu Seohyun menyapanya dengan senyuman hangat. Seperti kupu – kupu yang terbang dalam perutnya, Donghae tak henti – hentinya memasang wajah ramah pada Seohyun. Ditopangnya dagunya pada kedua tangan, sedang matanya terus menelusuri setiap kegiatan Seohyun yang sedang asyik memasak.

“Apa aku aneh pagi ini? Kau memperhatikanku terus, Donghae-ssi” suara lembut nan halus milik Seohyun membuat Donghae tersentak dari lamunannya. Donghae tersenyum garing melihat Seohyun yang sedang menatapnya bingung. Dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tak gatal.

“Ah- aniyo. Tidak ada apa – apa. AH! Kau sudah selesai masak?” Donghae mengalihkan topik pembicaraan dengan segera begitu melihat dua piring nasi goreng kimchi pada kedua tangan Seohyun.

Seohyun menangguk halus, “Ne. Tapi maaf kalau rasanya aneh. Aku jarang memasak.” jawab Seohyun dengan maksud merendah. Bohong jika Seohyun berkata dirinya tak pandai memasak, karena bakat memasak yang dimiliki oleh ibunya diturunkan pada dirinya, jadi sesungguhnya Seohyun sangat pintar dalam hal meracik bumbu – bumbu makanan.

Disodorkannya satu piring nasi goreng ke hadapan Donghae. Kemudian Seohyun duduk di kursi yang berhadapan dengan Donghae. Kini, jarak keduanya hanya dipisahkan oleh meja makan berwarna putih gading. Beberapa saat kemudian, yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu yang menemani suasana sarapan pagi itu.

“Ehmm… Seohyun-ssi”

“Ne?”

“Apa jadwalku untuk hari ini?”Donghae terdiam sesaat lalu menjawab dengan sedikit malu. Bolehkah dia berkata bahwa dia hanya ingin Seohyun perhatian padanya?

“Maaf. Aku tidak tau. Eunhyuk oppa bilang kalau jadwalnya masih ada padamu.”

Donghae tersenyum kecut menanggapi jawaban polos dari Seohyun. Donghae bodoh! Dia merutuk sendiri dalam hati saat tau bahwa dia belum menyerahkan jadwal ke Seohyun yang kini adalah manajernya. “Hehehe… Iya. Aku lupa.” Kata Donghae sembari tertawa garing. Dia malu sekarang.

Sesaat, keheningan tercipta di antara mereka. Hingga waktu sarapan pagi itu selesai, Donghae hanya dapat berani menggigit bibir bawahnya kikuk ketika Seohyun menarik piringnya yang sudah kosong.

“Hmm. Donghae-ssi”

Donghae segera mendongakkan kepalanya dengan mata berbinar – binar, “Ne? Ada apa?”

“Bagaimana kalau kau mengambil jadwalmu sekarang? Supaya aku bisa mengontrol waktumu kini.” Bagaikan perintah, Donghae langsung melesat menuju kamarnya. Mengobrak – abrik meja dan lemari yang ada di kamarnya guna mendapatkan jadwalnya selama setahun ke depan ini.

“Finally!!!” Mata Donghae kembali berbinar saat melihat map berwarna biru muda tergeletak begitu saja di bawah kolong meja. Diangkatnya map itu tinggi – tinggi dan menciumnya beberapa kali, “Kau adalah kunci pendekatanku pada Seohyun.  Cup cuppp”

===

Yoona membalikkan badannya sekali lagi. Ditatapnya handphone berwarna putih yang berada di genggamannya dengan tatapan khawatir. Sesekali dia melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamarnya.

“Aissshh-“ Yoona mengacak rambutnya kasar. Dia menatap handphonenya sekali lagi, memastikan dan berharap akan ada pesan yang masuk. “Oppaaaaa… Kenapa tidak mengirimu sms pagi ini?!” teriak Yoona kesal kepada ponselnya tersebut. Seakan – akan, ponselnyalah penyebab kekesalanya kali ini.

“ARGGGHH!!! DONGHAE OPPA!!!”

“YAK NENEK SIHIR! APA KAU SUDAH GILA, EOH?!!” Yoona memandang Kyuhyun dengan pandangan malas. Yeoja itu segera kembali duduk di kasurnya dan melipat kedua kakinya di atas kasur. Matanya memandang Kyuhyun dengan pandangan tidak diharapkan.

“Kenapa kau masuk ke kamarku?! Tidak mengetuk pintu lagi!”

Kyuhyun mendecak sebal. Kakinya melangkah mengambil sesuatu dari laci meja yang terdapat di sebelah kasur yeoja itu. “Aku hanya mau mengambil kaset game yang waktu itu kau rebut dariku. Lagipula salahmu sendiri tidak mengunci pintu kamar!”

“Issh- kau menyebalkan!”

“Ne? Aku tidak berbuat apa – apa padamu hari ini! Kenapa kau malah mengataiku?!” Kyuhyun  menatap Yoona dengan tidak terima.

Yoona tidak menjawab. Malahan dia membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menutup mukanya dengan bantal. “Aku frustasi, Kyu-ah!” pekiknya beberapa saat kemudian dengan bantal menutupi mukanya. Hal itu membuat Kyuhyun memutuskan untuk menarik bantal yang menutupi muka adik tirinya tersebut.

“Akhh!” Yoona berteriak geram.

“Kenapa? Kau seperti orang gila hari ini.” ujar Kyuhyun sambil mendudukkan dirinya di atas kursi yang terdapat di sana.

Yoona memandang langit – langit kamarnya dengan tatapan menyedihkan, “Aku frustasi.”

“Karena Donghae lagi?”

Yoona mengangguk, “Biasanya sehari – hari dia akan mengirimu sms. Menanyakan bagaimana tidurku semalam, sudah makan atau belum, lagi apa dan dimana. Tapi hari ini? Dia tidak mengirimkan sms padaku!”

“Hanya karena itu?” Kyuhyun tertawa. “Mungkin dia sibuk, Yoona. Kau tau kan sekarang dia adalah model ternama”

“Aniyo! Dia selalu menyempatkan waktu mengirimkan pesan padaku. Bahkan saat dia di London saat itu, dia mengirimkan pesan untukku!” bantah Yoona.

Kyuhyun memutar kedua bola matanya. Sesaat kemudian timbul ide jahil dari otaknya, “Atau mungkin sekarang dia lagi sibuk mengurusi pacarnya?”

Mata Yoona membelalak. Gadis itu segera bangkit duduk dan memandangi Kyuhyun tak percaya, “Dia sudah punya pacar?!”

“I dunno. Tapi mungkin saja. Bukankah kau bilang akhir – akhir ini dia tidak perhatian lagi padamu? Jadi bisa jadi, dia sudah punya kekasih.”

“Aku tak percaya!”

“Terserah, tapi untuk mengecek kebenarannya, kau bisa menanyakan pada Donghae hari ini di kantor. Setauku dia ada pertemuan dengan Mr. Kim siang ini.” Dan hal itu sukses membuat Yoona melompat dari kasurnya dan berlari ke dalam kamar mandi.

“Astaga!” Kyuhyun menepuk dahinya. “Kalau memang begini rasanya kasmaran, aku lebih memilih untuk tidak pernah jatuh cinta. Ya, itu lebih baik” gumam Kyuhyun sambil bergidik ngeri.

===

SeoHyun POV

Aku bergumam kagum begitu memandangi gedung yang menjulang tinggi di hadapanku. Gedung dengan tulisan besar terpampang di hadapannya, Cho Corp. Orang – orang berpakaian mewah berlalu lalang di dalam gedung ini. Sama seperti aku kini, Donghae mempunyai jadwal pertemuan dengan seseorang yang baru kuketahui namanya Kim Jeon Sook, atau yang lebih dikenal dengan Mr.Kim. Oleh sebab itu, kami berdua –dalam hubungan rekan kerja- datang ke kantor ini.

“Kenapa kau berjalan di belakangku, Seo?” Aku tersentak begitu mendengar suara Donghae. Benar katanya, aku berjalan jauh di belakangnya. Seperti pelayan dan majikan saja.

“Ah… Aniyo. Aku hanya kagum dengan interior gedung ini yang begitu mewah.” Ucapku jujur. Kulihat Donghae tersenyum kecil mendengar jawabanku. Tangannya terangkat mengacak rambutku yang tergerai bebas. Astaga! Rambutku jadi berantakan sekali sekarang!

“Kau begitu polos, Seohyun. Lucu sekali~” katanya lalu tertawa. Apakah begitu memalukan?

“DONGHAE OPPAA!!!” Tolong jangan pikirkan kalau pekikan itu adalah suaraku. Karena jujur saja, suara itu lebih nyaring dariku. Aku dan Donghae berbalik, dan tampaklah seorang yeoja berpakaian casual menghampiri kami.

Yeoja itu meraih lengan Donghae yang semula digunakan untuk mengacak rambutku dan segera menggandengnya erat seakan tidak mau lepas dari Donghae. Yeoja itu menatapku dengan tatapan aneh, “Oppa, dia siapa?”

“Oh. Yoona, perkenalkan ini Seo Joo Hyun. Manajerku.” Aku membungkuk sopan begitu Donghae memperkenalkanku pada yeoja itu. Yeoja yang kuyakini bernama Yoona. Berarti yeoja ini yang pernah diucapkan oleh Eunhyuk saat kita berbincang.

Yoona memalingkan mukanya daripadaku dan memandang Donghae. Dia menghadapkan badan Donghae di depannya. Aku hanya dapat memandang dengan penuh tanya, apa mereka sepasang kekasih? “Oppa, kenapa kau tidak menghubungiku pagi ini? Ada apa?”

Donghae tersenyum kikuk, “Oh ya. Maaf, aku lupa, Yoong.”

“Huh. Menyebalkan!” gerutu Yoona. Bibirnya mengerucut tanda dia kesal. Aku heran, mereka ini ada hubungan apa?

“Aku ada pertemuan dengan Mr.Kim. Yoona, tolong lepaskan tanganmu” Donghae berbicara dengan lembut namun sukses membuat Yoona melepaskan gandengan tangannya meski tak rela.

Namun, sesaat kemudian, Yoona kembali menggandeng Donghae, “Aku akan menemanimu ke Mr.Kim ya…”

“Aniyo, Yoona. Aku dengan Seohyun saja.”

“Oppa~ jangan menolakku” rajuk Yoona dengan gaya aegyonya. Huah! Kalau aegyonya seperti itu, siapa yang dapat menolak permintaannya? Kurasa tak ada.

Donghae menghela nafas, pasrah? “Hah… Baiklah. Terserah saja” Donghae menarik tanganku secara tiba – tiba. Membuatku cukup terkejut karena sedari tadi posisiku hanya sebagai penonton saja. Dia menarikku namun dengan tenaga kecil. Aku membalikkan kepalaku ke belakang, dan kulihat Yoona mengikuti kami dengan langkah dipercepat. Dia menatapku dengan pandangan tidak suka. Astaga.

Yoona POV

Aku hanya dapat memandang jengkel dua manusia yang dengan seenaknya berjalan di depanku. Seorang lelaki yang sangat kusukai dan seorang wanita yang merupakan orang asing bagiku. Ah! Apa mereka tidak sadar kalau aku sedari tadi mengikuti mereka? Tidakkah mereka berhenti sebentar dan menungguku berjalan?

“Menyebalkan!” desisku pelan. Aku memutuskan untuk berlari mengejar mereka.

“OPPA! Jangan meninggalkan aku”  Kuraih lengan Donghae oppa yang menganggur. Membuat posisi kami berubah, sehingga Donghae oppa diapit olehku dan manajernya yang berwajah polos atau mungkin sok polos itu.

Berbicara mengenai manajernya yang katanya bernama Seo Joo Hyun itu. Jujur saja, melihat gadis ini aku merasa ada aura persaingan di antara kami berdua. Persaingan? Mendapatkan Donghae? Dia? Aduh, tolong ya, dia itu tidak sesuai menjadi sainganku. Dia terlalu rendah dijadikan sainganku.

Memang wajahnya dapat dikatakan manis juga cantik. Tapi setiap orang di dunia ini juga tau, kalau Im Yoona adalah gadis tercantik dan sudah ditakdirkan bersanding dengan Lee Donghae. Jadi jangan pernah sebutkan bahwa gadis itu lebih daripadaku.

Saat mendengar kata Donghae oppa bahwa dia adalah manajernya. Aku merasa sedikit aneh, hey… bukankah dulu Donghae oppa paling tidak suka jika memiliki manajer? Lalu kenapa berubah pikiran?

Jangan – jangan…

Ah! Itu tidak mungkin. Mana mungkin Donghae oppa suka pada gadis ini dan memintanya menjadi manajernya agar lebih dekat dengannya? Itu pemikiran konyol, Yoona. Aku tau bagaimana tipe Donghae oppa, dan tipenya itu persis denganku. Aku sempurna untuk seorang Lee Donghae, benarkan?

Terlalu banyak bercerita pada kalian membuatku lupa waktu. Tanpa sadar kami bertiga telah sampai di depan ruangan Mr. Kim, seorang CEO agensi milik keluargaku. Jangan bertanya sebenarnya apa perusahaan yang digawangi oleh keluargaku. Aku sendiri bingung dan lupa apa saja kekayaan keluargaku saking kayanya. Yang aku hafal hanyalah hotel, agensi artis, perusahaan tekstil, dan lainnya. Sangat banyak!

“Annyeonghaseyo Mr.Kim” Donghae dan Seohyun membungkuk hormat pada pria tua yang di hadapan kami. Aku tentu saja tidak membungkuk karena semestinya pria tua itu yang hormat padaku. Aku anak pemimpin perusahaan, jangan lupakan hal penting itu.

“Oh… Annyeong Donghae, Yoona, dan..”

“Seo Joo Hyun imnida.” Seohyun memperkenalkan diri sambil membungkuk untuk sekian kalinya. Anak ini terlalu sopan.

Aku melepas rangkulanku pada lengan Donghae oppa dan segera duduk di sofa dengan anggun. Kulihat Donghae oppa dan Seohyun duduk di hadapan Mr. Kim. Entah apa yang dibicarakan mereka, karena aku sendiri tidak tertarik dengan pembicaraan itu. Yang aku tau, tiga puluh menit kemudian mereka berdiri dan berjabat tangan tanda pembicaraan itu usai. Dalam hati aku bersorak girang karena kini aku sangat mengantuk!

“Oppa, kau belum makan siang kan?” tanyaku setelah kami sampai di luar ruangan Mr.Kim.

Donghae oppa menggeleng. Yes          ! Berarti aku bisa makan siang bareng Donghae oppa!

“Makan siang bareng ya, oppa? Ya ya ya?” pintaku dengan mata memohon. Sesungguhnya, aku tidak perlu memohon karena aku yakin, Donghae oppa pasti akan menerimaku.

“Hmm.. Seohyun, bagaimana? Kau mau?” HA?!!! Seohyun?! Hey.. aku tidak mengajak gadis itu! Aku hanya mengajak Donghae. Titik.

Gadis sok polos itu hanya tersenyum tanda dia setuju. Dan itu mampu membuat Donghae tersenyum lebar dan menganggukan kepalanya padaku. Aku hanya dapat tersenyum tidak ikhlas. Dalam hatiku, aku memaki – maki gadis yang berjalan di samping Donghae itu. Aku dapat melihat tatapan berbeda yang diberikan Donghae pada Seohyun. Bukan tatapan yang sering dia berikan padaku, tapi.. tatapan sayang. Tatapan penuh kasih sayang dan cinta. Astaga. Kumohon Donghae, jangan jatuh cinta pada gadis itu. Kenapa kau tidak bisa jatuh cinta padaku?

Sesampainya kami di café yang berada di kantor agensi ini, aku langsung mengambil tempat di samping Donghae oppa, sehingga Seohyun dengan senyum yang kuyakini dipaksakan mengalah dan duduk di depan Donghae oppa. Dan hal yang kusesali dari tindakanku kali ini adalah otomatis Donghae oppa  dan Seohyun duduk berhadapan lalu saling melirik satu sama lain.

Sungguh membuat hati menjadi panas!

“Permisi, ada yang bisa saya bantu?” Salah satu pelayan café menghampiri kami dan mencatat pesanan kami. Ugh! Aku semakin sebal saja sekarang. Donghae oppa dengan nada perhatian bertanya pada Seohyun yang sepertinya tidak terlalu mengetahui menu makanan disini (Ini menguatkan pemikiranku kalau gadis ini adalah gadis kampung. Karena dia tidak tau masakan Western dan Europa), “Hyunnie, apa yang kau pesan?”

Seohyun hanya menggigit bibir bawahnya dan menatap Donghae oppa malu, “Mianhae… Aku kurang mengerti menunya.”

“Eh? Kau tidak pernah memakan masakan barat?”

“Pernah. Tapi makanan simple, seperti hotdog, sphagetti, dan hamburger. Yang lainnya tidak pernah bahkan tidak tau.” Jawabnya dengan malu. Gotcha! Ketahuan, kalau dia memang gadis kampung!

Namun sepertinya pemikiran Donghae oppa tidak sama sepertiku. Lelaki itu malah menatap Seohyun prihatin dan segera meminta menu masakan Korea pada si pelayan. Bagus Donghae… Kau terlalu perhatian pada gadis kampung ini!

Setelah selesai memesan semua makanan, aku bergelayut manja di lengan Donghae oppa. Menunjukkan bahwa aku sayang sekali pada pria satu ini. Dan dari ekor mataku, aku dapat melihat sebuah senyuman mengerikan dan suram dari seseorang. Tapi bukan dari gadis bernama Seohyun yang sangat menjengkelkan itu, senyuman itu berasal dari..

“Hey! Izinkan aku bergabung dengan kalian”

Kyuhyun POV

Siapa yang tidak semangat jika dapat menghabiskan waktu makan siang bersama teman? Kurasa hanya orang tolol yang tidak suka. Aku sangat bersyukur karena Tuhan begitu baik padaku. Padahal tadi saat aku melangkah masuk ke dalam café sendirian, hatiku terasa begitu hampa karena tidak memiliki teman yang dapat diajak ngobrol dan berargumen. Tapi saat melihat adikku yang menyebalkan berserta seorang model pujaannya yang merupakan sahabatku, wajahku yang tadinya suram berubah menjadi cerah.

“Hey! Izinkan aku bergabung dengan kalian!” Tanpa menunggu jawaban, aku segera menduduki kursi kosong di sebelah seorang gadis asing. Mungkin kenalan Donghae atau mungkin juga kekasih? Tapi sepertinya kemungkinan terakhir tidak, karena melihat tingkah genit dari Yoona yang terus – terusan bermanja ria pada Donghae. Ah, kadang Yoona harus mengikuti rehabilitasi untuk memulihkan otaknya yang agak miring itu.

“Hey Kyu. How are you?” Donghae bertanya dengan ramah disertai senyum setelah aku selesai memesan makan siangku. Aku hanya membalas perkataannya dengan anggukan malas dan senyum yang dipaksakan.

“Aish, kenapa kau kesini? Mengganggu saja!” kata – kata tidak enak itu meluncur dari mulut Yoona. Kulihat dia mendelik kesal dan mengerucutkan bibirnya sebal. Tangannya bersedekap di depan dadanya dan pipinya digembungkan. Tingkahnya jika marah memang mengundang tawa saja.

“Apa kau tidak merasa tidak enak pada gadis ini? Dia sedari tadi melihatmu yang terus bergenitan pada Donghae. Memalukan!” Kulirik gadis disebelahku ini. Gadis ini begitu manis. Rambutnya yang panjang bergelombang dibiarkan tergerai indah di punggungnya, kulitnya putih bersih, dan wajahnya cantik dengan sepasang mata bulat dan dahi yang indah. Seperti bidadari~

Donghae tertawa mendengar sindiranku, “Seohyun sepertinya sudah terbiasa dengan Yoona. Oh ya Kyu, perkenalkan, dia manajerku. Namanya Seohyun”

Gadis yang bernama Seohyun ini segera memberikan senyum termanis yang pernah kulihat, dia membungkukkan badannya sedikit padaku, “Annyeonghaseyo. Seo Joo Hyun imnida. Senang berkenalan denganmu”

Speechless. Aku terlalu terpesona dengan senyumnya yang manis. Dia cantik sekali.

“Ah.. Annyeong. Cho Kyuhyun imnida” balasku dengan senyum paling indah yang kupunya. Senyum yang cantik mesti dibalas serupa bukan?

DAG DIG DUG!

Aku merasakan keanehan pada jantungku. Seperti bekerja dua kali bahkan sepuluh kali lebih cepat dari biasanya. Aku memegang dada kiriku, detakan jantungku benar – benar begitu terasa. Apa karena Seohyun? Apa ini artinya aku kasmaran? Ah.. Aniyo! Mana mungkin aku jatuh cinta secepat itu. Ini tidak mungkin. Aku tidak mau seperti Yoona yang menjadi sangat sengsara karena mencintai seseorang.

Saking lamanya aku berdiam dan berdebat dengan pikiranku sendiri. Aku tak sadar jika sedari tadi ketiga manusia di sekitarku menatapku bingung. Yoona menaikkan alisnya melihat raut wajahku yang sangat jarang itu, “Kyuhyun! Kau melamun?”

Aku diam. Tidak menjawab.

“Ishh,,, Kyuhyun-ah! Kau kenapa? Wajahmu pucat sekali” Aku mendongakkan kepalaku begitu Donghae memandangiku dengan kesal. Aku hanya tersenyum kecil, yang berarti aku baik – baik saja. Aku tidak mau Yoona tau mengenai perasaanku yang berseteru soal Seohyun. Aku yakin seratus persen, anak cerewet itu akan tertawa terbahak – bahak, lalu berdiri di atas kursi dan berteriak “Seorang Cho Kyuhyun jatuh cinta pada seorang wanita! Akhirnya otaknya bekerja dengan normal!” Soalnya dia kan salah satu orang dan satu – satunya orang yang mencurigaiku tidak normal karena tidak pernah menyukai seorang wanita. Bahkan dia mengatakan aku berpacaran dengan Minho, sahabatku sejak SMA dulu karena saking dekatnya. Benar – benar menyebalkan.

“Aku curiga. Kau seperti orang mual. Apa kau hamil?” Tuh kan. Belum apa – apa dia sudah mencurigaiku dengan pernyataan tak masuk akal. Mataku mendelik tajam ke arahnya, “Sialan. Mana mungkin aku hamil?!!”

“Siapa tau?”

“YAK! Aku..”

“Ah!” Omonganku terputus begitu melihat Seohyun yang secara tak sengaja menumpahkan minuman pesanannya ke meja. Entah apa yang mengontrol tubuhku, secara tak sadar aku menjauhkan kursinya agar cairan orange juice itu tidak jatuh mengalir ke bajunya. Juga aku mengambil tisu sebanyak mungkin dan membersihkan meja yang basah.

Dari ekor mataku, kulihat Seohyun tersenyum kepadaku. Sial… lagi – lagi jantungku berdetak kencang setelah tadi normal kembali. Argh! Kuharap wajahku tidak memerah.

Seohyun POV

Aku benar – benar tolol. Tanganku yang tidak bisa diam secara tidak sengaja mendorong gelas yang hendak kuminum hingga jatuh dan tumpah ke meja. Aku bersyukur dalam hati karena gelas yang terbuat dari kaca itu tidak jatuh ke lantai dan pecah, karena siapa yang hendak mengganti rugi biaya gelas yang pecah itu? Aku saja belum menerima gaji pertamaku sebagai manajer.

Aku begitu panik. Untung saja, Kyuhyun baik sekali padaku. Dia segera mendorong kursi yang kududuki saat air minumanku hendak mengalir ke lantai dan otomatis akan mengenai bajuku. Dia juga cepat – cepat membersihkan meja dengan tisu yang tersedia. Dia begitu cekatan.

Donghae menghampiriku, “Kau tidak apa – apa?”

“Aku tidak apa – apa. Maaf, aku bertindak ceroboh” jawabku penuh sesal. Donghae hanya tersenyum dan kembali ke tempatnya. Kulihat juga meja sudah bersih dan Kyuhyun telah kembali duduk. “Gomawo Kyuhyun-ssi. Kau sangat baik.”

Kusunggingkan senyumku tanda terima kasih yang sangat. Dia balas tersenyum, “Ne. Lain kali hati – hati.”

“Cih.. dasar kampungan. Cari perhatian saja” Tiba – tiba saja telingaku menangkap suara sayup – sayup. Tidak begitu jelas namun kuyakini itu suara seorang perempuan. Dan sepertinya hanya aku yang mendengar suara itu karena Kyuhyun dan Donghae kembali sibuk pada santapan mereka.

Dari kalimatnya, aku dapat menyimpulkan ada suatu perasaan tidak suka yang tersirat. Dan satu – satunya perempuan yang ada di dekat sini hanyalah Yoona.

Yoona? Astaga.

Beberapa detik, keheningan terjadi di antara kami. Kami berempat kembali larut dalam kegiatan kami sebelumnya, yaitu makan. Aku menikmati makanan yang kusantap. Makanan yang disarankan oleh Donghae dan ternyata makanan ini sangat enak. Seumur – umur aku belum pernah memakan makanan seenak ini, padahal ini adalah masakan Korea. Ah, aku memang sangat memalukan.

Beberapa saat kemudian, saat makanan kami semua telah licin tandas di piringnya. Aku dan Donghae berjalan ke studio pemotretan yang akan dilakoninya sekarang. Hatiku sedikit bersyukur karena Yoona memiliki pekerjaan lain hingga tidak mengikuti kami lebih lanjut. Entah kenapa aku sedikit canggung jika Yoona terus menatapku tidak suka.

“HEY!” Sesampainya kami di studio pemotretan, Eunhyuk –yang rupanya fotografer Donghae untuk kali ini- menyapa kami. Donghae hanya membalasnya dengan senyuman malas sedangkan aku membungkuk 90 derajat, “Annyeong Eunhyuk-ssi, senang bertemu denganmu”

Eunhyuk juga balas membungkuk dengan maksud bercanda, “Hey ikan, lihatlah manajermu ini. Dia begitu sopan, tetapi kenapa kau begitu sombong…”

“Seohyun-ssi, lain kali ajarkan Donghae mengenai sopan santun saja yaa~!” ucapnya seperti berbisik namun dengan suara cukup keras didengar dan menyampirkan tangannya pada pundakku. Aku hanya tersenyum geli menanggapinya.

Donghae mendelik ke arah kami berdua, “Sudahlah~ Kau jangan mengotori otak sucinya dengan sikap menggelikanmu.”

Alis Eunhyuk terangkat sarkatis, “Bodoh. Tidak melihat diri sendiri” ucapnya sambil menjulurkan lidah pada Donghae. Membuat Donghae mendecak kesal. Sedetik kemudian, Donghae menarikku dari rangkulan Eunhyuk membuatku terlonjak kaget.

“Eh yoo~ kenapa kau menarik Seohyun seperti itu? Kasihan dia~” ucap Eunhyuk.

Kulihat Donghae memutar kedua bola matanya kesal, “Monyet, kusarankan kau segera kembali pada kawananmu sana!”
“Lalu kau dan Seohyun?”

“Aku akan menyusul!”

“Oh ya? Seohyun-ssi, berhati – hatilah selama kau berada di samping ikan ini. Dia memiliki taring yang tersembunyi!”

“KIM HYOYEON!!!”

“Ne. Ne. Aku akan pergi!” Aku tertawa kecil melihat dua anak manusia yang sedang beradu mulut ini. Mereka sangat menggelikan dan menyenangkan.

Donghae kini berbalik menatapku. Lelaki tertawa ketika melihatku yang juga tertawa karena sikap mereka, “Apa kami begitu lucu?”

“Ne. Menyenangkan sekali-“

“Oh ya? Lain kali, aku akan mengajak Eunhyuk seperti itu lagi agar kau terus tertawa. Kau cantik sekali saat tertawa” Blush. Kurasa pipiku kini telah memerah karena malu. Namun segera aku mengalihkan pandangan Donghae dari wajahku, “Ah, Donghae-ah! Bukankah itu Kwon Yuri, model terkenal itu~?!” ucapku sambil menunjuk seorang model wanita yang kini tengah bergaya di depan kamera.

“Ne. Dia temanku, lho. Mau berkenalan dengannya?” tanya Donghae yang mampu membuat wajahku bersinar senang. Berkenalan dengan seorang model terkenal adalah mimpi yang terwujud bagiku. Bertemu face to face dengannya saja sudah bersyukur.

“Boleh?” tanyaku memastikan.

Donghae mengangguk riang, “Tentu saja. Akan kuhajar dia jika menolak berkenalan denganmu.”

“Mwo?”

“Bercanda.Orangnya baik kok, tenang saja.” ucapnya lalu menuntunku ke dekat lokasi pemotretan Yuri saat itu. Aku hanya dapat mengerjap senang melihat idolaku. Ya ampun! Yuri terlihat begitu cantik dari jarak yang lebih dekat!

Beberapa saat kemudian, Yuri menyelesaikan sesi pemotretan miliknya. Aku hanya dapat melongo saat Donghae memanggil Yuri dan dia menghampiri kami berdua. Senyum manis terlukis jelas di wajahnya yang begitu cantik. “Annyeong~”

“Yuri-ah! Aku mau perkenalkan seseorang padamu.” Ujar Donghae sambil menunjukku.

“Ooh? Kekasihmu, Hae?” Pipiku memanas saat Yuri mengatakan hal itu. Aku dikira kekasih Donghae? Astaga.

Donghae menggeleng cepat, “Aniyo. Dia manajerku.”

“Annyeonghaseyo. Seo Joo Hyun imnida. Panggil aku Seohyun. Senang berkenalan denganmu, Yuri. Aku penggemarmu” ucapku sambil membungkuk. Yuri membalas membungkuk dan tersenyum ramah padaku, “Annyeong, Seohyun. Kau manis sekali.” Ucapnya seraya merangkulku hangat. Astaga, mimpi apa aku semalam? Aku dirangkul idolaku!!!

Yuri melepas rangkulannya namun tetap tersenyum ramah. “Donghae-ah, kau yakin dia manajermu? Kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Lagipula kalian cocok lho-“

“Issh- kau!” Nyaris saja Donghae mengamuk pada Yuri, namun Yuri sudah mengantisipasinya dengan kabur dari hadapan kami.

“Donghae-ah” tegurku pada Donghae yang memandangi Yuri dengan pandangan kesal. Dia hanya menyengir polos ke arahku. Beberapa saat kemudian, seorang staf memanggil Donghae untuk didandani dan melakukan pemotretan. Donghae menyuruhku untuk mengikutinya terus. Dan aku hanya dapat menurut.

[Keesokan harinya]

“AHHH!! Lelah sekali~” seruku sambil merentangkan kedua tanganku. Kuhempaskan tubuhku pada sofa yang tersedia pada studio pemotretan hari ini. Ternyata menjadi seorang manajer yang mengurus segala keperluan artisnya memang sangat repot. Untung saja Donghae tidak terlalu memberatkanku dengan tugas – tugas yang memusingkan.

“Seohyun~” Aku terkejut saat sebuah tangan terkibas – kibas di depan wajahku. Beberapa saat aku seperti orang bego karena membelakakan mata karena terkejut.

“Ah, Donghae? Waeyo?” tanyaku setelah kesadaranku pulih. Ya Tuhan… kenapa hari ini aku begitu memalukan?

Kulihat Donghae hanya tersenyum geli padaku. Lelaki itu duduk di sebelahku sembari menunggu giliran pemotretannya, “Aniyo. Hanya saja sedari tadi kau melamun. Ada apa?”

Pipiku memerah. “Oh. Hehehe. Aku tidak melamun-“ elakku.

“Jinjja?” Aku menangguk meyakinkan. Donghae tersenyum kemudian, “Bagaimana kalau sebentar malam kita makan malam di salah satu restoran Perancis?”

Aku melongo. Restoran Perancis? Seumur hidup aku belum pernah makan di tempat seperti itu. Makan di restoran saja baru sekali (Saat temanku di Daegu mentraktirku karena dia berulang tahun), itupun hanya restoran Korea namun aku sudah seperti orang udik saat makan disana. Apalagi ini, restoran Perancis? Coba ulangi, Perancis?!

“Apa kau yakin? Aku tidak pernah makan disana-“

“Ne. Tidak apa. Kau harus berlatih makan makanan seperti itu, Seohyun-ah” ucapnya lalu mengacak rambutku pelan. Dia tertawa hingga matanya menyipit seperti garis lurus. Sekali lagi, aku terpana dengannya.

“Oh. Ne~”

“Donghae-ssi. Sekarang giliranmu!” Seorang kru memanggilnya. Donghae segera beranjak namun sebelum itu dia melakukan hal yang tidak pernah kuduga. Donghae menggenggam tanganku erat dan menciumnya! “Tunggu aku sampai selesai pemotretan, ne?” ucapnya sambil tersenyum lalu berlalu dari pandanganku.

Aku terpaku sesaat. Tatapanku beralih dari Donghae kepada tanganku yang diciumnya. Maksudnya apa? Tanganku bergerak memegang dadaku. Jantungku serasa meletup – letup sekarang. Donghae~ Kau berhasil membuatku gila karena sikapmu.

Tepat seperti dugaanku, aku benar – benar seperti orang udik saat memasuki restoran Perancis yang disebutkan Donghae. Bahkan untuk memilih menu makanan saja, aku seperti orang tolol, hingga akhirnya Donghae yang memesankan makananku, lagi. Setelah pelayan atau yang disebutkan Donghae dengan panggilan waitress, aku melayangkan pandanganku pada seluruh sudut restoran ini. Suasana restoran ini memang beda dari biasa. Terkesan klasik dan mewah, beda jauh dari kedai makanan yang sering kudatangi itu.

Aku memejamkan mataku ketika pendengaranku menangkap sebuah lagu klasik yang diputar. Lagunya sangat enak didengar dan menenangkan hati. Aku membuka mataku kemudian dan melihat seorang pemain biola yang berdiri di sebuah panggung kecil. Disamping itu, beberapa orang tengah berdansa di samping panggung kecil itu. Seperti telah dipersiapkan untuk para pecinta dansa. Aku dapat mengambil kesimpulan, bahwa orang Perancis senang berdansa.

“Berminat untuk berdansa?” Aku melongo saat sebuah tangan terjulur di hadapanku. Aku mendongakkan kepala dan mendapati Donghae tersenyum padaku. Lelaki ini memang selalu berhasil membuatku gila dengan sikapnya.

Ingin sekali aku membalas uluran tangan itu dan berdansa dengannya. Tapi aku harus ingat keadaanku. Aku meringis kecil, “Aku tidak bisa berdansa, Donghae-ssi”

Dia tersenyum lagi, “Tidak apa. Aku yakin kau bisa jika belajar”. Aku menatapnya canggung namun sesaat kemudian tanganku bergerak menggenggam tangannya. Aku beranjak dan mengikutinya hingga ke lantai dansa.

Jantungku seperti berhenti berdetak saat dia melingkarkan tangannya pada pinggangku. Tangan kananku disampirkannya pada bahu kirinya, sedangkan tangan kiriku bergenggaman dengan tangan kanannya. Aku berharap dia tidak dapat merasakan detak jantungku yang bekerja dua kali lebih cepat ini.

Dia mengajarkanku bagaimana caranya berdansa. Langkah maju dan mundur, mungkin terkesan sederhana, namun entah kenapa aku terus salah dalam mengambil langkah hingga kadang menyebabkan tubuh kami berdua saling menempel. Wajahku terus bersemu merah saat dansa kami berlangsung. Sedangkan Donghae menatapku terus. Bagaimana bisa aku mengangkat wajahku jika seorang malaikat melihatku dengan cara seperti itu?

Tatapan yang dapat membuatku meleleh. Atau memang aku telah jatuh dalam pesonanya? Ah tidak. Seohyun, kau harus sadar siapa dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang baru bekerja hari ini. Dan tidak mungkin kau menyukainya. Jangan sampai. Sadar akan dirimu, Seohyun. Kau tidak pantas dengan Donghae. Kau tidak pantas bersaingan dengan Yoona yang bahkan 180o berbeda dari dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang dipekerjakan karena belas kasihan. Dirimu, tidak, pantas, dengan, Donghae. Bahkan mencintainya pun kau tidak pantas!

“Kumohon jangan buat aku jatuh dalam pesonamu, Donghae-ssi”

 

TBC

9 komentar di “[Part 2] My Lost Sister :: It’s Beginning

  1. Yey dipost… aaa… bagus2… seohae’x romantis banget.. mudah2an seohae bersatu… lnjut ya onnie.. fighting…:)

  2. its so romantic,,kyaaaa haeseo^^
    uhk waw omongan yoona pedas sangat,, sabar ya seoeon..
    aku blm nemu part 1.y aigo

  3. bagus. tapi omongan yonnanya pedes bangat. bahasanya agak kasar seperti tolol, bego. sebaiknya di ganti dengan kata bodoh ajah eon. itu lebih enak di baca. Yang aku bingungin Kyuhyun sebenernya suka sama Seo apa gak? Apa cuma selewatan doang sukanya.
    Tapi aku suka sama FF ini. SeoKyu dan SeoHae. 🙂 good (Y)

Tinggalkan komentar