[END Chapter] Mokpo In Love :: The Romantic Is A Happiness

las-part

 

 

Mokpo In Love :: The Romantic Is A Happiness

Writing by Priskila (@priskilaaaa)

Seo Joo Hyun [GG] – Lee Donghae [SJ]

Chapter 9 of 9 | PG-15 | Romance – Little bit comedy

Disclaimer:

I don’t own the cast. But the storyline and the plot is mine. Everything here belongs to God and their family, their agency too. I just used their physical representation

Note:

Last part posted!

Hip hip hooray!!!

Baca lebih lanjut

[Part 9.A] Mokpo In Love :: Never Be An Ending

mokpo-in-love-never-be-an-ending-priskila-storyline

Mokpo In Love :: Never Be An Ending

Writing by Priskila (@priskilaaaa)

Seo Joo Hyun [GG] – Lee Donghae [SJ]

Chapter 9 of 9 | PG-15 | Romance – Little bit comedy

Disclaimer:

I don’t own the cast. But the storyline and the plot is mine. Everything here belongs to God and their family, their agency too. I just used their physical representation

Note:

Sorry ya buat keterlambatan yang aku buat-.- Janji dari tanggal 25 malah telat banget. Sorry.

Aku buat dua bagian disini, karena pas aku ketik, ternyata ideku melambung jauh dan akhirnya harus bagi dua. Mau bilang jadi part 10, malah nanti aneh soalnya aku udah pesen cover dengan judul end part. Ya udah, makanya aku bagi 2._. Lagipula kalau tidak aku bagi gini, bisa – bisa pada bosan semua-_-

Maaf banget kalau ceritanya membosankan atau apa… Aku hanya nuangin ide aku dan berusaha tamatin cerita ini.

And, gomapta untuk Lee Yongmi unnie yang udah buatin cover diatas! Makasih unnie ^^

Semoga kalian senang!

Baca lebih lanjut

5 Songs Challenge :: Sweetest Love

5-Songs-Challenge

Title: Sweetest Love

Author: Priskila

Length: Drabble

Rating: Teen

Genre: Mix.

A/N: Hii… Aku kembali lagi dengan FF baru.

Hanya melanjutkan 5 Songs Challenge aku yang tersisa (?)

Hehehe… Maaf ya Mokpo In Love dan My Lost Sister belum dipublish-.-v

Belum dapat ilham soalnya XD

Keep enjoying guys~

5 SONGS CHALLENGE

 How it works:

 1. Pick a character, pairing or fandom you like.

 2. Put iTunes or equivalent media player on random.

 3. For each song that plays, write something related to the theme you picked inspired by the song. You have only the time frame of the song: no planning beforehand: you start when it starts, and no lingering afterward; once the song is over, you stop writing. (No fair skipping songs either; you have to take what comes by chance!)

 —

Baca lebih lanjut

SeoEXO’s Drabble Stories [Part Two]

Seoexo-drabble-storiess

Title: SeoEXO’s Drabble Stories

 Main Cast: Seohyun – EXO’s Member

Genre: Mix

Disclaimer: Casts belong to God. I just have the plot of the story.

A/N:

Annyeong. Aku kembali dengan membawakan kumpulan drabble dengan cast Seo ><

Ini part keduanya dan berakhir disini, berhubung member EXOnya udah habis juga. Hehehe

Hope you like it. ^^

Baekhyun – Seohyun

Sweet Sorrow – No Matter How I Think

Baekhyun mengelus rambut pelan rambut Seohyun yang tengah menyandarkan kepalanya pada pundaknya. Lengkungan sabit terbalik terlukis dengan manis di wajah tampannya kala dia menoleh melihat wajah kekasihnya itu. Menonton film Romeo and Juliet bersama – sama membuat suasana di antara mereka semakin romantis.

Dia mencintai Seohyun, oleh sebab itu dia merasa sangat bahagia dapat menjadi kekasih Seohyun saat ini. Yeah, walau dia tau ini salah. Salah? Tentu, dia dapat melihat Chanyeol – sahabatnya yang merupakan kekasih Seohyun yang sebenarnya – tengah mengintip melalui celah pintu apartemen yang tak tertutup rapat.

Baca lebih lanjut

[Part 3] My Lost Sister :: Jealous

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@Art Factory

Tatapan yang dapat membuatku meleleh. Atau memang aku telah jatuh dalam pesonanya? Ah tidak. Seohyun, kau harus sadar siapa dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang baru bekerja hari ini. Dan tidak mungkin kau menyukainya. Jangan sampai. Sadar akan dirimu, Seohyun. Kau tidak pantas dengan Donghae. Kau tidak pantas bersaingan dengan Yoona yang bahkan 180o berbeda dari dirimu. Kau hanyalah seorang manajer yang dipekerjakan karena belas kasihan. Dirimu, tidak, pantas, dengan, Donghae. Bahkan mencintainya pun kau tidak pantas!

 

“Kumohon jangan buat aku jatuh dalam pesonamu, Donghae-ssi”

Wajahku yang semula terus tersenyum karena dirinya berubah bingung saat mendengar bisikan pelan yang kuyakini darinya. Spontan, kakiku berhenti berdansa hingga menyebabkan Seohyun tertabrak tubuhku. Tanganku yang melingkar pada pinggangnya mengerat. Genggaman kami berdua terlepas dan tangan kananku memegang pipi kanannya pelan.

“Maksudmu apa?” kataku pelan dan lirih. Pikiran dan hatiku dibuat bingung oleh ucapannya barusan. Jangan membuatnya jatuh dalam pesonaku? Apa maksudnya?

Seohyun menundukkan wajahnya, membuat rambut panjangnya tergerai menutupi wajahnya dari kedua sisi. Aku tetap menatapnya penuh tanya. “Maafkan aku-“

Baca lebih lanjut

[Part 2] My Lost Sister :: It’s Beginning

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@ArtFactory

A/N: Annyeong. Ini Part 2nyaa~ Mianhae lamaa

Sebenarnya part ini sudah selesai lama banget. Tapi aku baru nyadar saat ngecek ternyata disini baru aku posting part 1><

Hehhee.. So, come on read this story~

“Memang. Saat melihat Yoona, aku hanya menilainya dari fisiknya. Tapi saat aku mengenalnya lebih dalam, aku sadar, bahwa dia hanya pantas diperlakukan sebagai seorang adik. Berbeda dengan Seohyun, sejak melihatnya, aku selalu ingin dapat bersamanya. Selalu berada di sisinya dan melindunginya. Aku benar – benar menyukainya, hyung.”

 

Eunhyuk tersentak, ‘Hyung’? Donghae memanggilnya ‘hyung’? Eunhyuk menepuk dahinya, astaga… rupanya anak ini benar – benar jatuh cinta!

 

Donghae tersenyum riang begitu Seohyun menyapanya dengan senyuman hangat. Seperti kupu – kupu yang terbang dalam perutnya, Donghae tak henti – hentinya memasang wajah ramah pada Seohyun. Ditopangnya dagunya pada kedua tangan, sedang matanya terus menelusuri setiap kegiatan Seohyun yang sedang asyik memasak.

“Apa aku aneh pagi ini? Kau memperhatikanku terus, Donghae-ssi” suara lembut nan halus milik Seohyun membuat Donghae tersentak dari lamunannya. Donghae tersenyum garing melihat Seohyun yang sedang menatapnya bingung. Dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tak gatal.

Baca lebih lanjut

[Part 8] Mokpo In Love :: Standing Because Loving You

mokpo-in-love

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

Aku membuka kotak beludru berwarna merah tua itu dan tampaklah sepasang cincin yang dilapisi emas putih. Cincin yang terlihat begitu biasa tetapi mengandung banyak makna bagi kami. Perlahan, aku menarik tangan kanan Seohyun dan memasukkan cincin putih itu pada jari manisnya. Begitu juga dia melakukan hal itu padaku.

 

Dan dengan terpasangnya cincin itu pada jari kami, maka artinya. Kami telah resmi menjadi sepasang tunangan.  Aku dan Seohyun.

“Selamat ya! Kalian pasangan yang serasi sekali”

 

“Lelaki yang romantis dan gadis yang manis. Kalian cocok!”

Baca lebih lanjut

[Part 7] Mokpo In Love :: Pretty Alright

MOKPO IN LOVE [Pretty Alright]

mokpo-in-love

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

Big thanks to Imelfbaby unnie @wemakeartfactory.wordpress.com

The cover is so cute ><

“Bohong! Kau tidak mungkin lupa padaku, Oppa!” jerit Yoona tiba – tiba. Air mata sudah membanjiri permukaan pipinya. Lagi – lagi, aku mendesah keras. Gadis ini benar – benar… “Tidak mungkin kau melupakan malam pertama kita saat itu kan?!!”

 

HEH?!!

 

Malam pertama?

 

Dari sudut pandang mataku, aku dapat merasakan Seohyun menundukkan kepalanya. “Malam pertama?”

ARGH! Kenapa harus ada masalah baru dalam hubunganku dengan Donghae? Baru beberapa hari lalu aku dan dia berseteru, sekarang haruskah ada peganggu lagi?   OSH! Kenapa penulis cerita ini begitu bersemangat membuat para tokohnya tersiksa?!   “Kau benar – benar lupa?” Gadis yang mengaku pernah melakukan malam pertama dengan Donghae itu menatap dengan mata basah. Pasti si ikan busuk ini akan terjerat dalam rayuan mata basahnya itu.   Namun, Donghae bungkam.   “Kita pernah melakukannya… Saat itu, saat cuaca hujan dan sangat dingin-“   Oke, gadis itu mulai bercerita dengan nada dramatis. Suara sok digetarkan berusaha menimbulkan belas kasihan daripada semua orang. Tentu saja, sejak gadis itu menjerit – jerit pada Donghae, semua orang di sekitar kami menonton pertunjukkan drama tak diinginkan ini. Mereka memandang seolah gadis itu adalah istri sah Donghae yang ditinggalkan karena berselingkuh –dan mereka pasti mengira aku adalah gadis perusak rumah tangga orang-.   Aku yang tadinya hendak meneteskan air mata ketika melihat tingkah gadis ini, segera berubah pikiran saat mata Donghae bertemu dengan mataku. Sorot matanya berkata seolah jangan-percaya-padanya. Aku mengangguk dan memandang gadis itu datar.   “-Pulang sekolah, kita dengan terburu – buru menuruni bus karena hujan deras. Kau mengantarku ke rumahku. Kau masuk dan menunggu selagi aku membuat cokelat hangat-“ Aku berpikir sepertinya gadis ini cocok menjadi bintang film. Hebat sekali merangkai kata – kata. “Aku segera meletakkan cangkir di hadapanmu. Pakaianku yang basah membuatnya terlihat transparan. Kau berkata aku sangat seksi dan segera menciumiku dengan ganas. Aku pasrah karena aku yakin kau merupakan pria yang bertanggung jawab. Aku- hiksss… kita me-lakukannya hari itu. Hikss..”   Sesaat kemudian. Hening. Tidak ada suara lain selain suara tangisan gadis itu yang begitu menyayat hati. Sepertinya. Dilihat dari raut wajah para penonton mendadak yang ikut terhanyut dalam cerita. Aku hanya dapat diam memandangnya. Ingin sekali aku mencari jarum dan benang jahit lalu menjahit mulutnya yang sangat menjengkelkan itu.   “Donghae-ah, jangan lupakan aku~ Huhuhu. Aku kini tidak ada apa – apanya tanpamu” Aku membulatkan mata saat gadis itu menjatuhkan dirinya hingga berlutut. Tangannya menggenggam erat tangan Donghae –yang dia tarik paksa- dan menutup wajahnya dengan itu.   “Uhh… Maaf, tapi aku sungguh tidak mengingatmu” Donghae menjawab dengan suara tegas. Dihempaskannya tangannya yang digenggam gadis itu. “Aku sudah punya calon tunangan.” Aku menganga dibuatnya. Wih, hebat. Donghae meraih pundakku dan mencium pipiku cepat.   “Dan aku mencintainya” katanya lalu mengajakku meninggalkan tempat itu. Aku menurut, bagaikan tersihir oleh sikapnya yang jantan banget.   Gadis yang masih dengan pipi basah dan mata bengkak itu menatap kami tidak percaya. Dia menjerit, “TIDAKK!!! DONGHAE! JANGAN TINGGALKAN AKU! JANGAN LUPAKAN ANAK KITA!!!”   TOENG!   Tadi malam pertama, kini anak? Benar – benar sandiwara yang hebat. Gadis itu menjerit – jerit di tempat sambil menjambak – jambak rambutnya hingga beberapa orang maju dan menenangkan gadis itu. Beberapa ahjumma yang melihat kejadian itu malah menatap kami tajam –apalagi aku-.   “Kalian freak.” Uh, sebenarnya siapa yang gila siapa yang dimaki sih? Aku hendak membalas ucapan itu namun Donghae berbisik padaku untuk tidak bertindak gegabah. Oke, Seohyun-ah, tenang.   Kami segera meninggalkan taman bermain itu. Ya, nama kami sudah tercoreng hebat disana. Dalam mobil, aku menggerutu tidak jelas. Sesekali aku menyalahkan Donghae akan kejadian tadi. Tentu saja, apa gadis itu terlalu terobsesi pada Donghae?   “Aku penasaran siapa dia.”   “Buat apa? Dia tidak penting, Seohyun-ah”   “Tapi dia mengganggu hari – hariku. Dia mencoreng buruk pribadiku disana.” Pekikku kesal. Seumur – umur aku tidak pernah dipandang jelek di mata orang. Tidak pernah.   “Oke. Aku mengerti. Kumohon jangan emosi.” sahut Donghae dengan sabar. Bermaksud untuk membuatku berhenti marah – marah. Huh? Dia kira aku akan dengan mudahnya melupakan kejadian menyedihkan tadi?   Aku mengerang kesal, “Sebenarnya dia siapa sih?! Walaupun kecil kemungkinan, aku yakin kau pernah bertemu dengannya”   “Seohyun-ah” Donghae menghela nafasnya . “Aku bersumpah.”   “Baiklah. Aku percaya” ucapku dengan kebohongan. Tentu saja. Aku masih ragu.

Aku ragu saat Seohyun mengatakan dia percaya. Aku yakin, dia akan mencari tau lebih dalam lagi dan aku khawatir. Oke, bukan khawatir soal Yoona tapi Seohyun. Eommanim pernah bercerita padaku, dia bilang Seohyun itu adalah anak yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Dia selalu ingin tau akan kebenaran suatu hal.   Kusunggingkan senyum termanis yang kupunya ketika dia menoleh padaku. Pipinya memerah. Astaga. Sudah cukup sering kami berkencan namun dia masih tetap saja seperti ini? Manis sekali.   “Mau jalan kemana?” tanyaku memecah keheningan.   Seohyun tak menjawab. Matanya tetap menatap pada jalanan yang cukup ramai.   “Hyun-ah?” panggilku sekali lagi.   “Terserah padamu saja. Moodku sudah rusak sejak tadi” balasnya pelan.   Aku menghela nafas lalu menjawab, “Kau masih marah?”   “Entahlah.” Aku tak menjawab. Benar katanya, mood Seohyun benar – benar tidak baik. Dan aku tidak mau memperkeruh perasaannya itu. Yeah, walau sebenarnya ucapan gadis bernama Yoona tadi itu bohong besar dan hanya karangan semata. Aku dapat mengerti perasaan Seohyun saat ini. Pasti dia sangat terpukul ketika seorang gadis tak dikenal mengaku pernah melakukan hubungan denganku. Damn! Aku benci gadis bernama Yoona itu. Dia membuat perasaan Seohyunku kacau balau.   “Seohyun-ah” panggilku setelah beberapa saat kami tenggelam dalam diam. Dia bergumam menjawabku.   “Bagaimana kalau kita pergi ke-“   Ucapanku terhenti saat ponsel Seohyun berdering. Gadis itu segera merogoh ponselnya dari dalam tas dan mengeluarkannya. Matanya membulat seakan tak percaya saat melihat nama pemanggilnya itu. Orang tak disangka? Siapa? Oh, aku penasaran.   “Siapa?”   Seohyun menoleh padaku –tetap dengan raut wajah terkejutnya itu. Neomu kyepota!- dan memberikan ponselnya padaku. “Bibi Lee Ah. Tumben sekali dia meneleponku.” Komentarnya.   Lee Ah Ahjumma?! Terakhir kali dia menelponku itu tiga hari yang lalu. Dan kini dia menelpon Seohyun? Ada apa?   Kecuali…   “Angkatlah” ucapku. Seohyun menurut. Gadis manis itu segera menjawab panggilan itu dan berbincang beberapa saat. Perbincangan yang tak terlalu penting. Hanya seperti apa kabar, sehat atau tidak, dan sebagainya. Oke, aku tau ahjumma hanya sedang berbasa – basi saja. Aku tau betul sifatnya yang cerewet itu.   “MWO?!!” Setelah beberapa lama berbicara, Seohyun tiba – tiba membulatkan matanya lagi. Lalu segera menatapku khawatir. Sepertinya ada sesuatu hal yang membuatnya begitu kaget.   “Wae?” bisikku penasaran. Kulihat Seohyun menggigit bibir bawahnya lalu kemudian menjawab, “Oh. Ne ahjumma. Secepatnya kami akan tiba disana. Ne. Sampai jumpa~” Dia segera mengakhiri panggilan itu dan menatapku lagi dengan khawatir. Aku balas menatapnya penuh tanya.   “Ada apa?”   “Bibi Lee Ah,” Seohyun menjeda ucapannya. “Dia sekarang ada di Seoul. Dia meminta kita menjemputnya di stasiun. Sekarang!”   “MWO?!!!” Sepertinya ekspresiku terlalu berlebihan. Biarkan. Yang tak bisa dibiarkan, Lee Ah ahjumma berada di Seoul? Jangan bilang dia mau menghadiri pertunanganku dan Seohyun esok hari?   Astaga. Bukannya aku tak menginginkan kehadirannya di pertunangan kami. Begitu juga dia adalah perantara hubungan kami berdua. Karena dialah aku dapat dijodohkan dengan Seohyun. Aku patut berterima kasih untuk itu. Hanya saja, kupikir dia akan datang saat pesta pernikahan nanti. Ternyata dia lebih gesit dari yang kupikirkan. Sungguh.

Ahjumma­~” Seohyun segera berlari memeluk Lee Ah ahjumma yang berdiri dengan tangan terbuka lebar. Dia terlihat begitu manja saat memeluknya. Padahal jika aku memeluknya, dia akan berusaha melepas pelukanku. Huh, dasar menyebalkan.   “Hei Donghae kecilku. Sini peluk bibimu ini-“ Ahjumma melepaskan pelukannya dari Seohyun dan berjalan menghampiriku dengan tangan terentang. Aku memeluknya sebentar. Tentu saja, aku tidak mungkin melompat – lompat kecil seperti Seohyun tadi. Itu akan merusak kejantananku.   Ahjumma menatapku dan Seohyun dengan intens. “Kalian memang sangat serasi. Manis sekali” komentarnya dengan mata berbinar – binar. Sungguh dia bersikap seperti seorang anak kecil padahal umurnya telah mencapai kepala lima. Aku mengangguk menyetujui ucapannya dan merangkul Seohyun mesra, “Tentu saja. Kita adalah pasangan terserasi di antara yang serasi.”   “Gombal!” Aku meringis kesakitan begitu kerasnya tangan Seohyun menghantam telapak tangan kiriku. Sshh,,, aku yakin jika dia meramal pekerjaan menjadi seorang superwoman, pasti dia akan diterima langsung tanpa tes lainnya. Tenaganya seperti tenaga kuda saja.   Ahjumma tertawa renyah melihat tingkah kami berdua. “Kalian kompak sekali~” komentarnya lagi. Kali ini aku tak berani menjawab atau melakukan apapun. Berusaha menghindari macan yang akan bangun jika aku melakukannya lagi.   “Hahahaha” Ahjumma tertawa lagi. Entah apa sikap kami begitu lucu atau otaknya memang agak berubah posisi. “Ah sudahlah. Aku bisa gila jika melihat tingkah kalian terus – menerus. Ahaha… baiklah. Sekarang antarkan aku ke rumah. Ppali!!!”   Oh! Menyebalkan! Inilah sikap yang paling aku tidak sukai dari ahjumma. Tukang perintah.

“Ahyoung-ah!” Appa berseru dengan suara nyaring ketika aku dan Lee Ah Ahjumma berjalan memasuki ruang tamu. Donghae? Oh jangan tanya mengenai dia. Dia sedang sibuk mengangkat barang bawaan ahjumma yang begitu panyak. Pray for Donghae.   Ahjumma segera memeluk Appa dengan erat. Setauku dia dan Appa merupakan sahabat sejak kecil. Jadi tidak heran mereka bisa bersikap seperti anak – anak jika bertemu. Eomma tersenyum lebar melihat kedatangan Lee Ah Ahjumma . Sepertinya mereka telah mengetahui kedatangannya terlebih dahulu dan tidak memberitahuku. Dasar!   “Annyeong Riyoung-ah” sapa Bibi Lee Ah dengan ramah. Dia memeluk Eomma dengan hangat. Setelah saling bertukar kabar dan dengan nyamannya mencuekiku dan Donghae –dia selamat dari pekerjaan mengangkat barang itu. Asisten Park secara tumben bersedia membantu- yang berdiri bagai pelayan setia, akhirnya mereka menyadari keberadaan kami dan menyuruh kami duduk.   Mata orang – orang lanjut umur itu menatap kami seakan hendak melempar kami dengan pertanyaan – pertanyaan. Aku menelan ludah khawatir. Memang aku tidak berbuat salah, tapi kalau ditempatkan dalam posisi seperti ini, jangan tanya aku akan gugup atau tidak.   “Donghae. Seohyun.” Appa mengeluarkan suaranya yang bass itu. Aku mendongakkan kepalaku dan menjawab, “Ne?”   “Besok kalian akan bertunangan. Kalian sudah tau hal itu kan?” tanya Eomma yang membuatku mengumpat dalam hati. Apa mereka berpikir kami terserang amnesia mendadak dan melupakan hari yang cukup bersejarah dalam hidup kami berdua itu? Sungguh ironis. Aku dan Donghae menganggukan kepala yakin. “Tentu saja. Kami takkan melupakan hari itu.” Jawab Donghae tegas yang cukup membuatku terkesima. Kata – katanya…   “Ah. Kalian manis sekali.” Komentar Bibi Lee Ah dengan suara yang imut. Astaga. “Tau kalau kalian cocok begini. Aku akan menjodohkan kalian dari saat kecil saja. Pasti akan lebih romantis lagi.”   “Apa yang kurang romantis dari kami, ahjumma?” tanya Donghae sarkastik. Eh, kurang romantis? Apa dia pikir hubungan ini sudah romantis? Memang iya sih. Malah terlampau romantis.   Orang tuaku dan Bibi Lee Ah tertawa. Sepertinya pertanyaan Donghae cukup membuat perut mereka tergelitik. “Omo. Kalian ini… “   “Kalian belum pernah berciuman di depan kami-“ cetus Bibi Lee Ah tiba – tiba. APAA?!!!   Appa dan Eomma menganggukan kepalanya tanda setuju. Ibu yang melahirkanku kini malah menatap kami penuh harap. “Apakah kalian mau berciuman-“   “Eommanim, sepertinya hal itu dapat disimpan hingga hari pernikahan kami saja.” jawab Donghae cepat sebelum Eomma melanjutkan perkataannya. Eomma hanya mengangguk mengerti.   “Oh ya, Seohyun, Donghae” Sepertinya nama kami akan berubah menjadi Seohyun-Donghae. Sedari tadi nama itu terus yang dipanggil. “Apa kalian sudah mencoba pakaian untuk pertunangan besok?” tanya Appa.   “Ne. Beberapa hari yang lalu sudah.” Jawabku seadanya.   “Jinjja? Boleh ahjumma lihat?” tanya ahjumma semangat. Aku hanya menyunggingkan senyum dan menganggukan kepala. Menggandeng lengan Bibi yang sangat kusayangi itu dengan semangat dan membawanya ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku segera mengeluarkan dress putih yang aku dan Donghae beli untuk baju pertunangan nanti. Dress tanpa lengan dengan panjang selutut itu memang sangat manis. Orang – orang pasti aka sangat menyukainya apalagi aku. Aku sangat menyukainya! Termasuk orang yang membelikannya untukku.   Namun sepertinya pernyataanku salah. Bibi Lee Ah malah menatap dress yang kuletakkan di atas tempat tidur itu dengan pandangan aneh. “Kau mau bertunangan atau jalan ke mall, Seohyun? Ini terlalu simple” komentarnya. Mulutku menganga dibuatnya. Simple? Oke. Memang sih dress ini simple karena tidak terlalu banyak hiasan dan model potongan. Tapi menurutku ini sangat manis.   “Tapi ahjumma-“ Aku tak sempat memprotes ketika aku sudah dibuat kaget karena Bibi Lee Ah tiba – tiba mengangkat dressku dan membawanya keluar dari kamar. Sepertinya untuk memperlihatkannya pada kedua orang tuaku.   “Apa ini pantas untuk digunakan pada pesta pertunangan, Riyoung-ah?” katanya ketika sampai di ruang keluarga. Bibi Lee Ah memperlihatkan dress putih itu dengan pandangan kurang suka dengan dress itu. Eomma melihat dress itu dengan tak percaya. “Ini-“   “Manis sekali~” Ah, aku mengucap syukur. Eomma ternyata memiliki selera fashion yang sama denganku. “Namun, ini memang kurang pantas dipakai di pesta pertunangan yang glamour itu.”   “Apa?!”   “Seohyun-ah, sebaiknya kau dan Donghae segera bersiap. Eomma dan Ahjumma akan ikut untuk memilihkan baju pertunangan kalian. Kajja!” Aku menatap Appa dengan tatapan memelas. Memohon agar setidaknya Appa mengatakan bahwa dress itu cukup bagus untuk dikenakan olehku. Namun Appa hanya menggeleng. Dia menyengir tanda bahwa aku hanya dapat pasrah saja.   “Padahal aku suka pada dress itu” ucapku kesal pada Donghae sembari menunggu kedua wanita yang sedang bersiap itu. Appa telah pergi ke tempat besok akan diselenggarakan pesta pertunangan kami. Katanya dia mau mengecek persiapannya. Jadi disinilah aku. Berada di samping Donghae sambil menunggu Eomma dan Ahjumma yang tengah bersiap dan berdandan. Padahal hanya pergi membeli baju pertunangan saja.   Donghae hanya menunjukkan senyumnya yang manis itu, “Sudahlah. Mungkin mereka ingin yang terlihat lebih mewah.” Ucapnya menenangkan. Tangannya terangkat mengelus lembut puncak kepalaku hingga membuatku tenang.   “Tapi kan itu baju pilihanmu. Kau sendiri yang bilang kalau menggunakan dress itu aku terlihat sangat cantik”   “Tak apa. Kau memakai apapun akan terlihat cantik, kok. “ Aku tersipu malu. Laki – laki ini memang selalu dapat membuatku gila dengan ucapannya yang romantis. Aku memejamkan kedua mataku ketika melihat wajah Donghae perlahan mendekat kepadaku. Apa dia hendak menciumku? Jantungku berdetak kencang memikirkannya. Perlahan, jarak kami semakin terhapus. Sedikit lagi dan sedikit lagi maka…   “Ayo kita berangkat!!! Eh?” Jarak wajah kami langsung menjauh saat itu juga. Aku sangat malu ketika Eomma dan Bibi Lee Ah menatap kami dengan tatapan -apa-yang-kalian-lakukan-tadi-?- Astaga! Pipiku memanas.   “A-aniyo. Ayo, Ahjumma, Eommanim! Seohyun-ah” kata Donghae memecah suasana. Dia segera menarik pergelangan tanganku dan berjalan keluar rumah.   “YAK! Kalian ternyata mesum juga yaaa” “AHJUMMA!!!”

Dapat kupastikan aku akan segera bosan berada di butik ini. Sudah hampir dua jam aku menunggu ketiga wanita yang cukup berarti dalam hidupku itu. Ahjumma, Eommanim, dan malaikatku Seo Joo Hyun. Seohyun sedang berada di kamar ganti untuk mengetes dress yang akan dipakainya besok.   Aku patut bersyukur lahir sebagai laki – laki jadi aku tidak perlu sibuk memikirkan apa pakaian yang akan kupakai atau sepatu apa dan lainnya. Tapi aku sungguh sangat kasihan pada gadisku. Dia sedari tadi harus bulak – balik kamar ganti hanya untuk mencoba gaun – gaun anggun nan seksi. Seohyun bukanlah tipe gadis yang menyukai hal – hal seperti itu. Dia berubah menjadi gadis lugu, manja, dan polos sejak bertemu denganku, berbeda saat dia berpacaran dengan Kyuhyun. Aku bangga. Hahaha….   Beberapa lama kemudian, pintu yang membatasi butik dan kamar ganti berderit pelan. Seohyun terlihat frustasi dan tidak suka ketika kakinya melangkah keluar dari kamar ganti. Sejujurnya dia terlihat sungguh cantik dan glamour dengan gaun panjang dengan batas sedada berwarna soft gold . Terdapat model ‘ekor’ pada bajunya itu hingga terlihat begitu anggun. Namun sepertinya Seohyun tidak suka dengan model baju seperti itu.   “Eomma-ya. Ahjumma~ Aku tidak suka” protesnya merajuk. Eommanim menatapku meminta pendapat, tapi aku hanya tersenyum seakan menyerahkan semuanya pada Eommanim dan Ahjumma saja.   “You look so pretty, Seohyun-ah” kata ahjumma dengan logat bahasa inggris yang ngawur. Tentu saja. Aku yakin dia hanya berusaha mencoba kebule – bulean. Namun Seohyun tetap saja merajuk tidak suka. Dan kalian harus tau bagaimana cara menghentikan rajukannya itu. Look!   “Hyun-ah” Seohyun menoleh padaku namun tetap memasang wajah betenya itu.   Aku tersenyum walau hatiku sedikit tak terima. “Errr… Kau tau? Memakai gaun itu aku kira itu bukan kau.” Kataku mencoba salah satu jurus paling ampuhku jika menghadapi Seohyun. Gombal.   “Maksudmu?” Dia malah mendelik tajam.   “Aku kira kau adalah Miss Korea. Tidak. Mereka bahkan kalah cantik dari dirimu. Kau seperti malaikat yang jatuh dan tersesat di hatiku” Berhasil! Tak percaya? Lihat wajahnya yang memerah malu dan bibirnya yang melengkung ke atas. Seohyun segera menatapku dalam, “Jadi, apa menurutmu aku cantik mengenakan gaun ini?”   Aku mengangguk mantap dan mengacungkan kedua jempol tanganku. Dia langsung tersenyum senang dan meminta Eommanim agar membungkus gaun yang digunakannya itu. Setelah Eommanim dan Seohyun pergi ke kasir untuk membayar, Ahjumma malah menatapku kagum dan tak percaya.   “Kau hebat, Donghae. Gadis manja seperti Seohyun dapat kau taklukan hanya dengan kata – kata” ucapnya penuh kagum. Aku tertawa kecil menanggapinya, “Bukan hanya dengan kata – kata, ahjumma. Tapi juga dengan cinta” ucapku dengan nada puitis.   Ahjumma tertawa. “Ne. Kau benar. Kalian memang sangat serasi”   “Terlalu serasi?”   “Baiklah.”   “Donghae oppa!” Aku mendongak ketika Seohyun menghampiriku dengan senyum lebar. Dia segera meraih lenganku dan memeluknya saat aku bangkit berdiri. “Bagaimana kalau kita makan malam? Aku lapar.”   “Ayo!” Lee Ah Ahjumma menanggapi dengan penuh semangat. Mungkin dia juga sudah lapar. Aku melihat jam yang melingkar pada pergelangan tanganku. Jam setengah delapan malam. Pantas saja perutku sudah keroncongan minta diisi.

Matahari kini tampak begitu bersemangat menyinari permukaan tanah dengan sinarnya. Aku disini hanya menatap langit berwarna biru muda dengan kapas – kapas berwarna putih bersih itu di balkon kamarku. Hari ini, hari dimana aku akan resmi menjadi tunangan seorang yang bahkan baru kukenal belum genap sebulan. Namun aku sudah mencintainya. Mencintai seorang pria yang dapat menjadi sahabat, teman, kekasih, kakak sekaligus bagiku.   Lee Donghae.   Nama yang simple tetapi sangat berarti untukku. Hm yah, tentu saja. Itu karena aku mencintainya.   “Seohyun-ah” Aku menoleh ketika Eomma dengan senyum mengembang menghampiriku di balkon. Aku balas tersenyum padanya. Senyum yang sama manisnya. Tentu saja, aku kan anaknya.   “Bagaimana perasaanmu?” tanya Eomma tiba –tiba padaku. Aku mengernyitkan dahiku tanda tak mengerti.   “Perasaanmu karena hari ini akan bertunangan dengan Donghae. Pasti bahagia sekali ya” katanya lembut. Tawa kecil keluar dari mulutku. Ibu yang melahirkanku ini bersikap seolah hari ini aku akan menikah dengan Donghae dan pergi jauh dari kehidupannya. Ayolah, aku hanya bertunangan.   “Eomma, jangan bersikap berlebihan seperti itu.”   Eomma tersenyum kecil, lalu menatapku dengan mata teduh penuh kasih sayang itu. “Eomma hanya tidak menyangka gadis kecil Eomma kini telah berubah menjadi wanita dewasa yang akan bertunangan dengan pria lain. Rasanya menegangkan sekali.”   Aku kembali tertawa diikuti oleh tawa Eomma. Namun beberapa saat kemudian, sebersit pikiran timbul yang mengiyakan kata Eomma, rasanya memang menegangkan. Aku jujur, aku sangat tegang hari ini.

“Kau terlihat sangat cantik, princess” Aku terpana pada penampilannya. Dia terlihat begitu anggun dengan gaun berwarna gold dengan model mermaid. Rambutnya yang panjang bergelombang dibiarkan tergerai begitu saja dan dihiasi dengan mahkota kecil di sisi kanan rambutnya. Kulihat dia tersipu malu saat aku mengulurkan tanganku padanya.   Seohyun membalas uluran tanganku dan menggenggamnya lembut, “Aku sangat gugup, oppa”  ucapnya sambil meniup anak rambutnya yang jatuh beberapa kali.   “Kenapa?”   “Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Rasanya menegangkan.” Katanya lagi. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya. Beberapa saat kemudian, acara pertunangan kami berdua segera dimulai. Di salah satu ballroom hotel bintang lima yang terdapat di Seoul. Kulihat teman – temanku dan teman – teman Seohyun juga hadir di acara ini. Memang aku tidak mengenal teman – teman Seohyun, namun saat melihat mereka yang bergerombolan menyalami Seohyun dan bercanda bersamanya. Aku yakin mereka adalah sahabat – sahabatnya. Tenang saja, wanita semua.   “Sang pasangan dipersilahkan untuk saling bertukaran cincin” kata sang MC. Aku dan Seohyun segera berbalik berhadapan.  Kulihat wajahnya yang manis itu terlihat berkeringat dingin. Astaga, dia ternyata benar – benar gugup. Make up tipis yang melapisi wajahnya terlihat luntur. Dengan segera, aku mengambil sapu tangan yang ada pada saku tuxedoku dan me-lap keringatnya itu. Aku dapat mendengar sorakan para hadirin karena tindakanku barusan. Apakah itu berlebihan?   Seohyun tampak terkejut dengan sikapku, matanya memandangku penuh tanya. Namun aku hanya membalasnya dengan senyum tipis. Tanganku segera bergerak mengambil kotak cincin pertunangan kami yang dibawa oleh salah seorang keluarga Seo. Aku membuka kotak beludru berwarna merah tua itu dan tampaklah sepasang cincin yang dilapisi emas putih. Cincin yang terlihat begitu biasa tetapi mengandung banyak makna bagi kami. Perlahan, aku menarik tangan kanan Seohyun dan memasukkan cincin putih itu pada jari manisnya. Begitu juga dia melakukan hal itu padaku.   Dan dengan terpasangnya cincin itu pada jari kami, maka artinya. Kami telah resmi menjadi sepasang tunangan.  Aku dan Seohyun.

TBC

A/N: Adakah yang menunggu kelanjutan fanfic tidak jelas ini? *nggak ada yang angkat tangan* *nangis di pojokan*   Sepertinya ceritanya makin aneh dan tidak jelas-_- sangat tidak jelas. Bagian akhir dari chapter ini kayaknya dipaksa banget alurnya. Maaf. Soalnya feelku sama fanfic ini udah mulai lenyap. Apalagi aku udah jarang buka internet. Huhuhuhu T^T   Mungkin berdasarkan pengamatanku *ceilah*, MIL bakal tamat di chapter 9 atau 10. Yang pasti tidak lebih dari itu. Mungkin akan sampai cerita marriednya mereka? Atau sampai ada anak >o<? Wakakak…   Kritik dan saran kutunggu… And, follow my twitter @priskilaaaa  (mention buat follback. Oke?) *moduspromosi* #plak

[Part 6] Mokpo In Love :: I Gonna Be Crazy

mokpo-in-love-1

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

“Tapi kita di jalan, Donghae. Bagaimana kalau sudah sampai saja?” tanyaku lagi. Kupasang raut wajah polos dan tak bersoda, eh bukan.. berdosa yang kumiliki.

“Oh.. baiklah” jawabnya. “Tapi lebih lama ya ciumannya…”

JLEBB

Aku mendengus keras saat mengetahui bahwa lelaki yang berada di sampingku mengambil keputusan yang tepat. Dia mengetahui saat – saat dimana aku hendak membuka pintu mobil dan lari sejauh mungkin. Donghae telah terlebih dahulu mengaktifkan autolock yang menyebabkan aku tidak dapat turun dan terkunci di dalam mobil. Dan semua ini hanya karena satu… Ciuman.

 

Gila.

 

Donghae memang kissing addict yang mengerikan. Bisa – bisa kalau sudah menikah nanti, dia akan mengunciku dalam kamar mandi dan memaksaku… Hiiii~

 

Baca lebih lanjut

[5 Songs Challenge] Complete

 

Title: Complete Me

Author: Priskila

Length: Drabble

Rating: PG-13

Genre: Mix :p

Author Note: Hi kawan… lama tak bertemu XD kali ini aku datang dengan konsep yang sedikit aku contek *plakk* dari salah satu author di exoshidae.wordpress.com alias author idwinaya. Aku tertantang banget buat ini karena konsepnya yang memang unik. Mungkin ada beberapa cerita yang gak nyambung dengan ceritanya karena aku memang masih pemula banget. Hehehe :p. Juga mungkin ada beberapa pair yang readers kurang suka atau mungkin gak pas … aku maklumi. toh selera pasangan setiap orang beda – beda kan >< Happy reading readers! ^o^

***

5 SONGS CHALLENGE

 How it works:

 1. Pick a character, pairing or fandom you like.

 2. Put iTunes or equivalent media player on random.

 3. For each song that plays, write something related to the theme you picked inspired by the song. You have only the time frame of the song: no planning beforehand: you start when it starts, and no lingering afterward; once the song is over, you stop writing. (No fair skipping songs either; you have to take what comes by chance!)

***

Just The Way You Are – Bruno Mars

When I see your face, this not thing I would change. Cause girl, you’re amazing

Kyuhyun – Seohyun

 

Kyuhyun menatap wajah gadis di hadapannya dengan tatapan kagum. Gadis yang baru saja menolongnya dari kecelakaan yang mungkin akan berakibat fatal itu. Gadis yang sangat manis dan pemberani, tipe Kyuhyun.

 

“Ah… Apa kau baik saja? Ada luka?” tanya gadis itu dengan khawatir.

 

Kyuhyun menggeleng pelan, ,”tidak ada.. terima kasih.”

 

Gadis itu menghembuskan nafas lega dan tersenyum pada Kyuhyun, “sama – sama… aku senang kau selamat.” Perlahan gadis itu melangkah menjauhi Kyuhyun.

 

“Oiii!!!” Kyuhyun berteriak membuat gadis itu berbalik.

 

“Siapa namamu?”tanya Kyuhyun dengan senyum yang sangat manis.

 

“Seo Joo Hyun. Panggil saja Seohyun!” seru gadis itu lalu pergi. Kyuhyun ber-oh-ria. Seohyun? Nama yang bagus.

 

Sorry – Wonder Girls

Baby, i’m sorry

Tiffany – Siwon

 

Tetesan air mata itu menetes itu kesekian kalinya pada pipi Tiffany. Tubuhnya bergetar hebat, walau begitu, pigura foto yang sedang digenggamnya tidak terjatuh. Tiffany memegangnya kuat.

 

“Siwon~” suara Tiffany yang serak itu terdengar begitu memilukan. Penyesalan yang amat dalam menguasai hatinya. Ya… dia sangat menyesal.

 

Dia tau dia egois. Tidak peduli pada Siwon yang begitu mencintainya. Hatinya tertutup akan cinta Siwon. Dia tidak pernah membalas cinta pria idaman para wanita itu. Dan kini… lihat akhirnya.

 

Tiffany menyesal. Karena dirinya dengan bodoh menolak Siwon. Membuat Siwon depresi berat hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan mencelakakan kendaraan yang sedang dikendarainya.

 

Kejadian itu terjadi, saat Tiffany sadar. Tiffany sadar bahwa dia ternyata sangat mencintai Siwon. Dan dia menyesal.

Lovin’ ice cream – As One ft Ez Life

dagawa neukkyeobwa My sweetest love

Taeyeon – Leeteuk

 

Koridor itu terlihat begitu sepi di malam hari. Tak ada seorang siswa pun yang berlalu lalang di sana. Ah tidak.. ada seorang. Seorang gadis yang masih berseragam lengkap sekolah itu. Gadis itu duduk di salah satu kursi disana, seperti sedang menunggu seseorang.

 

“Lama sekali-“ gerutu Taeyeon –gadis itu- saat seorang lelaki menghampirinya dengan nafas terengah – engah. Bibirnya mengerucut lucu membuat siapa saja yang melihatnya gemas.

 

Leeteuk tersenyum melihat gadisnya itu, dengan perlahan ia mengeluarkan sesuatu dari kantong kemeja yang dikenakannya, “Hadiah untukmu karena telah bersabar menungguku”

 

Mata Taeyeon seketika itu juga berbinar – binar ceria saat melihat sejuntai kalung dengan liontin berbentuk ice cream. “Sungguh? Ah…. Terima kasih!” Taeyeon mengambil kalung itu dan segera mengenakannya dengan buru – buru.

“Repot sekali.” Ledek Leeteuk sambil menyampirkan rambut Taeyeon yang tebal itu ke depan dan membantunya mengenakan kalung itu di lehernya . setelah selesai, Leeteuk memandangi Taeyeon dari atas sampai bawah dengan tatapan seperti menilai penampilan Taeyeon. “Cantik sekali” puji Leeteuk seraya mengacak – acak poni Taeyeon sehingga membuat Taeyeon menggembungkan pipinya kesal karena mesti merapikan poninya lagi.

 

“Aissh.. jangan diberantakin!” gerutu Taeyeon lalu merapikan poninya itu. Sedetik kemudian, “Ayo!” Taeyeon menggandeng tangan Leeteuk dengan semangat, menimbulkan rasa bertanya – tanya dari Leeteuk. “Kau sudah memberiku ice cream.. tapi aku mau ice cream yang asli. Ayo.. temani aku!” ucap Taeyeon dan segera menyeret Leeteuk pergi dari sekolah yang sepi itu.

 

“Ya.. baiklah! Asal kau yang bayar yaa…”

 

“MWO?!”

My Heart – Irwansyah ft Acha Septriasa

Could i stay in my heart?

Donghae – Jessica

 

PLAKK

 

Entah apa yang dirasakannya, tanpa menggunakan akal sehat, Donghae melayangkan tangannya hingga menampar pipi Jessica yang berstatus istrinya itu.

 

“DONGHAE!” pekik Jessica setelah tangan kekar suaminya itu menyakiti pipinya. Air matanya mengalir deras. Dia tidak pernah memikirkan pernikahannya dan Donghae akan berada di ambang kehancuran seperti ini. Jessica terduduk lemah di lantai, sedangkan Donghae menatapnya bengis, penuh dengan amarah.

 

“Jangan pernah kau mengatai YeonHee itu perempuan pengganggu! Asal kau tau saja, kau lah yang orang ketiga dalam hubungan kami!” aku Donghae dengan nada suara yang sangat mengerikan. Donghae meremas kerah kemeja Jessica dan menghempaskannya.

 

Jessica tetap tidak berbicara sepatah katapun, dirinya memilih untuk diam sambil terus menangis, bukan karena rasa sakit akibat tamparan itu melainkan rasa sakit di hatinya. Hatinya serasa tertusuk oleh beribu jarum tertajam di dunia. Rumah tangga yang telah mereka bangun selama kurang lebih dua tahun lebih, terpaksa akan kandas di tengah jalan karena keegoisan satu pihak. Kenangan indah yang pernah dilewati kini hanya kenangan yang tak berarti. Mereka pernah saling mencintai.. tapi dimana cinta itu? dimana kasih sayang yang pernah melingkupi mereka?

 

“Aku salah pernah menilaimu adalah lelaki terbaik yang pernah kutemui! Asal kau tau saja, kau bahkan lebih buruk dari sampah!” Emosi Jessica meledak kembali saat Donghae melemparkan kata – kata kasar padanya. Jessica tau, tentu saja Donghae akan semakin marah karena perkataannya itu.

 

“Perempuan jalang! Tutup mulut tidak tau diri itu!!!” teriak Donghae lalu berlalu pergi. Sebelum itu dia melemparkan vas bunga yang ada di meja ruang tengah itu dan membanting pintu rumah.

 

“Kita bercerai!”

 

Jessica terduduk lemas. Air matanya kembali mengalir deras seraya mengelus perutnya yang masih rata itu.

 

Mungkinkah…  cinta yang pernah ada di antara mereka hadir kembali? Akankah dia dapat mempertahankan rumah tangganya yang memang sudah hancur ini? Mungkinkah.. bayi yang dikandungnya kini memiliki seorang ayah nantinya?

 

Oh! – Girls Generation

Oh oh oh oh.. oppareul saranghae

Yoona – Kibum

 

Aku menontonnya dari kejauhan. Dirinya yang sedang memasukkan bola basket ke dalam ring itu. Jantungku serasa berdegup dengan kencang saat melihat wajahnya yang bercucuran keringat seperti itu. Aku hanya dapat menggigit jari melihatnya. Ingin sekali aku pergi kesana dan mencium aroma tubuhnya yang menggoda itu, tapi.. hey.. itu sangat tolol!

 

Kibum berjalan ke tepi lapangan. Tempat aku duduk menontonnya di antara kerumunan yeoja yang berteriak histeris melihat para pemain basket yang ganteng – ganteng itu. Dia mengambil salah satu sapu tangan yang disodorkan para penggemarnya –aku termasuk penggemarnya- dan mengelap keringatnya yang bercucuran itu. Ah.. penggemar yang beruntung

 

Aku terpaku.

 

Hey.. bukankah itu sapu tangan berwarna biru langit kepunyaanku? Aku menyadari sesuatu. Akulah penggemar beruntung itu. Aku menyodorkan sapu tangan itu dan dia mengambilnya, sebelum itu juga dia memberikan senyuman hangat padaku.

 

Sial… jantungku berdegup kencang lagi. Bahkan dua kali lebih hebat dari sebelumnya. Kibum kembali ke tengah lapangan dan larut dalam permainan basket yang berlangsung itu. Aku memandanginya.

 

Kibum-ah… kapan kau akan membalas cintaku ini? Aku mencintaimu. Sangat.