Mokpo In Love [Part 4]

Mokpo In Love 4 [Oh My God!]

 

Annyeong~

Setelah meditasi sekian abad *lebay*, aku kembali lagi melanjutkan FF abal – abal yang aneh ini.

Mungkin para pembaca udah pada lupa ya dengan jalan ceritanya? Gak papa deh. Aku maklumi T-T

Oke.. daripada bacot-bacotan lebih banyak lagi, Here we aree… Mokpo In Loveee!! *lebay again-_-*

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

Don’t to be a silent reders please…

If you don’t like the pair, don’t read

I accept a bash… but don’t bash the couple please.

“5” mataku malas sekali untuk terbuka.

“4” waktu tidurku semalam sangatlah minim. Kira – kira hanya 5 atau 6 jam saja. Oh tidak.. ini bisa merusak kecantikan wajahku!

“3” tapi seperti ada dorongan bagiku untuk membuka mata. Namun.. aaaahh.. mataku terasa sangat berat.

“2” kenapa tiba – tiba ada rasa gugup ya mendengar ancaman bodoh itu? Issh.. kenapa pula suara ikan busuk itu masih terdengar? Aissh… Tuhaaan, aku ingin bermimpi yang lebih baik dan bermutu.

“1”

PART 4

Author POV

“1”

“AAAAAAAAAAAAAA….!!!! APPAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” mata Seohyun seketika itu juga terbuka lebar. Dirinya memekik dengan begitu kencang keras melihat tubuh Donghae yang hanya tinggal beberapa cm saja dari dirinya dan bibir Donghae yang mencoba menciumnya.

BRUK

“appoyo! Kau gila ha?!” maki Donghae sambil menahan sakit di punggungnya akibat terbentur dengan lantai.

“kenapa kau dekat – dekat denganku?! Ha! Kau mau melakukan hal yang tidak wajar kan?! Ayo mengaku” ujar Seohyun dengan nada mengintimidasi. Dia masih mengatur nafasnya yang putus – putus karena terkejut.

Donghae bangkit dengan sedikit menahan sakit lalu berdiri di depan Seohyun yang masih duduk di kasurnya. Matanya menatap tajam yeoja yang ada di hadapannya ini. “hal tidak wajar bagaimana? Lagipula salah sendiri tidak bangun cepat!” bentak Donghae dengan tangan terlipat di depan dada. Jujur saja, dia sangat kesal dengan yeoja ini. Sudah telat bangun, masih saja bisa marah – marah hingga mendorongnya ke lantai. Berbeda dengan pikiran Seohyun, yeoja ini berpikir, bila ia terlambat sedetik saja, dirinya akan menjadi korban kelakuan tidak wajar atau bisa dibilang pelecehan dari lelaki hidung belang yang tak lain dan tak bukan adalah Donghae.

“salahku? Hey ahjussi genit!”

“mwo??”

“ingat ya! Walau aku dijodohkan dengan lelaki hidung belang sepertimu, itu bukan berarti aku pasrah jika kau melakukan hal yang tidak sewajarnya padaku!” telunjuk Seohyun mendarat keras pada hidung mancung Donghae yang masih melongo mendengar penuturannya.Seohyun memencet hidung Donghae keras lalu pergi berlalu ke kamar mandi yang ada di kamarnya. “Awww…”  saat itu juga, kesadaran Donghae pulih sepenuhnya. Otaknya sudah mampu menangkap maksud perkataan Seohyun tadi.

“ YAH! GADIS GILA!!!”

~~~

“appa tadi dengar ada keributan di kamar Seohyun. Ada apa?” tanya Tuan Seo kepada dua orang yang telah duduk bersebelahan di meja makan, pagi itu. Donghae dan Seohyun saling memandang sebentar, seakan berbicara lewat pandangan mata, raut wajah mereka berubah sekali – kali.

Donghae menajamkan matanya melihat Seohyun, menyuruh agar yeoja itu menjelaskan pada Tuan Seo tentang keributan kecil di kamar tadi. Seohyun menjawab dengan menggelengkan kepalanya dan mengedikkan kepalanya kepada Tuan Seo.

“apa yang kalian lakukan?” suara lembut dari Ny Seo membuat Donghae dan Seohyun berhenti melakukan aktivitas tanpa suara tersebut. Donghae dan Seohyun tersenyum kikuk pada Ny Seo, mereka sungguh tak tau harus menjawab apa.

“Seohyun.. “

“ne appa”

“jawab pertanyaan appa tadi. Kenapa tadi appa mendengar keributan di kamarmu? Dan.. kenapa Donghae meneriakimu gadis gila? Apa yang terjadi?” tanya Tuan Seo beruntun. Seohyun menggigit bibir bawahnya namun sesaat kemudian dirinya tersenyum kecil lalu menjawab ucapan appanya itu, “itu appa … Donghae-ah. Dia hendak melakukan sesuatu yang tak wajar kepadaku” jawab Seohyun dengan nada melapor. ‘ini bisa jadi trik untuk membatalkan perjodohan ini. mungkin appa akan membenci Donghae karena hendak melakukan pelecehan padaku’ batin Seohyun berucap licik.

“jinjjayo Donghae? Hal tidak wajar bagaimana?” tanya Ny Seo pada Donghae yang tengah menatap kesal Seohyun. ‘apa hobinya itu menuduh orang? Jelas – jelas aku hanya akan menciumnya karena tidak bangun – bangun’ pikir Donghae. Bukannya Donghae yang menjawab, malah Seohyun yang menjawab pertanyaan Ny Seo, “pelecehan seksual, eomma”

“mwo?? Pelecehan seksual? Donghae, kau…”

“ani… aniyo abeoji, eommanim. Aku sungguh tidak ada maksud melakukan hal seperti pada Seohyun. Itu tidak benar..” sergah Donghae cepat. Matanya mendelik marah pada yeoja yang hanya bisa tersenyum kemenangan disebelahnya itu.

“astaga kalian ini.. belum menikah saja sudah ribut” Tuan Seo menghela nafasnya setelah memasukkan pasokan oksigen melalui rongga hidungnya. Beliau mengambil gelas bening berisi air putih dan meneguknya sedikit, “kenapa tidak kau lanjutkan saja tindakanmu tadi, Donghae-ah? Bukankah itu bagus supaya kami cepat meminang cucu?”

Seohyun POV

APPA GILA!!! APPA GILA!!!

Sudah menjodohkanku seenaknya dengan ikan busuk ini, sekarang malah memperbincangkan masalah menimang cucu? Sulit dipercaya

Kulirik ikan berwujud manusia yang ada di sampingku, dia tertawa. Apa dia pikir itu lelucon yang pantas

Ditertawai? Haahaa.. tidak lucu!

“hahaha.. abeoji, itu tidak mungkin. Kami belum terikat hubungan suami istri seperti yang seharusnya. Tapi saya janji, jika sudah menikah, kami akan membuat anak selusin” Gurau Donghae yang sukses membuat tawa eomma dan appa pecah. Saking keras tawanya, nasi yang sedang dikunyah appa pun tersedak pada tenggorokannya. Ckck -_-

Tapi tunggu dulu. Apa yang dia katakana tadi? Anak selusin? Satu lusin sama dengan 12 buah? Berarti.. WHAT THE HELL!!!

“jeongmal miccheseo namja” desisku yang membuat tatapannya berpaling padaku. “terserah kau.. weeek” Donghae memeletkan lidahnya padaku. bibirku mengerucut karenanya, menyebalkan.

~~~

To: Kyuhyun Oppa

From: Seobaby

 

Oppaku sayang, bisakah kau menemani yeojamu ini sebentar?

Rumah bagaikan neraka sekarang bagiku. Jemput aku jam 3 ya oppa…

Sampai bertemu ^^

Kutekan tombol send. “huuhh..” tubuhku terhempas ke kasur dan tanganku terentang lebar. Hidungku menarik oksigen sebanyak mungkin lalu menghembuskannya melalui mulut. 5 menit kemudian, aku bangkit dari kasur lalu berlalu ke kemar mandi. Mandi untuk menyegarkan badan agar terlihat tidak buruk di depan kekasih tak apa kan?

  Setelah selesai mandi dan bersiap, aku mengecek ponselku untuk melihat pesan. Siapa tau Kyuhyun membalas pesanku bukan?

1 New Message

Betul kan kataku. Aaah.. feeling dari sepasang kekasih memang hebat dan tak pernah salah.

To: Seobaby

From: Kyuhyun Oppa

 

Hari ini aku tak ada waktu. Aku tidak bisa

Ada urusan yang mesti aku selesaikan hari ini juga. Lain kali saja ya, sayang.

Kecewa. Tentu saja. Aku sudah berdandan dan memakai dress biru langit yang manis supaya dia senang, tapi sekarang dia malah menghancurkan harapanku. Menyedihkan sekali aku hari ini. aku melangkahkan kaki menuju ruang tv, semoga saja ada acara bagus seperti keroro misalnya.

“rapi sekali.. mau kemana?” tanya Donghae yang duduk manis di atas sofa setelah menyesap sedikit teh hangat yang ada. Aku merenggut kesal dan duduk di sebelahnya dengan tatapan menyebalkan. “kenapa sih?” tanya Donghae agak jengah karena aku tidak menjawab malah memasang tampang menyebalkan namun imut *(?)*.

“aku ingin jalan – jalan” jawabku sekenanya.

“lalu?”

“lalu Kyuhyun tidak bisa mengantarku karena ada pekerjaan”

“oh..” OH? HANYA OH??!! Oke.. mungkin aku agak lebay. Tapi asal tau aja, aku adalah salah satu tipe orang yang paling tidak suka jika suatu perkataan dijawab dengan dua huruf ‘oh’. Benar – benar terkesan seperti tidak penting omongan itu. Tapi bukankah aku ini salah satu orang penting? Otomatis segala apa yang aku lakukan dan ucapkan adalah penting dan camkan satu hal ini, JANGAN MENJAWAB DENGAN OH!

“dasar pria menyebalkan…” desisku tajam. Donghae mendengarnya dan balas menatapku bingung, “kau ini kenapa sih? Aku sedang tidak mood berdebat dan mencari masalah denganmu”

“tapi segala sikapmu itu mengundang perdebatan, tau!” tanganku bersedekap di depan dada dan mataku mendelik padanya. Lihat saja pria ini, sudah tau aku lagi mati kesal, dia malah enak – enakan menonton tv dan mencomot satu per satu keripik kentang asin kesukaanku.

“oh.. aku tidak tau. Janji deh lain kali tidak lagi” jawabnya tanpa menatapku dan dengan mulut asyik mengunyah keripik. Tangan kanannya masuk ke dalam toples hendak mengambil keripik lagi, “HEY!” teriaknya karena tanganku yang juga masuk ke dalam toples dengan sengaja. Kusunggingkan senyum jail, “enak saja mengambil keripik kentangku” kucubit tangannya dari dalam hingga keripik yang semula berada dalam genggamannya terjatuh.

“aduh.. sakit tau” rintihnya mengusap – usap bekas cubitanku pada tangannya.

“oh.. aku tidak tau. Gak janji deh kalau lain kali tidak seperti itu lagi” jawabku sengaja mengcopy ucapan sebelumnya. Aku merebut toples kaca dari tangannya, “ini milikku.. jangan sembarangan makan!” tidak hanya itu, tanganku mengambil remote tv dan mematikan siaran berita yang sedang ditontonnya, “ini tv keluargaku, jangan sembarangan nonton!”

“pelit banget jadi cewek” cibirnya. Tubuhnya bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur. Sepertinya sih untuk mengambil minum.

“mau apa?” tanyaku menghampirinya yang sibuk mengeluarkan pan pancake dan beberapa bahan dapur yang tidak kuketahui. Cabut pendapatku bahwa dia mau mengambil minum. Pan pancake dan madu bukan sejenis minuman, kan? Jadi dia bukan mau minum.

“buat chocolate pancake. Aku masih lapar” jawabnya dengan tangan sibuk mencampur adukkan berbagai bahan ke dalam satu mangkuk. “pantas saja gendut… makannya banyak banget” celetukku. Tapi diam – diam aku menaruh sedikit rasa kagum pada Donghae. Bukan karena apa ya, tapi lihat saja, dia bahkan bisa membuat pancake dan aku yakin dia bisa membuat yang lain. Bandingkan denganku yang tidak tau memasak sekalipun. Benar – benar menyedihkan. Walaupun aku sering membantu mengantar susu saat di mokpo dulu, itu bukan berarti aku mandiri dan bisa melakukan pekerjaan rumah dengan handal. Itu tidak benar.

Sekian lama dia membuat, asyik masyuk membulak balik pancake dan menaruhnya dipiring, menghiasnya sedemikan rupa dengan madu dan beberapa toping yang ada. Dia menaruh piringnya di meja. Aku tersenyum bersemangat, segera mengambil pisau dan garpu untuk menyantap pancake cokelat yang kebetulan kesukaanku ini.

“mari makaan!!” seruku semangat. Madu yang mengalir di sisi pancake membuatku menjadi sangat lapar. Pancake cokelat yang tersedia di hadapanku tiba – tiba menghilang. Kupalingkan pandanganku pada Donghae yang menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kubaca.

“enak saja. Aku hanya membuatnya untuk diriku sendiri” ujarnya lalu memotong pancake itu menjadi potongan yang kecil – kecil. Bibirku mengerucut karena ucapannya, benar – benar menjengkelkan. Tapi jujur saja, aku ingin sekali makan pancake itu.

“mau?” tawarnya tiba – tiba. Mataku membesar dan aku mengangguk penuh semangat.

“poppo..” ucapnya sambil menunjuk pipi kanannya. MWO!! APA DIA SUDAH GILAA?!!!

“Mwo?!! Ani.. Andwaeyo!” tolakku saat itu juga. Donghae hanya mengendikkan bahunya lalu kembali makan.

“Pelit sekali jadi laki – laki. Oh Tuhan, kenapa aku harus punya calon suami yang sepelit ini? Mana bisa aku tahan dengannyaa.. Arggh!” ucapku sedikit menyindir Donghae. Tanganku mengipas – ngipas leherku seperti kepanasan. Tapi hal itu berhasil membuat Donghae berhenti makan dan menyorongkan piring itu ke tengah meja.

Dalam hati, aku tersenyum penuh kemenangan. Dia tersinggung? Haha..

“Baiklah – baiklah. Tapi aku tetap tidak akan menyerahkan pancake ini padamu.” HAHH!!

“Untuk lebih adilnya, mau ikut jalan – jalan bersamaku?”

“JINJJAYO?”

~~~

Author POV

“Keroroooo!” seru Seohyun heboh saat melihat berbagai pernak – pernik bertemakan kartun favoritnya itu di sebuah toko. “AHH!! Lucu sekalii”

Donghae memutar mata malas melihat tingkah kekanakkan dari Seohyun. Astaga, wanita ini umurnya berapa sih? Kenapa masih saja udik melihat pernak – pernik yang menurut Donghae sangat menggelikan?

“Donghae, lihat ini. Sangat lucu, bukan? AH! Aku mauuu” Seohyun menarik kerah baju Donghae dan memperlihatkan kepadanya sebuah lampu tidur berbentuk sersan keroro sedang hormat. Donghae menghela nafasnya, apa wanita ini sedang merajuk minta dibelikan? Ayolah.. Donghae mau membelikannya perhiasan yang mahal asal bukan mainan anak – anak seperti ini.

“Hae-ah.. belikan yaa…” pinta Seohyun pada Donghae. Donghae menatap Seohyun yang tengah memohon padanya dengan membuat jurus ‘puppy eyes’. Astaga, jujur saja, Seohyun sangat lucu dengan tingkah seperti ini.

“Aissh.. baiklah baiklah. Ambil itu dan bawa ke kasir. Tapi ingat, pastikan barang itu kau gunakan!” Seohyun bersorak senang saat melihat Donghae mengeluarkan dompetnya untuk membayar lampu tidur tersebut.

“Yeei..”

Donghae mengunyah spagetthi dengan rakus. Entah kenapa dia sangat lapar sekarang. Mungkin karena faktor menemani Seohyun berbelanja hingga capek setengah mati. Ouch, kakinya seperti mati rasa karena terus berjalan kesana kemari mengelilingi mall yang sangat besar ini.

“Uh.. pelan – pelan makannya. Saosnya sampai belepotan di sekitar mulutmu, tau” ujar Seohyun yang duduk di hadapannya. Seohyun mengambil tisu dalam tasnya lalu mengelap saos tomat yang menempel di sekitar mulut Donghae sebelum Donghae bertindak. Donghae terdiam sesaat ketika tangan Seohyun dengan lembut membersihkan saos – saos itu. Astaga, kenapa tiba – tiba jantungnya terasa begitu cepat berdetak? Hey, apa dia gugup?

Hingga Seohyun menarik kembali tangannya dan kembali memakan lasagna miliknya. Donghae melirik Seohyun yang tengah asyik memakan lasagnanya itu. Gadis bawel yang cerewet ini entah kenapa terlihat begitu manis sekarang. Kalau dilihat lebih dalam, Seohyun juga bukan merupakan anak yang menjengkelkan dan cuek. Bahkan dia terbilang mandiri karena mau menghabiskan waktu liburnya untuk bekerja pada Lee Ahjumma. Jika boleh berkata, Donghae ingin mengatakan Seohyun adalah wanita tersempurna yang pernah ditemuinya. Tapi, tunggu dulu, sempurna? Apa perasaan ini? Apa jangan – jangan Donghae sudah mulai menaruh hati pada calon istrinya ini? Ah tidak – tidak, ini tidak mungkin. Mana mungkin dia suka pada wanita yang sudah mengatainya dengan sebutan ‘ikan busuk’ dan ‘ahjussi genit’?

“Hey! Kenapa kau menatapku seperti itu? Jangan melamun!” ucapan Seohyun yang tiba – tiba membuat Donghae tersadar dari lamunannya. Astaga, kenapa Donghae bisa melamun seperti itu? Ayolah Donghae.. jangan seperti ini.

“AH! A-aku? Aku tidak melamun!”

“Bohong. Sedari tadi kau itu melamun sambil menatapku terus. Aku jadi risih, tau” ujar Seohyun lalu menyedot minuman dinginnya. Donghae menelan ludah, jadi sedari tadi dia menatap Seohyun terus? Ini memalukan.

“Kalau suka padaku bilang saja” lanjut Seohyun lagi.

Donghae mencoba menjawab, “Percaya diri sekali. Aku tidak menyukaimu.”

Seohyun tersenyum, tetapi bukan senyuman manis yang biasa ditampilkannya, senyuman kali ini seperti sebuah senyuman licik, “Betulkah? Oh baiklah.. tapi lihat saja nanti, kau pasti akan menyukaiku cepat atau lambat” ucap Seohyun seperti menantang.

“Benar – benar narsis. Aku tidak menyukaimu, calon nyonya Lee. Aku hanya mencintaimu”

JLEB

Seohyun terpaku. Donghae pun terpaku. Perkataan macam apa yang tadi keluar dari mulutnya itu. Donghae merutuk mulutnya saat itu juga. Tapi ini sangat aneh, entah kenapa saat kata – kata itu keluar dari mulutnya, Donghae menjadi merasa sangat gugup. Hey.. apa dia gugup menunggu jawaban Seohyun? Apa itu sebuah pernyataan cinta, ha? ASTAGA! APAKAH DUNIA SUDAH KIAMAT?!

“Donghae? Kau serius?” tanya Seohyun dengan suara pelan. Wajahnya ditundukkan ke bawah hingga rambutnya yang panjang itu berjatuhan menutupi pundaknya.

Lagi – lagi, Donghae menelan ludah, dia bingung mau menjawab apa. Ya? Sepertinya Donghae harus siap masuk rumah sakit saat itu juga. Tidak? Hatinya seperti berdemonstrasi jika ia hendak mengucapkan kata ‘tidak’.

“Hae..” panggil Seohyun sekali lagi.

Donghae memberanikan diri menatap Seohyun, memasang tampang setenang mungkin, dan menjawab, “Hm.. Ya. Aku harus mencintaimu karena sebentar lagi kau akan menjadi istriku. Menjadi seorang nyonya Lee. Mau tidak mau aku harus menyayangi dan mencintaimu, bukan? Jadi… Ya, aku mencintaimu, Seo”

Kini giliran Seohyun yang gugup setengah mati. Perasaan galau tiba – tiba menderanya. Menjawab Ya atau Tidak. Ya? Seohyun mesti ingat kalau dia masih memiliki Kyuhyun yang berstatus sebagai orang nomor satu di hatinya. Tidak? Seperti perkataan Donghae tadi, mau tidak mau dia harus mencintainya. Ya atau tidak?

“Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Lagipula kau memang harus mencintaiku, tapi bukan sekarang. Kau bisa mencobanya secara perlahan.” Kata – kata Donghae membuat Seohyun bernafas lega. Ya benar,, dia tidak harus mencintai Donghae sekarang. Sekarang adalah saat untuk bersenang – senang, bukan?

“Oh.. Thanks, Hae”

—-

 Malam itu, perasaan tak enak mendera Seohyun. Pasalnya sejak kejadian tadi, Donghae terus menutup mulut padanya. Tidak berbicara banyak seperti biasa, padahal kalau dipikir, Donghae merupakan salah satu pria cerewet selama hidup Seohyun setelah Appanya. Palingan tadi dia hanya berbicara, ‘Ya’, ‘Selamat malam abeoji, eommanim’, dan lainnya. Tapi Donghae tidak menyapanya sama sekali.

“Aisssh~” Seohyun menutup mukanya dengan bantal. Lalu sesaat kemudian mengangkat bantal itu dan membalikkan tubuhnya hingga posisinya seperti orang tengkurap. Kenapa dirinya jadi uring – uringan begini saat Donghae tidak menyapanya? Astaga.

Beberapa menit kemudian, Seohyun bangkit dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Mengambil ponsel miliknya dan mengirimkan sms ke Kyuhyun, kekasihnya itu.

To: Kyuhyun Oppa

From: Seobaby

 

Oppa.. besok bisa bertemu sebentar?

Lalu kembali membaringkan tubuhnya ke kasur. Tidak perlu waktu lama, akhirnya Seohyun pun tertidur.

~~~

DongHae POV

Kuteguk gelas alkohol yang sudah keempat kalinya. Menghabiskan seluruh isi minuman itu. Dentuman musik yang keras dan banyak orang yang asyik berdansa di atas lantai dansa yang ada dihadapanku. Beberapa pasangan tengah duduk manis sambil minum – minum dan saling menyentuh satu sama lain di kursi – kursi berwarna merah hati yang tersedia di club malam ini.

Aku sendiri sebenarnya tidak datang sendirian disini. Aku bersama seorang temanku yang cerewetnya minta ampun dan tingkat keyadongannya tidak dapat tertandingi, HyukJae. Seperti yang kubilang, sebagai seorang yang tingkat keyadongannya tidak dapat tertandingi, dia sudah menghampiri beberapa gadis genit yang berpakaian mini hingga menampilkan bagian – bagian yang seharusnya tidak layak dilihat orang banyak. Aku bingung padanya, sebenarnya apa yang bisa didapatkan dengan bermain bersama para gadis yang umurnya masih muda tetapi wajah dan sikapnya sudah seperti tante – tante? Kepuasan nafsu? Itu omong kosong. Lelaki tak pernah puas.

Seperti diriku, aku tak pernah puas. Tak pernah puas meminum alkohol yang entah sudah keberapa gelas ini. Jujur, aku jarang sekali pergi ke club malam dan meminum alkohol dalam porsi banyak. Jika aku masih waras, aku akan mengontrol diriku untuk meminum alkohol. Tetapi sekarang, lihatlah, aku tak waras. Dan ini semua karena gadis kodok itu.

Seorang gadis berpakaian mini sekali –hampir telanjang malahan. Aku tak bohong- menghampiri tempat aku duduk. Mengambil kursi di sebelahku dan menatapku secara seduktif. “Hai..” sapanya dengan nada yang seperti dibuat – buat agar menimbulkan kesan mendesah dan sexy. Tapi hey,, aku takkan pernah terangsang dengan suara seperti itu.

“Oh.. hai” jawabku pendek lalu kembali fokus pada sepasang pasangan yang sedang berciuman panas. Bukan HyukJae, tapi Kyuhyun. Ya.. Kyuhyun, kekasih dari gadis yang mampu membuatku seperti ini. Dia memang hidung belang, sudah punya kekasih sesempurna Seohyun, masih tidak puas juga kah dia? Benar – benar hebat. Tapi harusnya dia bersyukur, aku mungkin akan menyembunyikan rahasia ini dari Seohyun dulu.

Sesaat kemudian, aku merasakan pundakku sedang diraba oleh gadis yang duduk disebelahku ini. Kupalingkan tatapanku dari HyukJae kepada gadis itu. Gadis itu tersenyum senang saat aku menatapnya penuh tanya, dia mendekatkan tubuhnya padaku lalu berbisik tepat di telingaku dengan mendesah, “Temani aku malam ini sayang. Aku akan memuaskanmu seperti Daerin yang memuaskan temanmu yang satunya”

Alisku terangkat saat mendengarnya, jadi mereka pekerja disini? Apa dia berpikir aku seperti HyukJae yang senang bermain begitu? Tangan gadis itu kembali menari – nari di perutku yang hanya berbalut kaos putih. Aku berusaha untuk cuek. Tetapi gadis itu tidak menyerah, dia berdiri lalu memelukku dari belakang. Tangannya menyusup dari kaos putihku, dan meraba abs-ku. Kubalikkan tubuhku menghadap gadis itu, balas menatapnya dengan tatapan semenggoda mungkin.

Eitss.. tapi tunggu dulu. Jangan berpikir aku akan menerima tawaran ‘bermain’ dari gadis ini. Aku hanya ingin sedikit mengerjainya.

Tanganku mulai bergerak, mengelus pipi gadis itu lalu mengecup bibirnya sekilas. Tanganku yang satu lagi, meraba punggungnya yang terbuka, membuat gadis itu mendesah hebat –asal kalian tau saja, aku ini cukup hebat dalam bermain seperti ini, tapi bukan berarti aku sering melakukannya!-. Sedang aku asyik mengerjainya, gadis itu memegang kedua tanganku, melingkarkannya di pinggangnya, menjilat bibirku perlahan, dan berbisik “Jangan disini, sayang. Akan lebih nikmat jika kita melakukannya di ruangan”

Gadis itu menuntunku ke salah suatu ruangan yang memang tersedia di club malam ini. Dia mengunci pintu dan duduk di bed sofa dengan posisi yang sanggup membuat semua kaum adam terangsang –tapi tidak denganku-. Aku mendekatinya, mengelus daerah sekitar pahanya. Menariknya agar dia bangkit dan mencium bibirnya ganas.

Sepertinya, aku bukan hanya akan mengerjai gadis ini, tapi benar – benar bermain dengannya. Mungkin aku akan melupakan kejadian tadi siang dengan cara seperti cara HyukJae melupakan masalahnya.

~~~

SeoHyun POV

Aku mengaduk American Hot Coffee ku dengan malas. Aku sudah menunggu Kyuhyun sejak sejam yang lalu tetapi batang hidungnya saja pun tidak kelihat sejak tadi. Aku mungkin sudah menghabiskan 3 gelas American Hot Coffee sekarang.

Ponsel putih yang sedari tadi kuletakkan di atas meja pun tidak menunjukkan tanda – tanda aka nada panggilan atau sms. Apa jalanan sedang macet? Kenapa lama sekali. Tumben juga, tadi Donghae tidak datang ke rumah seperti biasanya. Menelpon pun tidak hingga membuat eomma khawatir tak jelas.

Kuangkat gelas coffeeku lalu menyesapnya perlahan karena masih cukup panas.”Babe.. Sorry, I’m late” suara berat Kyuhyun menyadarkanku. Aku tersenyum menatapnya. Kyuhyun segera duduk di kursi di hadapanku dan memesan salah satu minuman pada pelayan yang mengikutinya tadi.

“How with your day? Fine?” tanyanya perhatian. Aku tersenyum kemudian menjawab, “Not bad, but not good too. How with you? You look so messy, dear”. Yap, Kyuhyun memang terlihat sangat berantakan pagi ini. Rambutnya yang biasanya disisir rapi, acak – acakkan dan terlihat hanya dirapikan dengan tangan. Lehernya juga penuh dengan bercak kemerahan. Apa yang dia lakukan semalam?

Kyuhyun terlihat cukup kelabakkan saat kulontarkan pertanyaan itu, “Oh.. I’m fine. Don’t worry. Aku hanya lembur semalam”

“Jinjja? Bagaimana dengan bercak merah di lehermu? What you do last night?” tanyaku mulai curiga.

“ini..Oh! ini karena nyamuk. You know? Di kantorku semalam nyamuknya sangat banyak. Leherku hampir semuanya menjadi sasaran gigitan nyamuk. Maybe because my blood has a sweet taste, right? Hehehe” jawabnya. Aku tertegun, sejak kapan nyamuk dapat menilai rasa darah seseorang? Bukannya darah itu amis ya?

“Oh.. yes. You’re right” timpalku lalu menyesap kembali coffeeku. Beberapa saat kemudian, minuman dan cemilan yang Kyuhyun pesan datang. Entah apa karena mataku yang bermasalah atau apa, aku melihat Kyuhyun mencolek pinggang si pelayan dengan genit lalu menyelipkan sesuatu di kantong rok pelayan itu.

Saat Kyuhyun menyadari aku tengah menatapnya penuh pertanyaa, dia mulai berbicara “Oh ya, bagaimana keadaan abeoji dan eommanim? Apa mereka baik?”

“Ne.. mereka baik saja. Kyu…” jawabku dan memfokuskan pandangku padanya.

“Hm?”

“I have something to tell you..”

“What?”

“Aku dijodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pria. Pria yang dulu pernah menjemputku saat aku di club bersamamu”

“WHAATT?!!! Are you serious?!” pekik Kyuhyun saat aku menyelesaikan omonganku. Kyuhyun terlihat sangat terkejut. Aku hanya dapat menggigit bibir bawahku dan menundukkan kepalaku. Dengan sedikit ketakutan, aku menganggukan kepalaku.

“What the hell with this…. Arghh! Bagaimana bisa” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Aku tak berani membuka suara, entah kenapa suaraku seperti tertahan di tenggorokanku.

“Apa kita harus berakhir disini?” lanjutnya setelah menenangkan emosinya. Aku mendongakan kepalaku, menggelengkannya sekuat tenaga tanda aku menolak untuk putus dengannya. Demi apapun, aku mencintai Kyuhyun sangat. Tapi disisi lain, aku bimbang dan ragu. Aku tau perjodohan ini tidak dapat dielakkan lagi. Semua persiapan telah dipersiapkan appa dan dalam waktu dekat ini aku akan berubah marga menjadi Lee bukan Seo lagi.

Mengenai perasaanku, aku tidak mau berpisah dari Kyuhyun. Tetapi aku juga tidak mau kehilangan Donghae. Dua lelaki ini sangat berbeda sifat tetapi sangat berpengaruh bagi hidupku. Kyuhyun yang bagiku seperti pangeran dari negeri dongeng, dan Donghae yang seperti malaikat pencabut nyawa yang keji, kedua pria ini merupakan hartaku. Permata hidupku. Aku tidak mungkin melepas salah satu dari mereka. Tapi..

Tunggu dulu.. Donghae merupakan permata hidupku? Apa yang kupikirkan! Ini konyol. Apa artinya aku memang telah jatuh cinta padanya? Oh God… It’s impossible! But, maybe it’s will be possible.

TBC ._.v

Note: Lalalalaaaa~ Bagaimana readers? Panjang kan? Kayaknya udah lama banget ya aku posting cerita lanjutan dari FF series ini. Konflik kayaknya udah mulai bermunculan ya. Donghae juga udah nyatain perasaannya pada Seohyun. Dan Seohyun galaaaau~ *lebay*. FF ini pun seharusnya ratingnya aku naikkin, soalnya ada beberapa yang nc. Tapi setelah aku pikir juga, nc hanya ada di beberapa part aja. Itupun gak terlalu panas, hanya ciuman dan sebagainya. Next story mungkin akan lebih cepat ya.. berhubung tugas sekolahku masih belum menumpuk.

Oh ya, follow twitterku donk, mention for follback 😉 @priskilaaaa [http://twitter.com/priskilaaaa]

Dan dibawah ini. ada polling yang aku harap banget readers mau menyempatkan waktu untuk ngisi polling ini. Ada 2 FF yang sebenarnya masih ngutang banget, dan aku mutusin untuk ngelanjutin salah satunya, tapi FF apa itu, aku serahin ke readers.

8 komentar di “Mokpo In Love [Part 4]

  1. Hallooo

    Aku reader baru, salam kenal ya…
    Aku baru baca ff ini n setelah komen ini baru aku baca part sebelumnya.

    Gila jg ya si ikan itu ,kasian jg seo’y
    Kyu dsni genit ya. Akakakakkkk….

    Aku suka dgn maknae snsd dsni krn trlihat tdk pendiam n alim ya.
    Ok ditunggu kelanjutannya ya….

    Tks

  2. haduh thor lama amat updatenya, udh nungguin dri jmn firaun naik becak nh tp gpp dah yg pnting ttp dlnjtn ya thor, soalny w ska psangn seoha*g da yg nanya. .
    Haduh th kra2 donghae oppa jd main kgk y ma th yeoja? Mdh2n sh gak, update soon waiting 4 it

  3. Author!! *jitakauthor*
    Ini FF dari jaman bahula(?) Baru ϑί Share sekarang?! Padahal α̣κù suka banget ni ff loh..
    Ih! Donghae ketularan eunhyuk yadongnya._.v
    Next Part Cepet updatenya yaa..α̣κù menunggu loh#plakk :3
    Okeh sip pokonya thor’-‘)/

  4. author update dong .. sumpah dah ini lama banget …. 2 bln
    penasaran sma lnjutanya .
    smoga hae oppa sma seo eonni cepetan nikah !
    lanjut ya. 🙂
    ak seohae shipper ! * gak nanya* hehe

  5. author, author, author, hae oppa ‘main’ ma cwe kurang ajar itu? #plakk
    seo ma kyu putus aja, sebagai seomates ak ga mau kalo seo harus ma kyu..
    ma hae aja, seo.. aku seohae shipper kog..
    ada yg tau ga, blog yg khusus sephae? kalo ada, kasih tau ya ^^
    oke, author, cepet lanjut ya..

  6. Kyupa bener2 napeun,udah syukur udah punya seo tetap z matanya jelalatan aigo…hae oppa juga kirain ga kan tergoda eh siapa yang tau tergoda juga.seo akhirnya jujur gimana reaksi kyupa yah?apa kyupa mau lepasin seo?

Tinggalkan komentar