My Sweet Girl

My Sweet Girl

 

Ini untuk menebus kesalahanku karena membuat ff sad kemarin itu *nunjuk ff Last Time*

Ya disini memang akhirnya.. lagi – lagi aku sengaja buat gantung. Mulanya sih mau buat mereka diinterogasi sama para member, tapi aihh.. udahlah. Begini sudah cukup.

Hehehe.. mianhae kalau jelek ya readers. Aku mohon maaf. Itu diluar tanggung jawabku. ^^

btw, di foto itu Seohyun memang neomu kyeopta bangeet >< *gaknyambung*

 

RCL yaa..

Judul: My Sweet Girl

Author: Priskila

Genre: Romantis,Comedy (?)

Cast: Seohyun, Kyuhyun, Member Super Generation

Theme: Kiss Kiss Kiss

====

Deru nafas manusia – manusia itu menerpa kulit masing – masing. Tangan sang lelaki telah melingkar erat di pinggang si gadis. Sedangkan si gadis hanya pasrah, dapat dilihat dari matanya yang terpejam seakan menanti perlakuan selanjutnya. Bibirnya tak berhenti mengulum senyum manis yang dapat membuat siapa saja ingin menciumnya. Tangannya memegang erat pagar balkon kamar di lantai dua rumah itu. Tinggal beberapa centi saja kini jarak antara wajah mereka, sedangkan tubuh mereka sudah menempel erat sedari tadi. 5 detik… waktu mengumumkan durasi jarak mereka hingga bibir – bibir itu saling bersentuhan. Saling berpagutan dan menukar saliva satu sama lain. Bahkan saking banyaknya saliva yang dibarter oleh mereka, saliva itu mengalir kecil di sisi – sisi bibir mereka.

 

Ternyata sang lelaki menginginkan lebih, dia memeluk lebih erat gadis di pelukannya itu dengan tangan kanannya, dan menekan tengkuk gadisnya lebih dalam hingga ciuman mereka tak ada jarak seinchipun. Lumatan dan hisapan tak dapat dihindari ciuman itu. Mereka sangat menikmati ciuman itu satu sama lain. Jika bisa, mereka ingin sekali melakukan hal yang lebih dari pada ciuman panas itu. Jika saja tak ada orang yang mengatakan..

 

“CUT!!!” teriakan sutradara itu sangatlah menganggu. Karena teriakan itu pula, jarak mereka terpaksa menjauh dan ciuman itu berhenti. Seohyun, gadis itu membersihkan sisa air liur yang mengalir kecil karena ciuman itu. Begitu pula dengan Kyuhyun, lelaki itu tampak puas dengan ciuman barusan.

 

“Good kiss, hyunnie” bisik Kyuhyun tepat di telinga Seohyun setelah mengecilkan jarak mereka sekali lagi. Seohyun hanya tersipu malu mendengarnya, “oppa lebih hebat dari padaku..” ucapnya lembut lalu mengambil langkah untuk mengambil botol air mineral di asistennya itu. Diteguknya air itu hingga habis dan menyeka keringatnya yang membasahi dahi mulusnya itu dengan sapu tangan yang tersedia.

 

“kau terlihat menikmati ciuman itu, seo. Hihih” celetuk Yoona ketika menghampiri dongsaengnya itu di lokasi syuting. Dirinya sendiri memang tak ada kerjaan hari ini karena baru saja menyelesaikan proyek drama seri barunya itu. Yoona mengambil kursi plastik yang letaknya tak jauh dari posisinya berdiri dan menaruh kursi itu di sebelah Seohyun.

 

“aku hanya menjalankan perintah sutradara Lee, eonni”

 

“tapi sangat kelihatan jika kau menikmatinya. Lihat saja Kyuhyun, namja itu bahkan tidak rela melepasmu ketika pak botak itu berteriak cut” tangan jahil Yoona meraih kacang mete yang tersedia di mangkuk sebelah meja kecil yang memisahkan dirinya dan Seohyun kini. “ciuman itu.. hot”

 

“issh~ eonni” gerutu Seohyun sembari menepuk tangan Yoona yang hendak mengambil penuh kacang – kacang itu. Wajahnya tampak memerah karena perkataan eonninya tersebut.

 

“eonni bahkan lebih hebat berciuman dibandingkan denganku” lanjut Seohyun polos. Satu alis mata Yoona sontak meninggi ketika mendengarnya, “oh ya?”

 

“ciuman eonni dengan Geuk Suk oppa lebih panas dariku. Bahkan tubuh eonni sampai diangkat naik olehnya” tutur Seohyun dengan wajah watados alias wajah-tanpa-dosa. “kau ini.. ! itu hanya pekerjaan saja!”

 

“berarti sama saja denganku kan eonni..” Yoona menghela nafasnya lelah. Dongsaengnya ini memang selalu menang beradu mulut dengan dirinya, padahal jika dilihat dari luar, dongsaengnya ini hanyalah manusia polos.

 

“tapi apa kau tidak bisa baca dari guratan wajah Kyuhyun? Lelaki itu jelas – jelas menyukaimu, seo joo hyun” ditekannya kata ‘menyukaimu’ itu dalam penuturan kalimat panjang itu. Yoona memandang lekat wajah Seohyun yang masing bingung dengan perkataannya barusan.”aniya… Kyuhyun oppa menyukai Vic eonni” jawab Seohyun polos.

 

Tangan Yoona menepuk dahinya. Sedangkan Seohyun tetap memandang polos ke arah Yoona. Sepertinya memang akan susah mengenalkan arti suka pada gadis manis ini.

 

“annyeong Yoona.. aku tak tau kau datang kesini” suara berat dari Kyuhyun menghentikan aktivitas semula dua gadis itu sejenak. Kyuhyun dengan santainya mengambil kursi sama seperti Yoona dan menempatkan bokongnya pada permukaan kursi itu.

 

“ne oppa.. aku tidak ada schedule hari ini. Jadi aku mengunjungi lokasi syuting Seohyun hari ini.. “ balas Yoona. Kyuhyun mengangguk sebentar lalu mengalihkan pandanganny pada gadis di sebelah Yoona itu, “kau sendiri kenapa belum bersiap pulang, hyunnie?”

 

Seohyun sedikit terkejut ketika Kyuhyun menatapnya. Entah apa yang dilakukan gadis itu sebelumnya hingga dia seperti ini. Untuk mengurangi tatapan aneh Kyuhyun, seohyun segera menjawab, “sutradara Lee menyuruhku untuk jangan pulang dulu. Katanya dia mau membicarakan hal syuting besok”

 

“sayang sekali.. padahal aku mau mengajakmu makan malam ini.” Ujar Kyuhyun dengan raut wajah kecewa. Mata Yoona dan Seohyun langsung membulat mendengarnya, “makan malam?” tanya Yoona tidak percaya. Seohyun sendiri menatap tidak percaya pada lelaki di hadapannya ini. Sepertinya dia terlalu jujur mengungkapkannya.

 

“ne.. tapi sayang sekali ya. Ya sudah, lain kali saja”

 

“TUNGGU OPPA!” teriak Yoona dan menahan lengan Kyuhyun yang hendak beranjak pergi. Dengan semangat, Yoona meraih tangan kiri Seohyun dan menautkan jari – jari tangan itu pada jemari tangan Kyuhyun. “eh?” tanya Kyuhyun dan Seohyun bersamaan saking kagetnya karena perlakuan Yoona barusan.

 

“kalian berdua makan malam bersamalah… aku yang akan berbicara pada sutradara Lee mengenai syuting Seohyun besok. Pergilah… hush hush” gadis itu segera berlari ke arah sutradara Lee yang sedang asyik berbicara dengan seorang kru. Sedangkan Kyuhyun dan Seohyun masing dibuat bingung olehnya, ‘hoobaeku ini memang aneh’, ‘apa maksud Yoona eonni? Aku tak mengerti’ batin mereka masing – masing. Mata mereka menatap satu sama lain dan secara bersamaan lagi menatap jemari mereka yang saling bertaut.

 

“emh.. Seohyun?” tanya Kyuhyun agak gugup. Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan satu tangannya. Seohyun hanya terdiam sejenak lalu mengangkat kepalanya yang semula menunduk dan menganggukan kepalanya pelan. Senyuman lebar dan riang tergambar jelas di wajah Kyuhyun saat Seohyun menganggukan kepalanya itu, “baiklah… ayoo!!!”

 

 

“kau mau makan apa?” tanya Kyuhyun yang masih berkutat pada buku menu yang dipegangnya. Matanya menelusuri setiap nama menu makanan yang tersedia di restoran khas italia yang mereka datangi ini.

 

“em.. sepertinya steak daging dan jus melon. Oppa sendiri?” Seohyun menutup daftar menu itu dan menyerahkannya pada pelayan yang masih setia berdiri di samping meja mereka. Pelayan itu menerima dan segera mencatat pesanan Seohyun pada notes kecil yang dipegangnya. Kyuhyun juga melakukan hal yang sama, dia memberikan buku menu itu pada pelayan. “spaghetti tuna dan anggur merah”

 

“oppa minum anggur?” Kyuhyun mengangguk lalu menyapukan pandangannya pada seluruh bagian restoran. “kau suka restorannya?”

 

Seohyun menautkan kedua alisnya heran, tapi cepat – cepat dia menjawab, “ne oppa”. Kyuhyun mengangguk lagi lalu menatap Seohyun, “menurutmu, apa keistimewaan restoran ini?”

 

“klasik, elegan, dan mewah” ucap Seohyun. Dia merogoh handbag yang sedari tadi digenggamnya, dan mengambil handphone miliknya. “ada apa?”

 

“ada sms masuk..” jemari lentik Seohyun berjelajah pada layar handphone bertipe touchscreen itu. “siapa?” tanya Kyuhyun penasaran ketika Seohyun menaruh kembali handphonenya ke dalam tas.

 

“dari Taeyeon eonni. Katanya, aku harus pulang sebelum jam 8 malam.” Spontan Kyuhyun membulatkan matanya hingga tampak membesar. Seohyun sendiri cukup terkejut dengan Kyuhyun. “jam 8?” tanya Kyuhyun memastikan. Lelaki itu tak habis pikir dengan eonni – eonni Seohyun di SNSD, mereka terlalu overprotektif pada Seohyun. Seohyun mengangguk, “ne… jam 9 malam, oppa. Jam 8 aku sudah harus berada di dorm”

 

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi dengan lemas. Jam 8 malam sudah harus berada di dorm, sedangkan perjalanan dari restoran ini ke dorm bisa memakan waktu setengah jam. Dan ironisnya, sekarang waktu telah menunjukkan jam tujuh lewat lima menit. 25 menit untuk makan malam mungkin bisa, tapi tujuan utamanya mengajak Seohyun makan malam bersama kan bukan hanya itu. Makan malam ini hanyalah sebagian kecil dari rencananya.

 

“Gwenchana oppa?” tanya Seohyun khawatir. Sejak dia menerima sms dari Taeyeon, sepertinya Kyuhyun menjadi lebih aneh, batinnya. Kyuhyun mengangguk lemah, “kajja.. kita makan” ujar Kyuhyun lalu menyantap makanan yang baru saja di antar oleh waitress. Seohyun mengangguk, walaupun namja ini makan, tetapi kenapa rasanya namja ini sangat tidak bersemangat? Beda sekali dengan saat dia mengajak Seohyun makan malam.

 

Seohyun memotong steak dan memasukkan potongan tersebut ke dalam mulutnya. Sedang mulutnya asyik mengunyah, mata Seohyun terus-terusan saja menatap Kyuhyun yang benar – benar tidak bersemangat. ‘mungkinkah Kyuhyun oppa begitu karena aku disuruh pulang cepat oleh Taeng eonni?’ batin Seohyun berperang saat itu.

 

Seohyun segera mengambil handphonenya kembali dan mengetikkan beberapa kalimat. Dikirimkannya sms itu pada Jessica. Merasa ada gerakan tambahan pada Seohyun, Kyuhyun menoleh pada Seohyun yang tengah menyeruput jus melonnya. “manis..” gumam Kyuhyun sangat pelan. Bahkan mungkin hanya Kyuhyun yang dapat mendengar gumamannya tersebut. Menurutnya, Seohyun sangatlah manis. Apapun yang dilakukan Seohyun pasti akan sangat lucu dan manis.

 

Merasa diperhatikan, Seohyun melirik Kyuhyun yang masih asyik menatapnya dengan senyuman. Wajar baginya jika wajahnya akan bersemu merah. Tapi cepat – cepat Seohyun mengalihkan perhatian Kyuhyun agar tidak melihat wajahnya yang memerah. Diraihnya jus melon yang masih tersisa setengah gelas itu, dan diminumnya dengan buru – buru. Namun ironis, dia malah terbatuk – batuk karena jumlah jus yang memang tidak sedikit itu dipaksa masuk ke dalam kerongkongannya. “uhukk uhukkk..” tangan Seohyun meraih – raih air yang setaunya terletak di meja.

 

“gwenchana?” Kyuhyun segera mengambil gelas berisi air putih itu dan menyerahkannya pada Seohyun. Dia berdiri dan menghampiri Seohyun yang sedang meminum air itu, “pelan – pelan minumnya.. nanti bisa tersedak lagi” tangan Kyuhyun menepuk – nepuk punggung Seohyun, berharap batuk Seohyun segera hilang. Setelah membersihkan sisa air di sekitar bibirnya, Seohyun berbalik dan tersenyum pada Kyuhyun yang masih nampak khawatir, “gomawo oppa”. Tangan kurus Seohyun memegangi tangan Kyuhyun yang masih setia di pundaknya itu, dan dengan lembut menyingkirkannya.

 

“makanya jangan buru – buru makan, jika kau terlambat pulang pun, aku akan bertanggung jawab” ujar Kyuhyun setelah kembali duduk pada kursinya. Seohyun hanya tersenyum menanggapi. 2 detik kemudian, mereka kembali pada aktivitas dahulu. Tangan Seohyun asyik mengiris – iris daging, sedangkan Kyuhyun tengah memasukkan sphagetti pada mulutnya, namun matanya tetap memandangi Seohyun.

 

Entah itu suatu penyakit dalam diri Seohyun atau bukan, saat Seohyun mendapatkan Kyuhyun tengah menatapnya lagi, dirinya seakan tersihir hingga dia kelabakan sendiri. Seohyun memasukkan potongan steak ke dalam mulutnya dengan cepat – cepat hingga saus steak itu belepotan pada sekitar bibirnya, tapi dia tidak menyadari hal itu.

 

Kyuhyun tertawa kecil melihat tingkah Seohyun. Tangannya mengambil kain yang tersedia di meja dan mengelap saus di mulut Seohyun itu hingga bersih. Seohyun terpaku tiba – tiba. Dia merasakan sebuah tangan dengan lembut membersihkan daerah di sekitar bibirnya itu. Setelah selesai membersihkan, Kyuhyun menarik tangannya kembali pada posisi semula. Perlahan semburat merah muda mewarnai pipi Seohyun. Dia malu. Itu pendapat Kyuhyun.

 

“kau ini seperti anak kecil saja…” kekeh Kyuhyun.

 

“nde?”

 

“tadi kau tersedak karena kebanyakan minum. Sekarang malah makan hingga belepotan. Ada – ada saja kau ini..” Kyuhyun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Seohyun hanya dapat menahan rasa malu dengan menundukkan kepalanya dan kembali mengiris daging steak yang tinggal seperempat itu.

 

Drrt.. Drrt..

 

Handphone Seohyun bergerak – gerak di dalam tas arena getaran yang dihasilkan. Tangan Seohyun yang  sedang mengiris pun terpaksa berhenti dan mengambil handphone dari dalam tas. Wajah Seohyun yang semula datar –namun imut- berubah menjadi penuh keceriaan. Dengan semangat, dia membalas sms yang baru saja dikirimkan padanya. Kyuhyun melongo aneh melihat tingkah Seohyun yang berubah – ubah, “kenapa?”

 

“ani oppa.. hanya sms dari Yoona eonni. katanya mereka sedang keluar dorm, dan mungkin pulang agak malaman” cerita Seohyun semangat. Keceriaan tidak lepas dari wajah imutnya walaupun Kyuhyun masih menatap bingung yeoja yang disukainya sudah hampir dua tahun ini.

 

“lalu?” Otak Kyuhyun masih sangat lambat mengetahui arti dari perkataan Seohyun.

 

“aku boleh pulang agak telat, oppa” raut wajah bingung Kyuhyun segera tergantikan dengan senyuman lebar mendengar pernyataan Seohyun itu. “jinjjayo?”

 

“ne oppa”

 

“wahahaha… baiklah kalau begitu, sehabis makan, kita jalan – jalan!” ujar Kyuhyun dengan semangat berapi – api dan kebahagiaan yang tak terkira. Sepertinya malam ini akan berlalu dengan lancar, pikirnya.

 

“kita mau kemana oppa?” tanya Seohyun pada Kyuhyun yang tengah fokus mengendarai mobilnya. Kyuhyun hanya menanggapi dengan senyuman dan kedipan mata, “tebak saja”.

 

Jujur saja, Seohyun hampir saja dibuat terkapar melihat kedipan mata Kyuhyun yang menurutnya sangat menggoda itu. Segera dipalingkan wajahnya yang sudah memerah seperti tomat rebus itu pada jalanan malam yang cukup sepi.

 

Hampir memakan waktu selama 30 menit, mereka tiba di tempat tujuan. Namun sebelum itu, Kyuhyun sudah menyempatkan diri untuk menutup kedua mata bulat Seohyun dengan kain hitam yang memang sudah disiapkannya. Tangan kekarnya menuntun Seohyun yang tidak bisa melihat apapun, “pelan – pelan…” kata Kyuhyun tepat di telinga Seohyun hingga membuat Seohyun sedikit bergidik.

 

Tak lama kemudian, Kyuhyun menghentikan langkahnya yang spontan membuat langkah Seohyun juga berhenti. Cari mati jika dia terus berjalan bukan?

 

“hana.. dul..” Kyuhyun memberi aba – aba pada Seohyun. Tangannya perlahan membuka ikatan kain yang melilit di kepala Seohyun. Sedangkan Seohyun sendiri hanya menunggu dengan penasaran akan kejutan Kyuhyun.

 

“SET!!!!”

 

Mata Seohyun berbinar melihat pemandangan di sekitarnya. Pemandangan sungai Han pada malam hari yang diterangi oleh cahaya dari lilin – lilin kecil memang sangat membuat matanya tertakjub – takjub. Sementara Kyuhyun sendiri tampak lebih bahagia karena melihat Seohyun begitu terpana dengan hasil kreasinya. Menurutnya kini, Seohyun tampak begitu menggemaskan dan cantik dengan raut wajah seperti itu. “neomu yeppeo..” gumam Seohyun dan Kyuhyun bersamaan namun dengan tujuan berbeda.

 

Menyadari bahwa ada kejanggalan pada suaranya yang mengandung nada suara bass, Seohyun mengalihkan tatapannya pada Kyuhyun yang terus saja menatapnya dengan tatapan terpesona. “oppa kenapa terus memandangiku?” tanya Seohyun bingung. Alisnya bertaut menjadi satu.

 

“kau terlalu cantik hingga membuatku tidak tahan untuk tidak memandangimu” ungkap Kyuhyun dengan nada penuh gombalan. Walaupun bagi wanita, gombalan seperti itu adalah hal biasa dan kuno. Itu tidak berlaku dengan Seohyun yang seketika itu juga tersipu dengan ungkapan Kyuhyun. “oppa bisa saja.. tapi terima kasih”

 

“Seo-ah”

 

“ne oppa?”

 

“apa kau malaikat?”

 

“ha?”

 

“apa kau telah memeletku hingga aku tidak bisa berhenti menyukaimu?”

 

“maksud oppa?” perlahan tapi pasti, tubuh Kyuhyun mendekat pada Seohyun. Secara spontan, kaki Seohyun melangkah mundur, namun dibalas dengan langkah maju Kyuhyun hingga tubuh Seohyun terduduk pada kursi taman. Tangan Kyuhyun segera mengunci pergerakan tubuh Seohyun dengan memegangi sandaran kursi di sebelah Seohyun. Matanya menatap tajam Seohyun yang masih tampak terkejut. “o-oppa”

 

“aku mencintaimu, Seohyun”

 

“ne?”

 

“saranghaeyo…” belum sempat Seohyun membuka mulut, Kyuhyun mengunci bibir Seohyun dengan bibirnya. Mereka berciuman sekarang. Semula Seohyun tidak membalas ciuman Kyuhyun, dia masih cukup terkejut karena sikap Kyuhyun yang tiba – tiba. Kyuhyun tidak menyerah, dia menggigit kecil bibir atas Seohyun hingga Seohyun sadar. Cepat –cepat Seohyun mendorong dada bidang Kyuhyun hingga ciuman itu terlepas.

 

“oppa…” matanya tersiratkan suatu perasaan yang kacau balau. “aku harus apa?” tanyanya lagi. Seohyun menatap Kyuhyun memohon pengertian.

 

“aku hanya mau satu jawaban, yaitu kau juga mencintaiku. Kau mencintaiku kan?” tangan Kyuhyun meremas pundak Seohyun. Matanya menatap dalam mata Seohyun, meminta suatu jawaban yang dia inginkan. Seohyun balas menatap Kyuhyun. Kini mereka seakan sedang berbicara lewat batin dan tatapan mata.

 

“tapi.. aku tak tau oppa” ucap Seohyun dengan raut wajah penuh bimbang. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. Entah karena memang Seohyun terlalu polos atau apa, aneh rasanya wanita cantik seperti Seohyun tidak tau yang namanya cinta.

 

“apa yang kau rasakan jika dekat denganku? Jawab dengan jujur…” ujar Kyuhyun setelah berpikir sejenak dengan posisi yang sama. Kembali, Seohyun berpikir lalu menjawab, “aku selalu bingung harus bersikap apa di depan oppa. Perasaanku akan bergejolak jika melihat senyum dan perhatian yang oppa berikan padaku. aku selalu menikmati apa yang oppa berikan padaku. aku selalu terkagum – kagum jika melihat prestasi dan penampilan oppa di televise. Oppa, apa itu cinta?”

 

Raut wajah Kyuhyun yang semula mengandung suatu kekhawatiran terganti dengan senyuman tawa bahagia. Kyuhyun menangguk cepat, “IYA SEO… ITU CINTAA!!!” pekiknya dengan tawa.

 

Seohyun tersenyum, “ne oppa.. nado saranghaeyo”

 

Senyuman manis terbentuk jelas pada wajahnya. Kyuhyun tersenyum lebar sekali, dirinya terlalu senang karena dia diterima. Ya… sekarang resmi seorang Cho Kyuhyun menjadi kekasih seorang magnae dari SNSD, Seo Joo Hyun. Tanpa meminta ijin, Kyuhyun mencium bibir Seohyun dalam. Namun kali ini Seohyun tidak menolak, malahan mereka bertukar posisi hingga Seohyun berada di pangkuan Kyuhyun dan Kyuhyun memangku Seohyun dengan melingkarkan tangannya pada pinggang Seohyun. Hangat dan Lembut. Mungkin itulah kata yang dapat mendeskripsikan ciuman mereka.

 

“kau yakin mau masuk sekarang?” tangan Kyuhyun masih melingkar pada perut Seohyun. Dagunya ditaruh pada pundak Seohyun. Seohyun memutar tubuhnya yang semula menghadap pintu masuk dorm SNSD hingga kini dirinya berhadapan dengan namja yang baru saja resmi menjadi kekasihnya.

 

“ne oppa.. lagipula ini sudah malam. Oppa harus pulang dan beristirahat” ujar Seohyun lembut. Tangannya sibuk menyibakkan poni Kyuhyun yang berjatuhan menutupi mata kekasihnya ini. Kyuhyun merenggut kesal, “tapi aku masih mau bersamamu” ujarnya manja. Seohyun tertawa kecil, “oppa.. kita masih bisa bertemu besok di lokasi syuting. Oppa lupa kalau oppa bermain film bersamaku?”

 

Kyuhyun terkekeh, “tapi aku masih mau berlama – lama denganmu, Nyonya Cho” bisiknya tepat di telinga Seohyun. Dia menghembuskan nafasnya di depan telinga itu hingga menimbulkan sensasi lain pada pemiliknya.

 

“oppa… ayolah. Jangan seperti anak kecil”

 

“siapa yang anak kecil? aku bahkan lebih tua beberapa tahun dari dirimu. Enak saja” kyuhyun menyentil pelan dahi Seohyun. Seohyun hanya meringis kecil. “kau harus dapat hukuman!” lanjutnya licik.

 

“hukuman? Oppa! Itu tidak adil…” protes Seohyun lucu. Kyuhyun tidak ambil pusing, dia malah mengarahkan jari telunjuknya pada bibirnya. “oppa, kau sudah menciumku hari ini lebih dari 3 kali!”

 

“ayolah Nyonya Cho.. bye kiss.” Seohyun memutar matanya kesal. Dia menatap namja yang masih memejamkan matanya dan memonyongkan bibirnya. Seohyun mendekatkan wajahnya pada wajah Kyuhyun hingga jarak mereka hanya 5 cm lagi. Kyuhyun membuka matanya sedikit dan mendapatkan Seohyun yang menutup matanya dan perlahan – lahan mendekatkan wajahnya dengan sedikit berjinjit karena tubuh Kyuhyun yang lebih tinggi. Merasa itu lama, Kyuhyun segera meraih tengkuk Seohyun sehingga bibir mereka bertemu. Mata Seohyun terbelalak karena lagi, Kyuhyun mengambil langkah duluan. Tapi mungkin karena memang ciuman ini terasa nikmat, Seohyun memejamkan kembali matanya.

 

Bibir mereka saling berpagutan lagi. Saling mengecup dan mengecap lidah satu sama lain. Lidah mereka tidak tinggal diam, juga ikut terlibat dalam ciuman ini. mereka melakukan French kiss.

 

Tapi sayangnya tanpa mereka sadari, 2 orang tengah menatap mereka dari kejauhan. Dan lebih parahnya lagi, salah satu dari mereka tengah membawa kamera video dan merekam adegan tersebut. “kau yakin akan menguploadnya, Yoong?” tanya namja disebelah orang yang dipanggil Yoong itu.

 

Yoong atau Yoona mengangguk cepat, “ini akan menjadi salah satu berita heboh di media massa. Judul beritanya video ciuman maknae SJ dan SNSD. Atau mungkin, cerita perjalanan cinta maknae super generation. Hebaat!!!”

 

“iya sih… harusnya tadi kita mengajak semua member.” Timpal namja itu, atau lebih mudah panggil saja Eunhyuk. Namja itu masih sibuk dengan rekaman ciuman kedua maknae yang belum usai juga, “mereka betah sekali berciuman..” ujar Eunhyuk terkekeh.

 

“siapa yang betah berciuman, nyet?” suara seseorang membuat kedua orang itu terdiam. Mereka membalikkan kepalanya dan tadaaaa…. Kerumunan member super junior dan snsd tengah menatap mereka meminta penjelasan.

 

“siapa yang berciuman?” tanya seorang yeoja mungil namun merupakan leader dari SNSD itu.

 

“itu.. anu.. ehh..” mereka masih cukup ragu untuk mengatakan pada member super generation yang berada dihadapan mereka ini. beruntung, karena tubuh kedua orang ini menutup pandangan member hingga tak melihat maknae yang masih terlalu asyik berciuman.

 

“Siapa sih..” tanya Donghae tak sabar. Lelaki itu mendorong pelan tubuh Eunhyuk hingga sedikit berpindah dari posisinya dan..

 

“OMOO!!! MAKNAE, APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!!!” teriak Donghae kaget. Member yang lain pun segera melihat karena penasaran dengan reaksi tiba – tiba Donghae, “OMOOO!!! KALIAAN!!!”

 

END

Love Sick

Love sick

 Image

Cinta… aku benci kata itu

Kata yang selalu membuat air mataku mengalir deras

Cinta itu .. menyakitkan

 

Untuk yang kesekian kalinya, Seohyun kembali menangis di bawah pohon itu. Menangisi hidupnya yang begitu kasihan. Hanya karena keegoisan dirinya, dia kehilangan orang yang paling dia cintai, dan.. bilapun ada kesempatan. Dia tidak dapat. Dia tidak dapat merengkuh kembali orang itu, karena waktu tak mengijinkan.

 

Cho Kyuhyun.

 

Nama pria yang dengan mudahnya dulu mengubah Seohyun yang cupu dan pendiam, menjadi sorotan mata orang – orang di sekolahnya. Kyuhyun, namja itu mulanya dianggap pengganggu dalam hidup Seohyun. Dia selalu datang di kelas Seohyun dan menganggu Seohyun saat tengah membaca buku di perpustakaan. Tapi kian lama Seohyun menyenangi kehadiran namja itu. Hingga suatu saat Kyuhyun menyatakan bahwa dirinya menyukai Seohyun, tanpa banyak kata dan cara romantis,tapi itu membuat Seohyun melonjak kegirangan. Dia sekarang resmi kekasihnya seorang bintang sekolah, Cho Kyuhyun.

 

Mengingat hal itu, Seohyun semakin dalam menundukkan kepalanya. Kedua tangannya memeluk kedua kakinya yang ditekuk. Lututnya menjadi sandaran dalam kepalanya. Isakan demi isakan tidak berhenti tercipta.

 

 Seohyun terlalu merindukan sosok itu sekarang. Sosok yang akan selalu memeluk dan mengelus halus rambutnya saat dia menangis, dan sosok yang akan tersenyum senang saat dia mendapat sebuah kejutan. Dia ingin sosok Kyuhyun kembali mengisi hari – harinya. Dia tidak yakin dengan Minho, namja yang kini resmi menjadi tunangannya. Dia tidak mau Minho, yang dia inginkan hanyalah Kyuhyun seorang.

 

Andaikan dia memiliki sebuah mesin waktu. Dia ingin menggunakan mesin itu. Kembali ke masa lampau dan mengganti sejarah hidupnya. Tapi sayang.. dewi fortuna benar – benar tidak memihak padanya. Dia tidak seperti para sahabatnya.

 

Dia tidak seberuntung Yoona, yang pada hari pernikahannya dapat kabur dan lari bersama kekasih yang dicintainya, Kibum.

 

 Dia tidak seberani Jessica, yang berani mengambil keputusan untuk break dalam hubungan rumah tangganya dengan seorang Lee Donghae, yang dapat membuat Donghae berubah dan kembali mencintai Jessica.

 

 Dia tidak kuat seperti Sunny, yang dapat bangkit dari keterpurukan karena ditinggal Sungmin. bisa seperti eonni – eonninya itu.. Seohyun menganggap dirinya terlalu lemah.  Sangat lemah.

 

Banyak orang mengatakan dia adalah orang beruntung. Memiliki wajah yang nyaris sempurna dan tubuh proposional, otak yang tidak diragukan lagi kemampuannya, dan semua yang ada padanya adalah sempurna. Tetapi bagi Seohyun itu tidak benar. Semua itu hanyalah bingkai dan penghias hidupnya. Hanyalah accecories yang biasa digunakan untuk menambah kesan cantik pada sebuah ‘baju’ yang diartikan hidup.

 

Mungkin bingkai hidupnya itu sempurna, tapi itu tidak cukup. Hidupnya menderita. Andaikan saja itu sebuah pigura foto. Piguranya terbuat dari emas, dan fotonya hanyalah sebuah foto lecek tak berguna. Jangan lihat cover luarnya, lihatlah dalamnya. Mungkin itulah kata yang pantas diucapkan untuk Seohyun.

 

Seohyun menyesal. Dia menyesal. Andai saja saat itu dia bisa lebih tegar. Andai saja dia masih bisa bertahan di sisi Kyuhyun, pasti Tuhan akan berkendak lain.

 

“OPPA!!!” Seohyun terpekik keras saat melihat berbagai minuman keras dan obat terlarang berhamburan di lantai rumah Kyuhyun. Jumlahnya tidak sedikit, sangat banyak.

 

“oppa! Sejak kapan kau jadi begini?!” jerit Seohyun. Dirinya menggoncang – goncangkan bahu Kyuhyun yang tengah teler. Antara sadar atau tidak, Kyuhyun menggubris pertanyaan Seohyun.

 

“OPPA! JAWAB AKU! kenapa kau minum dan mengkonsumsi narkoba, dan apalagi ini! Rokok! Sejak kapan oppa merokok! Itu tidak baik bagi kesehatan oppa… tidak boleeh!”Seohyun menepis kasar tangan Kyuhyun yang hendak menyalakan satu batang cerutu dengan api. Tangannya secara tidak sengaja menampar tangan Kyuhyun yang masih memegang bungkus rokok.

 

Kyuhyun memandangi Seohyun dengan garang. Seohyun tau ini, Kyuhyun marah padanya. PLAKK!!!

 

“APA HAKMU MELARANGKU HA! INI HIDUPKU, TERSERAH AKU MAU APA DAN APA! KAU BUKAN SIAPA – SIAPAKU. JANGAN BERPIKIR KAU BERKUASA AKAN AKU! KAU ITU HANYA PENGGANGGU!!! PERGI DARI SINI. PERGIII…!!!!” bahu Seohyun kontan terdorong oleh tangan kekar Kyuhyun. Sakit. Pipi dan bahunya kini terasa sangat sakit akibat ulah tangan Kyuhyun. ‘kau bukan siapa-siapaku. Kau itu hanya pengganggu’ kata – kata pedas Kyuhyun menempel erat di laci otak Seohyun.

 

“oppa…” air mata Seohyun sudah tak dapat terbendung lagi. Pertahanannya rubuh. Kyuhyun malah tidak ambil pusing dengannya, Kyuhyun pergi meninggalkannya di apartemen itu sendirian setelah mengambil kunci motor. Lelaki itu.. benar – benar kurang ajar.

 

Sejak hari itu, Seohyun memutuskan diri untuk menjauhi Kyuhyun. Dia masih trauma dengan kejadian di apartemen Kyuhyun itu. Dengan seenaknya, Kyuhyun mendorong dan menamparnya seakan dia itu boneka yang akan baik – baik saja dan tidak mengeluarkan protes bila diperlakukan seperti itu. Seohyun itu manusia, dia juga pasti merasa panas pada sikap Kyuhyun saat itu.

 

Tapi yang memang sudah namanya cinta, Seohyun tidak mampu untuk lebih lama lagi bertahan tidak bertemu. Dia mencari Kyuhyun di apartemennya, tetapi apartemennya kosong. Hingga suatu kabar mengejutkan Seohyun, ‘Kyuhyun ada di rumah sakit. Ada orang yang mendapatinya terkapar dengan mulut berbusa di lantai rumah’ sms singkat dari Jonghyun, adik Kyuhyun mampu membuat kaki Seohyun melangkah menuju rumah sakit saat itu juga.

 

“Kyuhyun oppa… dia kenapa, Jonghyun-ah?” Seohyun panik saat itu.

 

“Hyung.. dia depresi. Dia punya banyak masalah, baik itu keluarga, pekerjaan, dan segalanya. Setelah appa meninggal bulan lalu, banyak orang yang datang untuk menagih hutang appa yang digunakan untuk membangun perusahaan. Dan kau tau sendiri kan, bahwa perusahaan itu telah bangkrut. Hyung yang berusaha mati-matian melunasi semua, malah dipermainkan. Mereka menipu jumlah hutang dan terus mendesak agar dibayar hingga eomma jatuh sakit. Aku pikir, kau pasti sudah dapat menebak kelanjutannya hingga hyung terjun ke dunia gelap seperti itu” air muka Jonghyun saat itu benar – benar panas dan menyedihkan. Terlihat jelas bahwa dia berusaha menahan air mata. Seohyun menutup mulut kecilnya dengan kedua tangannya, dia sangat terkejut sekarang.

 

“kenapa aku tidak tau tentang itu??” tanya Seohyun lirih.

 

“hyung pasti tidak mau kau susah.. “

 

“oppa…” kembali, air mata Seohyun menetes satu per satu hingga membentuk sebuah sungai kecil di pipinya.

 

Sejak saat itu, Seohyun rajin merawat Kyuhyun di rumah sakit. 2 bulan tepatnya setelah hari itu, Kyuhyun menghembuskan nafas terakhirnya. Menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan kasih antara Kyuhyun dengan Seohyun. Seohyun masih ingat jelas apa yang merupakan kata – kata terakhir Kyuhyun saat itu.

 

“Mianhae.. Saranghae hyunnie-ah” TITT.. bunyi alat rumah sakit itu menandai kepergian Kyuhyun ke akhirat. Ya.. dia telah tiada kini.

 

 “oppa…” isakan kecil keluar dari mulut Seohyun. Hari ini sudah genap setahun Kyuhyun meninggalkanya. Meninggalkan semua luka dan cinta yang tersisa. Dia ingin kembali ke kejadian setahun lalu, tapi itu tidak mungkin. Seohyun mengangkat tangannya dan mengelus ukiran di batang pohon berwarna coklat itu. Kyu love Seo. Tulisan kecil dan amburadul itu menjadi saksi bisu cinta mereka. Pohon mahagoni ini pun menjadi salah satu bukti kuat cinta mereka, bukti ciuman pertama mereka. Mungkin alam akan tersenyum mengingat segala kisah cinta mereka yang mirip sebuah dongeng. Tapi begitulah.. itulah cinta.

 

Seohyun bangkit dari duduknya. Sudah 4 jam dia disini menemani tubuh Kyuhyun yang terkubur di makam putih tepat di samping pohon itu. Seohyun tidak tau dia akan kembali besok atau lusa. Dia tidak yakin. Mungkin ini hari terakhirnya dapat berlama – lama menemani Kyuhyun. Ya..

 

Drrrt.. Drrt..

From: Minho

Seobb… kau dimana? Aku sudah menunggumu. Kita harus melihat gereja tempat kita menikah besok. Cepat..

Saranghae.

 

Kasihan. Dia akan menikah besok dengan pilihan orang tuanya. Dia tidak dapat lari, karena dia tau itu percuma. Untuk apa dia lari sedangkan tidak tau tujuannya mau kemana. Itu tidak berguna sama sekali. Tapi yang ia tau berguna itu satu, cinta. Bukan.. bukan berarti dia akan mencoba mencintai Minho. Dia sudah mencintai namja itu karena sifatnya yang cukup mirip dengan Kyuhyun. Tapi dia hanya benar –benar mencintai Kyuhyun. Cinta abadi namun sakit.

 

 

Katakan padaku

Katakan apa itu artinya sejati

Apa artinya itu cinta

Kenapa harus ada cinta jika akhirnya tetap saja menyakitkan

Kenapa aku harus mencintainya bila akhirnya pun dia akan pergi

Kenapa takdirku begini

Katakan padaku ya Tuhan

Tuhan..

Titip juga salamku padanya, salam cinta untuk cinta abadiku

Katakan padanya, aku selalu mencintainya

Katakan juga padanya, aku mengucapkan terima kasih untuk segalanya

Terima kasih cintaku..

 

 

HEEYY!!!

Aku kembali lagi dengan ff oneshoot sadis. Bukan ceritanya yang sadis, tapi emosiku yang memang lagi mellow banget. Apalagi dengar lagu TTS yang love sick itu. Wehh.. T.T

Mianhae ya SeoKyu-ku lagi mellow semuanya. Pada sad ending mulu… pasti readers pada marah nih. Heheh.. mianhaee….

Dan terima kasih juga buat arrachi eonni (author ff Trapped), aku dapat ide fanfic ini dari fanfic time machinemu. Gomawooo….

 

Dan.. ini bukan sequel dari last time yaa… itu nanti. Masih dalam proses… kayaknya kalau dilihat – lihat aku ini penulis paling molor ya.. semua fanficku lama update. Wkwkwk.. maaf…

Siapa yang mau sequeeel??? *teriakpaketoa

Tapi sequelnya couple lain, (not SeoKyu and YoonHae)

 

RCL readers… GOMAWOOO!!! ><

 

[TEASER] My Lost Sister

Image

Author POV

Flashback

 

“mianhae saya terlambat… saya..” belum sempat wanita itu berbicara, dengan tidak sopannya lelaki yang berdiri seperti seorang petinggi itu menyelanya dengan perkataan kasar, “sudahlah! Aku tidak mau berlama – lama di kawasan kumuh seperti ini. Cepat serahkan bayinya!”

Sempat tergambar suatu keragu – raguan pada wajah wanita itu. Sejenak berpikir, wanita itu menyerahkan sebuah keranjang rotan pada lelaki itu. Lelaki itu menerima keranjang dan menaruh keranjang itu ke dalam mobil miliknya. “bagus… kau beri yang sulung kan?” wanita itu segera mengangguk takut.

“great… oke, hutangmu dan JeonHee telah lunas. Tenang saja…” ujar lelaki itu lalu masuk ke dalam mobilnya. Dia segera melajukan mobilnya menghantam sepinya jalanan Seoul pada dini hari, meninggalkan sang wanita sendirian.

TES

Tetesan air hujan membasahi tanah, dari gerimis hingga deras. Membiarkan sang wanita yang terus menatap jalanan kosong dengan wajah menyedihkan. Dia menangis, meratapi perginya anak sulung kesayangannya.

“Im Yoona….”

yuhuuu… aku kembali!!! *munculdarikantongdoraemon*

bagaimana? mau dilanjutkan atau tidak nih ff?

untuk info aja, ini SeoKyu dan YoonHae lhooo…. wkwkwk..

karena sempat kemarin ada readers yang minta YoonHae, yasudah.. aku buatin aja. kebetulan ada ide yang lewat. capcusss…

pendapatnya aku minta ya.. supaya aku tau, mau lanjutkan atau tidak. OK READERS?? GO ON!!

MOKPO IN LOVE [II]

Image

Annyeong~

 

Author comeback nih dengan karya terbaru author..

Di FF ini memang bukan SeoHyun-KyuHyun seperti biasa, tapi SeoHyun-DongHae

Soalnya author lagi jatuh cinta banget sama DongHae-Yesung. Tapi kali ini DongHae yang menurut author lebih klop gitu. Hehehe

Kalau ada readers yang gak ngerti jalan ceritanya, bilang aja ya.. soalnya di tahap ini masih perkenalan tokoh JooHyun dulu. Hehe

So, Welcome to “ MOKPO IN LOVE “

 

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

Don’t to be a silent reders please…

If you don’t like the pair, don’t read

I accept a bash…

~~~

MWO?! Pulang ke Seoul?

 

ANDWAE!!!

 

“aissh~ kenapa begitu tiba – tiba, ahjumma? Bukannya liburanku masih 3 minggu lagi. Aisssh~” gerutuku sambil mengacak rambut panjangku. Bibi Lee Ah hanya membalasku dengan tersenyum simpul tanda tidak tau.

 

“ahjumma~ jebal, katakan pada appa kalau aku masih betah di Mokpo. Aku tidak mau pulang ke Seoul sekarang…” pintaku dengan puppy eyes andalanku. Semoga saja Bibi Lee Ah mau menerima permintaanku ini. “ahjumma~”

 

Dan kalian tau jawaban apa yang dia berikan, penolakan. Dia menggelengkan kepalanya pelan, tanda tidak. “mianhaeyo Seohyun.. tapi ini kemauan appamu. Pulanglah.. bukankah kau masih bisa berlibur di Mokpo lain waktu? Ayolah..”

 

“ahjumma~” pintaku terus, tapi tetap satu jawaban ‘tidak’

 

“AHJUMMA JAHAT!!!” akhirnya aku menyerah meminta terus. Teriakan itu akhirnya menggema. Aku berdiri lalu berlari dengan sedikit tertatih-tatih menuju kamarku. Kubanting pintu kamar dengan keras. Kesal. Itu yang kurasakan sekarang.

 

“AAAHHHHH~!!!!” aku berteriak sekeras yang aku bisa. Kenapa hari ini begitu sial bagiku? Sudah bertemu dengan orang – orang sombong, malah sekarang disuruh pulang ke Seoul tanpa alasan. Frustasi!!!

 

Oke… aku sudah berkeputusan untuk menelepon appa sekarang juga. Harus. Kuraih handphone LG hitam kesayanganku lalu mencari nomor kontak appa, ahaa! Ini dia.

 

“APPA!” aku berbicara saat mendengar telepon diangkat, bahkan sebelum appa bicara aku sudah bicara terlebih dahulu. Sekali – kali boleh donk aku kurang ajar. Heheh…

 

“aduuh Seohyun sayang.. waeyo? Kenapa harus berteriak di telepon? Nanti kalau gendang telinga apa rusak bagaimana?” suara appa terdengar dari seberang. Bahkan dia masih bisa bercanda? Hah.. tidak dapat kupercaya.

 

“aku tidak ingin bermain – main appa.. aku mau minta penjelasan, kenapa appa harus menyuruh aku pulang ke Seoul besok? Aku tidak mau secepat itu appa..” kataku to the point. Saat – saat seperti ini memang tidak ada waktu untuk berbasa basi.

 

“oh soal itu.. ya, kau harus pulang besok. Ada alasan tersendiri appa menyuruhmu pulang, sayang”

 

“aissh~ alasan tersendiri itu apa? Aku tidak mau pulang!” tolakku

 

“aniyo.. tidak bisa appa beritahukan sekarang. Nanti juga kau bakal tau besok. Pokoknya kau harus pulang ke Seoul…!” nada bicara appa mulai meninggi. Sepertinya beliau marah karena aku menolak kemauanya untuk pulang.

 

“andwae! Tidak mau!”

 

“kalau kau tidak pulang, appa akan mengirim asisten park untuk menyeretmu pulang ke Seoul. Tak ada alasan. Harus pulang besok!!!” tit… appa langsung menutup telepon bahkan sebelum aku membuka mulut. Menyeretku ke Seoul? Dengan asisten park? Tidaak… aku tidak mau. Tapi disatu sisi, aku tidak mau pulang..

 

Haissh.. ottokhae?!

 

~~~

Author POV

 

Dengan kecepatan sedang, mobil Ferrari putih itu memasuki pekarangan rumah bergaya tradisional dengan bahan kayu. Rumah itu terlihat sangat sederhana namun juga terlihat cukup mewah. Mobil itu berhenti tepat di depan pintu kayu yang akan mengantarkannya menuju ruang tamu rumah itu.

 

Seorang pria keluar dari mobil dan berdiri tegak bak seorang petinggi Negara. Dengan tangan yang dimasukkan dalam saku jas yang dikenakannya, pria itu berjalan dengan tegas. Langkah kakinya sangat menunjukkan bahwa ia adalah salah satu orang dari keluarga berkodrat tinggi.

 

“Annyeonghaseyo Tuan Lee Donghae” hormat seorang kepala pelayan dengan membungkuk. Donghae, nama dari lelaki itu. Teguran seorang kepala pelayan membuat langkah kakinya berhenti, tetapi tetap memandang lurus ke depan.

 

“Mr. Kang, antarkan aku ke ruangan ahjumma” perintah Donghae yang disambut dengan anggukan hormat dari Mr. Kang

 

Sepuluh menit kemudian, kini Donghae berada di depan pintu kayu berukir aksen korea. Pintu di dorong pelan oleh Mr. Kang lalu masuk ke dalam ruangan diikuti Donghae. Seorang wanita paruh baya tengah duduk di sofa seraya meminum teh hijau, sontak wanita itu mendongakkan kepalanya. “Donghae-ah” sambut wanita itu lalu berjalan ke arah Donghae dan memeluknya. Donghae hanya dapat membalas dengan pelukan ringan dan senyum khasnya.

 

“ahjumma… ada apa memanggilku ke sini?” Tanya Donghae to the point setelah Mr. Kang meminta undur diri dari ruangan itu.

 

“oh.. ayolah Donghae kecilku. Kau masih sama seperti terakhir kita bertemu, selalu berbicara to the point. Berbasa – basilah sedikit” tawa wanita itu seraya membawa secangkir teh hijau hangat.

 

“kau tau aku tak suka berbasa – basi bukan” mata Donghae mendelik saat wanita itu menyuguhkan teh itu di hadapannya.

 

“aku tau… aku tau dirimu yang terlalu menghargai waktu. Tapi ayolah… sebentar lagi kau akan memiliki seorang istri”

 

“mwo? Maksudmu apa? Istri? Aku bahkan…”

 

“ne.. seorang istri. Istri yang akan selalu menyediakan sarapan dan memakaikanmu dasi saat pergi kerja” potong ahjumma itu memotong perkataan Donghae.

 

“aku bahkan belum memiliki yeojachingu, ahjumma!”

 

“pria sepertimu takkan pernah mendapat yeojachingu. Kau akan merasa sayang jika waktumu terbuang hanya untuk berkencan, bukan?” nada suara ahjumma itu masih tenang, walaupun lawan bicaranya sudah terlihat sangat gusar.

 

“ YAK!” jawab Donghae tidak terima.

 

“ Sahabatku di Seoul, mengajukan suatu penawaran kepadaku agar menjodohkanmu dengan anaknya. Dan melihat kondisimu sekarang, aku tak keberatan.” Lanjut ahjumma

 

“MWO? MAKSUDMU PERJODOHAN?!”

 

Donghae POV

 

Aku masih tak habis pikir dengan jalan pikiran ahjumma. Aku memang adalah tipe orang yang sangat menghargai waktu. Tapi bukan berarti aku tidak ada akan pernah memilki seorang kekasih apalagi istri. Ada waktunya itu semua.

 

“Sahabatku di Seoul, mengajukan suatu penawaran kepadaku agar menjodohkanmu dengan anaknya. Dan melihat kondisimu sekarang, aku tak keberatan” lanjut ahjumma

 

Tunggu. Dari perkataannya, aku seperti mendapat suatu maksud tersirat, apa ini artinya..

 

“MWO? MAKSUDMU PERJODOHAN?!” ahjumma menangguk. “AHJUMMA!” sentakku lagi. Tapi seperti biasa, seperti apapun aku membalasnya dengan nada tinggi, tetap saja dia akan tenang tanpa suatu tanda akan kesal.

 

“kau hampir berkepala tiga, Donghae” jawabnya tenang. Aku berdecak kesal, usiakah alasannya? Tak masuk akal. Umurku 25 tahun, suatu umur yang tidak terbilang tua. Wajahku juga masih seperti para anak muda sekarang.

 

“itu tak masuk akal, ahjumma! Jangan seenaknya menjodohkanku!”

 

“kau tak kasihan pada appamu? Kau tak ingat janjimu padanya sebelum dia meninggal?” janji… ya, aku ingat janji itu. Janji dimana kalau dia akan segera melihatku mengikrar janji suci pernikahan di depan altar dan memberinya seorang cucu. Tapi takdir berkata lain, appa meninggal bahkan sebelum aku mendapat seorang yeojachingu.

 

“tapi…”

 

“tak ada tapi – tapian. Besok kau harus pergi ke Seoul untuk melihat calon istrimu itu!” tegas ahjumma.

 

“MWO???”

~~~

Author POV

 

“APPA!!! KENAPA HARUS MENYURUH ASISTEN PARK YANG MENUNGGUKU DI STASIUN?!!” teriak Seohyun jengkel saat memasuki ruang keluarga rumahnya. Penglihatannya menangkap sosok appa dan eommanya yang sedang menonton berita pagi.

 

“Seohyunnie sayang sudah pulang…”ucap appa Seohyun tanpa menggubris pertanyaan keras Seohyun.

Seohyun merenggut kesal sambil melipat tangan di dada. Ia memandang ke arah lain tanpa melihat appa maupun eommanya.

 

“aigoo… hyunnie eomma ngambek” seru eomma Seohyun mengikuti jejak suaminya yang terus menggoda Seohyun.

 

“ayolah.. aku lagi tak suka bercanda” sahut Seohyun tetap dengan perasaan kesal.

 

“oh.. ne ne. tapi duduk dulu ya sayang, nanti appa jawab sebisa appa” jawab appa Seohyun dan membawa Seohyun ke sofa untuk melepas lelah.

 

“perjalanan dari Mokpo dengan kereta pasti sangat lelah. Mau eomma buatkan makanan kecil?” Tanya eomma Seohyun lembut.

 

“terserah eomma.. tapi berbahan kentang ya eomma” pinta Seohyun dengan wajah bernafsu *eh?* , maklumlah, kentang adalah salah satu makanan favoritnya.

 

Seohyun POV

 

Aku menghela nafas lega setelah menempuh perjalanan dari Mokpo ke Seoul dengan kereta api. Kuregangkan tanganku lebar – lebar, menghirup udara dingin dari AC ruangan yang terpasang. Kulirik appa yang hanya geleng – geleng melihat kelakuanku.

 

Aku tersadar apa yang sekarang harusnya aku proteskan. Begitu banyak pertanyaan yang harus kuajukan sekarang. “appa….!” Kulipat tanganku di depan dada lalu mengerucutkan bibirku, sikapku bila sedang ingin ngambek atau marah.

 

“hmmm..” jawab appa tanpa melihatku. Aku merenggut kesal, “kenapa appa menyuruhku pulang ke Seoul? Kenapa appa terus memaksaku untuk pulang? Ada apa appa? Liburanku kan masih setengah bulan lagi. Lalu apa lagi itu, kenapa harus asisten park yang menjemputku di stasiun kereta? Appa tau kan kalau aku kurang suka dengan asisten park.” Semprotku pada appa dengan banyaknya pertanyaan. Aku mesti mendapat jawaban jelas.

 

Appa melongo melihatku, “aigoo.. Seohyun sayang, jangan bertanya dengan bertubi – tubi seperti itu. Satu – satu ya..”

 

“isshh… ayolah appa. Walaupun banyak pertanyaan, appa pasti bisa jawab kok” cerocosku.

 

“oh.. baiklah, appa memang tak pernah menang darimu.” Aku memutar mata kesal. Masih bisa juga dia bercanda.

 

“ada alasan tersendiri kenapa appa menyuruhmu segera pulang. Kau akan tau itu malam nanti. Lalu masalah asisten park, appa tau kau kurang suka dengan dia. Tapi hanya dia, yang akan membuatmu patuh melakukan segala sesuatu tanpa harus menggunakan bentakan” benar – benar jawaban yang tidak aku harapkan. Malam? Ada apa… kenapa tidak sekarang saja sih.

 

“tapikan..!” baru akan kulanjutkan omonganku dengan kata – kata pedas, eomma sudah menyela dengan bau cake kentang kesukaanku. “hmm.. cake kentang!” seruku lalu bergegas menuju dapur. Appa hanya kembali menggeleng – gelengkan kepalanya lalu memfokuskan dirinya pada berita yang sedang disebarkan.

 

‘Pengusaha muda Lee Donghae, baru saja terpilih sebagai pria idaman para wanita Seoul. Karismanya sebagai seorang pria dan seorang yang sangat berwibawa , didukung dengan ketampanan serta postur tubuh tegap dan tinggi, membuatnya dipilih banyak wanita Seoul sebagai seorang pria idaman sebagai seorang pendamping hidup. Terpilihnya dia sebagai pria idaman membuat banyaknya para netizen berkomentar akan berita ini, berikut tayangannya’

 

~~~

Jarum jam menunjukkan tepat pukul 5 sore. Sedangkan berdasarkan appa, aku akan mendapat jawabanku jam 7 nanti. Bukan hanya itu, appa bahkan menyuruhku berdandan secantik mungkin. Menggunakan dress resmi dan bersikap layaknya wanita berkelas.

 

Untuk penampilanku malam ini, aku tidak terlalu heboh seperti biasanya aku pergi ke pesta. Karena menurut alibiku, appa akan mengajakku makan malam bersama rekan – rekan kerjanya atau bisa dibilang sahabatnya semasa sekolah dulu. Appaku memang paling bersahabat. Dia juga sering mengajakku dengan eomma untuk sekedar berkenalan saja.

 

dress panjang berwarna pink dan sepatu ber-hak tinggi berwarna kuning  melengkapi penampilanku. Sudah kubilang kalau penampilanku akan sangat biasa, bukan. Rambut hitam bergelombang kugerai saja. Simple bukan? Make upku juga tidak mencolok. Hanya sedikit riasan yang kupakai.

 

 

 

“Eomma.. Appa” panggilku pada kedua orang tuaku yang telah siap di ruang keluarga. Eomma seperti biasa berpenampilan sebagai seorang wanita berkelas. Pakaiannya tidak pernah terlepas dari kata anggun. Dan appa? Jangan kalian tanya pria yang sudah berkepala lima ini, jas hitam serta kemeja abu – abu dilengkapi dengan dasi hitam serta sepatu hitam khas pejabat telah dikenakannya. Gaya andalan.

 

“woo… neomu yeppeo!” ucap Appa saat melihatku. Aku tersipu malu mendengarnya, walau sudah berulang kali appa mengatakan kata itu, tapi aku tak pernah bosan mendengarnya. Siapa sih wanita yang akan menolak dibilang cantik? Eomma hanya manggut – manggut menanggapi ucapan appa. “Seohyunnie memang tak pernah jelek. Siapa dulu eommanya,” bangga eomma dengan senyum lembutnya.

 

“ahahahaha… itu benar” tanggap appa. Beliau segera menuntun kami menuju mobil van yang akan mengantar kami. Tentu saja ada supirnya.

 

~~~

Restoran bergaya italia merupakan tempat tujuan kami sekarang. Elegan. Satu kata yang dapat kucetuskan untuk restoran ini. Benar – benar sangat elegan dan tentu saja, berkelas. Aku berjalan dibelakang eomma dan appa. Aku mengekori mereka, benar – benar seperti anak itik yang sedang mengikuti induknya kemana saja induknya pergi.

 

Pandanganku menyapu seluruh restoran ini. Oke,, aku jujur saja. Aku belum pernah datang ke tempat seperti ini. Karena memang appa lebih suka mengajakku ke restoran bergaya tradisional korea.  Tak ada satu sudutpun yang kulewatkan. Kebanyakan pelanggan disini sepertinya adalah orang – orang yang memegang banyak uang. Lihat saja gaya mereka.

 

Tiba – tiba saja,eomma dan appa berhenti pada sebuah meja kosong. Dimana teman – teman appa? Apa mereka belum datang? “ayo duduk Seohyunnie” ucap eomma. Aku hanya menurut saja lalu duduk sebelah eomma.

 

“appa!” panggilku.

 

“ne?”

 

“apa ini adalah family dinner?” tanyaku antusias. Tentu saja antusias, walaupun terbilang appa yang baik dan perhatian, appa sangat jarang mengadakan makan malam keluarga. Appa hanya tertawa kecil lalu menjawab pertanyaanku, “oh.. tentu saja” aku tersenyum girang mendengar jawaban appa. Kutegakkan badanku menunggu pelayan yang akan memberi daftar menu, aku akan memesan makanan termahal disini!

 

5 menit, 10 menit, pelayan itu tetap saja belum datang. Dan anehnya, appa dan eomma tetap saja tenang tanpa ada raut wajah akan melabrak para pelayan karena tak kunjung melayani kami. “issh… appa”

 

“ne. waeyo?”

 

“aku sudah lapar. Ayolah…”

“sabar sebentar ya…” appa mengeluarkan hp touch screen hitamnya lalu seperti mengetikkan sms kepada seseorang. Aku merenggut kesal, perutku sudah minta diisi sedari tadi.

 

“sajangnim.. mianhae saya terlambat” suara seseorang dari belakangku membuatku segera menoleh. Seorang pria tegap tengah berdiri dengan nafas yang cukup tersengal. “ohh.. Donghae-ssi. Untung saja kau sudah datang. Kukira kau takkan datang” ucap appa dengan raut wajah senang. Berbeda dengan appa, aku tentu saja langsung berdiri dan berteriak, “KAU!”

 

Sontak seluruh restoran melihatku. Sadar atas apa yang kulakukan, appa langsung menunduk tanda maaf. “errrr… kau lagi!” pria ini tentu saja tak jauh beda dariku. Pria sombong yang sudah mendapat pelajaran dengan pengrusakan body mobil itu.

 

Appa terlihat bingung melihat kami berdua. Aku merenggut kesal dan melipat tangan di dada. “kenapa kau ada disini?!” ucapku setengah berteriak. Tentu saja agar tidak menghasilkan malu.

 

Bukannya dia yang menjawab, malah appa yang berkata “kalian sudah saling mengenal?”

 

“Tentu saja tidak!” ucap kami bersamaan. Mwo? Bersamaan? Dasar pengikut!

 

“Seohyunnie.. duduklah” “Donghae-ssi, mari duduk” ucap appa dan eomma. Dengan kesal aku kembali duduk. Tapi mataku tidak lepas dari pria mokpo sombong yang juga duduk dihadapanku. Tatapan kami terus berseteru.

 

“ohoho… ada apa ini?” tanya appa lagi. Pria ini langsung menutup matanya lalu memandangi appa, “mianhamnida tuan atas sikapku yang aneh” ujar pria sombong itu.

 

“oh.. gwenchana. Kalian sudah saling kenal?”

 

“sudah kubilang tidak, appa!” jawabku dengan kesal.

 

“baiklah.. nona, perkenalkan. Lee Donghae imnida” ucap pria ini errr.. sopan. “Seohyun.” Balasku singkat. Masih ada rasa kesal karena kejadian tabrakan tak bertanggung jawab dan pengrusakan body mobil itu. Donghae –pria sombong ini– mengulurkan  tangannya, dengan malas aku menyambutnya untuk bersalaman.

 

Appa tersenyum melihat kami, “sepertinya akan sulit ya, istriku” ujar appa pada eomma. Eomma hanya membalas dengan kekehan kecil. Tak lama kemudian, pelayan datang dengan membawa makanan, padahal aku belum memesan, mungkin appa sudah membooking dan memesan lewat telepon. Steak dan beberapa minuman menemani makan malam ini.

 

Dengan sadis, kupotong steak yang menjadi santapanku. Donghae juga terlihat kesal, dia terus makan tanpa mengangkat kepalanya sama sekali. Terus ditatapnya steaknya dengan mata kesal. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.

 

“ehhmm…” appa sepertinya akan berbicara

 

“apa kalian tau kenapa saya mengundang kalian kesini?” tanya appa dengan sifat wibawanya. Aku menggeleng.

 

“aku dan Lee Ah, berencana  untuk menjodohkan kalian” aku terbatuk. Apa? Perjodohan? Bibi Lee Ah?

 

“MWO? YANG BENAR SAJA?!” Aku berteriak saat itu juga. Tidak kugubris tatapan mematikan dari setiap orang yang seakan berkata -diamlah-kau-. Tapi Donghae tetap saja tenang. Apa dia sudah tau tentang hal ini? Pantas saja matanya terasa kesal saat melihatku. Aku tak mau!

 

“ne Seohyunnie.. eomma rasa, kau sudah pantas untuk memiliki seorang suami.” Kata eomma.

 

Kuhempaskan pisau dan garpu yang sedari tadi kupegang, “tidak! Aku menolak perjodohan ini! Aku tak mau dijodohkan dengannya!” tolakku mentah – mentah. Appa, aku bukan bonekamu lagi yang dapat kau mainkan seenaknya.

 

Donghae tersenyum kecil lalu angkat bicara, “sudahlah.. percuma kau tolak”

 

Aku mendelik tajam dirinya. Andai saja aku jahat, sudah kutusuk perutnya itu dengan pisau steak. “maksudmu apa? Siapa kau, ha!” balasku kasar.

 

“hahaha…Seohyun sayang, appa harap kau tidak menolak. Karena jika kau menolak, sama seperti kata Donghae, percuma”

 

“percuma kenapa appa?”

 

“kau sudah diikatkan benang merah sedari kecil dengannya. Jadi, kalian tetap saja tidak bisa terpisah” tak masuk akal. Appa masih saja percaya dengan tradisi benang merah itu?  Benar – benar diluar nalar.

 

“aku tak peduli. Pokoknya aku…”

 

“KAU MESTI MENIKAH DENGAN DONGHAE!” bentak appa dengan memotong perkataanku. Aku terdiam. Aku memang tak pernah bisa mengelak jika appa sudah mengeluarkan suara bentakan.

 

“aissh…”

 

~~~

What the hell! Sekarang dengan sengaja appa menyuruhku pulang dengan pria mokpo sombong berwajah ikan ini? Appa berkata dia dan eomma  akan mengunjungi teman lama yang baru saja tiba dari London. Benar – benar trik kuno, appa!

 

“sudahlah.. sudah kubilang percuma bukan, nona kodok” namja stress itu kini membuka keheningan yang terjadi dalam mobil.

 

“apa maksudmu nona kodok, ha?! Dasar namja stress!” balasku sengit. Seenaknya saja mengataiku nona kodok.

 

“ahjumma yang memberitahuku. Katanya, kau suka sekali dengan animasi kodok jelek yang apa namanya? Kekero?”

 

“MWO? Apa maksudmu kekero?! Namanya  keroro! Aku merasa terhina kau mengatakan keroro jelek! Setidaknya keroro masih lebih tampan dan lebih baik darimu, namja stress!” cerocosku. Seenaknya saja dia mengatakan keroro itu kekero dan mengatakan kodok jelek. Menjengkelkan.

 

“aku punya nama! Namaku itu Donghae, dan satu lagi, sejak kapan kekero, eh.. kerero atau apalah itu menjadi lebih tampan dan baik dariku?! Dia hanyalah seekor kodok jelek berlendir!” balasnya tak terima.

 

“KERORO!!!! DASAR IKAN!!!”

 

“NONA KODOK JELEK!!!”

 

“IKAN!”

 

“KODOK!”

 

“IKAAAAAN!!!!”

 

“KODOOOK!!!!”

 

“IKAAN!”

 

“KODOOOK!!!”

 

“IKAAAAAANN…!!!!!!”

 

“KODOOOOKK!!”

 

“IKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

 

“Hhh.. CUKUP!!!!”pekikan kami akhirnya berhenti. Benar – benar namja ini selalu mengajakku untuk melakukan pertengkaran atau pengataian. “huh! Dasar ikan!” gerutuanku masih saja berlanjut, tapi aku berusaha untuk tidak memandang wajah namja ikan nemo ini.

 

Aku mendengar kekehan kecil dari mulutnya walau matanya tetap fokus menyetir. Untuk mengurangi rasa penasaranku, aku bertanya “apa yang kau tertawakan?” tetap saja dengan ketus.

 

“kita saling mengatai seperti anak kecil yang sedang berebutan mainan. Benar – benar kekanakan..”

 

“kau sendiri yang mulai dengan mengataiku kodok.. menjengkelkan”

 

“baiklah.. aku menyerah. Hmm.. seo-ssi” tidak kuhiraukan panggilannya, aku tetap menatap pemandangan malam seoul yang masih hiruk pikuk.

“Seohyun-ssi” panggilnya lagi.

 

“wae?” tujuan semulaku untuk tak menjawab runtuh. Entah mengapa lelaki ini selalu membuatku semangat untuk membalas ucapannya.

 

“ apa kau.. menerima perjodohan ini?” aku mengernyit bingung mendengar ucapannya. Tentu saja tidak. Harusnya dia tau itu. Penolakanku saat di restoran tadi seharusnya sudah menunjukkan kalau aku benar – benar tidak ingin ada perjodohan ini. Tetapi dia sendiri bilang, percuma saja aku menolaknya, karena appa akan tetap menikahkan kami berdua. Benar – benar…

 

“ani.. kau tau itu”

 

“oh.. ya. Aku tau itu. Hanya,,, jika memang takdir mengharuskan kita untuk menikah. Apakah kau..”

 

“cukup berkata hal yang tidak jelas, Donghae-ssi” aku langsung membuka pintu mobil saat aku melihat mobilnya telah berhenti tepat di rumahku. Donghae pun  begitu, dia segera menyudahi perkataannya dan ikut turun dari mobil, masuk ke dalam rumah.

 

KLEK

 

Cahaya lampu menerangi rumah yang sedari tadi gelap. Aku tau kebiasaan asisten park yang akan mematikan lampu rumah pada saat malam jika tidak ada orang di rumah, ataupun jika ada pekerja, hanya ruangan yang digunakan saja yang dinyalakan lampunya. Benar – benar suatu wujuh penghematan yang baik.

 

“appa-nim dimana?” aku melongo tak percaya menatap lelaki yang mengikutiku dari belakang dan kini telah berdiri tepat di sampingku. “berani sekali kau memanggil appaku dengan panggilan appa-nim sedangkan kita saja belum terikat pernikahan” sahutku.

 

“appa-nim yang tadi menyuruhku memanggilnya seperti itu” aku menggeleng kesal.

 

Aku segera melepas sepatuku dan berjalan menuju kamarku yang berada di lantai dua. Sedangkan Donghae langsung meraih remote tv dan menonton salah satu siaran hari ini, entah apa itu. Jika melihat keadaan rumah, sepertinya appa dan eomma belum pulang. Keadaan rumah sangat sepi, tak ada seorang pekerja pun yang tampak. Mungkin ini karena libur yang appa berikan selama musim panas ini.

 

Drrt.. drrrt.. getaran dari ponsel cerdas milikku membuatku segera melihat pesan masuk. Sudut bibirku tersungging naik saat membaca pesan itu

 

From: Kyuhyun oppa

 

Chagi.. aku sudah tiba di Korea. Maukah kau ke club untuk bertemuku?

Aku mencintaimu :*

 

TBC

 

Haduh.. rencananya gak bakal masukkin Kyuhyun disini. Tapi otakku benar – benar sparkyu, akhirnya ada cast Kyuhyun deh. Tapi readers ingat ya.. ini ff SeoHae. Jadi, endingnya pasti SeoHae *dilempar wires*

 

Sekali – kali Seohyun dengan member suju lain gak papa donk XD

Tapi kan hanya fanfic. Di kehidupan nyata, mesti seokyu donk.

RCL readers…

Last Time

Last Time

 

Wuhuu… author Priskila kembali dengan ff terbaru nih.

Tenang saja chinguya, gak bakal series lagi kok.

Oneshoot saja. Hehehe

Gak mau nambah utang ff series mulu. Makanya untuk mengulur waktu (?) aku buat ff oneshoot. Moga – moga readers pada suka ya..

So, cekidot~

 

Title: Last Time

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Cho Kyuhyun

“Seo-ah, kau bisa tunggu aku di café biasa? Aku mau kita bertemu sekarang”

 

“ada apa oppa? Kenapa tiba – tiba oppa menyuruhku bertemu sekarang?”

 

“sudahlah.. jangan  banyak tanya. Temui aku sekarang di café!”

Kling.. kling..

 

Gerakan lonceng di pintu masuk café tanda ada orang masuk terdengar jelas. Sontak aku berbalik melihat siapa yang datang, hatiku berharap dialah yang datang. Namun apa yang kudapat, bukan dia. Kyuhyun oppa menyuruhku untuk segera datang ke café karena katanya ada urusan penting. Aku bingung dengan perintahnya semula, karena tidak biasanya dia menyuruhku.

 

“Hhhh…” helaan nafasku terdengar samar di pendengaranku. Mataku bergerak menuju jam dinding yang tergantung di dinding cafe. Jarum jarum jam itu menunjukkan pukul 3 lewat 5 menit. Dan aku tau apa artinya, artinya aku sudah menunggu satu setengah jam semenjak telepon tadi.

 

Aku berusaha menelponnya, tapi bukannya dia yang menjawab, operatorlah yang menjawab “maaf, nomor yang anda tuju sedang dalam keadaan tidak aktif”

 

Jawaban itulah yang sedari tadi kudapat. Tidak aktif. Lalu aku bagaimana? Menunggu dia hingga café tutup? Itu gila!

 

“aissh.. Kyuhyun-ah” kesebutkan namanya untuk kesekian kali. Berharap lagi dia akan datang secepat mungkin. Pikiranku mulai menggila, aku mulai berpikir dia sengaja membuatku menunggu lalu menyuruh orang untuk mengatakan bahwa dia tidak datang. Atau mungkin, dia akan datang tetapi itu saat café akan tutup. Atau,,, dia diculik keroro saat dalam perjalanan kesini? Aihh.. keroro! Kenapa kau menculik Kyuhyun oppa?!

 

“mana mungkin ? keroro menculik Kyuhyun oppa? Aihh~ Seo, sadarlaaah!!” aku mengacak rambut panjangku yang tergerai pelan. Aku sepertinya sudah gila karena penantian ini. Ganti berpikiran gila, aku mulai memijit mijit pelan jemari tanganku. Ibu jari, telunjuk, tengah, manis… pandanganku mendapatkan sesuatu dan membentuk lengkungan yang disebut senyum di bibirku. Cincin.

 

Oke. Ini bukanlah cincin mahal seperti emas, berlian atau apa. Tapi ini berharga, sangat berharga. Cincin couple yang kubeli di China tahun lalu. Cincin yang mungkin hanya seberat 2 gram namun mengandung arti yang sangat berharga. Tahukah kamu? Aku memberikan ini pada Kyuhyun oppa saat ulang tahunnya ke 23 lalu. Dapat kuingat wajahnya yang berseru senang karena akhirnya kami memiliki tanda bukti fisik cinta kami. Kyuhyun oppa memang bukanlah lelaki romantis seperti yang diidamkan banyak wanita. Dia cuek, terbilang sangat cuek. Bahkan untuk bertemu saja aku harus memaksa dan merengek. Dia jarang menghadiahkanku sebuah buket bunga atau candle dinner romantis, hal – hal seperti itu hanya akan dilakukannya pada hari penting, seperti ulang tahun atau hari jadian kita, itupun jika dia ingat.

 

Tapi aku menyukainya. Ya, aku juga mencintainya. Dia memang sering menomor satukan pekerjaan pada aktivitasnya ketimbang menanyakan kabarku atau mengatakan cinta padaku, tapi setidaknya aku masih berada pada urutan 3 besar hal terpenting di hatinya. Yang ku tau aku berada pada nomor 3, ha~ kasian sekali kau Seohyun, kau dikalahkan pekerjaan dan starcraft, game kesukaan Kyuhyun. Dia rela tidak tidur demi starcraftnya itu. Kelakuannya membuatku cemburu pada game satu itu. Cemburu pada game. Aneh dan.. tidak masuk akal. Tapi inilah aku, aku bahkan dapat cemburu pada laptopnya yang bisa setiap waktu ditatap dan menatap Kyuhyun oppa.

 

Kuelus pelan cincin yang terlingkar di jariku dan kutau juga melingkar di jari Kyuhyun oppa. Lalu kukecup cincin itu lama hingga suatu tepukan menyadarkan aktivitasku barusan. “Seo-ah..”

 

Ah. Akhirnya dia datang juga. Kyuhyun oppa seperti biasa lengkap dengan pakaian kerjanya berdiri disampingku. Wajahnya menampakkan kelelahan yang amat sangat, kasihan dia. Pekerjaannya menuntut dirinya untuk terus bekerja tanpa berhenti, hingga dia sangat kelelahan.

 

“oppa kenapa lama sekali? Aku sudah lumutan menunggumu!” aku berpura – pura ngambek seraya melipat kedua tangan didepan tangan saat dirinya sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan kursiku.

 

“…….”

 

Dia tak menjawab? Tumben sekali. Biasanya dia akan menjawab, “issh~ kau ini, masih untung aku mau datang. Aku meninggalkan pekerjaanku dan aku yakin bosku akan memarahiku saat aku kembali nanti!!” atau “jalanan macet pabo! Kalau tak percaya, lihat sana!” tapi sekarang apa yang aku dengar? Hanyalah udara dingin yang berhembus pelan dari AC café yang letaknya tak jauh dariku.

 

“oppa? Kau kenapa?” tanyaku melihat dirinya yang diam saja menatap ke bawah. Kuikuti arah pandangannya tapi tak ada yang menarik di bawah sana. Hanyalah ubin lantai kotak dan sepatu miliknya. “ada apa?” tanyaku lagi. Tapi sama saja, dia diam.

 

Keheningan menyelimuti kami untuk beberapa saat. Aku tak ingin terus bertanya takut dimarahi. Mungkin dia ada masalah dengan bosnya, dan mungkin dia ingin menyimpan rasa itu sendiri. Ya sudahlah~ tak apa.

 

“Seo Joo Hyun” namaku disebut olehnya membuka keheningan yang tercipta. Aku mengernyit, tidak biasanya dia akan menyebut nama lengkapku. “wae oppa?”

 

“kau mencintaiku?” pertanyaan bodoh terlontar dari mulutnya. Aku memutar kedua bola mataku lalu menjawab, “kau kehabisan pertanyaan ya? Tentu saja aku mencintamu, pabo! Jika aku tidak mencintaimu, mana mungkin aku mau bertahan dengan namja evil sepertimu!” ketukan pelan kudaratkan di kepalanya. Dia tak meringis, gantinya hanyalah senyum kelu. Sebenarnya ada apa?

 

“tapi… kalau takdir tidak membiarkan kita terus bersama, apa kau akan melepasku?” DEG! Pertanyaan barusan membuatku pikiranku mulai menggila, otakku seakan mengerti apa maksud perkataannya. Tetesan air mata membasahi pipiku. Aku menangis. Aku tidak tau kenapa aku menangis tapi air mata ini tak dapat berhenti.

 

“maksudmu apa oppa? Kau mau hubungan kita… berakhir?” kata terakhir dari kalimat yang kulontarkan terasa sangat menyakitkan diucapkan. “aniyo~ aku tak mau mengucapkan kata itu. Tapi… ini” Kyuhyun oppa meraih sebelah tanganku lalu meletakkan cincin bukti cinta kami di atasnya. Aku cukup terkejut dengan perlakuannya, dia sungguhan? “oppa..”

 

“maaf.. aku tidak bisa menyimpan dan membiarkan benda ini terlalu lama ada di diriku. Aku tak dapat”

Aku terus menangis mendengar ucapannya. Setelah 3 tahun kita berpacaran, haruskah kita berpisah dengan cara ini? Aku tak mau. Jika bisa, aku rela menukarkan apapun untuk menghapus kejadian ini.

 

“aku tak bisa bertahan lebih lama denganmu, maafkan aku. Kau bisa cari yang lebih baik dan setia daripadaku. Mianhae Seohyun-ah” perkataanku adalah perkataan terakhir yang kudengar dari dirinya. Kusadari sekarang Kyuhyun telah pergi. Pergi meninggalkan luka yang begitu menoreh dalam hatiku. Aku memandang cincin yang masih berada pada genggamanku. Bibirku tersenyum miris meratapi kejadian yang baru saja aku alami.

 

“kau jahat oppa~ kau jahat!” desisku pelan lalu mengeluarkan air mata.

 

“bagaimana.. kau sudah memberikan cokelatnya?”  tiba – tiba aku mendengar sebuah suara. Ya,, aku tau suara itu. Suara Kyuhyun.

 

“tidak. Kau kasih saja sendiri.. buat apa aku memberikan cokelat ini pada Yuri? Aku tidak mau” aku masih ingat. Kyuhyun yang saat itu masih berstatus sahabatku memintaku agar menyerahkan cokelat cinta yang sesungguhnya buatan Ryewook oppa tapi dibeli Kyuhyun untuk diserahkan kepad Yuri. Aku tentu menolaknya, mengingat aku mencintai namja ini.

 

“aish.. Seohyun, ayolah. Berikan itu pada Yuri”

 

“tidak”

 

“jebal…”bahkan dia memohon hingga berlutut dan mengeluarkan jurus puppy eyesnya, yang sesungguhnya sangat menjijikkan.

 

“aissh.. baiklah”

 

“mwo? Dari Kyuhyun?” Yuri menerima cokelat itu dengan keterkejutan. Tentu saja, tapi aku sungguh tidak ikhlas melakukan hal ini.

 

“ne.. dia juga memberi surat ini. Semoga saja kau menerima namja setan sepertinya ya~” kuserahkan semua lalu berjalan menjauh. Kalimat terakhir itu sebenarnya sangat tidak ikhlas kuucapkan. Tapi apa daya, sekarang tinggal menunggu saat mereka bermesraan di hadapanku.

 

Yuri tersenyum membaca surat itu juga tertawa kecil. “Seohyun-ah. Tunggu!”

 

“waeyo?” tanyaku lalu berjalan mendekati Yuri yang tersenyum senang. Apakah dia akan berterima kasih?

 

“nih..” Yuri segera memberikkan kotak cokelat itu kepadaku dan menyuruhku membukanya. Aku patuh lalu… JEONGMAL SARANGHAE SEOHYUN! BE MY GIRLFRIEND NOW!!! OKAY? 😀

Aku masih ingat kalimat yang terpampang di kertas yang tertempel pada bagian dalam kotak cokelat itu. Kalimat itu memang seperti paksaan, tapi aku suka.

 

 

“oppa! Kenapa kau menceburkanku!!” memoriku terputar lagi. Kali ini kami berada di kolam renang, tepatnya aku dalam kolam karena dia menceburku, lalu dia di atas sambil menertawaiku.

 

“hahahaha… hey jelek, sudah kubilang kan kita harus selalu sama. Jadi jika aku tercebur dan basah, kau juga harus seperti itu”sentaknya diiringi beberapa cekikikan

 

“begitu ya? Kalau begitu… sinii!!!”aku menarik tangan namja itu lalu

 

BYURR

 

“nappeun! Kau membuatku makin basah!!!”

 

“hahahaha.. tidak boleh begitu oppa. Kau hanya basah setengah, sedangkan aku seluruh badan. Jadi kau juga harus seluruh badan basah. Kan kita harus selalu sama kan?”

 

“aissh… dasar! Rasakan ini…!!!” cipratan air mengenai tubuh kami tapi itu mengasyikkan. Kami larut dalam permainan itu.

 

Memoriku terputar terus. Bagaimana kencan pertama kami, ciuman pertama kami, hingga pertemuan terakhir kami tadi. Sungguh mengenaskan kisahku ini.

 

“oppa… kita harus selalu sama kan?” aku bertanya seakan ada orang didepanku. Tapi hanya dijawab oleh angin kosong. Aku tersenyum, “baiklah… kita harus selalu sama. Kau tidak bisa bersama cincin ini, kalau begitu aku juga. “ aku mencium cincin itu terakhir kalinya dan melepasnya. Kutaruh cincin itu di meja café lalu tersenyum lagi, “tunggu aku Cho Kyuhyun… saranghae” ucapku lalu melangkah keluar.

 

END

 

Gaje yah? T.T

Mian aku buat ff ancur gini. Soalnya moodku memang lagi sedih jadi bawaannya gini deh.

Heheh… mianhae ya. RCLnya aku tunggu readers!

dan sepertinya akan ada sequel. berhubung aku gak kuat kalau ada ff seokyu gantung gini. hehehe

‘I Love My Rival’ [Part 8]

halo teman semua…

author udah kembali lagi nih dengan ‘I Love My Rival’ Part 8

mianhae ya, author udah agak lama bahkan mungkin lama banget gak post

author cuma lupa dan kecapekan. Apalagi selama libur itu author gunakan sebagai refreshing

hehehe…

mianhae

sekarang kita lanjut ya..

dan, RCLnya pliss.. tolong banget. Bukan minta imbalan, tapi tolong donk dihargai pekerjaan para author. Kami juga butuh dukungan. Tolong banget

ya.. mari kita saksikan! I LOVE MY RIVAL…!!!

 

Main Cast: Seohyun SNSD, Kyuhyun Super Junior, Donghae Super Junior

Cast: Yuri SNSD, Yoona SNSD, Jessica SNSD, Yesung Super Junior, Heechul Super Junior, and other cast

Genre: Friendship, Romance, *dan lain – lain, hehehe… author juga bingung

Length: ???

 

WARNING!!!

PLEASE, DON’T BASHING OR SHARE THIS FF

IF YOU NOT LIKE THIS FF, DON’T READ

DON’T LIKE THIS COUPLE, DON’T READ

 

____ Let’s reading____

SeoHyun POV

Hari ini badanku cukup pegal. Mungkin karena kemarin terlalu lama berkencan dengan Kyuhyun oppa ya.. hmm, mungkin saja. Hehehe… kulirik jam dinding yang bergantung di kamar, sekarang sudah jam  7. Hari ini juga kebetulan hari minggu. Jadi aku punya waktu untuk istirahat dan meditasi. Aktivitas yang dapat melepas lelahku. Kuambil mp3 berwarna putih milikku, lalu memutar lagu tenang. Hanya sebuah music dengan kicauan burung dan bunyi aliran air yang dapat membuat perasaan tenang. Hufft.. lega sekali rasanya.

 

“Seohyun… ayo sarapan!” suara Taeyeon eomma cukup mengganggu meditasiku hari ini. Padahal lagi enak-enaknya.mematikan lagu alam merdu yang sedang terputar. Dengan malas, kini aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju ke ruang makan.

 

“Seohyunnie..! aku punya berita baik!!” kata Yoona eonni  semangat saat aku duduk di kursi meja makan. Berita baik apa? Tapi kalau melihat dari wajah eonni yang ceria, seperti emang baik.

 

“apa?” tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari roti yang sedang diselai.

 

“aku akan melakukan fitting baju wedding sebentar..” ucapnya lagi. Aku terlonjak kaget, baju wedding? Secepat itukah eonni dan Yesung oppa akan menikah.   Kulirik eomma dan appa, mereka tersenyum. “ba..baju wedding? MENIKAH?!” seruku hingga membuat Yoona eonni harus agak menjauh karena suaraku yang keras. Dia mengangguk senang, “aku dan Yesung oppa akan menikah, minggu depan”

 

“APAAAA!!!” kenapa hal begini tidak diberitahukan padaku dari awal. Minggu depan eonni akan menikah!

~~~~~

“aisshh.. eonni, kenapa harus aku yang menemani eonni fitting baju. Kenapa bukan Yesung oppa saja? Yang menikah siapa sih?!” gerutuku di dalam mobil. Disebelahku ada Yoona eonni yang tengah senyum senyum tidak jelas, dia terlalu senang karena dilamar Yesung oppa. Aku masih kesal, eonni dilamar Yesung oppa tapi tidak memberitahukan hal ini padaku, yang lebih mengesalkan aku eomma dan appa tau akan hal ini dan tidak memberitahukan padaku.

 

“bawel kau! Yesung oppa kan sudah disana..” ujar Yoona eonni, lalu menggetok kepalaku dengan kepalan tangannya.

 

“aww…kenapa dia tidak menjemput eonni?!” kataku dengan membalas getokan eonni.

 

“aaa…dia sibuk~”

~~~~

“Yesung oppa…!!!” seru Yoona eonni saat kami sudah tiba dibutik khusus baju pernikahan. Banyak wedding dress yang dipajang di patung. Baju – bajunya beragam, ada yang panjangnya selutut, sampai menutupi kaki, bahkan ada juga yang ekor belakangnya sepanjang 5 meter. Semoga saja eonni tidak memilih yang panjang sekali itu, pasti sangat ribet jika menggunakannya.

 

“Jagiya…” mereka pun berlari slow motion lalu saling berpelukan seperti sudah tidak pernah bertemu selama 10 tahun. “oppa… I miss you” ucap Yoona eonni lalu mengecup pipi Yesung oppa, sehingga membuat Yesung oppa agak salah tingkah. Maklum dehh.. ~_~

 

“ehhm… uhukk” aku berpura-pura batuk agar tidak terlalu berlama – lama melihat acara yang menyedihkan ini. Yoona eonni dan Yesung oppa melepas pelukannya. Yoona eonni sekarang malah mendelik tajam ke arahku, seakan aku menganggu mereka. Aku hanya dapat mengangkat kedua bahuku lalu melihat ke tempat lain. “Seohyunnn…” begitulah geramnya.

 

“hmm… b-brings the boys out, b-brings the boys out” untuk menghindari kesalahan, aku menyanyi-nyanyi tidak jelas. Yesung oppa hanya cengingiran melihat tingkahku.

“dasar..” kata Yoona eonni tapi untung saja Yesung oppa mengerti, dia segera merengkuh pundak Yoona eonni dan membuat amarah Yoona eonni agak mereda.

 

“jagiya… kau mau coba baju pernikahan yang mana?” tanya Yesung oppa mengalihkan pembicaraan. Yoona eonni langsung antusias ketika ditanya, dia segera menuju baju – baju  pernikahan yang menurutku cukup bagus, ya maklum.. selera kami sama, tapi tidak untuk asmara. Aku menghembuskan nafas lega, untuk melepas bosan, aku juga pergi ke arah mini dress yang sepertinya menarik.

 

Kuamati satu per satu desain baju – baju ini. Cita-cita lamaku, hehhee.. aku dulu juga bercita –cita menjadi designer atau pengusaha butik, tapi sayang, sekarang aku lebih tertarik pada bidang seni. Ada satu mini dress yang menarik perhatianku, dress yang berlengan yang sangat manis. Berwarna cream kecoklatan, yah bisa dibilang warna gold muda gitu yang ada layer bersusun, dengan bawahan berwarna hitam polkadot putih, pitanya sebagai ikat pinggang juga semakin membuat penampilan dress ini begitu manis. Aku jadi ingin beli baju ini.

 

 

“sepertinya jika kau menggunakan dress ini akan begitu cantik..” sebuah suara mengagetkanku. Aku segera berbalik karena suara itu sepertinya dari belakangku.

 

“k..kau..” sungguh! Aku sangat terkejut dengan keberadaannya. Senyumnya, wajahnya, apalagi matanya.. dia.. MINHO

“annyeong hyunnie.. kau tidak berubah ya. Tambah cantik..” ucap Minho. Aku terdiam. Aku tidak bisa menjawab. Pikiranku berpikir kencang, Minho,, masa laluku yang kelam, orang yang tidak ingin aku temui lagi, musuhku, orang terkejam yang pernah kutemui.. kini dia.. muncul di hadapanku.

 

“hyunnie-ah..” dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku. Aku menggeleng cepat. Wajahku berubah menjadi pucat pasi. Ingin sekali aku pergi dari hadapannya, tapi entah kenapa kakiku tidak bisa bergerak. Aku seperti patung hidup sekarang. “hyunnie…jawablah”

 

“pergi..” kata  itu begitu saja meluncur dari mulutku. Aku berteriak sekencang – kencangnya. “pergi… pergi… PERGI” kataku lagi. Aku jatuh terduduk, kututup kedua mataku dengan satu tangan lalu tangan yang satu lagi kugunakan untuk mendorongnya. “hyunnie-ah… jangan begini hyunnie. Hyunnie..” pintanya mencoba mendekatiku yang rapuh. Kusingkirkan tangannya yang mencoba memegang kedua pundakku. “AKU BENCI KAU! PERGI!!!” teriakku lagi

 

Kini, Yoona eonni dan Yesung oppa mendekati kami berdua. Begitu juga semua orang, mereka melihat kami dengan tatapan bingung, merasa aneh, dan sebagainya. Tidak kupedulikan. Yang kupedulikan sekarang cara membuatnya pergi dari hadapanku. Aku tidak ingin dia ada, aku ingin dia pergi sekarang juga dan selamanya. “Seohyun… kenapa ka.. minho” aku bisa menebak, Yoona eonni juga kaget dengan kehadiran Minho sekarang. Bagaimana tidak? Orang ini dulu mencoba menodaiku, menodai dongsaeng Yoona eonni. Apakah tidak kaget melihat orang yang berusaha menodai orang yang kita sayangi kini berada di depan kita? Pasti sangat kaget dan rasa benci itu kembali.

 

“buat apa kau ada disini?!” kata Yoona eonni sinis. Dari sorot matanya, dapat dipastikan dia membenci dan marah kepada orang didepannya. Yesung oppa membantuku untuk berdiri, dia berbisik, “dia itu Minho..?” aku mengangguk pelan. Sepertinya Yoona eonni pernah menceritakan siapa itu Minho, karena Yesung oppa seakan mengerti akan keadaan karena adanya Minho.

 

“wae? Ibuku pemilik butik ini.. dan, aku bisa bebas berada disini. Tapi, kenapa kalian melihatiku seperti itu. Kalau aku ada salah, aku minta maaf” ucap Minho dengan tatapan selembut mungkin. Kalau ada salah?! Dia sangat salah. Dasar, masih sempat – sempatnya dia berpikir kalau dirinya itu suci, tidak memiliki kesalahan apapun. Menyebalkan..

 

“tidak punya salah.. cihh… KAU SUCI SEKALI KAH” emosi Yoona eonni meluap. Dia tidak tahan melihat tingkah Minho yang berlaku seakan tidak pernah ada yang salah terjadi di antara kita semua. Minho tersenyum, tapi senyum itu lebih kugambarkan seakan senyum Lucifer. Terlihat manis namun licik, itulah Minho. Dia orang bejat!

 

“Yoona eonni…” dia berusaha bicara namun omongannya dipotong oleh Yoona eonni

 

“aku bukan kakakmu. Aku… membencimu, aku ini musuhmu. Musuh adikku adalah musuhku. Dan ini butik eommamu.. ohh,, bagus, tapi sayang aku tidak berselera memakainya karenamu, Choi Minho. Ayo Seohyun/Oppa” ucap Yoona eonni lalu menarikku yang masih menangis. Aku bukan sedih karena Minho dimarahi Yoona eonni, hanya.. aku terlalu membencinya hingga harus menangis. Aku bukan tipe orang yang akan menggunakan cara kekerasan, aku lebih lemah, aku hanya bisa menangis.

 

“hyunnie-ah… jangan pergi” dia mencoba memegangi tanganku tapi Yoona eonni memukul tangannya hingga dia melepas pegangannya. Dalam mobil, aku menangis. Aku kembali mengingat itu, mengingat masa indah yang seakan jebakan yang dibuat Minho.

 

Flashback

 

“hyunnie…? Ini buatanmu?”dia menatap bingung syal biru muda yang kini melingkar di lehernya. “Aku semalaman membuat syal ini. Kalau tidak percaya, tanya saja Yoona eonni, eomma, dan appa. Mereka malah marah karena aku begadang” kataku sambil tersipu malu, karena dia kini tengah tersenyum manis. Senyum yang sangat aku senangi.

 

“pantas saja hangat.. yang membuatnya saja sangat hangat. Gomawoyo hyunnie…” kupastikan wajahku memerah saat ini. Pipiku memanas karena ucapannya, aku senang sekali dia menyenangi syal buatanku.

CUP ***

Dia mencium kilat pipiku. Aku cukup terkejut, namun rasa senang kini menyelimuti hatiku. Hatiku bergejolak senang, dicium pangeran, apa tidak senang? Pasti sangat!

 

Dalam hati aku berkata “saranghae” tapi sayang, itu hanya dapat kuucapkan dalam hati, tidak secara langsung. Huh! Seo Joo Hyun, pengecut!

 

End flashback

 

Saranghae? Itu kata yang ingin kuucapkan. Namun, jika melihat wajahnya kini, ingin rasanya kuludah dan kuremukkan. Tapi itu tidak bisa, aku yeoja lemah. Yeoja yang hanya bisa menangis dan menangis.

 

“berhentilah menangis~ buat apa kau tangisi namja seperti dia?! Tidak berbobot!” Yoona eonni membentakku karena air mataku terus mengalir di pipi. Air mata ini tidak kuinginkan untuk keluar tapi, ini seperti secara spontan keluar. Sebegitu bencikah diriku hingga harus menangis karenanya, atau.. apa aku memang masih…. AAAA!!! Itu tidak mungkin!

 

“sudahlah Yoong.. dia mungkin masih terpukul” lerai Yesung oppa melihat kekesalan Yoona eonni, aku bersyukur karenanya. Dia memang cocok menjadi kakak iparku, dia selalu membelaku, juga.. dia sepadan dengan Yoona eonni. Yoona eonni memang agak kasar, tapi jika dibilangi oleh Yesung oppa, pasti Yoona eonni akan patuh.

 

“oppa~ dia itu..”

 

“sudahlah.. urusan anak muda!”

 

“aku kesal bukan karenanya. Tapi, aku jadi tidak membeli baju di butik itu karena ternyata milik eomma namja jahat itu. Padahal aku ada menyukai salah satu baju disana..” ucapan Yoona eonni jadi malah mengesalkanku. Kukira dia marah karena aku menangis, tapi ternyata.. karena ada minho dia jadi tidak bisa membeli baju kesukaannya. Parah..!

 

“ya ampun Yoona.,,, sudahlah. Nanti kuantar kau ke butik teman eommaku. Kebetulan dia itu lagi di Paris, jadi baju – bajunya itu asli buatan Paris”

 

“waa.. Paris! Aku mau!” ucap Yoona eonni girang. Aku malah semakin kesal, tapi bagusnya, aku berhenti menangis karena ucapannya.

 

The hope is love

Love love Oo..

The hope is

 

“Seohyunnie!!!” suara Kyuhyun oppa dari seberang sangat menyakitkan telingaku. Aku belum sempat berbicara, dia sudah berbicara dari sana. Sadis…

 

“kenapa oppa?” tanyaku dengan suara sepelan mungkin namun masih dapat jelas didengar Kyuhyun oppa. Aku tidak mau Yoona eonni mendengar pembicaraanku lewat telepon, untung saja di mobil sedang terputar lagu beat yang keras, jadi Yoona eonni sulit mendengar dengan jelas pembicaraanku.

 

“kenapa suaramu pelan sekali.. aku nyaris tidak mendengar tau” protes Kyuhyun oppa. Aku merenggut kesal, kenapa dia harus bertanya hal tidak penting seperti itu? Tidak taukah dia aku bisa digoda Yoona eonni karena berteleponan dengan Kyuhyun oppa.

 

“aissh oppa.. aku sedang dimobil. Jadi tidak bisa berbicara keras. Sudahlah.. kenapa oppa meneleponku?”

 

“aku ingin mengajakmu ke rumah. Ada hal yang ingin kuberitahukan. Tunggu aku jam 7 nanti ya.. aku jemput nanti” belum lagi sempat aku berbicara, dia menutup telepon. Dasar! Apa dia irit pulsa. Sebentar sekali dia berbicara. Dasar pelit!!!

 

“ahhh… Kyuhyun oppa~” Yoona eonni kini mulai lagi. Dia menyebutkan nama Kyuhyun oppa. Apa tadi dia tau kalau yang menelepon adalah Kyuhyun oppa? Ahh.. tidaak!! “eonni…!” kesalku sambil ngambek.

 

“Kyuhyun oppa~” mulai lagi. Kini dia berbuat seakan akan Yesung oppa adalah Kyuhyun oppa. “Seohyunnie~” SHOCK! Yesung oppa juga ikut menggodaku dengan membalas perkataan Yoona eonni. Tidakk!! Dimana Yesung oppa calon kakak iparku yang akan membelaku saat digoda Yoona eonni?!

 

“ANDWEEE!!!!”

 

~~~~

“eonni,,, aku tidak mau” pintaku mencoba agar tidak terus – terusan dijadikan boneka Barbie oleh Yoona eonni. Bagaimana tidak., dia tau Kyuhyun oppa akan mengajakku ke rumahnya. Oleh sebab itu, dia menyuruhku berdandan cantik layaknya seorang putri. Dia berkata, Kyuhyun oppa akan mengajakku ke lembaran yang lebih serius. Yang benar saja!

 

“eonni… jangan terlalu menor !” aku menolak. Soalnya, eonni sekarang tengah memberikan eye shadow pada kelopak mataku. Aku benci eye shadow, cukup bedak tipis saja kan. “seo-ah, ini supaya kau terlihat cantik di depan Siwon ahjussi, appanya Kyuhyun”

 

“eonni…!eonni berlebihan ah. Kyuhyun oppa itu hanya mengajakku ke rumahnya, bukan untuk bicarain soal..”

 

“pertunangaaaann~” potong Yoona eonni sebelum aku menyelesaikan bicaraku. Pipiku bersemu merah. Entah apa yang kupikirkan, tapi sejak Yoona eonni mengatakan pertunangan, aku jadi berpikiran soal itu. Mungkinkah Kyuhyun oppa akan mengajakku bertunangan? Kurasa itu tidak mungkin. Mungkin hanya dinner biasa saja.

 

Tak lama kemudian, penampilanku sudah berubah 180o oleh Yoona eonni. aku kini mengenakan dress berwarna soft pink yang cukup manis. Ya.. aku cukup menyukai styleku saat ini. Aku memandangi penampilanku di cermin seraya sedikit berputar – putar agar merasa lebih cocok, ya… aku jujur, aku agak merasa kurang cocok dengan pakaian ini.

 

“Seohyun.. Kyuhyun sudah menunggumu!” seru Yoona eonni serta membuka pintu kamarku sedikit.

 

“aaa.. kau itu sudah cantik kok” goda eonni ketika melihatku sedang bercermin. Aku malu sekali, aku kedapatan sedang berkaca. “eonni-ah” kesalku malu.

 

“sudahlahh… cepat keluar! Mau kau kupanggil Kyuhyun untuk masuk ke dalam kamar?!”

 

“EONNI!!!”

~~~~

“aigoo~~~ cantik sekali kau Seohyunnie..” kata Kyuhyun oppa kagum saat melihatku duduk di sofa. Aku tersipu malu mendengarnya. Dia tersenyum sangat indah, siapa sih yang tidak akan tersenyum melihat senyumnya? Pasti semua akan tersenyum dengan manisnya, termasuk aku. “khamsahamnida oppa..” jawabku.

 

“aduhh~ jangan bermesraan disini donk” goda Yoona eonni. Untung saja Taeyeon eomma dan Leeteuk appa lagi pergi ke rumah habeoji, kalau tidak, mampuslah aku. Memang mereka takka

n menggodaku, hanya saja, pasti aku akan malu digoda di depan kedua orang tuaku.

 

“eonni..!” gerutuku. Kesal sekali rasanya digoda terus sama eonni.

 

“sudahlah Seohyunnie.. ayo kita pergi” ucap Kyuhyun oppa mengenggam tanganku pergi. Aku hanya dapat tersenyum malu melihat perlakuannya terhadapku, juga.. tawa dari eonni.

 

Di dalam mobil, aku hanya dapat memandangi kaca luar. Aku terlalu malu untuk melihat Kyuhyun oppa. Mataku terlalu silau melihat ketampanan dan karisma dirinya *seo lebay ah -_-“*

 

KRING KRING..

 

Bunyi dering handphone Kyuhyun oppa terdengar jelas dalam mobil ini. Kyuhyun oppa dengan sigap mengambil handphonenya di saku celana menggunakan satu tangan, sedang satu tangan lagi tetap konsetrasi pada stir mobil. “ne appa. Wae?” dapat kupastikan yang menelpon adalah Siwon ahjussi, appa Kyuhyun oppa.

 

“ohh.. aku harus kesana sekarang? Tapi kan appa tau ada Seohyunnie yang akan datang”

 

“umm.. ne. aku akan kesana. Tunggu aku dan Seohyunnie” telpon ditutup terlebih dahulu oleh Kyuhyun oppa. Aku menatapnya penuh pertanyaan kepada Kyuhyun oppa, berharap dia mau menjawab pertanyaan dari raut mukaku. Dia menatapku sebentar lalu tertawa kecil, “hahaha.. tidak perlu menggunakan raut muka itu, Seohyunnie”

 

Aku berhembus lega, “ada apa oppa?”

 

“gini.. appa menyuruhku ke restoran. Mengajak makan malam bersama. Ada anak teman appaku yang akan melanjutkan perusahaan milik appanya.”

 

“lalu hubungannya dengan Siwon ahjussi apa?”

 

“perusahaan itu memiliki saham yang cukup besar di perusahaan appa. Bisa dibilang pendekatan lah..”

Aku mengartikan maksud Kyuhyun oppa sebagai ‘mencari muka’. Hal biasa yang sering dilakukan oleh pemilik perusahaan besar. Aku mengangguk tanda mengerti. Tak lama kemudian, kami sampai di sebuah restoran modern bergaya klasik. Saat masuk ke dalam, alunan biola mengalun halus. Kyuhyun oppa menelepon kembali Siwon ahjussi menanyakan letak tempat duduknya sekarang. Secara disini itu besar sekali tempatnya.

 

Kyuhyun oppa kemudian menarik tanganku menuju suatu meja, padahal aku sedang asyik melihat air mancur krim vanilla coklat yang sangat bagus. Cukup kesal aku dengan sikap Kyuhyun oppa. Mungkin dia melihat meja Siwon ahjussi. “appa… Minho!”

 

DEG!

 

Minho? Minho lagi?

 

“Kyuhyun… saudaraku. Apa kabar bro?” Minho menyapa Kyuhyun oppa dengan ramah. Mungkinkah mereka berkenalan. Kulihat Minho kemudian melirikku lalu menyunggingkan senyum penuh arti, menyeringai tepatnya. “seohyunnie.. duduk” Kyuhyun oppa mengajakku duduk. Aku menurutinya kemudian menyapa Siwon ahjussi, “annyeong ahjussi..” sapaku dengan ramah dan menyembunyikan ketakutan yang masih terselip dihatiku saat melihat.. Choi Minho.

 

“annyeong Seohyun. Apa kabarmu hari ini?” tanya Siwon ahjussi berwibawa.

 

“baik ahjussi…” jawabku agak sedikit gugup. Bukan masalah karena disapa calon ayah, tapi Minho terus mencuri pandang melihatku. Padahal dia sedang larut dalam obrolan beserta Kyuhyun oppa.

 

“kenapa canggung sekali Seohyun?” tanya Siwon ahjussi

 

“oh ya,,, Seohyun, mungkin kamu canggung ya karena belum kenal dengan Minho yaa.. ehmm,, Minho, perkenalkan ini Seohyun, yeoja chinguku.” Kata Kyuhyun oppa tiba – tiba. Minho mengulurkan tangannya tanda kenalan, dia berpura – pura tidak mengenaliku?

 

“Choi Minho imnida, hyunnie” katanya. Nafasku memburu sesak, hyunnie. Lagi..

 

“yak Minho! Jangan sok akrab pada Seohyunnie..” tegur Kyuhyun oppa. Minho hanya memamerkan senyum dan dehamannya. “ehm.. mianhae Kyuhyun. Aku hanya berusaha untuk menjadi dekat, setidaknya dia akan menjadi sepupuku kelak bukan.”

 

Sepupu? Maksud Minho sepupu?

 

Siwon ahjussi sepertinya mengetahui kepertanyaanku. “oh Seohyun. Kyuhyun tidak memberitahukan padamu? Aa.. ayah Minho dan ahjussi adalah saudara kandung, Seohyun. Dengan kata lain, Kyuhyun adalah sepupu kandung Minho.”

 

Sesak. Sepupu kandung? Kenapa aku tidak pernah mengetahui hal ini dari dulu. Kenapa minho tidak bilang dia punya sepupu dari dulu? Kenapa Kyu oppa tidak bilang tadi yang akan bertemu itu bukan hanya Siwon ahjussi tapi Minho, kenapa dia bilang itu hanya anak pemilik perusahaan yang memiliki saham besar di perusahaan Siwon ahjussi? Ada apa dengan ini semuaa??!!!!

 

“aku ijin ke toilet dulu” keputusan diambil. Aku lebih memilih menenangkan diri di toilet. Ya setidaknya mencuci mukaku. Untung saja sekarang toilet sedang sepi… tidak ada orang di dalam. Aku bisa menenangkan diri, ya setidaknya untuk beberapa waktu.

 

“tenang Seohyun.. tenang.. Minho hanya masa lalu. Ayo tenang..” aku masih mengingat kejadian tadi siang. Saat Minho datang lalu membuatku hampir seperti orang gila. Dan kini secara tak langsung dia akan selalu datang dalam kehidupanku. Dia telah kembali…

 

Sudah 15 menit aku tidak kembali. Untung saja aku sudah mengirim sms ke Kyuhyun oppa kalau aku pulang karena kurang enak badan, semula dia ingin mengantarku tapi aku menolak. Aku belum ingin keluar dari toilet ini hingga memastikan mereka sudah pulang.

 

From: Kyuhyun oppa ^^

Seohyunnie… aku dan appa sudah pulang ke rumah. Aku jenguk kamu dirumah yaa..

 

To: Kyuhyun oppa^^

Aniyo oppa.. tidak perlu. Aku butuh istirahat. Sampai jumpa besok ya oppa. Selamat malam~

 

Kuhembuskan nafasku lega, setidaknya aku bisa keluar dari sini.

 

KLEK

 

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA……………”

 

TBC

Hahaha… ada yang teriak tuh. Bagaimana ya kelanjutannya?

Ya stidaknya readers harus pada nunggu lagi.. wkwkwkwk..

RCLnya ya readers, dan saran sangat author butuhkan. Terima kasih utk yang telah membaca. Annyeong…

 

“Oppa… Saranghaeyo!”

Halo para readers ku yang kusayangi…

Author akan melanjutkan ff author yang berjudul “oppa… saranghaeyo!”

Sebenarnya ff ini terinspirasi dari beberapa orang. Baik dari ff karangan author lain *tp bukan berarti plagiat ya*, novel, serta kehidupan nyata author sendiri.

Ya… mungkin ada akan sedikit kesamaan cerita dengan ff lain yang kalian baca, tapi itu cumaa sedikiiiitt saja. Jadi jangan ambil kesimpulan plagiat ya..

So, pair kali ini juga SeoKyu, so bagi yang gak suka, gak usah baca. Dan jika emang mau baca, ninggalin comment. Tapi inget jangan ngebash…

 

“oppa… saranghaeyo”

Main cast:

-. Seohyun

-. Kyuhyun

Other Cast:

-. Sooyoung

-. Ryewook

-. Sunny

-. Yoona

-. Member sm entertainment *hanya beberapa

Genre: Romance, Friendship, Comedy, dll

Length : Series

 

________

Tapi, entah kenapa Kyuhyun sunbae seperti sudah menyihirku dengan sihir cintanya. Aku tidak bisa mencintai yang lain selain dirinya. Ya Tuhan ada apa dengan diriku. Kenapa aku lemah dalam asmara? Hufft… sungguh menyakitkan bila memikirkannya. “Seo Joo Hyun…” seseorang memanggil namaku. Aku, Sunny, dan Yoona membalikkan kepala. Minho kini sedang membawa sebuah buket bunga mawar putih. “saranghae…”

Aku melihat Yoona dan Sunny meminta pertolongan. Tapi jahatnya, mereka malah melihat ke arah lain seakan tidak mau tau. Aku menjadi kesal. Aku berdiri, Minho tersenyum saat aku berdiri. Mungkinkan dia menyangka aku akan menerimanya? Oh my god…

“Minho…” ucapku

“ne seohyun?”

“jangan pernah dekati aku lagi. Tidak capekkah dirimu mendekatiku terus. Aku saja bosan, minho..!!!” aku menggebrak meja sehingga Yoona dan Sunny serta Minho kaget. Mungkin juga yang lain sangat kaget mendengarku. Ya..  aku kan tidak pernah seperti ini. semua namja yang mendekatiku hanya kubalas dengan diam.

“se…seohyun..  ka..u kenapa?” minho berusaha bertanya. Aku memutar kedua bola mataku dan kembali menatapnya dalam “aku… tidak… mencintaimu… minho” aku mengeja kata – kata itu agar lebih jelas didengar oleh telinga rusaknya itu.

“se…se…seo…hyun” ucapnya terbata – bata. Dasar… terlalu dramalistis banget sih nih anak, katanya cool. Kok kayak gini…

“wae? Pergi sana!” dia berjalan pergi dengan lesu. Aku mencibir dirinya. Kulihat Yoona dan Sunny menggeleng. Biar saja! “seohyun…..” geram mereka berdua. Aku tersenyum getir dan mengangkat tanganku menjadi V “hehehe… peace”

Saat istirahat tiba, aku segera menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku – buku yang kupinjam. Aku berlari kecil menuju perpustakaan. Ingin sekali aku cepat sampai ke perpustakaan, karena… setauku disana ada Kyuhyun sunbae. Perpustakaan kini telah dekat, tapi… tiba – tiba aku melihat Kyuhyun oppa keluar dari perpustakaan bersama… Victoria sunbae?

“ahahahaha.. kyu, ada – ada saja kamu. Itu gak mungkin..” ucap Victoria sunbae sambil memukul lengan Kyuhyun sunbae. Kyuhyun oppa hanya meringis,”Vic… jangan gitu. Sakitt..” Ukhh.. kenapa ini terjadi di depanku? Menyebalkan. Aku segera pergi ke kantin yang kebetulan berlawanan arah dengan perpustakaan. Aku menyampari Yoona dan Sunny yang sedari tadi sudah makan. “menyebalkaan!!!”

“kenapa lagi, Seo? Kyuhyun sunbae lagi?” ucap Sunny seperti sudah menghafal kelakuanku. Dan lagi, aku mengangguk. “aku bosan dengan nama itu deh…” kata Yoona seperti menyindirku. “Yoona… kau tidak pernah jatuh cinta sihh..”

“mwo? Siapa bilang? Aku lagi jatuh cinta kok..” Yoona membuat aku dan Sunny terkejut. “ha? Kenapa tidak bilang – bilang sihh..siapa?” sunny mengangguk lalu melanjutkan perkataanku “kita kan best friend, ayolaahh…”

“iya – iya.. asal kalian tutup mulut ya” aku jadi semakin antusias dan penasaran sama siapa yang membuat Yoona jatuh cinta padanya. “aku menyukai….” Dia memotong bicaranya yang membuat kami semakin penasaran.

“donghae oppa…” kami berdua terkejut dan saling berpandangan, dan bersamaan berkata “DONGHAE???”  dia mengangguk.

Donghae itu adalah anak cowo yang cukup ating juga sih di sekolah ini. Banyak wanita yang ingin menjadi pendampingnya, tapi… dia itu playboy dan sedikit manja. Aku pernah berpacaran dengan Donghae dan.. ukhh,. Sangat menyebalkan. Dia sangat manja, dia setiap malam pasti ating ke rumah sehingga Ryewook oppa jadi kesal dan menyuruhku putus dengan Donghae. Semula aku tidak mau, tapi ketika aku pikirkan dengan matang, itu sangat benar.

“aku menyukainya.. sangat malah” lanjut Yoona. “Yoona.. kau tidak tau ating tentangnya yang terbaru?” ucap Sunny. Hmm… pasti tentang itu.

“ha?” sepertinya Yoona belum tau. Ya sudah, kasih tau saja. “gini lho.. gosipnya tuh, si Donghae lagi deket dengan Jessica. Bukan Jessica lho yang pdkt, tapi Donghae. Magic bukan? Ya.. setidaknya Jessica adalah wanita kedua yang pernah didekati oleh Donghae setelah aku” jelasku yang sukses membuat mata Yoona terbelalak. “mwo?”

“dan juga, mereka itu udah jadian lho.. kau tidak lihat? Setiap hari Donghae akan antar jemput Jessica ke sekolah. Juga sepertinya di rumah lebih mesra lagi..” lanjut Sunny. Ehm.. muka Yoona jadi geram nihh. Tiba – tiba si Ice Princess *baca: Jessica* lewat, langsung disamperin sama Yoona dan Yoona… astaga! Menjambak rambut Jessica.

“aww…. Apa – apaan kau Yoong?! Sakitt!!!” jerit Jessica. “Yoonaa…” kami berusaha melerainya, namun apa daya…“jangan dekat – dekat dengan Donghae oppa!!!” seru Yoona dengan volume yang keras sehingga seluruh kantin melihat kejadian sadis *(?)* itu. “haaaa!!! Gak salah dengar nihh! Wajar kan.. Donghae itu namja chinguku. Jadi wajar aku dekat dengan dia, pabo!” balas Jessica tidak kalah kerasnya.

“tapi aku menyukainya, dan tidak boleh ada seorang yeoja pun yang memilikinya, kecuali aku…!!!!” teriak Yoona. “DONGHAE ITU NAMJA CHINGUKU!!!” teriak Jessica juga. Dan kini telah terjadi perang, Yoona menjambak rambut Jessica, Jessica juga membalas menjambak rambut Yoona, dan seterusnya.

“sunny…” panggilku. Sunny melihatku, “Seohyun…” kami berdua mengangguk lalu segera pergi. Biar saja si Yoona, sudah dilerai, gak mau didengar sih. Kami berdua kembali ke kelas. Lelah banget, Yoona terlalu lebay deh. Masa karena Donghae aja langsung buat perang dengan Jessica gitu, ya ampun… nanti menyesal nangis deh..!

“Yoona pernah jatuh cinta, aku jatuh cinta… sepertinya hanya kamu yang belum pernah deh Sunny.” Ujarku asal. Ya, setidaknya mengusir sepi lah..

“oh ya.. hehehe.. bagus donk” kata Sunny cekikikan. Aku memutar bola mataku. “kau harus berusaha jatuh cintaa..!”

“mwo? Wae? Haruskah? Aku takut orang itu tidak menyukaiku”

“aduuhh… siapa orang itu? Awas saja kalau dia tidak menyukaimu. Akan kuhajar dia…” aku mengepalkan kedua tanganku untuk meyakinkannya. Dia tertawa. “kurasa itu tidak mungkin. And, kita juga masih sma. Gak mungkin kan kita pikirin itu. Pendidikan dulu lahh..”

“up to you dehh… pasrah!”

Ryewook POV

“ini susah Hyo…” keluhku pada Hyoyeon sahabatku. “haisshh.. kau aneh, Wook. Dulu kau yang paling hebat masak, masa makanan perancis ini kau tidak tau. Ini mudah” omel Hyoyeon.

“tapi… aisshh… aku capek”

“katanya mau untuk  Seohyun, masa menyerah di tengah jalan…” mendengar nama Seohyun aku langsung berdiri lagi dari kursi yang tadi aku duduki. “baiklahh.. demi Seohyun!” aku kembali memasak dengan sangat antusias hingga membuat Hyoyeon tertawa. “wae? Kenapa kau tertawa?”

“wahahahahaaaaa….. jujur.. hiiihiihi.. kau aneh.. sangat aneehh.. menyukai adikmu sendiri. Ckckck.. matamu buta dengan wanita luar ya. Wkwkwkwk…” katanya sambil memegang perutnya karena tidak sanggup menahan tawa. Aku mendengus kesal. Apa apaan dia? Terserah aku donk. Seohyun memang adikku tapi aku mencintainya, lebih mencintai daripada seorang adik, tetapi sebagai wanita dan pria.

“heyy.. ingat kau! Seohyun itu bukan adik kandungku. So, aku berhak mencintainya. Karena tidak ada hubungan darah dengannya.”

“wahahahaaa…” tawanya pecaah..!

“seo.. seohyun… kau belum pulang?” aku memasuki kamarnya pelan – pelan. Takutnya dia sedang mandi atau apa gitu. Tidak ada jawaban. Apa berarti dia belum pulang. Kulirik jam di kamarnya, jam 5 sore. Sesore ini dia belum pulang? Lagi buat apa ?

Aku mendekati meja belajarnya, ada  buku berwarna pink yang dikunci. Diary. Ya.. itu diarynya. Boleh kubaca tidak ya? Mm.. jangan. Tapi aku penasaran, mm.. buka saja. Aisshh.. tapi bagaimana kalau dia ating dan melihatku membaca diarynya. Oh tidak!

Lebih baik aku pergi ke dapur dan menyiapkan makan malam. Setelah aku masak, kuhidangkan makanan itu di atas meja. Lengkap dengan lilin untuk membuat suasana atingc. Hehehe… aneh emang. Tapi pikiranku emang lagi sedikit yadong. Maklum, ketularan Eunhyuk. Hahaha… tiba – tiba hapeku berbunyi.

Tit..tit..tit

From: My Seohyun

Oppa.. Ada tugas kelompok di rumah Sunny.oppa jemput aku di rumah Sunny ya… oppa tau kan?

 

To: My Seohyun

Ne Seohyun,, oppa akan menjemputmu

 

Sekarang sudah jam setengah 8, lebih baik aku bersiap untuk menjemputnya. Juga, rumah Sunny cukup jauh dari rumah ini. Kuambil jaketku dan dompet, takut-takut Seohyun melihat keroro lalu menyuruhku untuk membeli barang itu. Ya.. seohyun itu sangat menyukai keroro. Hampir semua barang miliknya ada keroronya. Aku saja bosan… ckckck…

Selama perjalanan, aku terus memikirkan seohyun. Aku merasa terkadang aku ini gila. Betul kata Hyoyeon, ini gila. Menyukai adik sendiri. Walaupun aku tidak mempunyai hubungan darah dengan Hyoyeon, tapi ini sebenarnya tidak boleh. Mataku telah buta oleh seohyun, dia membuatku jatuh cinta pada dirinya, walau ku tau, dia menyukai seseorang di sekolahnya dan itu bukan aku. Dan aku yakin, dia tidak akan bisa mencintai diriku yang notabanenya kakaknya sendiri. Seohyun juga belum tau, kalau aku bukan oppa kandungnya. “Wook oppa..” panggilannya terhadap diriku. Aku masih ingat saat dia menyebutkan namaku saat masih kecil. Wook oppa, nama yang singkat. Tapi aku menyukai nama yang diberikannya itu.

Tiba tiba handphoneku berbunyi, ada sebuah panggilan dari handphoneku. My Seohyun. Nama itu tertera di layar handphone Lgku. “yeobseo..”

“oppa… lama banget sihh.. cepat dikit donk!” suara seohyun terdengar dari seberang sana. Sebegitu lamakah aku? Padahal aku rasa udah cepat nih.

“ow nee.. mian kalau oppa lama..” ucapku lalu memutuskan sambungan telepon.

Seohyun POV

“Yoong.. tunggu sebentar lagi ya.. pliss..” mohonku pada Yoona agar mau menunggu sebentar lagi sampai aku dijemput Ryewook oppa. “Seo.. aku ngantuk tau!Emang kalau kamu ngantuk , kamu gak mau pulang?” omel Yoona, huhh.. gimana nih!

”heii.. ya sudah kalian ini. Yoona, tunggulah sebentar. Aku ambilkan kalian cemilan atau kue ya…” kata Sunny mencoba menenangkan. “hufft… baiklah. Kalau ada cemilan, aku mauu…!!!” Yoona langsung menjadi semangat setelah mendengar kata ‘cemilan’

Sunny pun pergi meninggalkan kamar miliknya yang bernuansa light blue ini. Aku dan Yoona diam dalam kamarnya, namun pandanganku mengarah pada sebuah buku diary milik Sunny yang tergeletak di atas meja. Aku melirik Yoona lalu kami tersenyum menyeringai. Kami hampiri diary itu dan kami membuka halaman demi halaman dari diary itu.. hahaha… kami jahil sekali ya. Namun, kami melihat dia telah menulis untuk hari ini.. wahh…

 

18 november…

Hari ini, Seohyun sedih karena Kyuhyun sunbae. Hari ini juga, Yoona mengungkap siapa yang dia sukai.donghae. namja manja dan playboy bagiku dan pastinya bagi Seohyun yang pernah menjadi yeoja chingunya. Aku jadi merasa terkucilkan. Aku juga ingin menungkap siapa yang aku suka. Tapi, aku takut dia tidak menyukaiku. Karena rasanya dia menyukai yeoja lain. Hufft.. andai saja white prince dapat mengerti perasaanku. Saranghaeyo White Prince..!!!

 

“mwo? White prince?” ucap kami berdua bersamaan. Jadi.. selama ini Sunny lagi menyukai seseorang. Tapi siapa… dia selalu mengatakan tidak ada. Padahal ada. Dasar Lee Sunkyu…!!!

“nahh.. ini…” sunny ating dan melihat kami memegang diarynya. Raut mukanya menjadi kesal. Aku jadi serba salah, Yoona segera menyembunyikan diary itu di belakang badannya. “mianhae Sunny…” kompak kami berdua. “kaliaaannn..!!!”

“heheheheee.. tapi kamu harus ngaku sekarang” ucapku

“ngaku a..atas hal? Kurasa aku tidak me.. lakukan apapun..” sergah Sunny agak gagap

“atas siapa itu White Prince… ayo ngaku…” sambung Yoona

“gakk…!!!” Sunny berteriak histeris tidak ingin.  “ayooo….. janji deh kami akan bantu kamu…”

“hhhmmm.. tidaaaakk.. andweee!!!”

“ayoo…” kami terus merujuknya, tapi.. kayaknya gak bakal berhasil melihat keteguhan hatinya itu. Huft.. baiklah. Aku menyerah.. tapi Yoona kayaknya juga gak menyerah. Terserah saja..

“ANDWE!!!” teriak Sunny dengan suara khasnya yang harus membuatku menutup kedua telingaku. Aku tidak mau gendang telingaku pecah karena dia.

 “Wook oppa!!!” seruku saat melihat mobil berwarna putih terparkir di depan rumah Sunny. Tidak salah lagi, itu Ryewook oppa. Dia melambaikan tangan saat melihatku dan sepertinya menyuruhku untuk turun. Segera kubereskan segala perlengkapanku, Yoona dan Sunny yang sedari tadi masih perang bingung melihatku.

“kau sudah dijemput?” tanya Yoona dengan memiringkan kepalanya. Aku menangguk, “tugas kita sudah selesai makanya aku meminta oppa untuk menjemputku. Wae Yoong? Kau mau ikut?” tawarku

“ani.. aku akan menginap di rumah Sunny. Orang tuaku lagi ke Jepang”

“sudah ya…” desis Sunny lirih. Aku hampir tidak bisa mendengar. Aku menatapnya bingung, dia seperti takut, khawatir, dan apalah itu. Dia seperti aneh.

“Sunny-ah, gwenchana?”

“ha?! Ne… gwenchana!” katanya seperti agak kaget. Dia melamun?

“oh ya.. aku turun ya. Oppa sudah menungguku dibawah” ujarku lalu memanggul tas di punggungku. “aku ingin ikut ke bawah..” seru Yoona, tapi tidak dengan Sunny, dia malah duduk pasrah di atas tempat tidurnya. “kau tidak ikut, Sunkyu?” goda Yoona

“Sunny, Yoong!”

“oh ne.. Sunny, tidak ikut ke bawah mengantar Seohyun?” tanya Yoona ulang.

“mm… baiklah”

“Wook oppa, mianhae lama..” seruku lagi saat sudah berada di depan mobil bersama Sunny dan Yoona. Dia tersenyum manis tanda tidak apa – apa, menurutku.

“gwenchana.. Sunny dan Yoona mau ikut?” tanyanya bingung saat melihat Sunny dan Yoona ada disampingku.

Yoona sudah langsung menggeleng, tapi Sunny aneh lagi, dia malah menunduk seperti tidak mau melihat wajah Ryewook oppa.

“Sunny-ah” kata Ryewook oppa lagi tapi tidak dibalas hingga Yoona menyikunya, “Sunny!” bentak Yoona

“ohh.. wae? Waeyo?” tanyanya terkejut. Ada apa dengan anak satu ini? Dia mulai seperti ini sejak Ryewook oppa datang, apa mungkin…

“kau mau ikut?” tanya Ryewook oppa sabar. Sunny tersenyum, “aniyo…”

“ohh.. baiklah. Sampai jumpa..”

“daa teman-teman” ucapku melambaikan tangan dan dibalas dengan lambaian tangan mereka berdua. Ada – ada saja..

~~~

“kau sudah makan?” tanya Ryewook oppa membuka pembicaraan yang sedari tadi hanya diam.

“belum.. aku kan mau makan makanan oppa yang sangat enaak” kataku semangat.

“jeongmalyo?”

“ne oppa…”

“baiklah… kita makan dirumah ya. Oppa juga sudah masak makanan special..” Masakan special?! Waahh.. bakal makan enak deh malam ini. Yipii….

~~~

“oppa… kenapa mataku harus ditutup sih?” gerutuku pada Ryewook oppa karena kini dia sedang menutup mataku dengan kain hitam. Maksudnya apa coba? Sureprise? Ahh.. tidak perlu seperti ini juga kan.

“sabar.. sedikit lagi kita sampai”

Beberapa saat kemudian, aku merasakan kalau oppa menuntunku untuk duduk di kursi. Dari arah perjalanan, aku dapat mengetahui kalau ini di meja makan rumah. “oppa….” Kataku tidak sabar. Aku semakin penasaran dengan apa yang sedang diatur Ryewook oppa.

“sabar…. Oke.. 1….2…3…” ucap Ryewook oppa sambil membuka lilitan kain yang menutupi mataku. Aku tidak percaya dengan mataku, fatamorganakah? Aku menggelengkan kepalaku berharap fatamorgana ini dapat berakhir, tapi.. tidak.

Makanan ala italia, lilin, dan sebuket bunga mawar yang sudah ditata rapi terletak manis di meja. Lampu ruang makan kini dalam keadaan padam. Hanya ada penerangan dari lilin yang begitu… romantis?

Makan malam romantis?

“oppa…?!” tanyaku tidak percaya dengan penglihatanku. Dia kini tersenyum padaku dan tidak membalas pertanyaan singkat dariku. Aku memandanginya sebentar, dia tetap tersenyum. Lama kelamaan, tatapanku berubah menjadi tatapan bingung dan aneh tanda tidak mengerti.

“Seo Joo Hyun…” katanya setelah sekian lama hanya tersenyum dan tersenyum.

“ne?”

“mungkin ini aneh, tapi.. sesungguhnya aku itu..” katanya terpotong karena sepertinya grogi. Apa yang akan dikatakannya?

“wae oppa?”

“aku… aku.. sarang…”

Titt titt titt… handphoneku berbunyi! Segera aku mencari tasku tapi tidak ada. Aku menyalakan lampu ruangan, dan ahaaa… ada di atas sofa. Aku merogoh tasku mencari handphoneku.

End Seohyun POV

Ryewook POV

Aku hanya dapat tersenyum dan tersenyum. Memandangi wajah imutnya itu sangatlah tidak membosankan. Dia menawan, baik saat sedang marah, senang, bahkan bingung seperti inipun dia tetap cantik. Ingin sekali aku lebih lama lagi, tapi tidak mungkin. Aku harus segera menyatakannya, sudah cukup kupendam perasaan ini sejak aku berumur 12 tahun hingga sekarang, sudah hampir 10 tahun kupendam perasaan ini.

“Seo Joo Hyun” kataku kemudian. Mukanya langsung cukup berseri seri. Mungkin dia terlalu bosan menunggu aku berbicara, “ne?”

““mungkin ini aneh, tapi.. sesungguhnya aku itu..” perkataanku terhenti oleh perasaan grogi yang tiba-tiba saja muncul. Aku menghembuskan nafasku berusaha agar grogi ini berakhir, tapi tidak. Tapi.. aku harus tetap menyatakan perasaanku. Tidak bisa ditunda lagi.

“wae oppa?” tanyanya bingung. Aku mengumpulkan seluruh keberanianku.

“aku… aku.. sarang…hae Se”

Titt tit tit…

SHIT! Kenapa di keadaan seperti ini ada yang menelepon?! Sial! Dapat kupastikan Seohyun sudah tidak memperdulikanku, yang dia perdulikan adalah handphonenya yang lagi berdering dengan kerasnya. Aku menghembuskan nafas dengan kesal. Malah sekarang dia menyalakan lampu ruangan hingga dari suasana romantis yang sudah kubuat berakhir sudah. Kini dia telah mendapatkan handphonenya dan aku kesal. Yaa… aku kesal! Kusumpahi orang yang meneleponnya tidak akan dapat pacar!

“Sunny-ah.. waeyo meneleponku?” aku terkejut. Sunny yang menelpon? Oh tidakkk.. sumpahku tadi? Semoga sumpah itu tidak berjalan. Kasihan jika Sunny tidak punya pacar, yeoja lucu sepertinya jomblo. Jangan.. jangan…

“ohh.. mianhae. Bawa besok saja yaa… daa” dia menutup telepon lalu duduk kembali, tapi matinya tidak dimatikan. Mana ada suasana romantis

“tadi oppa mau bicara apa?” tanyanya polos. Aku sudah tebak, dia tidak mendengar kata ‘saranghae’ itu. Haruskah kuucapkan sekali lagi? Keberanianku sudah hilang. Aku masih terlalu kesal untuk beromantis.

“sudahlah.. bukan pembicaraan penting. Sekarang, ayo makan. Nanti supnya keburu dingin” kataku sambil merutuk diriku sendiri. Bukan pembicaraan penting?! Hello.. ini pembicaraan yang sungguh sangat penting bagi masa depanku, bagi asmaraku.

“jinjja?” tanyanya seperti kurang yakin dengan perkataan ‘bukan pembicaraan penting’. Aku berusaha untuk tersenyum tanda itu betul, dan dia mengangguk lalu mulai makan.

Baiklah.. mungkin lain kali aku bisa melakukan itu lagi. Kim Ryewook,, Semangat!

End Ryewook POV

~~~

Keesokan paginya, seperti biasa. Ryewook mengantar Seohyun ke sekolahnya lalu pergi kerja mengurus hotel bintang lima milik keluarga mereka. Sedangkah Seohyun, sudah berdiam diri dalam kelas.

“Seohyun…”

“annyeong Joo Hyun”

“pagi yang cerah. Selamat pagi seo…” sapaan demi sapaan terekam dan itu menjadi kegiatan rutin para penggemar Seohyun. Seohyun hanya dapat memberikan senyuman untuk membalas sapaan mereka, kerongkongannya tak  mampu membalas satu per satu kata untuk mereka semua. Mungkin cuma ‘hai juga’ dan ‘gomawo’ yang dapat dia lontarkan. Tapi lain hal jika yang menyapanya adalah,, “annyeong princess Seohyun” sapa seorang namja idola Seohyun, Cho Kyuhyun.

Tak dapat dipungkiri, melihat wajah Kyuhyun, pipi Seohyun akan merona merah apa lagi mendengar sapaan gombal dari Prince Charmingnya ini. “Kyuhyun sunbae.. annyeong” balasnya. Mungkin hanyalah kakak senior pujaan hatinya ini yang dapat membuatnya luluh.

“sepertinya hari ini kau begitu banyak penggemar yaa..” kata Kyuhyun yang hanya dapat membuat Seohyun tersenyum malu. “haduuh… aku capek denganmu. Sudah kubilang tidak perlu malu jika berhadapan denganku. Aku tau aku tam.”

“annyeong two hyun” sapa seorang yeoja tinggi yang tidak salah lagi adalah Sooyoung.

Two Hyun?

Seohyun POV

Two Hyun?

Sooyoung sunbae mengatakanku dan Kyuhyun sunbae itu two Hyun? Apa dia menyukai bila aku dan Kyuhyun oppa menjalani sebuah hubungan? Yahh.. seperti artis – artis sekarang ini. Sebut saja aktris Taeyeon dan Leeteuk itu, mereka kan disebut TaeTeuk dan itu terdengar sangat romantis.

“Sooyoung!” bentak Kyuhyun sunbae. Dia membentak Sooyoung sunbae. Apa dia tidak suka jika..

“waeyo? Kau marah?” tanya Sooyoung sunbae dengan nada meledek.

“ne! pagi – pagi kau sudah buat ulah. Dasar evil!” bentak Kyuhyun sunbae. Aku hanya dapat diam melihat tingkah kedua sunbaeku yang sangat kekanak-kanakan. “ha! Aku evil? No! kau itu yang evil, pabo…!!!” ucap Sooyoung sunbae tidak terima dengan perkataan Kyuhyun sunbae.

Tingkah mereka sungguh menggelikan. Tapi aku merasa sedih, apa artinya Kyuhyun sunbae tidak menyukai bila aku dipasang-pasangkan dengannya.

“ehmm…” aku mencoba untuk merubah suasana mencekam ini. Mereka bertengkar seperti tidak merasakan bahwa ada aku disini. Kurasa dengan berdeham, mereka dapat sedikit merasa malu.

Mereka berdua akhirnya berhenti dari aktivitas ribut itu, dan saat melihatku mereka merasa agak malu. Bagaimana tidak? Bertengkar tanpa mempedulikan orang  di sekitar? Ini sudah kedua kalinya!

“oh Seohyun.. mianhae.. mianhae” kata mereka bersamaan. Bersamaan?! Oh tidak… mereka semakin dekat saja.

“ani.. gwenchana. Aku permisi dulu ya sunbae..” ucapku. Aku memutuskan untuk pergi dan mencurahkan isi hatiku ini pada kedua sahabatku.

~~~

“Sunny-ah,, Yoona-ah” kataku saat sudah berada di depan mereka. Kutampakkan wajah sedihku, aku memang sedih.

Mereka memandangiku sekilas, lalu kembali bercengkrama seakan aku ini tidak ada. Aku mengerucutkan bibirku lalu duduk di bangku tepat di depan mereka. “kalian mengacuhkanku?!” kataku tak percaya dan sedikit membentak.

“Seo, kami bukan mengacuhkanmu” kata Sunny

“kami hanya bosan melihatmu setiap pagi begini mulu. Aku tebak, kali ini kau mau curhat soal kedekatan Kyuhyun sunbae dan Sooyoung sunbae kan?” sambung Yoona. Gotcha! Dia benar. Aku memang mau curhat soal itu. Karena aku… aku tidak mau memendam ini sendiri. Aku tidak mau tersakiti sendiri, egois memang. Tapi, mereka juga harus mengerti

“kalian bosan?” mereka menangguk mantap. Aku menundukkan kepalaku lalu kembali berbicara, “tapi.. kenapa aku tidak pernah bosan dengan Kyuhyun sunbae? Kenapa aku masih terus menyukainya? Aku tidak tau.. bantu aku” entah kenapa kata – kata itu meluncur saja dari mulutku. Aku tidak tau kenapa aku dapat mengucapkan kata sepuitis itu.

“seo-ah…” ujar  mereka berdua. “kenapa… kenapa kalian bisa bosan dengan semua ini? Tapi kenapa aku tidak bisa bosan untuk menyukai dan tergila gila dengan Kyuhyun sunbae.. kenapa?”

“seo… itu semua karena kau memang mencintainya… mianhae seo” ucap Sunny

“ne seohyun.. mianhae kami mengacuhkanmu” lanjut Yoona.

Aku menangguk tersenyum, “gomawo~”

~~~

Kyuhyun POV

Sooyoung memalukan diriku! Tega-teganya dia mengatakan hal seperti itu di depan Seohyun. Two Hyun? Cih! Lelucon macam apa itu… aku tidak pernah menyukai Seohyun. Ya memang nama belakang kita berdua sama, hyun. Tapi bukan berarti kita berjodoh kan. Aku menyukai seseorang dan tidak akan pernah terganti di hatiku.

Yeoja itu lebih manis dari siapapun. Sifatnya dan sikapnya membuatku jatuh cinta padanya. Ya memang agak sedikit buruk depan seorang namja, tapi menurutku itulah keunikan darinya. Sepertinya kalian dapat mengetahui siapa yeoja itu. Ya.. benar.

Sooyoung

Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Aku sangat menyukai saat kami diberi julukan evil couple, karena kejahilan kami yang tidak ketulungan. Aku menyukai semuanya… tapi Sooyoung tidak pernah dapat mengerti perasaanku, dia selalu mengangguku dengan juniorku yang satu itu, Seohyun. Dia mengatakan kami cocoklah, inilah, itulah, dan sebagainya. Tapi entah kenapa aku lebih menyukai Sooyoung dibanding Seohyun, aku hanya menganggap Seohyun sebagai adik kelasku. Itu saja..

“Kyuhyun… Kyuhyun…!!!” teriak Sooyoung di depan wajahku. Aku tersentak kaget karena teriakannya, “ya pabo! Kalau aku tuli karena teriakanmu bagaimana, ha?!”

“salahmu sendiri melamun… melamun apaan sih? Jangan – jangan soal yeoja yaaa…” DEG! Kenapa dia dapat mengetahui kalau aku melamunkannya, apa dia dapat membaca pikiranku. Aniyo… aku belum siap menyatakan cintaku sekarang. Aku belum menyiapkan bunga, dinner, dan sebagainya. Semuanya itu belum siap.

“hmm.. aku..”

“ahh.. pasti si Seohyun kan! Waaa.. bilang saja kalau kau memang menyukainya, Kyu” ucap Sooyoung yang membuatku sangat kesal. Ingin sekali aku menggebrak meja lalu meluruskan semua ini. Aku tidak menyukai Seohyun! Biar dia itu populer kek, cantik kek, pintar.. pokoknya aku dan dia hanya sebatas senior dan junior.

“Sooyoung… aku dan Seohyun hanya senior dan junior. Tidak lebih..” ucapku tegas. Bukannya terdiam, Sooyoung malah memutar kedua bola matanya dan kembali menatapku, “kapan kau bisa jujur?”

“SOOYOUNG!”

“Kyuhyun-ah!!!!” gertakannya lebih menyeramkan dibanding gertakanku. Kalau aku bukan sahabatnya, aku pasti akan menyangka dia yeoja jadi jadian.

“kau.. ekh! Dasar yeoja aneh!” kesalku lalu pergi keluar dari kelas. Aku tidak mau mukaku kelihatan tua karena yeoja aneh ini, walaupun aku sebenarnya menyukai Sooyoung.

Author POV

“week.. dasar Kyuhyun jelek!” ucap Sooyoung seraya menjulurkan lidah kea rah Kyuhyun yang sudah di dekat pintu kelas. Orang yang merasa dipanggil pun berbalik

“mwo?! Apa kau bilang?!” marah Kyuhyun karena dikatakan ‘jelek’. Kata yang paling dibencinya selama ini. “jelek? Wae? Marah?” kata Sooyoung dengan santai. Dia tau, dia tau kalau Kyuhyun pasti marah jika mengatakan Kyuhyun jelek. Ini sudah kebiasaan dari mereka berdua, ejek dan mengejek. Satunya mengejek, satunya pasti marah.

“dasar kau Choi Sooyoung,,,!!!” Kyuhyun mengambil langkah untuk mengejar yeoja satu ini. Namun, Sooyoung sudah terlebih dahulu lari sehingga terjadilah aksi kejar – kejaran. Ciri khas mereka berdua yang pasti akan membuat semua orang iri, dengan berpikir, itulah cara mereka mengungkapkan sayang.

Aksi mereka sampai di tengah lapangan, entah apa tidak ada rasa capek dalam aksi itu. Dengan riang mereka saling kejar mengejar.

“sunbae..” lirih seorang yeoja yang melihat aksi itu. Titikkan air mata mulai menetes di pipinya. Berlebihan? Mungkin saja. Tapi dia merasakan itu, merasakan cemburu yang amat dalam. Seohyun bisa saja kesana dan menghentikan semua, tapi, kakinya terlalu berat untuk melangkah.

“Seo-ah?” sapa seseorang yang bingung melihat Seohyun bersedih dekat tiang.

“ahh.. Key-ah. Annyeong,” ucap Seohyun membalas sapaan Key seraya membungkuk dan menghapus air matanya. Orang yang disapa pun hanya tersenyum renyah melihat tingkah Seohyun yang dapat berubah sedemikian rupa itu.

“kenapa…?” tanya Key halus, berusaha agar orang yang ditanya tidak terlalu canggung. Tapi kenyataan pahit *(?)* menimpa Key, Seohyun hanya dapat memandang lurus menuju lapangan, melihat orang yang dicintainya sedang bermain riang bersama yeoja terdekatnya.

“Seo…Seohyun” Key mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Seohyun, mata Seohyun pun tersadar. “aa… a, mianhae Key-ah”

“gwenchana.. tapi, lebih baik kau masuk kelas. Sebentar lagi bel pasti akan berbunyi” ujar Key. Seohyun hanya dapat tersenyum mendengarnya, tapi matanya terus mengekor Kyuhyun dan Sooyoung yang kini sudah duduk di tengah lapangan sambil tertawa ria.

“ne.. gomawo”

 ~~~~

“Seohyun… Seo joo Hyun” tangan Sunny terkibas jelas di depan mata Seohyun yang hanya dapat diam dan diam. Dia sudah melakukan ini selama istirahat penuh, dan kini saat ada mata pelajaran kosong, aktivitas sama dilakukan Seohyun kembali. Kedua temannya hanya dapat pasrah dengan keadaan Seohyun. Patah hati. Satu kata yang paling tepat untuk Seohyun.

“dia.. kenapa?” tanya Yoona pada Sunny yang sedari tadi berusaha menyadarkan Seohyun. Sunny hanya dapat mengangkat bahu melihat kelakuan Seohyun. “broken heart.. maybe” ucap Sunny.

“sedari tadi dia seperti ini terus. Apa kau pikir ini karena sunbae?” lanjut Sunny. Yoona mengambil kursi lalu duduk di sebelah Sunny. “ mungkin.. tadi aku lihat, sunbae dengan Sooyoung sunbae sedang duduk berdua di kantin. Makan bersama..” jelas Yoona

Sunny kembali menatap Seohyun, masih sama saja. Tak ada gerakan sama sekali. “dasar sensitif” gumaman itu yang dapat keluar dari mulut Sunny. Tak ada unsur marah atau apa, tapi beginilah. Seohyun patah hati.

“sampai kapan dia akan terluka terus karena sunbae? Aku kasihan melihatnya..” kata Yoona lirih. Tatapannya menuju Seohyun yang sedang memandang lurus, hanya tangannya yang bergerak sesekali.

“semua namja ditolaknya hanya untuk sakit hati. Menyedihkan~” sambung Sunny.

“Kyuhyun sunbae~”

TBC

Hehehe…. Bagaimana

Bagus tidak? Pasti readers pada bête kan. Ya.. authornya aja bête #plakk

Maaf banget ya readers. Author jarang banget ngepost ff lagi. Soalnya belum dapat ide cerita yang pas.

Maaf..

RCL masih author harapkan. Author janji akan berusaha untuk cepat. Oke 😉

Thank You

Thank You!

Hai, readersku yang paling aku sayangi.
Author kangen tingkat akut banget sama readers sekalian
Gomawo ya kalian udah pada mau care sama web ini.. hehehheee
Sekarang ada ff oneshoot author nihh.. yaa…. Judulnya thank you!
N, disini semuanya point of view (POV) dari Tiffany.

~*~

Title: Thank You!

Author: Priskila

Cast: Tiffany – Donghae

OC: cari sendiri ya…

Genre: susah ditentuin ==’

DON’T LIKE THIS COUPLE? DON’T READ!
IF YOU KEEP READ, YOU MUST COMMENT OR LIKE!!!
SILENT READERS?! GO OUT!!!!
DON’T BASHING!!!
~*~

“aku bosan….” Keluhku sambil terus mengutak atik handphone LG milikku. Aku sangat bosan di ruangan ini. Di ruangan yang hampir semuanya berwarna putih ini dan berbau obat – obatan.
Ya. Kalian benar, sekarang aku ada di rumah sakit. Aku terbaring lemah di sini selama beberapa hari belakangan ini.

“eonni.. sabarlah sedikit. Eonni belum pulih sepenuhnya. Belum boleh keluar – keluar” ujar dongsaengku, Seohyun.

“tapi kan…”

“eonni…”

“hufft.. baiklah”

Kringg.. kringg…

“Kyuhyun oppa? Waeyo oppa?” kata Seohyun pada orang di seberang, mungkin itu namjachingunya, Kyuhyun.

“ne oppa.. nado bogoshippo, oppa.” Ujarnya lagi. “hmm.. enaknya yang pacaran” sindirku pelan sambil tersenyum kecil, hingga membuat pipi Seohyun merona merah. “eonni…” gumamnya malu.

“mm.. ani oppa. Mwo? Sekarang oppa? Tapi eonni…”
“ne.. baiklah” Seohyun menutup panggilan ponselnya lalu menatap diriku dengan tatapan sedikit ragu, “eonni..”

“ne?”

“eonni bisa sendirikah? Aku mau…” ucapnya terpotong, “ne.. silahkan kencan saja. Aku akan baik baik saja..” ucapku.”eonni yakin?” khawatirnya lagi. Aku mengangguk mantap. Dia menyiapkan obat – obatan dan segala keperluanku dulu sebelum pergi. Setelah membuang segala keraguannya terhadap diriku, akhirnya Seohyun mengambil tas selempangnya dan pergi.

“hufft… akhirnya aku bisa bebas dari omelan Seohyun.” Aku meregangkan kedua tanganku lalu bangun dalam keadaan terduduk. Aku tertawa sendiri mengingat segala omelan Seohyun, “eonni.. kenapa eonni bisa sakit seperti ini. Kan bisa merusak tubuh eonni yang cantik.” ; “eonni… makanlah bubur buatanku, aku sudah masak susah nih sampai begadang” ; “minum obat yaa… kereta obat masuk menuju mulut Tiffany eonni. Aaaa….”.

“bosaaaannn… Seohyun, aku ijin keluar yaaaa…” ujarku bercanda lalu mengambil jaket yang biasanya dipakai Seohyun.

Aku berjalan – jalan di sekitar rumah sakit. Tapi pemandangan tetap sama saja. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke atas rumah sakit yag setauku merupakan atap terbuka. Mungkin saja disana ada bangku dan berhembus udara yang dapat melepas keluhku.

~*~

Setelah sampai di atas, penglihatanku mendapatkan seorang namja yang sedang duduk di satu – satunya bangku di sini. Karena tidak ada bangku lain, akupun duduk di sebelah namja itu. Namja yang cukup ganteng. Apakah dia pasien juga di rumah sakit ini?

“annyeong…” namja itu menyapa. Aku celingak celinguk sehingga membuatnya sedikit kebingungan, “kau menyapaku?” tanyaku yang mungkin cukup aneh

“ne.. annyeong. Lee Donghae imnida.” Ucapnya memperkenalkan diri dan mengulurkan salam

“hmmm.. annyeong.. Hwang Tiffany imnida” aku tersenyum dan menyambut uluran salamnya.

“kau sakit apa?”

“mm.. aku minggu lalu terjatuh dari tangga hingga kepalaku agak.. bermasalah. Hehehe.. kalau kamu?” aku meraba perban yang menempel di kepalaku sambil ketawa gak jelas.

“aku… mm, oh ya, sudah berapa lama di rumah sakit?” kata Donghae seperti ingin mengalihkan pembicaraan. Mungkin dia kurang enak jika aku mengetahui penyakitnya. Sudahlah, tidak apa – apa.

“seminggu” balasku

“Donghae… kamu dirawat di ruangan mana?” tanyaku penasaran.

“aku.. aku dirawat di ruangan..”

“TIFFANY EONNI!!!” suara Seohyun mengagetkan kami berdua. Aah.. nih anak mengganggu saja. “Eonni ini kenapa keluar dari kamar sihh… aku kan jadi kelabakan mencari eonni. Sekarang eonni cepat kembali ke kamar, ini sudah malam. Nanti eonni tambah sakit!”seru Seohyun yang mungkin tidak dapat kulawan. “ne..” ucapku pasrah. Sebelum menuruni tangga, aku berseru “Donghae-sshi.. kapan kita bisa bertemu lagi?”

Dia membalik mukanya lalu tersenyum, “aku disini tiap malam. Kau bisa menemuiku tiap malam”. Aku membalas senyumannya dengan eye smile handalanku lalu pergi ke kamarku dan beristirahat. Aku besok akan ke sana lagi. Kurasa aku menyukainya..

~*~

“boleh ya… please… aku mau ke atas..” rayuku pada saeng yang keras kepala ini. “aniyo.. eonni masih sakit, jadi tidak boleh, arraso?” ucapnya tetap teguh pada komitmennya

“seo… kumohon. Yayayaya… Donghae pasti sudah menungguku di sana..” pintaku lagi
“aniyo eonni… skali tidak tetap tidak. Kalau eonni tambah sakit gimana? Susah kan eonni..”
“Seo..”
“aniyo!”
“seohyunku yang paling cantikk..”
“aniyo..”
“kalau gak dibolehin, aku telpon Kyuhyun nih yaa…”
“aku tidak peduli. Pokoknya eonni gak boleh ke mana mana! Titik tanpa komaa!”
“huhuhuuu… ijinkan eonni ya. Sekali iniii sajaa.. plisss”
“hufft.. baiklah. Ini yang terakhir ya”
“ne! gomawo seohyun yang paling cantik dan baikk!!!!”

Aku segera melangkah ke luar kamar dengan girang. Tapi,, ukh! Barang bawaanku ini banyak sekali. Seohyun menyuruhku membawa jaket, minum, obat, dan makanan kecil, alasannya sih supaya aku tidak membeli makanan dan minuman di luar. Ada – ada saja dongsaengku yang satu ini

Aku melihat Donghae sudah menungguku di atas, bibirku pun membentuk sebuah senyuman ketika melihat punggungnya. Aku mengendap – endap di belakangnya lalu “HAI!!!” seruku. “haaa!! Waaaaaa!!!” dia terkaget hingga hampir terjatuh ketika melihatku. Aku tersenyum sambil menahan tawa. Dapat kupastikan ia sangat kaget.

“Tiffany!” bentaknya
“waeyo? Kaget?” tanyaku menyindir. Hahahaa…
“Ya pastilah! Untung saja aku tidak jatuh tadi! Kau juga datang seperti hantu saja!” aku mengerucutkan bibirku ketika dia bilang aku seperti hantu. “mana ada hantu cantik sepertiku… gak akan ada” ujarku narsis.

“ckckckck….sudahlah, duduk sini” dia menawarkan aku duduk. Akupun menangguk dan duduk di sebelahnya. Tubuh kami hampir sangat rapat. Yaa,,, mungkin jarak antara kami hanya 10 cm. jantungku pun berdesir gugup. Aku sangat gugup berada sedekat ini dengan dia.

“tiffany-ah” kepalaku pun berpaling menatapnya. Matanya langsung menatap mataku, aku menjadi sangat malu. Pipiku merona merah. “pipimu memerah.. kau malu yaa? Hahaaaa.. memang tidak akan ada yang kuat menatap pangeran tampan sepertiku” narsisnya. Aku tak menyangka dia akan senarsis ini,”isshh… aku cuma malu karena tidak pernah sedekat ini dengan pria. Bukan karena ketampananmu, pabo” bohongku

“aku tak percaya”
“issshh… biarlah. Yang penting aku sudah mengatakan yang sesungguhnya” dia terus menggeleng, aku pun menggetok kepalanya dengan kepalan tanganku. “appoyo.. cantik cantik kok galak sihh” aku pun mengejarnya. Dan terjadilah aksi kejar – kejaran dari kami berdua. Sangat menyenangkan setelah aku harus seminggu ini berbaring terus di atas tempat tidur. Setelah puas berlari lari, kami pun merebahkan diri di atas lantai yang dingin ini, menatap bintang – bintang malam yang sungguh indah.

“umm.. Fany-ah”
“ne?”
“maukah kamu besok datang lagi ke sini besok?”
“mwo?”
“ne.. maukan kau datang lagi besok? Aku sangat ingin kau datang besok”
“hmm.. baiklah. Aku pasti datang. Tapi, bawakan aku bunga yaa.” Candaku tetapi dibalas dengan senyuman manis darinya
“oh ya,,, ini sudah jam berapa?” lanjutku
“jam setengah sebelas malam, waeyo?”
“mwoo? `oh tidaakk.. pasti Seohyun akan memarahiku karena aku lama kembali. Aku pamit yaaa” dia mengangguk. Saat aku berdiri, entah kenapa aku merasa ada yang menggenggam tanganku dan membuatku kembali terduduk.

CHU

Dia mencium pipiku kilat sehingga membuatku terkaku. “saranghaeyo Fany-ah”
What? It’s not a dream? He say he love me? Wawww… I want to say, I love him too.
“donghae…” ucapku terpaku
“aku menyukaimu… ani.. aku mencintaimu saat pertama kali melihatmu Fanny. Kau mengingatkanku akan kekasihku yang meninggal saat bersamaku, meninggal karena diriku. Namanya Yoona. Dia mirip denganmu Fanny..bolehkah aku merajut benang kasih itu lagi denganmu?” ucapnya sambil meneteskan air mata. Kuulurkan tanganku lalu mengusap air mata yang terjatuh itu. Aku sangat prihatin dengannya, baru kali ini kulihat dia serapuh ini.

“bukannya aku tidak mau Donghae.. tapi bolehkan aku memikirkan itu lalu menjawabnya besok?” dia mengangguk pelan. “sampai jumpa” ucapku lirih lalu pergi dari sana.

~*~

“eonni lama sekali!” bentakan Seohyun menyambutku saat masuk ke dalam kamar. “mianhae Seo… tapi aku tadi ke toilet sebentar.” Dustaku. Maaf dongsaengku, aku tak bermaksud membohongimu. “aissh.. baiklah. Eonni tidur sana. Istirahat” aku pun membaringkan tubuhku di atas ranjang lalu memejamkan mata. Berharap mimpi indah akan datang dalam tidurku ini.

Pagi harinya…
Sinar matahari berusaha membangunkan diriku dari tidurku yang pulas ini. Tetapi aku melawan, aku tetap saja memejamkan mata berusaha agar dapat tidur lebih lama. Selanjutnya kicauan burung – burung melanjutkan usaha matahari untuk membangunkanku, sangat ribut. Aku menyerah. Akhirnya mataku terbuka dan sosok seorang yeoja, Seohyun yang sedang tertidur pulas yang mau bangun pun juga ikut menyambutku.

“morning eonni…” ujarnya seraya tersenyum dan bangkit dari tidurnya. Kubalas dengan senyumanku. “mianhae aku bangun telat eon.. eonni mau makan apa? Biar aku beli..”

“aniyo… aku mau makan makanan bubur saja” Seohyun mengambil mangkuk bubur yang sudah tersedia di atas nampan. Mungkin saja tadi si suster yang menaruhnya. Dia mulai menyuapkan bubur itu satu per satu ke dalam mulutku.

Pikiranku pun mulai melayang. Peristiwa semalam. Donghae mengatakan dia mencintaiku. Dia bilang aku mirip dengan kekasihnya yang sudah tiada? Aku masih terdiam. Apakah harus kukatakan aku mencintainya juga? Aku memang mencintainya tapi aku kan baru bertemu dua kali dengan Donghae, mana mungkin aku langsung berpacaran dengan orang yang baru saja kukenal? Dulu saja aku berpacaran dengan Siwon setelah setahun kenal dengannya, itupun putus kembali. Bagaimana kalau ia cuma main”?

~*~

Malam harinya, aku pergi ke atas. Untung saja Kyuhyun mau bekerja sama denganku untuk mengajak kencan Seohyun malam ini. Kalau tidak, mungkin saja aku tidak bisa ke sini. Sosok Donghae sudah ada di tempat biasanya. Belum aku duduk juga, dia sudah berkata “annyeong.. jawabanmu apa Fanny-ah?” ia berbalik dan kulihat, dia membawa setangkai mawar merah yang cantik. Aku terpana.

“hmm… aku..”
“iyaa…?” kata Donghae penasaran
“mm…” aku kini menggigit bibir bawahku
“ayooo..”
“iyaa..” akhirnya aku mengatakan iyaa
“mwoo? Jinjja?” wajah DOnghae pun langsung berubah girang. Aku mengangguk sambil tersenyum. Dia melompat – lompat kegirangan. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkahnya.

“senangggg… gomawo chagiyaa… saranghaeeee!!!!” serunya yang membuatku tertawa lepas. “bunga yang indah.. untuk TIffanyku yang indah..lekas sembuh ya chagi” dia mengacak – acak rambutku yang tergerai bebas lalu memberikan bunga itu padaku.

“gomawo Donghae-ah..” ucapku. Tapi entah kenapa, dia malah kelihatan sebal

“formal sekali kau ini chagi.. kita sekarang adalah sepasang kekasih. Harusnya kau memanggilku dengan panggilan sayang.” Kesalnya

“hmm.. panggilan sayang ya? Apa?” ucapku polos. Panggilan sayang? Aku dan Siwon saja dulu selalu formal, seperti siwon-ah, siwon oppa. Siwon juga mengatakan Tiffany, MiYoung, Fanny. Tidak ada yang khusus dalam panggilan kami berdua. Tapi, sekarang orang yang kucintai (baca: Donghae) memintaku untuk memanggilnya dengan panggilan sayang. Oppa saja kah?

“hmm…aha! Donghae oppa saja ya..” kataku girang saat sekian menit berpikir
“aniyo” ucapnya datar dan dingin
“kalau gitu apa donk?” kataku lemas
“pikirkan!”
“hmmmmm….. Donghae oppa sajaaa…” rujukku
“aisssh… baiklah. Kau kupanggil Fanny chagiya sajaa..”
“ok..”

Selama malam itu, kami habiskan berdua. Tidak rasa sudah hampir tengah malam. Tapi tetap saja, kami tidak menghiraukan malam. Yang kami hiraukan hanya cinta kami berdua.
“saranghae Fanny..” ucap Donghae oppa sambil mengelus rambutku. Aku yang terdiam di pundaknya hanya tersenyum.”kuharap..kita dapat selamanya begini” ucapnya lagi. “itu pasti oppa.. kita akan selamanya seperti ini” lanjutku

“ya.. semoga..” ucap Donghae oppa lalu menatap langit malam.
“ah oppa… udah malam. Besok aku akan datang lagi…”aku segera bersiap untuk pergi. “Tiffany chagiya…” ucapnya seperti ingin menahanku. “oppa.. besok aku akan datang kok. Jangan khawatir… daaa..” aku mencium pipinya kilat tetapi tetap saja dia menahanku.
“oppa.. nanti seohyun marah .. mmmphhh..” bibirku terkunci dengan bibir Donghae oppa. Kututup mataku. “biarkan kita begini dulu.. kumohon “ kata Donghae oppa di sela ciuman ini. Tapi.. kenapa terasa asin? Mataku pun terbuka dan dapat kulihat, oppa menangis? Wae?

Aku melepas ciuman ini lalu mengambil nafas. Hampir 3 menit aku tidak dapat bernafas karena ciuman ini. “o..oppa” kataku saat melihat oppa kini telah terduduk sambil menangis. “don’t crying. Pliss…” kuusap air mata yang berjatuhan di pipinya itu. “oppa..”

“fanny chagiya… aku takut. Aku takut aku tidak punya waktu lagi,, untuk bersama denganmu. Aku takut..”

“ma..maksudmu apa.. oppa? Kita.. pasti akan terus bersama” ujarku sesenggukan.

“sudahlah.. kembalilah ke kamarmu. Istirahat sana..” kata Donghae oppa seraya mengelus pundakku.
“oppa yakin?”
“ne…”
“oppa?”
“iya iya,,, sana istirahat” ucapnya sambil tersenyum. Aku pun melangkah menjauh. Namun, masih ada keraguan dalam hatiku. Semoga tidak ada apa – apa.. kumohon

~*~

Keesokan pagi, aku masih merasa sangat khawatir. Entah kenapa ada rasa takut menyelimuti hatiku. Ada apa sebenarnya.
“eonni ternyata sudah berpacaran dengan Donghae oppa? Tapi aneh eonni.. kenapa kalian cuma bisa berkencan di malam hari. Aneh kan eonni.. nomor kamar saja tidak ingin diberitahukannya” kata-kata Seohyun semalam sudah menjalar hebat di otakku. Kenapa baru kusadari sekarang kalau itu aneh. Apa yang ada di otakku selama ini?!

Aku harus ke Donghae malam ini!
~*~
Seperti biasa, aku harus minta kerja sama Kyuhyun untuk membawa Seohyun. Untung saja Seohyun tidak curiga. Aku naik ke atas lagi. Tapi… dimana Donghae? Kenapa tidak ada! Biasanya dia ada duduk disini. Tapi kenapa tidak ada.

Aku berlari hingga berkali kali terjatuh. Aku berusaha mencarinya. Dimana Donghaeku? Dimana dia! Kemana kekasihku? Dimana… “o..oppa…!!!!! dimana kamu!!! A..aku merindukanmu.” Isakku sambil menahan beban tubuhku dengan tanganku di atas lantai.

Aku turun ke lantai bawah lagi, menuju resepsionis. Aku benar – benar bertekad, untuk menanyakan letak kamar Donghae oppa. “suster.. dimana kamar orang yang bernama Donghae?”

“mwo? Donghae? Mohon tunggu sebentar” ucap suster itu lalu mengutak – atik computer di depannya. “donghae… kalau boleh tau, nama famnya siapa? Lee? Park? Choi? Soalnya disini ada nama Park Donghaeyo, Lee Donghae, dan Choi Donghe.” Ucapan suster itu membuatku bingung. Aku lupa nama fam Donghae oppa. Tapi… sepertinya Lee
“Lee Donghae”

“ahh.. dia ada di kamar 496” mendengar itu aku langsung ingin ke sana
“tapi…. Dia sudah meninggal 3 hari yang lalu. Jasadnya masih ada di kamar mayat” aku berdiri terpatung. 3 hari yang lalu? Saat itu kan, aku pertama kali bertemu dengan Donghae. Donghae yang masih dapat utuh. Bahkan keesoka harinya kami berciuman. Mana mungkin dia meninggal! I don’t believe it. Donghae is life, he isn’t die.

“sus.. itu tidak mungkin. Saya masih berte..mu deng..annya kemarin. Juga ti..tiga hari yang lalu..” ucapku sesenggukan

“tapi itu benar…Park Donghaeyo juga sudah meninggal, Choi Donghae masih koma. Dan Lee Donghae benar – benar sudah wafat. Jika kamu mau, kamu boleh melihat jasadnya di kamar mayat sana.” Ujar suster itu. Kepalaku pusing.. mataku berkunang – kunang.
BRUKK..!!!

~*~
“eonni!!! Eonni sadarlahh…” tubuhku diguncang-guncangkan oleh Seohyun. Di sebelahnya juga ada Kyuhyun. “Se..seohyun” ucapku lirih

“eonni.. kenapa eonni pingsan di depan meja resepsionis? Sambil menangis pula. Ada apa eonni? Apa tentang…”

“orang yang bernama Dongae itu memang sudah meninggal, Fany. Dia kecelakaan dengan pacarnya, yang bernama Yoona. Setelah 2 hari kematian Yoona, Donghae juga meninggal. tepatnya 3 hari yang lalu.” Jelas Kyuhyun.

“tidakk.. itu tidak mungkinn..!!! Donghae itu hidup!!! Yang kutemui itu bukan hantuu!!!! Dia hidupp!!!” jeritku.

“eonni…. Donghae oppa sudah tiada. Benar kata Kyu oppa, aku saja tidak pernah tau tampang DOnghae oppa itu seperti apa.” Lanjut Seohyun

“Seo.. kau melihatnya. Dia saat itu bersamaku saat kamu memanggilku di atap. Dia ada sampingku Seo!”

“tidak ada siapa – siapa di samping eonni saat itu.. eonni hanya sendirian” ucap Seohyun. Ini tidak mungkin. Aku tidak berpacaran dengan hantu! Itu tidak mungkin.

“tidak.. tidakk.. tidaaaakkk!!!!” aku menangis histeris.” Itu semua tidak mungkin!!!! “

~*~
“oppa…” aku kini berada tepat di samping nisan Donghae. Aku kini percaya, Donghae oppa sudah tiada.

“oppaku saat itu berkendara dengan Yoona. Tapi, sebuah truk menabrak mobil mereka dari depan. Yoona meninggal di TKP, sedangkan Donghae oppa meninggal seminggu yang lalu” kata dongsaeng Donghae oppa, Lee Hyora yang juga ikut denganku.

“jadi begitu.. yang kulihat saat itu adalah roh Donghae oppa. Ya.. aku mengerti” gumamku lirih.
“oppa.. walau saat itu kamu hanya roh, tapi bagiku, kamu adalah pria sejati. Aku mencintaimu oppa… I never end to love you. Thank you. You make me feel about the mean of love. I keep love you… Thank you oppa” aku memeluk nisannya.

“Thank You About All.
Your Love. Your Heart.
I Will Keep Love You Forever”

EPILOG
Someone POV

Aku melihat tubuh yeoja yang kucintai itu di depan sebuah nisan. Raut mukanya seperti sangat terpukul dan sedih. Ini semua salahku. Aku yang membuatnya seperti ini. Aku yang bodoh. Aku mencoba mencintai manusia, padahal aku hanyalah roh dari tubuh yang sudah mati.

Kini akulah yang kembali terpukul. Ingin sekali rasanya aku memeluknya dan berkata “aku ada disini, Fanny. Aku mencintaimu”

“oppa..” pundakku ditepuk oleh seseorang. Aku terkejut. “Yoona?” ucapku melihat yeoja yang kini tepat berada di depanku.

“Donghae oppa.. kuharap oppa dapat tabah” dia tersenyum. Senyum yang sangat kurindukan.
“ne.. gomawo” aku memeluknya. Ya.. setidaknya di alam ini. Aku masih memilki Yoona, cinta pertamaku. Saranghaeyo Yoona… Saranghaeyo Tiffany Chagiya..

END

Gaje gak? Kurasa ini sangat gaje dan agak ngeganjal
Tapi inilah ide yang ada di otakku. Jujur, ini 100% berasal dari otakku. Tidak ada unsure plagiat sama skali. Murni milikku.
N, jangan lupa RCL nya ya. Kalau baca.. berarti harus comment atau like. Kalau tidak! Aku akan membunuhmu SILENT READER!!!

Clouds [ One-Shoot ]

 

Annyeong haseyo, readers ^^

Saya kembali lagi dengan membawa FF Galau kelas atas yang dikemas dalam bentuk One-Shoot  ><

Sebelumnya mian kalo FFnya ini pendek, alurnya kecepatan, dll.

FF ini terinspirasi oleh sebuah buku, dan bagi yang tahu bukunya udah ketahuan alur cerita FF ini kayak gimana nantinya ..

Oh ya, untuk FF Love Pop part ENDnya, masih dalam proses pembuatan .. rencananya, author mau buat part ENDnya panjang supaya para readers puas .. heheh 😀

So, let’s read !

Title : Clouds

 

Author : Flaviaa 

 

Length : One Shoot

 

Genre : Romance, Comedy, Family [?]

 

Cast : Cari sendiri ! 

 

                    

WARNING  !!

 

DON’T LIKE THIS COUPLE —>  DON’T READ !!

 

AND

 

DON’T BASHING + DON’T SHARE THIS FF !!

 

 

Leave a comment please ^^

 

 

♥  Happy Reading 

Sejak dulu aku menyukai awan ..

 Bentuknya beraneka ragam dan aku membayangkan rasanya pun pastilah amat lembut dan empuk ..

Betapa inginnya aku punya banyak awan ..

 

Seohyun POV

Aku sedang sendirian di dalam kamar .. sepi .. Huh. Tak ada yang bisa menemaniku saat ini.

TOK TOK

Hmm? Suara apa itu?

Aku pun mengarahkan mataku ke seluruh isi kamar, dan tertangkap sebuah manusia kerdil tiba-tiba mengetuk jendelaku.

Kulihat manusia kerdil itu, wajahnya tidak begitu ramah dan tidak bersahabat, buluku merinding melihatnya.

Dengan cepat, aku menutup tirai jendela ketika dia berseru,

“TUNGGU!”

Mwo? Ternyata dia bisa berbicara?

Manusia kerdil itu menunjukkan dua belas karung usam padaku, sepertinya dia ingin memberiku karung-karung ini.

Tapi … tunggu dulu! Aku belum tahu apa isinya, apa ini?

Aku memegang sebuah karung dan meraba-rabanya seperti mencari sesuatu.

Apakah ini sebuah bom? Andwae !!

“Maaf .. aku tidak bisa menerimanya, aku belum tahu apa isi dari karung ini ..” ucapku datar sambil menyerahkan kembali karung-karung itu.

“Aku sudah capek mengumpulkan semua awan-awan ini untukmu .. jadi kau harus menerimanya ..” jawabnya.

“Apa kau bilang? Isinya awan?!” ucapku kaget sekaligus gembira.

“Ne, Seohyun-ah. Waktuku sudah tidak lama lagi .. aku harus pergi .. ambillah dan gunakan baik-baik! Sampai jumpa!” ucapnya yang langsung melesat pergi dengan awan.

“E-eh kenapa dia bisa mengetahui namaku? Siapa dia?” ucapku bingung sambil memasukkan dua belas karung usam yang berisi awan itu.

Aku tidak sabar untuk membuka salah satu karung.

Dengan cepat, aku langsung membuka salah satu karung usam itu, dan menebarkannya dia atas tempat tidurku dan juga di atas lantai. Kupeluk, kuremas, kududuki, kutiduri semua awan itu. Memang sangat lembut dan empuk!

Tapi … aku berpikir mungkin ada hal-hal lain yang bisa kulakukan dengan semua awan ini.

Aku tahu! Aku akan menjahitkan sebuah syal untuk Kyuhyun oppa! Sudah lama aku menyukainya dan terkagum-kagum padanya dari jauh.

Aku menghabiskan empat karung awan untuk syal ini.

Keesokan harinya ..

Ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan syal untuk Kyuhyun oppa, untung dia sedang sendiri di kelas .. Aku masih merasa malu untuk memberikannya,

Tapi ini sudah menjadi tekadku! Jadi aku harus memberikannya sekarang juga, sebelum terlambat.

“Annyeong, oppa ^^ Kau sedang apa?” ucapku berusaha ramah di depannya.

“Oh, Seo! Aku sedang mencari artikel untuk tugas musim dingin bulan depan nanti, kau ada perlu apa?” ucapnya.

“Eh … Eh .. aku ingin memberikanmu syal ini .. kau pakai saat festival musim dingin nanti ya oppa.” ucapku gugup di depannya.

“Ne, baiklah. Gomawo, Seohyun ..” jawabnya sambil tersenyum kepadaku.

“Eh, aku tinggal dulu ya oppa. Kalkayo!” ucapku sambil melangkah pergi.

Aku berhasil!

Aku begitu senang sampai-sampai ingin melompat!

Sepulang sekolah, aku langsung berlari masuk ke dalam kamarku dan mengunci rapat pintunya.

Hmm .. masih tersisa 8 karung awan .. akan kubuat apa lagi ya?

Ya! aku tahu! Bagaimana kalau aku membuat bantal besar yang empuk untuk appa?

Baiklah, akan kubuat ^^

Seohyun, figthing!!

Aku menghabiskan 3 karung awan untuk bantal super empuk ini.

-o0o-

Ya! Sudah selesai!

Aku pun berjalan keluar dari kamar dan menemukan appa sedang duduk di ruang tamu sambil menonton sebuah acara TV kesukaannya.

Aku memegang erat-erat bantal empuk itu dan perlahan-lahan mulai mendekati appa ..

“Appa, ini untukmu.” ucapku pada appa sambil memberikan bantal yang telah kubuat dengan susah payah dari awan itu.

“Wah, gomawo Seohyun-ah. Kau yang menjahitnya sendiri?” ucap appa sambil tersenyum kepadaku.

“Ne appa, jangan lupa dipakai ya ^^” ucapku sambil balik tersenyum kepada appa.

“Baiklah, cepat tidur sana, nanti kau akan terlambat ke kampus nanti.” ucap appa.

“Ne, appa. Selamat malam ..” ucapku sambil kembali masuk ke dalam kamarku.

Sekarang di kamarku tersisa 5 karung awan, akan kugunakan untuk apa lagi ya?

Bagaimana kalau aku buat sebuah mantel untuk aku dan Kyu oppa?

Wah, ide yang bagus!

Jadi kami bisa bersama-sama memakainya saat festival musim dingin nanti, Kyaa!

Pekerjaan ini cukup sulit dan memakan banyak waktu, aku sampai semalaman untuk membuat mantel ini.

Tapi hasilnya … awan-awan ini menghasilkan mantel bulu yang hangat dan indah sekali.

Aku sudah menghabiskan 5 karung awan untuk ini.

Aku tidak sabar untuk memberikan mantel ini kepada Kyuhyun oppa, aku sudah membayangi jika aku dan Kyuhyun oppa memakainya bersama saat musim dingin nanti ><

Lebih baik aku tidur dulu.

-o0o-

Aku berusaha membuka perlahan kelopak mataku yang masih tertutup,

Mwo? Sudah jam 09.01!! Aku terlambat!!

Mungkin karena semalaman aku menjahitkan mantel untukku dan Kyuhyun oppa.

Huft -_-

Lebih baik aku harus cepat pergi ke kampus!

-o0o-

“Ya, sebagai hukumanmu .. kau harus menjaga perpustakaan sampai istirahat!” ucap Kim Songsaenim padaku.

“Ne, baiklah. Annyeong.” jawabku sambil mempererat tasku dan melangkah masuk ke dalam perpustakaan.

Bagaimana ini? Sekarang aku tidak tahu mau melakukan apa ..

“Seo?” ucap seseorang padaku.

Aku langsung berbalik ke asal suara tersebut,

“Kyuhyun oppa? Kenapa kau bisa disini?” ucapku.

“Aku hanya membaca buku disini, kalau kau?” balasnya.

“Aku dihukum menjaga perpustakaan sampai istirahat karena terlambat  oppa..” jawabku.

“Hahahah ..” tawa Kyuhyun oppa padaku.

“Oppaa!” ucapku kesal.

“Peacee .. heheh” jawab Kyuhyun oppa sambil menunjukkan barisan giginya.

“Oh ya, tunggu sebentar oppa!” ucapku baru ingat kalau mantel yang kubuat dari awan itu masih berada di dalam tasku.

Aku mengeluarkan sebuah kantong plastik yang berisi mantel untuk Kyuhyun oppa dari dalam tasku.

“Ini untukmu oppa! Kau harus memakainya saat festival musim dingin nanti bersamaan dengan syal kuberikan padamu ya oppa ^^” ucapku sambil memberikan kantong plastik ke tangannya.

“Ne, gomawo. Kenapa kau memberiku semua ini? Kau suka padaku ya?” ucap Kyu oppa menggodaku.

“Ya, apa yang kau katakan oppa! Kau percaya diri sekali ..” jawabku menutup-nutupi perasaanku.

“Heheh .. aku hanya bercanda.” ucapnya sambil mengusap-ngusap rambutku dengan lembut.

Kyaa! Dia mengusap rambutku saja, pipiku sudah berubah menjadi kemerah-merahan ..

-o0o-

Festival Musim Dingin Seoul ..

Tidak sadar, musim dingin sudah tiba.

Festival musim dingin mungkin sudah dibuka .. lebih baik aku harus bersiap-siap dari sekarang.

Aku menggunakan mantel yang dulu kubuat dari awan bersama mantel yang kuberikan pada Kyuhyun oppa.

Aku tidak tahu apakah dia akan memakai syal dan mantel yang kuberikan padanya.

Yang penting, aku bisa menikmati festival musim dingin tahun ini dengan ceria.

Aku sudah menunggu-nunggu saat ini.

Yup! Sekarang waktunya pergi ^^

-o0o-

Keberadaan Kyuhyun oppa belum terlihat sama sekali, padahal dia sudah berjanji padaku akan datang ke festival ini. Huh. Aku menyesal datang kesini.

“Hei!”

Aku langsung berbalik ke asal suara tersebut … Donghae oppa? Huh. Kukira Kyuhyun oppa.

“Donghae oppa? Kenapa kau bisa disini? Dimana Yoona unnie?” ucapku.

“Yoona sedang membeli gulali disana, kau pergi sendiri?” balas Donghae oppa.

“E-eh, ne.” jawabku singkat.

“Kalau begitu kau bergabung dengan kami saja ..” ucap Donghae oppa.

“Aniyo, oppa. Aku tidak ingin menganggu kalian berdua, aku mau pergi dulu. Annyeong oppa.” ucapku sambil menghindar dari ramainya festival itu.

Kyu oppaa! Kau dimana?

Pikiranku hanya terisi dengan Kyuhyun oppa.

Tiba-tiba kulihat sosok yeoja dan namja sedang duduk bersama di luar keramaian tersebut, hmm?

I-itu kan ….. Sooyoung unnie dan Kyuhyun oppa ….

A-aniyo … ini semua hanya mim-pi kan?

Mereka terlihat mesra sekali ..

Hatiku terasa seperti tercabik-cabik .. aku mulai berlari sekencang-kencangnya ketika Kyuhyun oppa dan Sooyoung unnie sadar bahwa aku telah melihat setiap gerak-gerik mereka.

Aku merasakan ada seseorang mengejarku dari belakang.

“Seohyun-ah!” seru seseorang yang mengejarku saat aku berlari.

END Seohyun POV

-o0o-

Author POV

Kyuhyun terus mengejar orang yang dicintainya dari dulu, orang itu adalah Seo Joo Hyun.

Ia baru menyadari saat Seohyun melihat dia berbincang-bincang dengan Sooyoung saat itu. Saat ini di pikirannya hanya satu,  yaitu Seohyun. Tidak tahu kenapa ia menyukainya.

Sekarang ia sedang memakai mantel dan syal yang diberikan Seohyun kepadanya.

Ia ingin menyatakan perasaannya .. sebelum terlambat ….

“Seohyun-ah!” serunya sambil mengejar-ngejar Seohyun dari belakang.

Ia ingin menjelaskan apa yang terjadi padanya.

Tiba-tiba Seohyun mulai memperlambat larinya, dan berhenti …

Seohyun merasa hawa dingin merasuki tulang-tulang rusuk-rusuknya,

“Se-seohyun-ah ..” ucap Kyuhyun yang sudah sampai di tempat Seohyun berhenti.

Hening.

“Aku mau bilang sesuatu, Seohyun-ah …. Aku mohon dengarlah …” ucap Kyuhyun.

Seohyun tetap tidak berkata satu pun, dia hanya terdiam ..

“Tadi aku dan Sooyoung hanya berbincang-bincang tentang adiknya yang sedang mengambil studi di London .. kau jangan berpikir yang tidak-tidak .. dan satu lagi, aku mau bilang ….” ucap Kyuhyun terpotong.

“Saranghaeyo, Seohyun-ah …” ucap Kyuhyun pelan tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Seohyun.

END Author POV

-o0o-

Seohyun POV

“Saranghaeyo, Seohyun-ah …” ucap Kyuhyun oppa pelan tapi masih bisa terdengar jelas di telingaku.

Apa yang oppa katakan? Ini salah satu khayalanku kan? Tidak mungkin Kyu oppa mencintaiku ..

“Seohyun-ah?” ucap Kyu oppa.

“Eh, ne? Kenapa oppa?” jawabku.

“Kau tadi mendengarnya?” ucap Kyuhyun oppa.

Aku hanya mengangguk pelan sambil menundukkan kepalaku.

“Apa kau juga mencintaiku?” ucap Kyu oppa lagi.

“E-eh, ne .. nado saranghae oppa …” ucapku yang tidak sadar melontarkan kalimat itu dari mulutku.

“Gomawo, Seohyun-ah.” ucap Kyu oppa yang tiba-tiba langsung merangkulku di dalam pelukannya yang hangat.

“Oppa memakai mantel dan syal yang kuberikan?” ucapku.

“Ne, lihat aku sedang memakainya saat ini.” jawab Kyu oppa.

“Mantel dan syal ini begitu hangat dan lembut, kau membuatnya dari apa?” tanya Kyu oppa sambil memegang tanganku.

“Kalau itu rahasia …” ucapku sambil tersenyum menggoda dan berlari menghindar dari Kyu oppa.

“Hei, Seohyun-ah! Jangan berani lari dariku!” seru Kyu oppa sambil balas mengejarku.

“Coba saja kalau bisa!” ucapku sambil berlari dengan ceria.

 

Seumur hidupku aku sangat tertarik pada awan ..

Dan sekarang, aku tambah kagum pada mereka karena mereka telah membantuku membuat orang yang kusayangi bahagia, termasuk diriku ..

 

END

Nah, akhirnya selesai jugaaaa ..

Bagaimana menurut kalian dengan FF Galau ini -_- ? Menurut kalian FF ini kekanak-kanakkan gak ?  Apakah jelek, apakah gaje ?

Jangan Lupa ini : Comment + Like

Jangan jadi Silent Readers dong  T__T  Hargailah kerja keras author ini .. Oce readers ?

Kalo gak bisa comment, like aja 🙂  Author juga gak maksa kok ..

Oh ya, ada yang berminat menjadi author disini ?

Kalo ada yang mau .. hubungin author Priskila20 ya ^^

Gomawo sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca FF ini 😀

Sekian —

Love Pop! [ 2 of 3 ]

Annyeong, readers ^^

Author kembali lagi dengan lanjutan FFnyaa ~

Mian kalau pada part 2 ini, alurnya kecepatan dan ada yang ngegantung gitu ..

Sekali lagi Mianhae ..

Author juga minta maaf karena baru masukkin FFnya sekarang, terlalu lama ya ?

Nanti author rencana, mau ngebuat FF One-Shoot untuk SeoKyu dan YoonHae .. doain aja ya, FFnya masih dalam proses pembuatan ..

Oke, sekarang lebih baik kita baca yuk 🙂

Part sebelumnya : Love Pop [ 1 of 3 ]

Title : Love Pop!

 

Author : Flaviaa 

 

Length : Three Shoot

 

Genre : Romance, Comedy, Family [?]

 

Cast : Cari sendiri ! *dasarauthorgakbergunaa* Yang penting ada SeoKyu ama YoonHae -_-

 

                    

WARNING  !!

 

DON’T LIKE THIS COUPLE —>  DON’T READ !!

 

AND

 

DON’T BASHING + DON’T SHARE THIS FF !!

 

 

Leave a comment please ^^

 

 

♥  Happy Reading 

“Mmmm …” aku berusaha memulai pembicaraan dengannya, tapi apa yang harus kubicarakan dengannya ya?

“Seohyun-sshi, kau marah padaku ya? Kalau kau marah juga, tidak apa-apa. Itu wajar saja. Mianhae karena aku telah menciummu … Jeongmal Mianhae,” ucapku masih merasa bersalah kepadanya.

“Tidak apa-apa, aku mau beli air dulu.” jawabnya pelan sambil berdiri melangkah ke arah pintu.

Kulihat ekspresinya, pucat. Sepertinya dia sangat tertekan.

“Biarkan aku yang membelinya,” ucapku sambil meraih tangannya.

“Kau tunggu di sini saja, aku akan kembali.” ucapku lagi sambil membantunya duduk.

Aku pun melangkah keluar dan pergi ke kantin untuk membeli sebotol air mineral untuknya.

“Kyuhyun-ah!” panggil seseorang padaku.

Aku kenal suara itu .. hmmm .. pasti Victoria lagi!

Aku sangat bosan, setiap hari dia selalu memanggilku dengan suara cemprengnya yang bisa membuat sebuah gelas di depannya pecah berkeping-keping karena suaranya itu. *huaa~ hebat!*

“Ya, Kyuhyun-ah! Kau mau pergi kemana?” tanyanya.

“Kau tidak perlu tahu! Apa urusanmu?” jawabku ketus.

“Kau tidak usah dingin seperti itu Kyuhyun-ah … nanti malam, kau bisa pergi denganku?” ucapnya.

“Apa peduliku? Apa kau tidak bosan hah?!” jawabku mulai emosi dengannya.

“Kalau begitu, lain kali saja ya.” ucapnya langsung melangkah pergi.

Selalu saja begitu, jika aku sedang kesal dengannya, dia pasti membalasku seperti tidak ada masalah sama sekali antara aku dan dia.

END Kyuhyun POV

-o0o-

Victoria POV

Kulihat Kyuhyun keluar dari kantin dan mulai berjalan.

“Kyuhyun-ah!” panggilku padanya.

Otomatis ia berbalik ke belakang, persis ke arahku.

“Ya, Kyuhyun-ah! Kau mau pergi kemana?” tanyaku padanya.

“Kau tidak perlu tahu! Apa urusanmu?” jawabnya ketus.

“Kau tidak usah dingin seperti itu Kyuhyun-ah … nanti malam, kau bisa pergi denganku?” ucapku berusaha menggodanya.

“Apa peduliku? Apa kau tidak bosan hah?!” jawabnya emosi.

“Kalau begitu, lain kali saja ya.” ucapku berusaha menghindar dan langsung berjalan pergi.

Kau tahu Cho Kyuhyun, aku sangat-sangat menyukaimu. Tidak tahu kenapa, tapi aku sangat-sangat menyukaimu.

Kau pasti akan menyesal jika kau berusaha mengacuhkanku.

Aku berjalan mengikutinya dari belakang, hmm? kulihat dia masuk ke sebuah kelas.

Aku lalu mengintip dari luar … siapa yeoja itu? kenapa Kyuhyun bisa bersamanya? jadi, minuman yang tadi dipegangnya … untuk yeoja itu,

“Ini untukmu Seohyun-sshi …” ucap Kyuhyun pada yeoja itu dan memberikan sebuah air padanya.

Oh, jadi nama yeoja itu Seohyun ..

Coba saja, kalau kau mau merebut Kyuhyun dariku! Aku akan membuatmu sujud di depanku … HAHAHAH *mbak, ketawanya kebesaran .. nanti lalat masuk lho*

END Victoria POV

-o0o-

Kyuhyun POV

Kulihat Seohyun sedang membaca sebuah buku di tangannya. Aku pun melangkah mendekatinya dan memberikan air padanya.

“Ini untukmu Seohyun-sshi …” ucapku.

“Hm? Ne, gomawo Kyuhyun-sshi.” jawabnya tersenyum ke arahku.

Akhirnya, aku bisa melihatnya tersenyum … Cantik sekali .. Hei, apa yang sedang kupikirkan? Sudahlah, yang penting dia sudah tidak marah denganku lagi.

Tiba-tiba, kulihat seseorang masuk ke dalam kelas. Seorang yeoja? Siapa lagi dia?

“Sulli-ah? Akhirnya kau kembali juga, kenapa kau lama sekali?” ucap Seohyun pada yeoja itu.

“Mianhae Seohyun! Tadi aku disuruh Mr. Park untuk mengangkat buku-buku ke perpustakaan. Eh, kau Cho Kyuhyun kan?” tanyanya padaku.

“Ne.” jawabku singkat.

“Oh ya, sebentar lagi Mr. Kim akan masuk. Lebih baik kita segera duduk.” ucap yeoja yang bernama Sulli itu.

“Oke.” jawab Seohyun langsung duduk di tempatnya.

Aku hanya mengikuti Seohyun duduk dan mulai menaruh tasku di atas meja.

Kulihat sekumpulan mahasiswa dan mahasiswi mulai berhamburan masuk ke kelas dan mencari tempat duduk.

Lalu terakhir muncul Mr. Kim yang sudah muncul dengan buku-buku di tangannya.

Hooamm~ Aku mengantuk, tiba-tiba terlintas wajah Donghae hyung di pikiranku.

Ya, aku baru ingat! Tadi pagi dia telah meninggalkanku sendiri, dan akhirnya aku harus menemui yeoja-yeoja gila itu, huh! lihat saja hyung, aku akan membalasmu!

Tapi hyung sekarang berada di mana ya?

END Kyuhyun POV

-o0o-

Yoona POV

“Nah, sudah selesai!” ucapnya sambil merapikan obat-obat di tangannya, dan memasukkannya ke dalam kotak P3K.

“Ne, gomawo. Oh ya, kau belum memberitahukan namamu padaku, siapa namamu?” jawabku sambil tersenyum kepadanya.

“Lee Donghae.” jawabnya singkat.

Kulihat jam di tanganku, 20 menit lagi kelas akan dimulai.

“Eh, sebentar lagi kelas akan dimulai. Kau tidak masuk ke kelasmu?” ucapku lagi.

“Tidak, kau?” balasnya.

“Ne, kenapa kau tidak?” tanyaku lagi.

“Aku malas belajar tentang sejarah korea, aku bosan, kau tahu?” jawabnya.

Hei, tunggu dulu! Sejarah korea? Bukankah itu kelasku?

“Kelasmu kelas sejarah korea?” tanyaku penasaran.

“Ne.” jawabnya singkat.

Apaa? Berarti aku sekelas dengannya? ANDWAE!!

“Jika aku bilang aku sekelas denganmu, bagaimana?” ucapku.

“Jadi kau juga masuk ke kelas sejarah korea?” tanyanya.

“Ne.” jawabku singkat.

“Kalau begitu .. kajja!” ucapnya semangat sambil menarik tanganku.

“Hei, bukankah kau bilang kau bosan dengan pelajarannya?” tanyaku.

“Aniyo, aku sekarang mau masuk ke kelasku.” jawabnya tersenyum misterius.

“Uh, baiklah.” ucapku kecewa.

END Yoona POV

-o0o-

Donghae POV

“Jika aku bilang aku sekelas denganmu, bagaimana?” ucapnya.

“Jadi kau juga masuk ke kelas sejarah korea?” tanyaku penasaran.

“Ne.” jawabnya singkat.

Apa? Aku senang sekali!

“Kalau begitu .. kajja!” ucapku semangat sambil menarik tangannya.

“Hei, bukankah kau bilang kau bosan dengan pelajarannya?” tanyanya.

“Aniyo, aku sekarang mau masuk ke kelasku.” jawabku tersenyum misterius.

“Uh, baiklah.” ucapnya kecewa.

“Lihat, siapa yeoja yang bersama Donghae oppa itu .. psst .. Yeoja itu sepertinya mahasiswi baru di sini …” Kudengar banyak bisikan mahasiswa dan mahasiswi saat aku berjalan bersama Yoona, mereka juga melihat Yoona dengan tatapan tajam ..

Apakah mereka membicarakan Yoona?

Lebih baik aku dan Yoona harus menghindar dari sini,

“Yoona-sshi, lebih baik kita harus cepat! Aku takut kita akan terlambat,” ucapku beralasan.

“Mmm .. ne, baiklah.” jawabnya.

Sesampainya di kelas ..

“Ya, Donghae-sshi! Kau dipanggil Mr. Park di kantor.” ucap Eunhyuk kepadaku.

“Hmm? Ne, baiklah.” jawabku.

“Kau tunggu di sini dulu. Aku akan kembali,” ucapku pada Yoona.

“Tidak usah, aku akan duduk saja.” jawab Yoona.

“Baiklah kalau begitu …” ucapku sambil melangkah pergi.

END Donghae POV

-o0o-

Yoona POV

“Ya, Donghae-sshi! Kau dipanggil Mr. Park di kantor.” ucap seseorang yang tak kukenal pada Donghae.

“Hmm? Ne, baiklah.” jawab Donghae pada orang itu.

“Kau tunggu di sini dulu. Aku akan kembali,” ucap Donghae padaku.

“Tidak usah, aku akan duduk saja.” jawabku.

“Baiklah kalau begitu …” ucapnya sambil melangkah pergi.

Aku pun mencari tempat kosong dan mulai duduk. Oh ya, aku baru ingat! Di tasku masih tersisa 1 bungkus keripik yang telah kuhabiskan kemarin malam bersama Seohyun.

Aku langsung membuka tasku dan mengambil sebungkus keripik kentang di dalamnya, membuka bungkusnya dan memakannya.
“Ya, kau! Siapa yang menyuruhmu bersama Donghae hah!!!” ucap seorang yeoja tiba-tiba dengan nada tinggi kepadaku.

“Hm? Apa maksudmu?” tanyaku bingung.

“Pokoknya jangan kau coba-coba bersama Donghae!! Atau kau akan lihat akibatnya!!”  jawabnya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke wajahku dan lalu berjalan keluar dari kelas.

Siapa yeoja itu? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti … Ah, biarkan saja. Lebih baik aku harus menghabiskan keripik kentang ini sebelum kelas dimulai.

“Ya, Yoona-sshi! Jangan kau habiskan sendiri, bagi juga padaku!” ucap seseorang yang ternyata adalah Donghae.

Belum berbicara sepatah kata pun, Donghae langsung merebut bungkus keripik dari tanganku.

“Ya! Kembalikan!” ucapku kesal sambil mengejarnya.

“Coba saja kalau bisa!” jawabnya menantangku sambil berlari menghindar dariku.

Aku terus mengejarnya dan berhasil menarik ujung bajunya.

BRUUK

Sial! Aku terjatuh lagi! Tapi kenapa aku merasakan nafas seseorang di wajahku? Aku pun membuka mataku dan melihat Donghae yang telah jatuh bersamaku dalam posisi menindihku. Wajahku dan wajahnya begitu dekat ..

Aku menatap matanya … Dia juga menatapku.

Dia .. Dia … sangat tampan …

MWO? Aku bilang apa? Ini sudah kedua kalinya aku terjatuh karena dia!

“Ya, cepatlah bangun!” ucapku.

“Ne.” jawabnya sambil berusaha berdiri.

Setelah berdiri, dengan cepat aku pun merebut kembali bungkus keripik kentangku dari tangannya.

Aku mulai memasukkan tanganku untuk mengambil keripik, kuraba pelan .. isinya kosong?

ANIYO!! Kenapa dia telah menghabiskannya?

“Ya! Kenapa kau habiskan Lee Donghae-sshi!!” ucapku kesal sambil melempar bungkusnya ke wajah Donghae.

“Hahah .. Mianhae, mianhae! Hahah ..” jawabnya seperti tidak kapok ketika aku melempar bungkus keripik kentang ke wajahnya.

“Aku minta ganti rugi!” ucapku kesal.

“Baik-baik, lain kali akan kutraktir kau diluar .. hahah ..” jawabnya sambil masih menahan tawa.

“Ya! Hentikan tawamu itu! Atau .. akan kusumbat mulutmu dengan tisu!” ucapku tambah kesal dan kembali duduk di tempat dudukku.

“Ne, mianhae …” jawabnya.

“Oh ya, sepulang kampus kau ada acara?” tanyanya tiba-tiba.

“Aniyo, kenapa?” jawabku.

“Eh, aku ingin mengajakmu jalan-jalan sebagai permintaan maaf. Kau mau kan?” ucapnya.

“Baiklah.” jawabku.

“Oke, sepulang kampus kau ikut aku.” ucapnya.

“Ne.” jawabku singkat.

END Yoona POV

-o0o-

Seohyun POV

Sekarang sedang berlangsung pelajaran Mr. Kim, tidak tahu kenapa aku merasa tidak konsen. Biasanya aku semangat ketika belajar.

Tapi sekarang? Daritadi aku tinggal memikirkan ciuman itu …..

Ya, Seohyun sadarlah! Itu sudah berlalu, siapa suruh juga kau hanya mengatakan tidak apa-apa ketika dia menciummu .. Seohyun pabo!

Kulihat Sulli sedang menatapku. Kenapa dia menatapku seperti itu?

Ya, aku tahu persis sifat Sulli. Pasti dia ingin tahu kenapa Kyuhyun tadi bersamaku.

Ah, aku pusing! Kenapa ini harus terjadi?

Setelah pelajaran usai ..

Akhirnya! Selesai juga.

Aku mau pergi keluar, sebelum …..

“Ya, Seohyun-ah! Kau mau pergi kemana? Cepat ceritakan apa yang terjadi, kenapa bisa Kyuhyun bersamamu?” ucap Sulli dengan penasaran.

Oh, tidak. Aku mau bilang sebelum Sulli datang kepadaku …

Sudah terlambat —

“Baiklah … akan kuceritakan .. tapi, kau harus diam.” jawabku.

“Ne, cepatlah Seohyun-ah! Aku sangat penasaran, kau tahu?” ucap Sulli.

“Ne, ne, ne … Kau tenang dulu …” jawabku.

“Oke, sekarang ceritakan ..” ucap Sulli.

“Begini ….”

Aku menceritakan semua hal kepada Sulli, termasuk dengan kejadian itu …

“Mwo? Di-dia menciummu? Aku tidak percaya!” ucap Sulli setengah berteriak.

Dengan cepat, aku membekap mulut Sulli dengan tanganku.

“Hei, sudah kubilang kau diam saja!” jawabku.

“Mianhaee Seohyun-ah. Jadi itu penyebabnya ..” ucap Sulli.

“Kau beruntung sekali, Seohyun-ah! Aku ingin menjadi dirimu ..” ucap Sulli sambil tersenyum-senyum sendiri.

“Terserah kau saja …” jawabku tanpa berkomentar.

“Mmm .. nanti, sepulang kampus .. kau pulang dengan siapa?” tanya Sulli.

“Seperti biasa, aku pulang dengan Yoona unnie.” jawabku.

“Kukira kau akan pulang dengan Kyuhyun .. hehe ..” ucap Sulli menggodaku.

“Huh. Kau jangan berpikir yang tidak-tidak Sulli-ah, itu tidak akan terjadi.” jawabku sedikit kesal karena Sulli menyebut nama Kyuhyun.

“Mianhae, jeongmal mianhae .. aku hanya bercanda ..” ucap Sulli.

“Ne, kau cerewet sekali Sulli-ah. Kita sekarang akan pergi kemana?” tanyaku sambil mulai berdiri.

“Kita lebih baik pergi ke perpustakaan yuk!” jawab Sulli sambil menggandeng tanganku.

“Ne.” jawabku singkat sambil mempererat gandengan tangannya.

END Seohyun POV

Kyuhyun POV

“Ya! Kyuhyun-ah! Dari mana saja kau?” ucap Mr. Park yang menghadangku.

Argh! Kenapa aku harus bertemu dengan dia? Nasib, nasib.

Padahal aku ingin bertemu dengan Seohyun.

“Ada apa Mr?” tanyaku.

“Aku sudah memanggil kakakmu itu .. katanya setiap hari kau tidak pernah membuat tugas dan hanya bermain ps. Jadi, aku akan memberi kau hukuman. Kau harus membuat karya tulis tentang sebuah buku, bahannya … kau boleh cari di perpustakaan.” jawab Mr. Park datar.

MWO? Kenapa aku harus dihukum?! Lagi-lagi Donghae hyung! Lihat saja, sampai aku bertemu dengannya, akan aku buat sial!

“Ne, Mr. saya permisi dulu ..” jawabku sambil membungkuk rendah dan melangkah pergi ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan ..

“KYAA! KYUHYUN!!” jerit seorang yeoja yang melihatku masuk ke dalam perpustakaan.

Otomatis, para segorombolan yeoja menyerbuku dengan jeritan yang membuatku bisa tuli.

Ah, aku benci ini. Aku langsung berjalan lurus tanpa melirik ke arah mereka.

“Ya! Kalian semua lebih baik duduk!” ucapku kesal.

Mereka yang mendengar ucapanku langsung duduk ke tempatnya masing-masing.

Tiba-tiba kulihat sosok yang ingin kutemui di depanku, Seohyun? Kenapa dia bisa berada di sini? Untunglah, jadi aku tidak usah bersusah-susah untuk menemuinya.

Aku ingin menyapanya. Tapi … aku takut kalau dia akan diserang para fansku.

Nanti sajalah, aku harus mencari bahan untuk tugas itu, kalau tidak … aku bisa-bisa pingsan oleh Mr. Park yang super duper killer itu.

END Kyuhyun POV

-o0o-

Yoona POV

Akhirnya .. selesai juga! Aku sudah menyelesaikan 50 soal tentang sejarah-sejarah di korea, hmm .. pasti Donghae sangat-sangat bosan .. hahah ..

Aku pun berusaha melirik ke belakang, dimana tempat duduk Donghae berada.

Yup! Sudah kutebak! Dia sedang tertidur dengan posisi duduk yang lucu. Bisa-bisa aku bisa tertawa dari pagi sampai malam.

Aku langsung melempar sebuah penghapus kecil ke arahnya,

PLUKK

Penghapus kecil itu tepat mendarat di atas kepala Donghae dengan mulus. Dia mulai mengangkat kepalanya yang daritadi ditutupinya dengan tangannya. Perlahan-lahan kulihat dia membuka matanya dan menguap sambil merenggangkan tangannya yang kaku.

Lalu ia mulai melihat ke arahku, persis tepat ke arahku.

Ya! Kenapa kau melihatku? ucapku dalam hati sambil menatapnya dengan tatapan itu.

Ia lalu membalasku dengan tatapan siapa-suruh-kau-melemparku-pabo!

Aku lalu melempar lagi sebuah penghapus di wajahnya.

PLUKK

Yay! Kena lagi! Hahah .. perutku sakit karena sakingnya ketawa,

Dia menatapku lagi, tatapan awas-kau!

Aku langsung membalasnya dengan cibiran mengejek, dan langsung berbalik ke depan kembali.

TBC

Sampai disini dulu ya, readersku 🙂

Kurang panjang ya FFnya ya ? Ada yang masih kurang ?

Mianhae kalo FFnya ada yang mengganjal atau ngegantung gitu, abisnya author lagi kehabisan ide -_-

Jangan lupa Like dan Commentnya ya 😀

Commentnya boleh dikasih saran ataupun kritik kok,

Setiap comment, pasti author akan balas.

Author sangat menghargai orang yang udah baca, trus comment / like —

Sekian —

GOMAWO sudah menyempatkan waktu untuk membaca FF ini ^^

BYE