[Part 2] My Lost Sister :: It’s Beginning

my-lost-sister-imelfbaby

Title: My Lost Sister

Author: Priskila

Genre: Mix

Length: Chapter

Poster: Imelfbaby@ArtFactory

A/N: Annyeong. Ini Part 2nyaa~ Mianhae lamaa

Sebenarnya part ini sudah selesai lama banget. Tapi aku baru nyadar saat ngecek ternyata disini baru aku posting part 1><

Hehhee.. So, come on read this story~

“Memang. Saat melihat Yoona, aku hanya menilainya dari fisiknya. Tapi saat aku mengenalnya lebih dalam, aku sadar, bahwa dia hanya pantas diperlakukan sebagai seorang adik. Berbeda dengan Seohyun, sejak melihatnya, aku selalu ingin dapat bersamanya. Selalu berada di sisinya dan melindunginya. Aku benar – benar menyukainya, hyung.”

 

Eunhyuk tersentak, ‘Hyung’? Donghae memanggilnya ‘hyung’? Eunhyuk menepuk dahinya, astaga… rupanya anak ini benar – benar jatuh cinta!

 

Donghae tersenyum riang begitu Seohyun menyapanya dengan senyuman hangat. Seperti kupu – kupu yang terbang dalam perutnya, Donghae tak henti – hentinya memasang wajah ramah pada Seohyun. Ditopangnya dagunya pada kedua tangan, sedang matanya terus menelusuri setiap kegiatan Seohyun yang sedang asyik memasak.

“Apa aku aneh pagi ini? Kau memperhatikanku terus, Donghae-ssi” suara lembut nan halus milik Seohyun membuat Donghae tersentak dari lamunannya. Donghae tersenyum garing melihat Seohyun yang sedang menatapnya bingung. Dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tak gatal.

Baca lebih lanjut

[Part 8] Mokpo In Love :: Standing Because Loving You

mokpo-in-love

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

Aku membuka kotak beludru berwarna merah tua itu dan tampaklah sepasang cincin yang dilapisi emas putih. Cincin yang terlihat begitu biasa tetapi mengandung banyak makna bagi kami. Perlahan, aku menarik tangan kanan Seohyun dan memasukkan cincin putih itu pada jari manisnya. Begitu juga dia melakukan hal itu padaku.

 

Dan dengan terpasangnya cincin itu pada jari kami, maka artinya. Kami telah resmi menjadi sepasang tunangan.  Aku dan Seohyun.

“Selamat ya! Kalian pasangan yang serasi sekali”

 

“Lelaki yang romantis dan gadis yang manis. Kalian cocok!”

Baca lebih lanjut

SeoEXO’s Drabble Stories

SeoEXO's-Drabble-Stories

Title: SeoEXO’s Drablle Stories

Author: Priskila

A/N: Annyeong~ Kembali lagiii…

Kali ini aku bawa SeoEXO. Lagi. Soalnya lagi kesemsem sama anak – anak muda satu ini :*

Mungkin alurnya agak kecepatan? Atau kependekan? Pasti. Ini kan drabble-,-

Enjoy aja ya bacanyaa…  Diharapkan komentar dan likenya. Makasih 😀

Chanyeol – Seohyun

One Direction – More Than This

 

Chanyeol memegang dadanya sekali lagi. Lagi – lagi perasaan itu. Rasa sesak dan amarah yang meletup – letup timbul dari dalam hatinya. Sekuat tenaga, dia menahan air mata yang mulai menetes di pelupuk matanya. Tidak, dia adalah laki – laki dan laki – laki tidak boleh menangis.

 

Tidak boleh.

Baca lebih lanjut

[OS] LoveAddict

loveaddict1

Title: LOVEADDICT

 Author: Priskila

Cast: Yuri SNSD, Chanyeol EXO K

A/N: Errr.. sebenarnya aku tidak pede untuk mempublishkan FF ini-_- tapi berhubung blog lagi sepi sesepi kuburan Belanda *plak*, aku berniat mempubliskannya.

Pair yang aku pakai memang jarang. Soalnya aku lagi suka banget sama EXOShidae. Unyu :3

Oke deh, semoga saja para readers terhibur ya dengan FF gaje yang tidak diketahui tujuannya ini._. Gomawoo *bow*

Btw, thanks buat almahonggi99 unnie@ yang udah bersedia membuatkan poster yang unyu badai ini ;;) Gomawoo :*

—-

Cuaca yang bersahabat dengan angin sepoi – sepoi yang bertiup membuat suasana siang itu begitu indah. Di taman yang penuh dengan berbagai warna bunga itu, banyak sekali orang yang berdatangan hendak menikmati cuaca yang begitu menenangkan. Begitu juga dengan seorang gadis berkacamata dengan frame besar yang bertengger pada pangkal hidungnya. Gadis itu duduk pada salah satu kursi yang memang tersedia disana dan tersenyum pada objek apapun yang ditangkap oleh lensa matanya.

“Indah~” gumam gadis itu dengan suara pelan. Suasana siang itu memang terasa begitu manis dan sangat cocok bagi sepasang kekasih untuk berduaan. Tapi sayang sekali, gadis yang bernama lengkap Kwon Yuri itu sedang tidak memiliki kekasih ataupun gebetan kali ini.

Yuri menatap anak – anak kecil yang tengah bermain balon bersama dengan perasaan ringan. Dia ingat dulu dia juga pernah mengalami masa kanak – kanak yang begitu berwarna. Tatapannya kini berpaling pada beberapa orang yang tengah mengerubuni seorang penjual permen kapas yang juga merupakan favoritnya. Timbul perasaan ingin membeli permen kapas berwarna pink itu sekarang, namun apa daya, dia kini tidak membawa uang lebih. Yuri hanya dapat menelan salivanya, mencoba menahan nafsu makannya yang akhir – akhir ini melonjak. Sudah cukup dia membeli permen kapas tiga kali selama tiga hari belakangan ini. Yah, Yuri memang sering sekali mengunjungi taman yang berada di tengah kota ini.

Baca lebih lanjut

[Part 7] Mokpo In Love :: Pretty Alright

MOKPO IN LOVE [Pretty Alright]

mokpo-in-love

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

Big thanks to Imelfbaby unnie @wemakeartfactory.wordpress.com

The cover is so cute ><

“Bohong! Kau tidak mungkin lupa padaku, Oppa!” jerit Yoona tiba – tiba. Air mata sudah membanjiri permukaan pipinya. Lagi – lagi, aku mendesah keras. Gadis ini benar – benar… “Tidak mungkin kau melupakan malam pertama kita saat itu kan?!!”

 

HEH?!!

 

Malam pertama?

 

Dari sudut pandang mataku, aku dapat merasakan Seohyun menundukkan kepalanya. “Malam pertama?”

ARGH! Kenapa harus ada masalah baru dalam hubunganku dengan Donghae? Baru beberapa hari lalu aku dan dia berseteru, sekarang haruskah ada peganggu lagi?   OSH! Kenapa penulis cerita ini begitu bersemangat membuat para tokohnya tersiksa?!   “Kau benar – benar lupa?” Gadis yang mengaku pernah melakukan malam pertama dengan Donghae itu menatap dengan mata basah. Pasti si ikan busuk ini akan terjerat dalam rayuan mata basahnya itu.   Namun, Donghae bungkam.   “Kita pernah melakukannya… Saat itu, saat cuaca hujan dan sangat dingin-“   Oke, gadis itu mulai bercerita dengan nada dramatis. Suara sok digetarkan berusaha menimbulkan belas kasihan daripada semua orang. Tentu saja, sejak gadis itu menjerit – jerit pada Donghae, semua orang di sekitar kami menonton pertunjukkan drama tak diinginkan ini. Mereka memandang seolah gadis itu adalah istri sah Donghae yang ditinggalkan karena berselingkuh –dan mereka pasti mengira aku adalah gadis perusak rumah tangga orang-.   Aku yang tadinya hendak meneteskan air mata ketika melihat tingkah gadis ini, segera berubah pikiran saat mata Donghae bertemu dengan mataku. Sorot matanya berkata seolah jangan-percaya-padanya. Aku mengangguk dan memandang gadis itu datar.   “-Pulang sekolah, kita dengan terburu – buru menuruni bus karena hujan deras. Kau mengantarku ke rumahku. Kau masuk dan menunggu selagi aku membuat cokelat hangat-“ Aku berpikir sepertinya gadis ini cocok menjadi bintang film. Hebat sekali merangkai kata – kata. “Aku segera meletakkan cangkir di hadapanmu. Pakaianku yang basah membuatnya terlihat transparan. Kau berkata aku sangat seksi dan segera menciumiku dengan ganas. Aku pasrah karena aku yakin kau merupakan pria yang bertanggung jawab. Aku- hiksss… kita me-lakukannya hari itu. Hikss..”   Sesaat kemudian. Hening. Tidak ada suara lain selain suara tangisan gadis itu yang begitu menyayat hati. Sepertinya. Dilihat dari raut wajah para penonton mendadak yang ikut terhanyut dalam cerita. Aku hanya dapat diam memandangnya. Ingin sekali aku mencari jarum dan benang jahit lalu menjahit mulutnya yang sangat menjengkelkan itu.   “Donghae-ah, jangan lupakan aku~ Huhuhu. Aku kini tidak ada apa – apanya tanpamu” Aku membulatkan mata saat gadis itu menjatuhkan dirinya hingga berlutut. Tangannya menggenggam erat tangan Donghae –yang dia tarik paksa- dan menutup wajahnya dengan itu.   “Uhh… Maaf, tapi aku sungguh tidak mengingatmu” Donghae menjawab dengan suara tegas. Dihempaskannya tangannya yang digenggam gadis itu. “Aku sudah punya calon tunangan.” Aku menganga dibuatnya. Wih, hebat. Donghae meraih pundakku dan mencium pipiku cepat.   “Dan aku mencintainya” katanya lalu mengajakku meninggalkan tempat itu. Aku menurut, bagaikan tersihir oleh sikapnya yang jantan banget.   Gadis yang masih dengan pipi basah dan mata bengkak itu menatap kami tidak percaya. Dia menjerit, “TIDAKK!!! DONGHAE! JANGAN TINGGALKAN AKU! JANGAN LUPAKAN ANAK KITA!!!”   TOENG!   Tadi malam pertama, kini anak? Benar – benar sandiwara yang hebat. Gadis itu menjerit – jerit di tempat sambil menjambak – jambak rambutnya hingga beberapa orang maju dan menenangkan gadis itu. Beberapa ahjumma yang melihat kejadian itu malah menatap kami tajam –apalagi aku-.   “Kalian freak.” Uh, sebenarnya siapa yang gila siapa yang dimaki sih? Aku hendak membalas ucapan itu namun Donghae berbisik padaku untuk tidak bertindak gegabah. Oke, Seohyun-ah, tenang.   Kami segera meninggalkan taman bermain itu. Ya, nama kami sudah tercoreng hebat disana. Dalam mobil, aku menggerutu tidak jelas. Sesekali aku menyalahkan Donghae akan kejadian tadi. Tentu saja, apa gadis itu terlalu terobsesi pada Donghae?   “Aku penasaran siapa dia.”   “Buat apa? Dia tidak penting, Seohyun-ah”   “Tapi dia mengganggu hari – hariku. Dia mencoreng buruk pribadiku disana.” Pekikku kesal. Seumur – umur aku tidak pernah dipandang jelek di mata orang. Tidak pernah.   “Oke. Aku mengerti. Kumohon jangan emosi.” sahut Donghae dengan sabar. Bermaksud untuk membuatku berhenti marah – marah. Huh? Dia kira aku akan dengan mudahnya melupakan kejadian menyedihkan tadi?   Aku mengerang kesal, “Sebenarnya dia siapa sih?! Walaupun kecil kemungkinan, aku yakin kau pernah bertemu dengannya”   “Seohyun-ah” Donghae menghela nafasnya . “Aku bersumpah.”   “Baiklah. Aku percaya” ucapku dengan kebohongan. Tentu saja. Aku masih ragu.

Aku ragu saat Seohyun mengatakan dia percaya. Aku yakin, dia akan mencari tau lebih dalam lagi dan aku khawatir. Oke, bukan khawatir soal Yoona tapi Seohyun. Eommanim pernah bercerita padaku, dia bilang Seohyun itu adalah anak yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Dia selalu ingin tau akan kebenaran suatu hal.   Kusunggingkan senyum termanis yang kupunya ketika dia menoleh padaku. Pipinya memerah. Astaga. Sudah cukup sering kami berkencan namun dia masih tetap saja seperti ini? Manis sekali.   “Mau jalan kemana?” tanyaku memecah keheningan.   Seohyun tak menjawab. Matanya tetap menatap pada jalanan yang cukup ramai.   “Hyun-ah?” panggilku sekali lagi.   “Terserah padamu saja. Moodku sudah rusak sejak tadi” balasnya pelan.   Aku menghela nafas lalu menjawab, “Kau masih marah?”   “Entahlah.” Aku tak menjawab. Benar katanya, mood Seohyun benar – benar tidak baik. Dan aku tidak mau memperkeruh perasaannya itu. Yeah, walau sebenarnya ucapan gadis bernama Yoona tadi itu bohong besar dan hanya karangan semata. Aku dapat mengerti perasaan Seohyun saat ini. Pasti dia sangat terpukul ketika seorang gadis tak dikenal mengaku pernah melakukan hubungan denganku. Damn! Aku benci gadis bernama Yoona itu. Dia membuat perasaan Seohyunku kacau balau.   “Seohyun-ah” panggilku setelah beberapa saat kami tenggelam dalam diam. Dia bergumam menjawabku.   “Bagaimana kalau kita pergi ke-“   Ucapanku terhenti saat ponsel Seohyun berdering. Gadis itu segera merogoh ponselnya dari dalam tas dan mengeluarkannya. Matanya membulat seakan tak percaya saat melihat nama pemanggilnya itu. Orang tak disangka? Siapa? Oh, aku penasaran.   “Siapa?”   Seohyun menoleh padaku –tetap dengan raut wajah terkejutnya itu. Neomu kyepota!- dan memberikan ponselnya padaku. “Bibi Lee Ah. Tumben sekali dia meneleponku.” Komentarnya.   Lee Ah Ahjumma?! Terakhir kali dia menelponku itu tiga hari yang lalu. Dan kini dia menelpon Seohyun? Ada apa?   Kecuali…   “Angkatlah” ucapku. Seohyun menurut. Gadis manis itu segera menjawab panggilan itu dan berbincang beberapa saat. Perbincangan yang tak terlalu penting. Hanya seperti apa kabar, sehat atau tidak, dan sebagainya. Oke, aku tau ahjumma hanya sedang berbasa – basi saja. Aku tau betul sifatnya yang cerewet itu.   “MWO?!!” Setelah beberapa lama berbicara, Seohyun tiba – tiba membulatkan matanya lagi. Lalu segera menatapku khawatir. Sepertinya ada sesuatu hal yang membuatnya begitu kaget.   “Wae?” bisikku penasaran. Kulihat Seohyun menggigit bibir bawahnya lalu kemudian menjawab, “Oh. Ne ahjumma. Secepatnya kami akan tiba disana. Ne. Sampai jumpa~” Dia segera mengakhiri panggilan itu dan menatapku lagi dengan khawatir. Aku balas menatapnya penuh tanya.   “Ada apa?”   “Bibi Lee Ah,” Seohyun menjeda ucapannya. “Dia sekarang ada di Seoul. Dia meminta kita menjemputnya di stasiun. Sekarang!”   “MWO?!!!” Sepertinya ekspresiku terlalu berlebihan. Biarkan. Yang tak bisa dibiarkan, Lee Ah ahjumma berada di Seoul? Jangan bilang dia mau menghadiri pertunanganku dan Seohyun esok hari?   Astaga. Bukannya aku tak menginginkan kehadirannya di pertunangan kami. Begitu juga dia adalah perantara hubungan kami berdua. Karena dialah aku dapat dijodohkan dengan Seohyun. Aku patut berterima kasih untuk itu. Hanya saja, kupikir dia akan datang saat pesta pernikahan nanti. Ternyata dia lebih gesit dari yang kupikirkan. Sungguh.

Ahjumma­~” Seohyun segera berlari memeluk Lee Ah ahjumma yang berdiri dengan tangan terbuka lebar. Dia terlihat begitu manja saat memeluknya. Padahal jika aku memeluknya, dia akan berusaha melepas pelukanku. Huh, dasar menyebalkan.   “Hei Donghae kecilku. Sini peluk bibimu ini-“ Ahjumma melepaskan pelukannya dari Seohyun dan berjalan menghampiriku dengan tangan terentang. Aku memeluknya sebentar. Tentu saja, aku tidak mungkin melompat – lompat kecil seperti Seohyun tadi. Itu akan merusak kejantananku.   Ahjumma menatapku dan Seohyun dengan intens. “Kalian memang sangat serasi. Manis sekali” komentarnya dengan mata berbinar – binar. Sungguh dia bersikap seperti seorang anak kecil padahal umurnya telah mencapai kepala lima. Aku mengangguk menyetujui ucapannya dan merangkul Seohyun mesra, “Tentu saja. Kita adalah pasangan terserasi di antara yang serasi.”   “Gombal!” Aku meringis kesakitan begitu kerasnya tangan Seohyun menghantam telapak tangan kiriku. Sshh,,, aku yakin jika dia meramal pekerjaan menjadi seorang superwoman, pasti dia akan diterima langsung tanpa tes lainnya. Tenaganya seperti tenaga kuda saja.   Ahjumma tertawa renyah melihat tingkah kami berdua. “Kalian kompak sekali~” komentarnya lagi. Kali ini aku tak berani menjawab atau melakukan apapun. Berusaha menghindari macan yang akan bangun jika aku melakukannya lagi.   “Hahahaha” Ahjumma tertawa lagi. Entah apa sikap kami begitu lucu atau otaknya memang agak berubah posisi. “Ah sudahlah. Aku bisa gila jika melihat tingkah kalian terus – menerus. Ahaha… baiklah. Sekarang antarkan aku ke rumah. Ppali!!!”   Oh! Menyebalkan! Inilah sikap yang paling aku tidak sukai dari ahjumma. Tukang perintah.

“Ahyoung-ah!” Appa berseru dengan suara nyaring ketika aku dan Lee Ah Ahjumma berjalan memasuki ruang tamu. Donghae? Oh jangan tanya mengenai dia. Dia sedang sibuk mengangkat barang bawaan ahjumma yang begitu panyak. Pray for Donghae.   Ahjumma segera memeluk Appa dengan erat. Setauku dia dan Appa merupakan sahabat sejak kecil. Jadi tidak heran mereka bisa bersikap seperti anak – anak jika bertemu. Eomma tersenyum lebar melihat kedatangan Lee Ah Ahjumma . Sepertinya mereka telah mengetahui kedatangannya terlebih dahulu dan tidak memberitahuku. Dasar!   “Annyeong Riyoung-ah” sapa Bibi Lee Ah dengan ramah. Dia memeluk Eomma dengan hangat. Setelah saling bertukar kabar dan dengan nyamannya mencuekiku dan Donghae –dia selamat dari pekerjaan mengangkat barang itu. Asisten Park secara tumben bersedia membantu- yang berdiri bagai pelayan setia, akhirnya mereka menyadari keberadaan kami dan menyuruh kami duduk.   Mata orang – orang lanjut umur itu menatap kami seakan hendak melempar kami dengan pertanyaan – pertanyaan. Aku menelan ludah khawatir. Memang aku tidak berbuat salah, tapi kalau ditempatkan dalam posisi seperti ini, jangan tanya aku akan gugup atau tidak.   “Donghae. Seohyun.” Appa mengeluarkan suaranya yang bass itu. Aku mendongakkan kepalaku dan menjawab, “Ne?”   “Besok kalian akan bertunangan. Kalian sudah tau hal itu kan?” tanya Eomma yang membuatku mengumpat dalam hati. Apa mereka berpikir kami terserang amnesia mendadak dan melupakan hari yang cukup bersejarah dalam hidup kami berdua itu? Sungguh ironis. Aku dan Donghae menganggukan kepala yakin. “Tentu saja. Kami takkan melupakan hari itu.” Jawab Donghae tegas yang cukup membuatku terkesima. Kata – katanya…   “Ah. Kalian manis sekali.” Komentar Bibi Lee Ah dengan suara yang imut. Astaga. “Tau kalau kalian cocok begini. Aku akan menjodohkan kalian dari saat kecil saja. Pasti akan lebih romantis lagi.”   “Apa yang kurang romantis dari kami, ahjumma?” tanya Donghae sarkastik. Eh, kurang romantis? Apa dia pikir hubungan ini sudah romantis? Memang iya sih. Malah terlampau romantis.   Orang tuaku dan Bibi Lee Ah tertawa. Sepertinya pertanyaan Donghae cukup membuat perut mereka tergelitik. “Omo. Kalian ini… “   “Kalian belum pernah berciuman di depan kami-“ cetus Bibi Lee Ah tiba – tiba. APAA?!!!   Appa dan Eomma menganggukan kepalanya tanda setuju. Ibu yang melahirkanku kini malah menatap kami penuh harap. “Apakah kalian mau berciuman-“   “Eommanim, sepertinya hal itu dapat disimpan hingga hari pernikahan kami saja.” jawab Donghae cepat sebelum Eomma melanjutkan perkataannya. Eomma hanya mengangguk mengerti.   “Oh ya, Seohyun, Donghae” Sepertinya nama kami akan berubah menjadi Seohyun-Donghae. Sedari tadi nama itu terus yang dipanggil. “Apa kalian sudah mencoba pakaian untuk pertunangan besok?” tanya Appa.   “Ne. Beberapa hari yang lalu sudah.” Jawabku seadanya.   “Jinjja? Boleh ahjumma lihat?” tanya ahjumma semangat. Aku hanya menyunggingkan senyum dan menganggukan kepala. Menggandeng lengan Bibi yang sangat kusayangi itu dengan semangat dan membawanya ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku segera mengeluarkan dress putih yang aku dan Donghae beli untuk baju pertunangan nanti. Dress tanpa lengan dengan panjang selutut itu memang sangat manis. Orang – orang pasti aka sangat menyukainya apalagi aku. Aku sangat menyukainya! Termasuk orang yang membelikannya untukku.   Namun sepertinya pernyataanku salah. Bibi Lee Ah malah menatap dress yang kuletakkan di atas tempat tidur itu dengan pandangan aneh. “Kau mau bertunangan atau jalan ke mall, Seohyun? Ini terlalu simple” komentarnya. Mulutku menganga dibuatnya. Simple? Oke. Memang sih dress ini simple karena tidak terlalu banyak hiasan dan model potongan. Tapi menurutku ini sangat manis.   “Tapi ahjumma-“ Aku tak sempat memprotes ketika aku sudah dibuat kaget karena Bibi Lee Ah tiba – tiba mengangkat dressku dan membawanya keluar dari kamar. Sepertinya untuk memperlihatkannya pada kedua orang tuaku.   “Apa ini pantas untuk digunakan pada pesta pertunangan, Riyoung-ah?” katanya ketika sampai di ruang keluarga. Bibi Lee Ah memperlihatkan dress putih itu dengan pandangan kurang suka dengan dress itu. Eomma melihat dress itu dengan tak percaya. “Ini-“   “Manis sekali~” Ah, aku mengucap syukur. Eomma ternyata memiliki selera fashion yang sama denganku. “Namun, ini memang kurang pantas dipakai di pesta pertunangan yang glamour itu.”   “Apa?!”   “Seohyun-ah, sebaiknya kau dan Donghae segera bersiap. Eomma dan Ahjumma akan ikut untuk memilihkan baju pertunangan kalian. Kajja!” Aku menatap Appa dengan tatapan memelas. Memohon agar setidaknya Appa mengatakan bahwa dress itu cukup bagus untuk dikenakan olehku. Namun Appa hanya menggeleng. Dia menyengir tanda bahwa aku hanya dapat pasrah saja.   “Padahal aku suka pada dress itu” ucapku kesal pada Donghae sembari menunggu kedua wanita yang sedang bersiap itu. Appa telah pergi ke tempat besok akan diselenggarakan pesta pertunangan kami. Katanya dia mau mengecek persiapannya. Jadi disinilah aku. Berada di samping Donghae sambil menunggu Eomma dan Ahjumma yang tengah bersiap dan berdandan. Padahal hanya pergi membeli baju pertunangan saja.   Donghae hanya menunjukkan senyumnya yang manis itu, “Sudahlah. Mungkin mereka ingin yang terlihat lebih mewah.” Ucapnya menenangkan. Tangannya terangkat mengelus lembut puncak kepalaku hingga membuatku tenang.   “Tapi kan itu baju pilihanmu. Kau sendiri yang bilang kalau menggunakan dress itu aku terlihat sangat cantik”   “Tak apa. Kau memakai apapun akan terlihat cantik, kok. “ Aku tersipu malu. Laki – laki ini memang selalu dapat membuatku gila dengan ucapannya yang romantis. Aku memejamkan kedua mataku ketika melihat wajah Donghae perlahan mendekat kepadaku. Apa dia hendak menciumku? Jantungku berdetak kencang memikirkannya. Perlahan, jarak kami semakin terhapus. Sedikit lagi dan sedikit lagi maka…   “Ayo kita berangkat!!! Eh?” Jarak wajah kami langsung menjauh saat itu juga. Aku sangat malu ketika Eomma dan Bibi Lee Ah menatap kami dengan tatapan -apa-yang-kalian-lakukan-tadi-?- Astaga! Pipiku memanas.   “A-aniyo. Ayo, Ahjumma, Eommanim! Seohyun-ah” kata Donghae memecah suasana. Dia segera menarik pergelangan tanganku dan berjalan keluar rumah.   “YAK! Kalian ternyata mesum juga yaaa” “AHJUMMA!!!”

Dapat kupastikan aku akan segera bosan berada di butik ini. Sudah hampir dua jam aku menunggu ketiga wanita yang cukup berarti dalam hidupku itu. Ahjumma, Eommanim, dan malaikatku Seo Joo Hyun. Seohyun sedang berada di kamar ganti untuk mengetes dress yang akan dipakainya besok.   Aku patut bersyukur lahir sebagai laki – laki jadi aku tidak perlu sibuk memikirkan apa pakaian yang akan kupakai atau sepatu apa dan lainnya. Tapi aku sungguh sangat kasihan pada gadisku. Dia sedari tadi harus bulak – balik kamar ganti hanya untuk mencoba gaun – gaun anggun nan seksi. Seohyun bukanlah tipe gadis yang menyukai hal – hal seperti itu. Dia berubah menjadi gadis lugu, manja, dan polos sejak bertemu denganku, berbeda saat dia berpacaran dengan Kyuhyun. Aku bangga. Hahaha….   Beberapa lama kemudian, pintu yang membatasi butik dan kamar ganti berderit pelan. Seohyun terlihat frustasi dan tidak suka ketika kakinya melangkah keluar dari kamar ganti. Sejujurnya dia terlihat sungguh cantik dan glamour dengan gaun panjang dengan batas sedada berwarna soft gold . Terdapat model ‘ekor’ pada bajunya itu hingga terlihat begitu anggun. Namun sepertinya Seohyun tidak suka dengan model baju seperti itu.   “Eomma-ya. Ahjumma~ Aku tidak suka” protesnya merajuk. Eommanim menatapku meminta pendapat, tapi aku hanya tersenyum seakan menyerahkan semuanya pada Eommanim dan Ahjumma saja.   “You look so pretty, Seohyun-ah” kata ahjumma dengan logat bahasa inggris yang ngawur. Tentu saja. Aku yakin dia hanya berusaha mencoba kebule – bulean. Namun Seohyun tetap saja merajuk tidak suka. Dan kalian harus tau bagaimana cara menghentikan rajukannya itu. Look!   “Hyun-ah” Seohyun menoleh padaku namun tetap memasang wajah betenya itu.   Aku tersenyum walau hatiku sedikit tak terima. “Errr… Kau tau? Memakai gaun itu aku kira itu bukan kau.” Kataku mencoba salah satu jurus paling ampuhku jika menghadapi Seohyun. Gombal.   “Maksudmu?” Dia malah mendelik tajam.   “Aku kira kau adalah Miss Korea. Tidak. Mereka bahkan kalah cantik dari dirimu. Kau seperti malaikat yang jatuh dan tersesat di hatiku” Berhasil! Tak percaya? Lihat wajahnya yang memerah malu dan bibirnya yang melengkung ke atas. Seohyun segera menatapku dalam, “Jadi, apa menurutmu aku cantik mengenakan gaun ini?”   Aku mengangguk mantap dan mengacungkan kedua jempol tanganku. Dia langsung tersenyum senang dan meminta Eommanim agar membungkus gaun yang digunakannya itu. Setelah Eommanim dan Seohyun pergi ke kasir untuk membayar, Ahjumma malah menatapku kagum dan tak percaya.   “Kau hebat, Donghae. Gadis manja seperti Seohyun dapat kau taklukan hanya dengan kata – kata” ucapnya penuh kagum. Aku tertawa kecil menanggapinya, “Bukan hanya dengan kata – kata, ahjumma. Tapi juga dengan cinta” ucapku dengan nada puitis.   Ahjumma tertawa. “Ne. Kau benar. Kalian memang sangat serasi”   “Terlalu serasi?”   “Baiklah.”   “Donghae oppa!” Aku mendongak ketika Seohyun menghampiriku dengan senyum lebar. Dia segera meraih lenganku dan memeluknya saat aku bangkit berdiri. “Bagaimana kalau kita makan malam? Aku lapar.”   “Ayo!” Lee Ah Ahjumma menanggapi dengan penuh semangat. Mungkin dia juga sudah lapar. Aku melihat jam yang melingkar pada pergelangan tanganku. Jam setengah delapan malam. Pantas saja perutku sudah keroncongan minta diisi.

Matahari kini tampak begitu bersemangat menyinari permukaan tanah dengan sinarnya. Aku disini hanya menatap langit berwarna biru muda dengan kapas – kapas berwarna putih bersih itu di balkon kamarku. Hari ini, hari dimana aku akan resmi menjadi tunangan seorang yang bahkan baru kukenal belum genap sebulan. Namun aku sudah mencintainya. Mencintai seorang pria yang dapat menjadi sahabat, teman, kekasih, kakak sekaligus bagiku.   Lee Donghae.   Nama yang simple tetapi sangat berarti untukku. Hm yah, tentu saja. Itu karena aku mencintainya.   “Seohyun-ah” Aku menoleh ketika Eomma dengan senyum mengembang menghampiriku di balkon. Aku balas tersenyum padanya. Senyum yang sama manisnya. Tentu saja, aku kan anaknya.   “Bagaimana perasaanmu?” tanya Eomma tiba –tiba padaku. Aku mengernyitkan dahiku tanda tak mengerti.   “Perasaanmu karena hari ini akan bertunangan dengan Donghae. Pasti bahagia sekali ya” katanya lembut. Tawa kecil keluar dari mulutku. Ibu yang melahirkanku ini bersikap seolah hari ini aku akan menikah dengan Donghae dan pergi jauh dari kehidupannya. Ayolah, aku hanya bertunangan.   “Eomma, jangan bersikap berlebihan seperti itu.”   Eomma tersenyum kecil, lalu menatapku dengan mata teduh penuh kasih sayang itu. “Eomma hanya tidak menyangka gadis kecil Eomma kini telah berubah menjadi wanita dewasa yang akan bertunangan dengan pria lain. Rasanya menegangkan sekali.”   Aku kembali tertawa diikuti oleh tawa Eomma. Namun beberapa saat kemudian, sebersit pikiran timbul yang mengiyakan kata Eomma, rasanya memang menegangkan. Aku jujur, aku sangat tegang hari ini.

“Kau terlihat sangat cantik, princess” Aku terpana pada penampilannya. Dia terlihat begitu anggun dengan gaun berwarna gold dengan model mermaid. Rambutnya yang panjang bergelombang dibiarkan tergerai begitu saja dan dihiasi dengan mahkota kecil di sisi kanan rambutnya. Kulihat dia tersipu malu saat aku mengulurkan tanganku padanya.   Seohyun membalas uluran tanganku dan menggenggamnya lembut, “Aku sangat gugup, oppa”  ucapnya sambil meniup anak rambutnya yang jatuh beberapa kali.   “Kenapa?”   “Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Rasanya menegangkan.” Katanya lagi. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya. Beberapa saat kemudian, acara pertunangan kami berdua segera dimulai. Di salah satu ballroom hotel bintang lima yang terdapat di Seoul. Kulihat teman – temanku dan teman – teman Seohyun juga hadir di acara ini. Memang aku tidak mengenal teman – teman Seohyun, namun saat melihat mereka yang bergerombolan menyalami Seohyun dan bercanda bersamanya. Aku yakin mereka adalah sahabat – sahabatnya. Tenang saja, wanita semua.   “Sang pasangan dipersilahkan untuk saling bertukaran cincin” kata sang MC. Aku dan Seohyun segera berbalik berhadapan.  Kulihat wajahnya yang manis itu terlihat berkeringat dingin. Astaga, dia ternyata benar – benar gugup. Make up tipis yang melapisi wajahnya terlihat luntur. Dengan segera, aku mengambil sapu tangan yang ada pada saku tuxedoku dan me-lap keringatnya itu. Aku dapat mendengar sorakan para hadirin karena tindakanku barusan. Apakah itu berlebihan?   Seohyun tampak terkejut dengan sikapku, matanya memandangku penuh tanya. Namun aku hanya membalasnya dengan senyum tipis. Tanganku segera bergerak mengambil kotak cincin pertunangan kami yang dibawa oleh salah seorang keluarga Seo. Aku membuka kotak beludru berwarna merah tua itu dan tampaklah sepasang cincin yang dilapisi emas putih. Cincin yang terlihat begitu biasa tetapi mengandung banyak makna bagi kami. Perlahan, aku menarik tangan kanan Seohyun dan memasukkan cincin putih itu pada jari manisnya. Begitu juga dia melakukan hal itu padaku.   Dan dengan terpasangnya cincin itu pada jari kami, maka artinya. Kami telah resmi menjadi sepasang tunangan.  Aku dan Seohyun.

TBC

A/N: Adakah yang menunggu kelanjutan fanfic tidak jelas ini? *nggak ada yang angkat tangan* *nangis di pojokan*   Sepertinya ceritanya makin aneh dan tidak jelas-_- sangat tidak jelas. Bagian akhir dari chapter ini kayaknya dipaksa banget alurnya. Maaf. Soalnya feelku sama fanfic ini udah mulai lenyap. Apalagi aku udah jarang buka internet. Huhuhuhu T^T   Mungkin berdasarkan pengamatanku *ceilah*, MIL bakal tamat di chapter 9 atau 10. Yang pasti tidak lebih dari itu. Mungkin akan sampai cerita marriednya mereka? Atau sampai ada anak >o<? Wakakak…   Kritik dan saran kutunggu… And, follow my twitter @priskilaaaa  (mention buat follback. Oke?) *moduspromosi* #plak

[Part 6] Mokpo In Love :: I Gonna Be Crazy

mokpo-in-love-1

Title: MOKPO IN LOVE

Author: Priskila

Cast: Seo Joo Hyun, Lee Donghae

Genre: Romance, Comedy

Length: Chapter

Rating: PG-15

“Tapi kita di jalan, Donghae. Bagaimana kalau sudah sampai saja?” tanyaku lagi. Kupasang raut wajah polos dan tak bersoda, eh bukan.. berdosa yang kumiliki.

“Oh.. baiklah” jawabnya. “Tapi lebih lama ya ciumannya…”

JLEBB

Aku mendengus keras saat mengetahui bahwa lelaki yang berada di sampingku mengambil keputusan yang tepat. Dia mengetahui saat – saat dimana aku hendak membuka pintu mobil dan lari sejauh mungkin. Donghae telah terlebih dahulu mengaktifkan autolock yang menyebabkan aku tidak dapat turun dan terkunci di dalam mobil. Dan semua ini hanya karena satu… Ciuman.

 

Gila.

 

Donghae memang kissing addict yang mengerikan. Bisa – bisa kalau sudah menikah nanti, dia akan mengunciku dalam kamar mandi dan memaksaku… Hiiii~

 

Baca lebih lanjut

Mokpo In Love [Part 5]

mokpo-in-love-5

Mokpo In Love 5 [Growing Up]

Title:

 MOKPO IN LOVE

Cast:

Seo Joo Hyun

Lee Donghae

Genre:

Romance, Comedy

Length:

Chapter

A/N:

Halo… Apa kabar? Lanjutan Mokpo In Love balik lagi nih~ Pasti readers pengen banget bunuh aku sekarang. Hehehe… Aku memang author paling lemoot. Maafkan aku 😦 Maafkan aku jika ceritanya makin berantakan dan tidak jelas-_- aku sendiri bingung mau ngelanjutin gimana. Yang pasti ini masih berlanjut. Mungkin akan sampai chapter 10. Wkwkwk…

Ya sudah, segini dulu cuap cuap tidak pentingnya. Terima kasih~

—-

Tunggu dulu.. Donghae merupakan permata hidupku? Apa yang kupikirkan! Ini konyol. Apa artinya aku memang telah jatuh cinta padanya? Oh God… It’s impossible! But, maybe it’s will be possible.

“Aku memang seharusnya sudah sadar dengan sikapmu yang berbeda akhir – akhir ini, babe” ujar Kyuhyun kemudian. Alisku berkerut menjadi satu saat mendengar ucapan tersebut, berbeda? Apa yang beda dariku? Sepertinya aku selalu sama setiap harinya.

Layaknya dapat membaca pikiranku, Kyuhyun melanjutkan perkataannya, “Akhir – akhir ini kau jarang sekali mengirimiku pesan seperti dulu. Palingan hanya satu atau dua sms saja yang kau kirimkan. Itupun untuk mengajakku jalan tetapi aku tidak bisa karena pekerjaan. Haa.. kau berbeda, Seohyun-ah” dan untuk pertama kalinya Kyuhyun memanggilku dengan panggilan formal seperti itu.

“Hanya itu? Tapi itu tidak menunjukkan bahwa aku sudah tidak mau berhubungan denganmu bukan? Ayolah chagiya… aku masih menyanyangimu” kata – kata itu meluncur dari mulutku. Kenapa aku terdengar lebih agresif disini?

“Perjodohan itu pasti sudah tidak bisa dielakkan lagi, kan. Jadi lebih baik, kita berakhir” Kyuhyun meletakkan beberapa lembar uang di atas meja lalu beranjak pergi setelah meneguk habis minumannya yang sudah dingin.

Aku membatu di sana. Melihat punggung Kyuhyun yang pergi dengan pemandangan yang cukup tidak enak kulihat. Kyuhyun meremas pundak pelayan yang tadi melayani pesanan kami, tersenyum padanya seakan memberi kode, lalu berjalan keluar. Tidak lama kemudian juga, pelayan itu segera mengambil tas dan jaketnya lalu pergi keluar. Entah apa yang merasukiku, tapi aku seperti merasa Kyuhyun ada hubungan dengan pelayan itu.

Dan satu hal lagi, bukankan perkataan tadi menunjukkan bahwa aku dan Kyuhyun tidak ada hubungan lagi? Hey.. harusnya aku sakit hati bukan? Kenapa tidak ada rasa seperti itu sama sekali? Aku memegang dadaku, mencoba merasakan detak jantungku, biasa saja, tak ada degupan kencang atau melambat. Semua biasa saja. Hubungan ini memang sejak awal terasa sangat hambar walaupun kami sering berseru – seru kata cinta.

Tanpa pikir panjang, aku merogoh tas putih yang sedari tadi tergeletak di sampingku. Mencari nama kontak Donghae dan menekan tombol hijau untuk memulai panggilan. “Yeobseo?” Aku terpaku.

Suara yang mengangkat telepon ini pastilah bukan suara Donghae. Melainkan ini adalah suara seorang perempuan.

“Hallo? Siapa disana?” seru perempuan yang menjawab tadi itu. Mulutku mencoba berbicara, melontarkan beberapa kata singkat, “Donghae mana? Dan kau siapa?”

“Donghae? Oh.. jadi nama pria nafsuan itu Donghae? Dia sedang mandi sekarang. Maaf tapi aku harus memang jujur kalau kemarin malam kami bermain dengan sangat hebat. Haha… aku ini gadis yang menemaninya semalam, perkenalkan Choi SooKyung. Kau sendiri, siapanya? Aku melihat nama kontakmu itu ‘Princess Frog’. Hahaa… konyol sekali”

Berpuluh bahkan beratus – ratus pertanyaan melayang di kepalaku. Nafsu? Bermain? Gadis yang menemaninya semalam? Astaga. Apa maksudnya Donghae melakukan itu dengannya semalam?

“YAKK!! Kenapa kau mengangkat ponselku?!” Suara Donghae terdengar dari seberang.

“Maafkan aku, sayang. Tapi nada deringmu itu sangat ribut. Aku tidak bisa melanjutkan tidurku jika terus membiarkannya. Oh ya, morning kiss!” Bunyi kecupan dan decakan lidah menjadi suara yang selanjutnya kudengar. Tidak lama kemudian, panggilan itu dimatikan dari sana. Aku menjauhkan ponselku dari telinga. Hatiku terasa sangat sesak. Air mataku sudah membendung di pelupuk.

Tidak perlu menunggu waktu lama, aku pun mengangis frustasi. Depresi. Apa ini artinya aku kehilangan dua pria sekaligus? Kyuhyun telah berakhir denganku dan sekarang Donghae… laki – laki itu berkhianat, eoh?

DongHae POV

Setelah mengempiskan dompetku untuk membayar gadis yang menemaniku untuk ‘bermain’ semalam, aku segera meluncurkan mobilku di permukaan aspalnya jalan raya. Aku mengambil ponselku yang ada di dalam saku jaketku, lalu mengecek panggilan masuk. Bukannya tadi gadis yang bernama Soo.. SooKyung tadi itu mengangkat panggilan dari seseorang?

Panggilan masuk. Seohyun!

Yang tadi menelponku itu Seohyun. Astaga.

Mampus.

Setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan untuk bertemu dengannya. Semoga saja dia tidak pulang ke rumah dengan air mata bercucuran dan wajah kemerahan. Lalu membanting semua barang pecah belah yang sangat banyak di rumahnya. Tapi tunggu… bukankah aku sendiri yang narsis kalau berpikir seperti ini. Dia tidak mencintaiku. Aku harus sadar soal itu. Dia tidak mencintaiku, melainkan mencintai Kyuhyun. Ya… itu pasti. Dia mungkin akan sangat senang karena ada alasan kuat untuk membatalkan perjodohan ini.

Aku harus siap masuk ke rumah mereka dan dilempar dengan guci keramik yang sangat besar itu. Harus siap dicercoki dengan kata – kata pedas dan makian.

Sekian lama mengkhayal membuatku tak sadar telah sampai di rumah kediaman keluarga Seo. Tiba – tiba suatu perasaan gugup menderaku. Galau. Bingung antara mesti masuk ke dalam rumah ini dan mendapat caci maki atau tetap diam dalam mobil hingga salah satu dari anggota keluarga mereka keluar atau masuk ke dalam rumah dan mencegat mereka lalu menjelaskan semua.

“Aisshh-“ aku mengacak rambutku kasar. Ini semua kebodohanku! Tolol sekali diriku ini.

Drrrrt Drrrt

Handphoneku yang tergeletak di kursi penumpang depanku bergetar. Menandakan bahwa ada pemanggil di seberang sana. Aku mengangkat ponsel berwarna putih itu dan melihat nama pemanggilnya, Lee Ahjumma

“yeobseo?” tanyaku ragu – ragu. Terdengar suara helaan nafas di seberang sana, “Donghae-ah.. apa yang kau lakukan? Mengkihanati Seohyun, eoh?” suara parau Lee Ah Ahjumma membuatku tak dapat berkata – kata. Seohyun melaporkan hal ini padanya?

“Seohyun menangis padaku, Donghae. Dia kecewa padamu. Sangat kecewa.. Padahal, dia telah mencoba menyayangi dan mencintaimu” Penuturannya membuatku terpaku. Seakan Ahjumma dapat membaca pikiranku. Aku tertegun, Seohyun mencoba mencintaiku? Apakah ini mimpi? Oh.. Donghae, kau adalah pria terbobrok sedunia!

“Donghae- kenapa kau lakukan ini? Bibi sangat tak percaya kau melakukan hal ini pada Seohyun. Bibi pikir kau akan merubahnya menjadi lebih baik, bukan lebih terpuruk seperti ini, Hae”

“Aku minta maaf, ahjumma. Jeongmal mianhaeyo.. Aku benar – benar tidak menggunakan akal dan nalar saat itu-” Kalimat penyesalan yang keluar dari mulutku dengan sendirinya membuatku kembali tertegun. Aku memang tidak menggunakan akal dan nalar saat melakukan itu. Nafsu mengelabuiku. Wanita itu benar – benar seperti iblis.

Wait… Kenapa aku jadi memaki wanita jalang itu? Aku juga yang salah… Aissh~

“Ahjumma juga kecewa padamu, hae. Untung saja Seohyun tidak melaporkan hal ini pada orangtuanya. Kau beruntung sekali Donghae-ah..”

“Mianhae ahjumma..” sesalku sekali lagi.

“Baiklah.. Ahjumma harap kau dapat berubah, Hae. Jangan seperti ini lagi. Minta maaflah pada Seohyun..”

“Ne ahjumma. Gomawo” panggilan terputus. Aku  menghela nafas kasar. AH! Kenapa aku begitu tolol dan bodoh sekarang?! Aku berpikir sejenak, menimbang – nimbang untuk turun dari mobil dan mengetuk pintu atau menunggu saja. Tetapi… Sepertinya turun dan meminta maaf pada Seohyun adalah hal terbaik. Ya.. Aku mesti siap apapun konsekuensinya.

Aku berjalan menuju pintu rumah Seohyun. Ada sedikit keraguan menyelinap saat aku hendak menekan bel. Apa dia akan marah padaku? Memukulku? Atau akan terlihat depresi . Entahlah. Aku tak dapat menebak.

TING TONG

Bunyi bel akhirnya terdengar saat jari telunjukku menekan benda bulat tersebut. Tiba-tiba aku merasa jantungku berdegup kencang, terlalu gugup. Tidak menunggu beberapa waktu lamanya, pintu berukuran besar itu terbuka secara perlahan.

“Donghae-“ Tanpa pikir panjang, aku mendekap gadis berambut panjang dan berwajah cantik itu. Memeluknya sedalam mungkin. Seohyun sedikit terkejut, dapat kurasakan dirinya yang sedikit memberontak pada awalnya. Tapi semakin dalam aku menahannya dalam pelukanku, dia akhirnya luluh dan berhenti memberontak. Aku tetap memeluknya sambil menggumamkan kata – kata maaf.

“Mianhae .. Jeongmal mianhae Seohyun. Aku tau aku bodoh. Maafkan aku” ucapku dengan penyesalan yang amat dalam. Seohyun terdiam, tidak menjawab ucapanku sepatah katapun.

“Seo-“ Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya dalam. Dia balik menatapku dengan raut wajah yang tidak dapat kuartikan. Matanya terlihat sedikit bengkak dan kemerahan, apakah dia menangis?

“Kenapa.. kenapa kau membuatku ragu atas kepercayaan yang hendak kuberikan kepadamu, Hae? Aku sudah mencoba menyukaimu secara perlahan, tetapi kenapa kau malah menusukku dengan cara seperti ini. Aku salah apa…” suaranya terdengar serak begitu keluar dari mulutnya.

Rasanya seperti beribu jarum yang menyesakkan begitu tuturan kata itu terdengar olehku. Betul kata ahjumma, Seohyun telah mencoba mencintaiku tapi dengan bodohnya aku membuatnya ragu kembali. Hah! Bodoh!

“Kau tidak punya salah apa – apa” aku memberanikan diriku berbicara. “Aku yang tolol. Aku dikuasai hawa nafsu saat itu. Tolong jangan berburuk sangka dulu, aku dikuasai nafsu dan efek minuman beralkohol. Jangan marah padaku, Seo-“

“Kenapa kau meminum alkohol?”

“Aku- aku depresi. Depresi karena sebelumnya kau belum kunjung menjawab pernyataan cintaku. Aku pergi ke club malam beserta temanku. Tapi aku tidak ada maksud untuk bermain dengan wanita. Hanya minum – minum saja.”

“Dan akhirnya kau tergoda untuk bermain? Ha- dasar pria berhidung belang” nada suara Seohyun mulai menaik hingga terkesan ketus. Tangannya terlipat di depan dada dan wajahnya berubah menampakkan kecurigaan.

“Atau jangan – jangan selama ini sifatmu seperti itu? bermain dengan para wanita jalang?”

“Itu tidak benar!” Nada suaraku sedikit meninggi mendengar ucapan tidak berdasar dari Seohyun. Dia kira aku apa sehingga sering bermain dengan para wanita? Walaupun aku lelaki normal, aku masih akan tetap menjaga harga diriku. Aku tidak ingin di cap sebagai lelaki hidung belang.

“Kau bahkan mulai membentakku sekarang” Seohyun memandangiku tajam. Aku tau, dia marah.

Author’s POV

“Aku mulai menaruh cintaku padamu. Aku ingin percaya padamu. Aku hendak menerima perjodohan ini dengan perasaan tenang. Tapi kenapa… kenapa kau malah seperti ini?!” tangan yang semula terlipat di depan dada Seohyun melemas hingga terlepas. Matanya terlihat tergenang oleh air mata yang dia tahan. Wajahnya memerah, menahan amarah yang bergejolak.

Donghae terdiam. Lelaki itu tak mengucapkan sepatah katapun menunggu Seohyun menyelesaikan pembicaraannya. Donghae maju selangkah mendekati Seohyun, tangannya mengelus puncak kepala Seohyun lembut, Donghae membalas dengan nada suara menenangkan “Aku memang bajingan. Tapi kumohon, jangan benci padaku. Cinta yang hendak kau percayakan padaku, jangan ditarik kembali. Aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi lelaki yang kau inginkan.”

Seohyun terperangah, air matanya sukses merembes keluar hingga membuatnya menangis dengan suara keras. Dirinya langsung memeluk Donghae erat seakan tidak ingin melepaskannya. “Aku- percaya padamu”

Kedua insan itu hanya terdiam sejak tiba di depan Sungai Han. Hanyalah suara kunyahan dari mulut masing – masing yang terdengar disana. Roti yang sedari tadi mereka beli kini telah sisa setengah. Seohyun mengunyah roti sembari memandang pemandangan indah Sungai Han dengan diam, dirinya sesungguhnya tidak fokus mengagumi keindahan sungai itu. itu hanyalah kamuflase dari dirinya agar membuat Donghae tidak menganggunya yang seakan sedang menganggumi lampu – lampu malam yang menerangi.

Dalam pikirannya Seohyun berseteru. Ada keinginan dalam hatinya untuk mulai mempercayai Donghae, mencintai dia, dan memperlakukannya sebagai orang terpenting dalam hidupnya. Tapi egonya juga tak kalah penting. Dimana Seohyun yang sangat egois dan cuek? Kenapa dia jadi mellow begini.

“Aku-“ Mereka berdua mengucapkan kata itu bersamaan. Seohyun tersentak, “kau duluan” ucapnya.

“Aniyo. Ladies always first” balas Donghae dengan wajah yang sedikit memerah. Astaga… kenapa jadi awkard begini?

“Ani- kali ini biarlah kau dulu yang berbicara. Topikku tidak terlalu penting.” Jawab Seohyun seraya tersenyum. Pandangannya terfokus pada pemandangan sungai Han yang sangat indah. Sepertinya dia baru menyadari keindahan ini.

“Baiklah” Donghae menghela nafasnya kemudian memegang tangan kanan Seohyun.

“Aku telah berpikir. Berpikir bahwa aku harus berubah demi dirimu. Aku harus berusaha membuatmu mencintaiku agar pernikahan kita nanti lancar. Oke… Mungkin aku terdengar egois tapi aku jujur. Aku memang menyukaimu walau pertama – tama aku sangat menolak perjodohan ini. Tapi lama – kelamaan terasa berbeda, semua terasa begitu hangat bila ada disisimu”

Seohyun membulatkan matanya begitu Donghae menyelesaikan omongan itu. Dia begitu terkejut. Atau mungkin terperangah karena ucapan yang sangat lembut itu. “Jinjjayo? Bukankah kau mengatakan aku dulu itu bawel minta ampun?” tanya Seohyun dengan nada sedikit meledek.

“Itu dulu. Bukan sekarang. Keputusanku sekarang sudah kupikir baik – baik karena itu juga demi masa depanku.”

“Apa kau demam? Kemarin kau seperti orang gila, sekarang malah romantis.” Donghae mencibir begitu tangan Seohyun melekat pada dahinya. Sempat terpikir olehnya bahwa Seohyun sangat lemot.

“Setiap orang berhak untuk berubah. Begitu juga aku. Biarpun kemarin aku seperti orang gila, lalu hari ini romantis, dan besok entah apa itu. Itu hakku!” protes Donghae. Seohyun menarik tangannya kembali dan menoyor kepala Donghae sedikit keras.

“Aku mencoba untuk khawatir padamu!”

“Oh ya? Kalau begitu, jika kau khawatir padaku, katakan apa yang mau kau katakan tadi”

“Yang aku ingin katakan sama halnya dengan perkataanmu, jadi tidak perlu lagi” Seohyun beranjak dari posisi duduk dan merentangkan kedua tangannya di hadapan Sungai Han. Dia menghirup udara pada malam itu sebanyak mungkin, mengisi pasokan udara segar bagi paru – parunya.

GREPP

Seohyun terpaku pada posisinya saat menyadari sepasang tangan melingkar pada pinggangnya. Hembusan nafas seorang yang diyakininya adalah Lee Donghae itu membuatnya bergidik geli karena mengenai lehernya yang tidak tertutupi rambut pada saat itu.

“Aku tebak, tadi kau ingin berkata hal yang sama denganku bukan?” celetuk Donghae bermaksud bercanda. Tetapi Seohyun tetap menutup mulut. Dia terlalu terkejut karena perlakuan Donghae.

“Apa kau tidak punya mulut? Jawab aku, nona bawel” kata Donghae seraya menyeringai penuh kejahilan. Dia ingin mencairkan suasana yang begitu canggung saat ini. Dia ingin membuat Seohyun kesal dengan godaannya.

“YAKK!!!” Sukses. Seohyun berteriak kesal. “Kenapa mengataiku nona bawel lagi?! Tadi bilang ingin berubah, tapi kenapa malah mengataiku lagi?!” Seohyun memanyunkan bibirnya tanda dia kesal setengah mati. Tangannya bergerak mencubit lengan Donghae dengan gemas.

“Awww! Appo!” Kini Seohyun tersenyum penuh kemenangan. Donghae meringis kesakitan akibat cubitannya.

“Rasakan!” Seohyun menjulurkan lidahnya –mengejek- lalu segera berlari menjauhi Donghae. “Kejar aku kalau bisa! Dasar siput…”

“Awas kalau kau tertangkap, Seo Joo Hyun. Kau akan habis di tanganku!” balas Donghae lalu berlari mengejar Seohyun. Dan aksi saling kejar antara kedua manusia itu akhirnya tidak terelakkan. Bak sepasang anak kecil yang bandel, mereka saling meledek satu sama lain tanpa henti.

“Jangan mengataiku sipuuut!!!” Donghae menangkap tubuh Seohyun dan memeluknya dari belakang. “You’re lose.” Ucapnya jahil. Dan dengan kejahilannya itu juga, Donghae memutuskan untuk melakukan suatu hal.

CUP

Seohyun yang semula berniat untuk memberontak dan kabur, mengurungkan niatnya begitu dia merasakan suatu kecupan mendarat di cuping telinganya. Dia yakin, pasti sekarang wajahnya telah berwarna merah padam.

Donghae POV

Aku tertawa dalam hati begitu merasakan Seohyun berhenti memberontak. Dia benar – benar kalah dalam hal seperti ini. Tapi aku terkadang bingung, kenapa dia begitu terlihat polos jika bersama denganku? Tapi kenapa dia bisa terlihat begitu liar dan agresif saat dengan Kyuhyun? Ah sudahlah, mungkin karena pengaruh Kyuhyun yang terlalu terbiasa dalam kehidupan malam.

“Kenapa diam? Terkejut?”

Seohyun membalikkan badannya menghadapku. Sesaat kemudian pandangan kami bertemu. Oh my… Dia terlihat begitu manis di bawah sinar rembulan juga lampu – lampu yang ada di daerah sekitar sungai Han ini. Pretty.

Kuberanikan diriku untuk mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Berniat untuk mencium bibirnya yang mungil dan terlihat manis itu. Perlahan aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang menderu. Dia gugup? Hey… bukankah gadis satu ini sering berciuman dengan si Kyuhyun itu? Bibirku dengan bibirnya menyatu secara lembut. Kami berciuman dalam waktu yang cukup lama. Aku dapat merasakan betapa manis bibirnya itu, bahkan lebih manis daripada buah ceri. Aku menyukainya. Sangat menyukainya.

Author POV

Waktu pada malam itu telah menunjukkan pukul 7 malam. Kehangatan malam mengantarkan dua anak manusia itu ke tempat masing – masing. Namun layaknya seorang laki – laki jantan, Donghae mengantarkan Seohyun sampai di depan rumahnya.

“Kau yakin tidak mau makan malam bersama dengan orang tuaku? Bukankah dulu kau paling senang menggencar perhatian appa dan eomma?” Seohyun berhenti berjalan tepat di depan pintu rumahnya. Dia berbalik menatap Donghae yang mengekorinya dari belakang setelah menekan bel.

Donghae menggeleng, “Aniyo. Aku bukan mencari muka dari abeoji dan eommanim. Itu semua semata – mata supaya aku mendapat perhatian darimu, hyun”.

Ucapan Donghae sukses membuat pipi Seohyun memerah malu.

“Ashhh- kenapa kau jadi suka menggombal seperti ini?!!” sentak Seohyun sembari memukul lengan Donghae cukup keras hingga sukses membuat lelaki itu mengaduh.

“Sudahlah! Aku mau masuk. Sampai jumpa, Lee Donghae” ucap Seohyun sembari membuka pintu rumahnya. Sebelum menutup pintu, tidak lupa dia memberikan senyum manis yang dapat membuat Donghae terpesona.

“Sampai jumpa, hyun”

Seohyun POV

Karena sinar matahari yang begitu menyengat mataku, dengan sangat terpaksa aku harus bangkit dari tempat tidur dan meninggalkan mimpi indah bersama keroro. Aish, sungguh menyebalkan. Setelah menyelesaikan semua aktivitas pagi, seperti mandi, sarapan, dan lain, aku kembali masuk ke dalam kamar untuk melepas lelah sejenak.

Tiba – tiba saja, ponselku bergetar tanda adanya pesan masuk. Segera kuraih ponselku dan membaca pesan itu tanpa melihat nama pengirimnya.

Bersiaplah jam 9, aku akan menjemputmu dan kita pergi jalan – jalan. Mau kan, princess?

Eh? Seingatku tidak ada orang yang pernah memanggilku dengan sebutan Princess. Siapa ini?

AH! Lee Donghae!!! Gila… lelaki ini semakin agresif saja. Tapi tanpa kusadari, aku tersenyum kecil begitu membaca nama kontaknya di pesan itu. Jari – jariku segera menari di atas layar ponselku, mengetikkan sesuatu untuk dikirimkan padanya.

Boleh saja, kebetulan aku tidak ada kerjaan.

 

“Seohyun, kau harus berdandan agar tampil cantik!” ujarku pada diriku sendiri. Tidak perlu menunggu waktu lama, aku segera mengobrak abrik lemariku dan mendandani diriku sebaik mungkin. Sebenarnya tanpa memperlukan make up pun, aku sudah cantik. Tapi tidak ada salahnya bukan kalau aku mencoba lebih baik lagi?

Kurang lebih 15 menit waktu yang kuhabiskan untuk bersiap. Setelah meyakinkan diri bahwa penampilanku ini tidak berlebihan namun indah dipandang, aku melirik jam dinding yang tergantung di kamarku. Sepuluh menit lagi baru jam 9, pantas saja dia belum menjemputku.

TOKK TOKK

“Seohyun-ah, ada Donghae di bawah. Dia mencarimu” seru Eomma dari luar. Ah, itu dia.

“Ne. Aku segera turun”

Donghae POV

Dasar cerewet. Entah kenapa sedari tadi mulutnya ini tidak bisa berhenti bertanya kemana aku akan mengajaknya pergi. Aku yang semula memang berniat membuat kejutan padanya, hanya dapat menjawab dengan jawaban – jawaban pendek. “Lihat saja nanti.”

“Donghae, katakan saja padaku kemana kita akan pergi! Aku sangat penasaran” sahutnya sedikit kesal. Bibirnya mengerucut lucu membuatku ingin sekali menciumnya. Argh! Kenapa aku jadi mesum seperti ini sih.

“Lihat saja nanti. Yang pasti aku yakin kau akan berteriak histeris saat melihat tempat ini” jawabku sok misterius. Dalam hati, tawaku meledak saat melihat wajahnya yang sedikit memucat. “Aku? Berteriak histeris? Kau mau membawaku ke kandang  buaya?!”

Kusunggingkan senyum tanpa dosa, bersikap seolah – olah tempat itulah tujuanku saat ini. Lagipula siapa juga yang mau masuk ke kandang buaya. Gadis bodoh! “Bukankah itu menarik?” tanyaku tanpa dosa.

“YAKK!! DONGHAE!!!”

“Kenapa? Kencan di kandang buaya itu sangat keren, hyun”

“Eh? Kencan? Kau mengajakku kencan?” tanyanya bingung. Matanya membulat sempurna karena terkejut.

“Tidak. Aku mengajakmu berpetualang” sahutku kesal. Gadis ini… kapan penyakit lemotnya akan menghilang?

“Ahh… Donghae-ah ngambek. Donghae…” Seohyun mengerjap – ngerjapkan matanya dan mencoba membuat gaya yang imut. Tidak taukah dia, tanpa melakukan seperti itu pun dia sudah sangat imut. Kupertahankan diriku untuk tidak tertawa ataupun tersenyum. Mencoba memasang wajah sedatar mungkin.

Seohyun mengerucutkan bibirnya, “Kau benar – benar marah?”

“Aniyo.” Jawabku pendek namun dengan suara datar.

Seohyun terdiam sebentar. Dia seperti tengah memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, dia memalingkan wajahnya kepadaku dan memandangku penuh harap, “Kalau begitu, kau mau aku melakukan apa agar mau memaafkanku dan tidak marah lagi?”

Eh? Beneran nih cewek? Dia sungguhan?

Aha! Tiba – tiba saja sebuah ide terlintas di otakku. Ide yang akan sangat menguntungkan diriku. Ohohoho…

“Jinjjayo?” tanyaku memastikan, tetap dengan suara datar.

“Ne. Asalkan kau tidak marah lagi” katanya sambil tersenyum manis.

“Apa saja?”

“Ne, Donghae-ah”

Aku membalas senyumannya dengan senyuman lebar dan penuh arti, membuatnya sedikit terkejut namun kembali menatapku riang. “Apa saja kan. Jadi, cium aku.”

Seohyun POV

“Apa saja kan. Jadi, cium aku.”

TOEENGG

Gila. Sangat gila. Sepertinya cowok ini makin hari, ah tidak.. makin jam ke jam pemikirannya semakin menggila. Apakah otaknya sudah tidak tepat posisi lagi? Astaga. Padahal tadi aku berniat hanya untuk menghiburnya, tapi aku tidak menyangka dia akan memintaku untuk menciumnya. Dia bahkan lebih agresif dari Kyuhyun.

“Hey. Kau kenapa? Ayo cium aku…” ujarnya dengan raut wajah tanpa dosa. Aku hanya dapat menatapnya jengkel. “Seohyun harus konsisten donk. Tadi bilang apa saja yang aku mau pasti kau kabulkan. Ya udah, aku mau kau menciumku” lanjutnya lagi. Ugh! Laki – laki ini memang minta ditonjok.

“Di pipi kan?” tanyaku asal untuk mengulur waktu. Mungkin saja kalau misalnya kita sudah tiba di tempat tujuan, dia akan melupakan hal ini. Atau tidak, aku bisa lari dari padanya.

“Aniyo. Di sini” ujarnya sambil menunjuk bibirnya dengan jari. Pipiku langsung memanas begitu melihat bibirnya. Oke, ini memang bukan ciuman pertama kami. Tapi tetap saja, aku ini wanita dan aku malu. Wanita sangat sensitif dengan hal – hal seperti itu.

“Tapi kita di jalan, Donghae. Bagaimana kalau sudah sampai saja?” tanyaku lagi. Kupasang raut wajah polos dan tak bersoda, eh bukan.. berdosa yang kumiliki.

“Oh.. baiklah” jawabnya. “Tapi lebih lama ya ciumannya…”

JLEBB

[5 Songs Challenge] Complete

 

Title: Complete Me

Author: Priskila

Length: Drabble

Rating: PG-13

Genre: Mix :p

Author Note: Hi kawan… lama tak bertemu XD kali ini aku datang dengan konsep yang sedikit aku contek *plakk* dari salah satu author di exoshidae.wordpress.com alias author idwinaya. Aku tertantang banget buat ini karena konsepnya yang memang unik. Mungkin ada beberapa cerita yang gak nyambung dengan ceritanya karena aku memang masih pemula banget. Hehehe :p. Juga mungkin ada beberapa pair yang readers kurang suka atau mungkin gak pas … aku maklumi. toh selera pasangan setiap orang beda – beda kan >< Happy reading readers! ^o^

***

5 SONGS CHALLENGE

 How it works:

 1. Pick a character, pairing or fandom you like.

 2. Put iTunes or equivalent media player on random.

 3. For each song that plays, write something related to the theme you picked inspired by the song. You have only the time frame of the song: no planning beforehand: you start when it starts, and no lingering afterward; once the song is over, you stop writing. (No fair skipping songs either; you have to take what comes by chance!)

***

Just The Way You Are – Bruno Mars

When I see your face, this not thing I would change. Cause girl, you’re amazing

Kyuhyun – Seohyun

 

Kyuhyun menatap wajah gadis di hadapannya dengan tatapan kagum. Gadis yang baru saja menolongnya dari kecelakaan yang mungkin akan berakibat fatal itu. Gadis yang sangat manis dan pemberani, tipe Kyuhyun.

 

“Ah… Apa kau baik saja? Ada luka?” tanya gadis itu dengan khawatir.

 

Kyuhyun menggeleng pelan, ,”tidak ada.. terima kasih.”

 

Gadis itu menghembuskan nafas lega dan tersenyum pada Kyuhyun, “sama – sama… aku senang kau selamat.” Perlahan gadis itu melangkah menjauhi Kyuhyun.

 

“Oiii!!!” Kyuhyun berteriak membuat gadis itu berbalik.

 

“Siapa namamu?”tanya Kyuhyun dengan senyum yang sangat manis.

 

“Seo Joo Hyun. Panggil saja Seohyun!” seru gadis itu lalu pergi. Kyuhyun ber-oh-ria. Seohyun? Nama yang bagus.

 

Sorry – Wonder Girls

Baby, i’m sorry

Tiffany – Siwon

 

Tetesan air mata itu menetes itu kesekian kalinya pada pipi Tiffany. Tubuhnya bergetar hebat, walau begitu, pigura foto yang sedang digenggamnya tidak terjatuh. Tiffany memegangnya kuat.

 

“Siwon~” suara Tiffany yang serak itu terdengar begitu memilukan. Penyesalan yang amat dalam menguasai hatinya. Ya… dia sangat menyesal.

 

Dia tau dia egois. Tidak peduli pada Siwon yang begitu mencintainya. Hatinya tertutup akan cinta Siwon. Dia tidak pernah membalas cinta pria idaman para wanita itu. Dan kini… lihat akhirnya.

 

Tiffany menyesal. Karena dirinya dengan bodoh menolak Siwon. Membuat Siwon depresi berat hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan mencelakakan kendaraan yang sedang dikendarainya.

 

Kejadian itu terjadi, saat Tiffany sadar. Tiffany sadar bahwa dia ternyata sangat mencintai Siwon. Dan dia menyesal.

Lovin’ ice cream – As One ft Ez Life

dagawa neukkyeobwa My sweetest love

Taeyeon – Leeteuk

 

Koridor itu terlihat begitu sepi di malam hari. Tak ada seorang siswa pun yang berlalu lalang di sana. Ah tidak.. ada seorang. Seorang gadis yang masih berseragam lengkap sekolah itu. Gadis itu duduk di salah satu kursi disana, seperti sedang menunggu seseorang.

 

“Lama sekali-“ gerutu Taeyeon –gadis itu- saat seorang lelaki menghampirinya dengan nafas terengah – engah. Bibirnya mengerucut lucu membuat siapa saja yang melihatnya gemas.

 

Leeteuk tersenyum melihat gadisnya itu, dengan perlahan ia mengeluarkan sesuatu dari kantong kemeja yang dikenakannya, “Hadiah untukmu karena telah bersabar menungguku”

 

Mata Taeyeon seketika itu juga berbinar – binar ceria saat melihat sejuntai kalung dengan liontin berbentuk ice cream. “Sungguh? Ah…. Terima kasih!” Taeyeon mengambil kalung itu dan segera mengenakannya dengan buru – buru.

“Repot sekali.” Ledek Leeteuk sambil menyampirkan rambut Taeyeon yang tebal itu ke depan dan membantunya mengenakan kalung itu di lehernya . setelah selesai, Leeteuk memandangi Taeyeon dari atas sampai bawah dengan tatapan seperti menilai penampilan Taeyeon. “Cantik sekali” puji Leeteuk seraya mengacak – acak poni Taeyeon sehingga membuat Taeyeon menggembungkan pipinya kesal karena mesti merapikan poninya lagi.

 

“Aissh.. jangan diberantakin!” gerutu Taeyeon lalu merapikan poninya itu. Sedetik kemudian, “Ayo!” Taeyeon menggandeng tangan Leeteuk dengan semangat, menimbulkan rasa bertanya – tanya dari Leeteuk. “Kau sudah memberiku ice cream.. tapi aku mau ice cream yang asli. Ayo.. temani aku!” ucap Taeyeon dan segera menyeret Leeteuk pergi dari sekolah yang sepi itu.

 

“Ya.. baiklah! Asal kau yang bayar yaa…”

 

“MWO?!”

My Heart – Irwansyah ft Acha Septriasa

Could i stay in my heart?

Donghae – Jessica

 

PLAKK

 

Entah apa yang dirasakannya, tanpa menggunakan akal sehat, Donghae melayangkan tangannya hingga menampar pipi Jessica yang berstatus istrinya itu.

 

“DONGHAE!” pekik Jessica setelah tangan kekar suaminya itu menyakiti pipinya. Air matanya mengalir deras. Dia tidak pernah memikirkan pernikahannya dan Donghae akan berada di ambang kehancuran seperti ini. Jessica terduduk lemah di lantai, sedangkan Donghae menatapnya bengis, penuh dengan amarah.

 

“Jangan pernah kau mengatai YeonHee itu perempuan pengganggu! Asal kau tau saja, kau lah yang orang ketiga dalam hubungan kami!” aku Donghae dengan nada suara yang sangat mengerikan. Donghae meremas kerah kemeja Jessica dan menghempaskannya.

 

Jessica tetap tidak berbicara sepatah katapun, dirinya memilih untuk diam sambil terus menangis, bukan karena rasa sakit akibat tamparan itu melainkan rasa sakit di hatinya. Hatinya serasa tertusuk oleh beribu jarum tertajam di dunia. Rumah tangga yang telah mereka bangun selama kurang lebih dua tahun lebih, terpaksa akan kandas di tengah jalan karena keegoisan satu pihak. Kenangan indah yang pernah dilewati kini hanya kenangan yang tak berarti. Mereka pernah saling mencintai.. tapi dimana cinta itu? dimana kasih sayang yang pernah melingkupi mereka?

 

“Aku salah pernah menilaimu adalah lelaki terbaik yang pernah kutemui! Asal kau tau saja, kau bahkan lebih buruk dari sampah!” Emosi Jessica meledak kembali saat Donghae melemparkan kata – kata kasar padanya. Jessica tau, tentu saja Donghae akan semakin marah karena perkataannya itu.

 

“Perempuan jalang! Tutup mulut tidak tau diri itu!!!” teriak Donghae lalu berlalu pergi. Sebelum itu dia melemparkan vas bunga yang ada di meja ruang tengah itu dan membanting pintu rumah.

 

“Kita bercerai!”

 

Jessica terduduk lemas. Air matanya kembali mengalir deras seraya mengelus perutnya yang masih rata itu.

 

Mungkinkah…  cinta yang pernah ada di antara mereka hadir kembali? Akankah dia dapat mempertahankan rumah tangganya yang memang sudah hancur ini? Mungkinkah.. bayi yang dikandungnya kini memiliki seorang ayah nantinya?

 

Oh! – Girls Generation

Oh oh oh oh.. oppareul saranghae

Yoona – Kibum

 

Aku menontonnya dari kejauhan. Dirinya yang sedang memasukkan bola basket ke dalam ring itu. Jantungku serasa berdegup dengan kencang saat melihat wajahnya yang bercucuran keringat seperti itu. Aku hanya dapat menggigit jari melihatnya. Ingin sekali aku pergi kesana dan mencium aroma tubuhnya yang menggoda itu, tapi.. hey.. itu sangat tolol!

 

Kibum berjalan ke tepi lapangan. Tempat aku duduk menontonnya di antara kerumunan yeoja yang berteriak histeris melihat para pemain basket yang ganteng – ganteng itu. Dia mengambil salah satu sapu tangan yang disodorkan para penggemarnya –aku termasuk penggemarnya- dan mengelap keringatnya yang bercucuran itu. Ah.. penggemar yang beruntung

 

Aku terpaku.

 

Hey.. bukankah itu sapu tangan berwarna biru langit kepunyaanku? Aku menyadari sesuatu. Akulah penggemar beruntung itu. Aku menyodorkan sapu tangan itu dan dia mengambilnya, sebelum itu juga dia memberikan senyuman hangat padaku.

 

Sial… jantungku berdegup kencang lagi. Bahkan dua kali lebih hebat dari sebelumnya. Kibum kembali ke tengah lapangan dan larut dalam permainan basket yang berlangsung itu. Aku memandanginya.

 

Kibum-ah… kapan kau akan membalas cintaku ini? Aku mencintaimu. Sangat.

 

 

Dating! [Oneshoot]

­bagi para penggemar YoonHae,  semoga saja kalian senang dengan FF Yoonhae terbaruku..

Hanya OS sih. Soalnya aku belum berani buat YoonHae series. Jadi.. OS dulu ya..

Title: Dating!

Author: Priskila

Cast: Lee Donghae, Im Yoona, SNSD, Super Junior

Genre: Romance Comedy *maybe*

Length: Oneshoot

Lee Donghae’s POV

Aku menatap jam tangan yang terletak di pergelangan tanganku dengan gelisah. Mataku terus bergantian menatap jam tangan dan juga pintu besar yang membatasi koridor dengan ruang latihan milik grup dongsaengku, SNSD. Aku bersandar pada dinding yang langsung menghadap ke pintu yang akan membawaku melihat malaikat pujaanku itu. Tenang Donghae… tenang..

Tanganku bergerak untuk memijit pelan sisi kepalaku yang terasa berdenyut karena tidak tidur semalaman untuk memikirkan cara ini. Ini semua demi dia.. semoga saja dia mau menerima ajakanku untuk kencan.

KLEK

Pintu itu akhirnya terbuka dan tampaklah yeoja mungil yang sebenarnya kehadiran dirinya sama sekali tidak kuinginkan. Taeyeon melihatku dengan tatapan bingung, “kenapa oppa ada disini? Bukannya SuJu masih latihan ya?”

Aku tersenyum garing, “ani.. kakiku sakit. Makanya aku tidak latihan dulu.” Alasan yang sangat aneh dan tidak masuk akal kukeluarkan dari mulutku. Benar – benar bodoh kau Donghae, jelas – jelas sekarang kau sedang berdiri dengan tegak tanpa sakit sedikitpun.

Benar saja. Mata Taeyeon memicing melihatku, “pasti ada alasan lain. Jangan berbohong padaku, oppa!”

Aku hanya cengengesan melihatnya, “hehehe.. tau aja. Kau tau apa yang mau kulakukan kan.. menemui dia..” aku menunjuk ke arah Yoona melalui jendela kaca kecil yang terdapat di sebelah pintu. Yoona yang anggun itu kini sedang latihan dance untuk lagu mereka yang terbaru, pasti sangat melelahkan.

Taeyeon mengikuti arah jari telunjukku dan langsung manggut – manggut tanda mengerti, “baiklah.. jika oppa mau aku dapat memanggilkannya untukmu.” Tawaran Taeyeon langsung kutolak dengan gelengan. “wae?”

“aku punya rencana sendiri untuk itu” mulut kecilnya langsung menjawab dengan membentuk huruf O. imut, namun sayang,, dia tidak dapat membuatku terpesona seperti Yoona yang dapat membuatku menangis seharian melihat adegan ciuman bibirnya dengan lawan mainnya di film yang dibintanginya.

“baiklah.. terserah padamu” Taeyeon meninggalkanku yang masih setia berdiri menunggu latihan hingga selesai. Aku tidak tau dia mau kemana, tapi sepertinya dia berjalan ke arah kantin SM.

Tak lama waktu berselang, yeodongsaeng – yeodongsaengku keluar dari ruang latihan dipimpin Yuri, “oppa mencari siapa?” tanya Sunny saat melihatku berdiri di depan ruang latihan mereka. Aku hanya membalas dengan tersenyum dan melihat Yoona yang berada di belakang. Mereka langsung tertawa kecil, “Yoona, sepertinya hari ini kau akan mendapat jadwal kencan deh” ujar Sooyoung yang disetujui oleh member lainnya. Yoona hanya tersenyum malu melihatku, apakah dia senang ada aku disini?

“ya sudah.. kami tinggal ya. Bye~” satu per satu member SNSD meninggalkanku dengan Jessica yang masih tetap berdiri di posisinya yang semula. Perlahan Yoona melangkah mendekatiku yang hanya tersenyum –walaupun sebenarnya sangat gugup- melihatnya.

“ada apa oppa? Tumben menungguku latihan..” ujarnya dengan suara yang sangat kucintai itu.

“hmm… aku mau mengatakan sesuatu padamu sebenarnya. Hanya, bolehkan kita makan siang bersama dulu?” dia langsung mengangguk menanggapi pertanyaanku. Hatiku rasanya akan segera berpindah tempat melihat senyum manisnya itu.

Kami tiba di café kecil yang tidak jauh dari kantor SMEnt. Tentu saja dengan penyamaran agar menjauhkan kami dari gossip – gossip para paparazzi. Aku sangat senang moment – moment seperti ini, dimana kami duduk berhadapan tanpa suara dan makan hanya ditemani dengan suara dentingan sendok dan garpu. Moment dimana aku dengan bebasnya menatap tiap lekuk wajahnya yang sempurna. Tidak kupedulikan gossip yang beredar bahwa Yoona melakukan oplas pada wajahnya, karena menurutku berita itu tidak benar. Dia masih Yoonaku, Yoona yang dulu, Yoona yang sekarang, dan Yoona yang dimasa depan akan menjadi ibu dari anak – anakku.

“jangan menatapku seperti itu terus oppa. Bahkan sedari makan tadi kau terus memperhatikanku” kata Yoona sambil tetap menunduk menatap langkah tiap langkah yang kami lewati. Kupikir dia tidak tau aku memperhatikannya, ternyata dia tau. Pantas saja dari tadi mukanya seperti kepiting rebus. Kami berjalan kembali ke kantor SMEnt setelah habis makan tadi. Tidak ada pembicaraan penting yang kulalui dengannya, karena itu memang salah satu bagian dari rencana yang sudah kupikir matang – matang hingga tidak tidur.

“habis ini apa jadwalmu?”

“sepertinya setelah latihan vocal siang ini, tidak ada jadwal lagi. Waeyo oppa?”

“ani… “ rasa gugup membuncah dihatiku. Sebenarnya aku sudah harus mengajaknya kencan berdasarkan rencana. Tapi.. aduhh.. aku takut dia menolak.

“Yoon-ah” sahutku saat kami sudah berada tepat di lobi. Dia menatapku dengan kedua manik matanya yang indah, seolah bertanya mengapa aku memanggilnya.

“apa kau mau… kencan denganku malam ini? Aku akan menjemputmu jam 7” akhirnya… kau berhasil mengucapkan kata itu Donghae. Bagus! Dapat kulihat rasa keterkejutan dalam diri Yoona saat aku menyelesaikan kalimatku. Sejenak dia berpikir lalu tersenyum, “mau oppa..” hanya dua kata yang dia ucapkan. Namun itu berhasil membuatku tersenyum lebar dan memeluknya. “gomawo… kujemput jam 7” dia mengangguk cepat lalu berjalan menuju ruang latihan vocal tanpa lepas dari senyuman. Aku terlonjak girang setelah kupastikan dirinya telah masuk ke dalam ruangan. Aku berjalan menuju mobilku yang terparkir di parkiran dan segera melajukannya menuju dorm. Melakukan persiapan dari sekarang mungkin adalah pikiran bagus.

“DIA MENERIMAKU!!!!” Suaraku menggema saat aku memasuki dorm. Para member sepertinya sedang sibuk dengan aktivitasnya masing – masing, namun suaraku berhasil membuat mereka berpaling memperhatikanku.

“Dia siapa, Hae-ah?” tanya ahjussi yang berprofesi sebagai leader di Super Junior ini dengan raut wajah penasaran. “Ya siapa lagi hyung.. Dia YOONA!!” aku berteriak girang lalu duduk di sofa ruang tv dengan gembira. Remote tv yang sedari tadi dipegang Shindong segera kuambil dan BLAM.. tv yang sedari tadi menayangkan berita akan kabar pemutaran perdana film menjadi hitam. Aku ingin mereka semua mendengarkanku.

“Yak! Lee Donghae!!” bentak Shindong hyung saat aku mematikan tv. Kugubris bentakannya lalu melanjutkan berita yang menurutku sangat dahsyat ini. “Yoong… aku akan kencan dengannya jam 7 nanti. Aaakkh.. aku sangat bahagiaaa!!”

Wajah – wajah penuh tanya dari mereka langsung berganti menjadi senyum bahagia. Eunhyuk segera membuka suara, “Awal yang bagus, ikan! Lalu bagaimana.. kencan kalian akan seperti apa nantinya?”

“ani.. aku tak tau” jawabku dengan lesu. Rencana yang kususun sedari malam adalah rencana bagaimana mengajaknya kencan, bukan rencana bagaimana kencan kita akan berlangsung. Jadi.. aku tidak tau harus bagaimana.

“mwo? Kau tak tau? Astaga Donghae!!!” Yesung hyung menepuk jidatnya dan mendecak kesal. “kupikir hyung sudah tau mau bagaimana kencannya.. haa.. bagaimana bisa kencan kalian berjalan romantis jika kau saja tidak tau apa yang akan kau berikan” ucapan Ryeowook membuatku terdiam.

Kudongakkan kepalaku dan menatap mereka satu persatu, mulai dari leader hingga maknae –walau ku tau si titisan setan itu tetap fokus pada pacar keduanya-. Serempak mereka langsung menggeleng, “andwae! Sudah cukup Siwon yang membuat kita sibuk untuk mengurusi kencannya dengan Tiffany. Tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, Donghae!” Leeteuk hyung menatapku tajam. Tetap kutatap matanya hingga membuatnya sedikit risih, “ayolah hyung.. bantu aku. Bagaimana jika kau yang berada di posisiku untuk kencan dengan Taeyeon? Bantulah aku kali ini hyung…”

“aissh.. begini – begini pasti Taeng yang dibawa”

“ayolah hyung… plisss…”

“baiklah baik…. dasar ikan!” rutuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Yes.. dapat satu orang! Kualihkan tatapanku menuju namja cantik milik Super Junior yang tengah menyisir rambutnya ini,”hyung…”

“aku terserah yang lain saja, Hae-ah. Asal kau jangan menyakitinya” ujar Heechul hyung lalu kembali menyisir. Dua orang!

“tentu saja!” jawabku mantap. Satu persatu member kuperhatikan dengan tatapan memelas agar mereka mau membantuku hingga menuju ke maknae sialan ini. Yang lain sudah setuju tinggal menunggu reaksi maknae setan yang tetap fokus pada pspnya itu. “Kyu!” sentakku hingga membuatnya kaget.

“wae?” dapat kupastikan Kyuhyun tidak mendengar pembicaraan kami sedari tadi. Dasar maknae sialan! Awas saja kau jika nanti meminta kencan dengan Seohyun, takkan kuijinkan kau hingga mencium telapak kakiku! *fishy jahat-_-*

“kau mau membantuku untuk kencan dengan Yoonaku kan?” baiklah, untuk kali ini saja aku akan memelas padanya. Awas saja nanti!

“hmm.. ne dengan satu syarat!” badanku serasa lemas mendengar kata ‘syarat’ darinya. Karena pasti syaratnya itu aneh-aneh semua. Pernah dia memberi syarat pada seluruh member untuk memberinya yang menjadi jadwalnya . Gila kan!

“apa?”

“kau memberiku jadwal kencan dengan Seobaby selama seminggu penuh tanpa gangguan dari kalian dan dari eonni – eonninya itu!” menurutku ini cukup mudah. Baiklah aku akan menyanggupinya. Berbicara dengan Seohyun untuk memenuhi ajakan Kyuhyun kencan selama seminggu penuh, yang kuyakini pasti disetujui oleh Seohyun.

“aku menyanggupinya! Kau mesti membantuku!!” kyuhyun hanya mengangguk malas.

“yak! Apa yang kalian lakukan?! Kenapa malah bercengkrama, ha! Sudah tidak ada waktu lagi, tinggal 2 jam lagi dan kalian belum selesai semua ini, ha!!” dua orang yang tengah asyik bercerita itu langsung diam tapi ganti itu, mereka menatapku tajam. Seperti ingin membunuhku saja.

“DIAM KAU IKAN!” teriak Yesung hyung lalu meninggalkan Ryeowook di dapur. Aku tak mau masakan untuk kencan kami tidak enak hanya karena cerita tidak penting dari dua orang yang seperti anak kembar beda rumah sakit ini.

“kau masak apa untuk kencan nanti?” aku melihat makanan yang sedang dimasak Ryeowook. Wanginya sudah menusuk rongga penciumanku dalam – dalam. Aku jadi lapar.

“diam! Aku tak bisa konsentrasi memasak. Jangan ganggu atau kutambahkan garam hingga kalian berdua darah tinggi..” ancamannya membuatku mundur. Bukan karena aku takut, tapi aku tidak mau Yoona sakit karena terlalu banyak memakan garam hingga hipertensinya naik.

Aku memutuskan untuk pergi dari dapur dan melihat apa pekerjaan para member di halaman belakang sudah selesai atau belum. Sekarang sudah jam 5 lewat….

“YAK APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!! KENAPA BELUM SELESAI JUGA??!!” sepertinya aku memang akan segera mendapat darah tinggi karena member – member keparat ini. Dengan rencana awal akan menggunakan bunga – bunga mawar yang ditaburi di segala sudut taman, mereka malah bermain teater aneh dengan menggunakan bunga – bunga yang kubeli.

“siwon hyung… kenapa malah tidur?!” aku berteriak sekeras aku bisa hingga hyungku ini bangun dan bekerja. Waktu sudah benar – benar menghimpiitt.. *donghae maksa ah -__-*

“ah.. mianhae Donghae-ah. Aku kurang tidur kemarin…” ucap Siwon hyung saat dia benar – benar sudah terbangun dari tidurnya. Aku mencibir, “yak! Dan aku sudah kekurangan waktu…!!” dia langsung bergegas melakukan pekerjaan. Dan yang lain? Jangan tanya mereka, mereka sudah bekerja sejak aku datang. Aku patut membusungkan dada saat ini.

Tepat jam 7 malam. Aku tersenyum senang menatap hasil pekerjaan para hyung dan dongsaengku. Waktu sudah menyuruhku untuk segera menjemput Yoona. Kunci mobil yang semula berada di meja sudah berada di tanganku. Yoona,,, tunggu aku, babe!!! *-_-

TING TONG!

Aku menekan bel dorm SNSD dengan perasaan gugup. Yeoja tinggi dan cukup cantik (karena tidak ada yang dapat menandingi kecantikan My Deer Princess) berdiri di hadapanku dengan muka yang seperti menatapku aneh.

“gwenchana?” tanyaku.

“ah.. gwenchana. Oppa masuk saja.. “ Adik kecilku ini menyuruhku masuk dan duduk di sofa, karena katanya Yoona masih didandankan oleh member lain. Ada – ada saja.

Setelah Seohyun pergi meninggalkanku sendirian, aku duduk selama beberapa menit. “Oppaa…!” suara Sooyoung membuatku berpaling menuju daerah datangnya suara. Aku menganga melihat pemandangan di hadapanku, Yoona sangat cantik dengan dress merah pendek itu dan.. mereka juga menganga melihatku?

“neomu yeppeo…” gumamku melihat Yoona.

“OPPAAA!!! KAU ITU MAU KENCAN ATAU MEMBANGUN BANGUNAN SIH?!!!” teriak Yuri. Aku bingung mendengarnya lalu melihat pakaianku dan .. right!

Penampilanku memang seperti kuli. Kaos tanpa lengan berwarna hitam dan celana kain yang biasa aku pakai untuk tidur. Dan ditambah lagi dengan keringat yang membasahi bajuku. Buruuuk!

“astaga! Mianhae mianhae.. jeongmal mianhae. Aku tak sadar… soalnya tadi memang aku..” aku sempat berhenti berbicara. Bagaimana jadi sureprise jika aku bilang aku terlalu sibuk mengatur dorm hingga lupa mengganti baju? Astaga..

“memang kenapa oppa?”

“aku… ah, tadi SooMan ahjussi menyuruhku untuk membantunya mengangkat beberapa berkas yang banyaknya minta ampun. Tapi karena waktunya sudah mepet, aku jadi lupa mengganti baju. Mianhae…” ucapku berbohong. Kulihat Yoona tersenyum, “gwenchana oppa. Ayo kita pergi…” ujarnya lalu memegang tanganku.

“aku pergi dulu ya… sampai jumpa~” pamit Yoona pada member SNSD. Aku tersenyum melihatnya, “ne.. kami pergi kencan dulu”

“jangan lupa bawa makanan untukku!!!” kudengar Sooyoung dan Jessica berteriak saat aku dan Yoona hendak keluar dari dorm. Menyebalkan. Apa dia mau menguras dompetku hingga kurus? “NE” Yoona menjawab. Baik sekali dewiku ini..

====

“pelan – pelan Yoong, jangan jalan cepat – cepat. Nanti kau bisa tersandung…” ujarku yang masih setia menutup matanya dengan kedua tanganku. Pasti kalian berpikir kalau aku mau memberinya kejutan kan, itu memang benar. Salah satu rencana kami (aku dan para member) adalah mengejutkan Yoona dengan dinner romantis, karena yeoja selalu senang dengan yang namanya sureprise. Tapi bukan hanya itu, aku berani merutuk satu per satu member kali ini. Mereka lupa merapikan ruang tamu yang sangat berantakan. Barang – barang bertebaran disana sini, mulai dari kaset game milik maknae setan itu hingga celana dalam pink Sungmin. Ck! Menyebalkan!

Saat aku yakin aku telah berdiri di tempat yang tepat, secara perlahan aku menyingkirkan tanganku dari hadapan mata Yoona. Gelap. Mungkin itu yang dilihatnya saat pertama kali membuka mata. Jelas saja, aku belum memberikan kode apapun pada para member lain untuk menyalakan lampu.

“Kau duduk disini dulu saja. Aku mau ganti baju” ujarku mencari alasan. Yoona mengangguk (wajahnya masih terlihat sangat bercahaya dalam kondisi gelap seperti ini) dan tersenyum. Aku segera menuntunnya untuk duduk di kursi yang ada dan pergi ke dalam ruangan dorm.

“Sekarang bagaimana?” tanya Sungmin yang tiba – tiba muncul di hadapanku, sedang para member sedang bersembunyi di belakang sofa sambil mengintip. Aku memberi kode pada mereka untuk tidak membuat suara sekecil apapun. Mereka mengangguk. Aku segera melesat ke kamar untuk berganti baju. Baju kumal yang tadinya kupakai, segera ‘tersulap’ menjadi sebuah tuxedo hitam dengan kemeja merah maroon. Sebuah dasi kupu – kupu berwarna putih lebih membuat penampilanku sempurna. Aku berputar – putar di depan cermin, menimang – nimang cocok atau tidak cocoknya baju seperti ini pada datingku kali ini. Menurutku..

Cocok!

Aku berjalan menuju halaman belakang, tempat Yoona kini berada. Dapat kudengar sayup – sayup suaranya yang agak ketakutan, “Oppa.. cepatlah datang. Disini gelap seka-“ Aku menutup kedua matanya tiba – tiba. Yoona terkejut tapi tidak memberontak sedikitpun. Aku berbisik dekat pada telinganya, “Aku disini, Yoong”

Aku berpura – pura batuk sebagai kode bagi para member untuk segera menyalakan lampu. Tapi.. “ehmm ehmmm!” aku batuk lebih keras lagi. Tidak ada jawaban atau kejutan. “UHUKK UHUKK!!!” sunyi.

Bullshit! Apa mereka menganggap aku tengah batuk?! Benar – benar tidak modern!. Akhirnya aku memutuskan untuk menutup mata Yoona dengan serbet yang ada di meja. Lalu segera menepuk kedua tanganku, semoga saja mereka mengerti. Tak ada reaksi.

“SWITCH ON THE LAMP!!!!” Aku berteriak. Oh Tuhan.. ini sangat memalukan. Aku seperti anjing saja jika berteriak seperti ini. Lagi – lagi, Yoona terkejut. Tetapi beruntung, para member menyadari kode –sebenarnya sudah bukan kode lagi. Aku berteriak- itu dan segera menyalakan lampu termasuk lilin yang ada di meja makan segera menyala secara otomatis. Aku membuka serbet dari matanya dan …

Yoona tersenyum melihatnya. Terkagum. Terpana. Seluruh tanaman dan dua pohon yang ada di halaman itu menyala berkelip – kelip. Terlebih lagi dengan tulisan yang ada di atas kedua pohon itu. ‘I LOVE YOU. WOULD YOU BE MINE?’

Yoona menatapku penuh pertanyaan. Air matanya menggenang di pelupuk matanya. “Donghae?” Aku mengangguk senang. “Kau serius? Lagi?” kali ini aku hanya tersenyum. Kami memang pernah menjalani hubungan, tapi sayang, hubungan itu mesti kandas di tengah jalan karena tuntutan pekerjaan. Dan sekarang aku sudah membulatkan tekad, mau dipecat atau apa, masa bodoh dengan itu. Yang pasti, aku hanya ingin hidupku hingga mati nanti ada Yoona disisiku. Ada Yoona yang selalu menemani dan menyayangiku.

Aku beranjak dari kursi dan segera bertelut di sampingnya. Menggenggam kedua tangannya dan mengecupnya cukup lama. Setelah itu aku mendongak, menatap kedua manik matanya yang begitu indah, “Aku tak peduli dengan apa reaksinya SooMan ahjussi nanti. Aku hanya peduli pada hidupku. Aku tidak mau hidupku nanti hampa karena tidak adanya orang yang kucintai, yang kusayangi, dan kuidam – idamkan seumur hidupku. Dan taukah kamu? Orang yang kuncintai, kusayangi, dan kuidam – idamkan hanya kamu. Aku ingin kau menjadi ibu dari anak – anakku kelak. Menjadi istri yang setia menemani baik dalam keadaan suka atau duka. Masa bodoh dengan resikonya, terserah mau dibenci fans atau dipecat sebagai artis. Aku hanya ingin kita kembali. Kembali menjadi sepasang kekasih. I love you, My Deer Princess. Would you be my beloved always?” Jantungku terasa bekerja dua kali lebih cepat. Setelah menyelesaikan penuturan panjang itu, aku merasa sangat gugup. Melihat Yoona yang terpana dan menangis di hadapanku.

Beberapa waktu kemudian, Yoona tersenyum dan mengangguk, “I do, oppa. I love you too”

Rasanya dunia sudah hampir rubuh karena sorakkanku saat itu. Aku berteriak bahagia dan melompat sekuat tenaga. Member suju yang lain pun segera keluar dari tempat persembunyian mereka, bersorak, dan menyalami kami berdua tanda selamat.Yoona tertawa lepas saat itu. Dan saat itu juga, aku merasa hatiku yang selalu kosong dan hampa ini, terisi oleh hadirnya Yoona.

“Apakah kau, Lee Donghae, bersedia menerima Im Yoon Ah menjadi istrimu, ibu dari anak – anakmu, dan pendamping hidupmu hingga maut menjemput? Menyayangi dan melindunginya bagai permata hidupmu, baik dalam suka dan duka?”

“Ne.. aku bersedia” ucapku semangat. Tangan kananku menggenggam tangan kiri Yoona yang terbalut sarung tangan putih berenda. Aku menoleh ke samping, tersenyum pada Yoona yang menatapku.

“Dan apakah kau, Im Yoon Ah, bersedia menerima Lee Donghae menjadi suamimu, ayah dari anak – anakmu, dan pendamping hidupmu hingga maut menjemput? Menyayangi dan mencintainya baik dalam keadaan suka maupun duka?”

Yoona menggigit bibir bawahnya yang teroles lip gloss. Berpikir sejenak, lalu mengangguk “Aku bersedia”.

“Baiklah. Sekarang kalian telah dipersatukan menjadi sepasang suami istri. Setialah pada pasangan hidupmu. Karena kalian kini bukan lagi dua, melainkan satu di hadapan Tuhan. Sang mempelai pria diperkenankan mencium mempelai wanita”

Aku membuka tudung putih transparan yang menutupi wajah Yoona. Menatap matanya dalam, dan mendekatkan diri padanya. “Terima kasih. Aku mencintaimu” Bisikku pada telinganya lalu mencium bibirnya pelan namun penuh nafsu.

Author POV

“Dasar Donghae… nafsu sekali dia mencium Yoona. Harusnya dia menyimpannya untuk nanti malam kan” bisik Eunhyuk pada Hyoyeon yang duduk di sebelahnya. Hyoyeon mengerutkan keningnya, “dasar yadong! Kau pikir dia itu sepertimu, ha?”

“Mungkin saja. Asal kau tau saja, Donghae itu cukup ahli dalam hal – hal seperti itu karena sering menemaniku menonton” secara tak sadar, Eunhyuk telah membuka sebuah rahasia yang disimpannya dari Hyoyeon, kekasihnya itu kini.

“Jadi kau sering menonton video seperti itu?! Oke fine… Kita putus!” geram Hyoyeon lalu segera berlari ke depan. Kepada member SNSD yang sedang berkerumun dengan hadirin lain untuk mendapatkan buket bunga.

“JESSICAA!! LEMPARKAN PADAKU SAJAA” teriak Taeyeon berusaha mendapatkan posisi paling strategis.

“Aniyoo!! Padaku saja, eonni!!” kini Sooyoung yang berseru.

“Padakuu!” “Aku juga mau!” keributan terjadi di antara member SNSD hingga membuat beberapa hadirin yang sebenarnya ingin ikut berpartisipasi, menyingkir. Menyisakan kedelapan member yang sangat berantusias mendapatkan bunga itu.

“aku lempar yaa… hana dul… set!”

“SEOBABY!!!” Tiffany bersorak saat melihat buket bunga itu jatuh tepat di tangan Seohyun yang bengong karena melihat buket berwarna putih kebiruan tersebut jatuh di tangannya, padahal dirinya sendiri berdiri di paling belakang.

“Kyu.. kayaknya kau mesti mengambil tindakan deh kalau sudah seperti ini” canda Yesung yang duduk di samping Kyuhyun. Kyuhyun hanya diam, lalu beberapa saat kemudian tersenyum penuh arti, “tentu saja, hyung.. aku sudah punya rencananya”

~~~~

END

Wohooo~ akhirnya selesai juga nih. Mau dibuat sequel gak? Rencananya sih antara kehidupan mereka yang udah married? Atau mau dilanjutkan dengan strategi Kyuhyun?

Hohohoo~ Dikomentar ya. Soalnya ini baru pertama kali aku buat YoonHae FF.

Oh yaaa,, Follow my twitter *modus* @priskilaaaa
Mau di follow back? Mention me :p *plakk*